RPO : (-)
RPT : (-)
Tujuan :
Melakukan anamnesa Acute Renal Failure (ARF)
Melakukan pemeriksaan Acute Renal Failure (ARF)
Menegakkan diagnosa Acute Renal Failure (ARF)
Melakukan Tatalaksana Awal Acute Renal Failure (ARF)
Bahan Bahasan : √ Tinjauan Pustaka Riset √Kasus Audit
Cara membahas : √ Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
1
2. Riwayat pengobatan :
(-)
3. Riwayat penyakit :
(-)
4. Riwayat keluarga :
Tidak ada keluhan yang sama di keluarga
5. Riwayat pekerjaan :
Wiraswasta
6. Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik : pasien bekerja sebagai pedagang
7. Riwayat Kebiasaan : (-)
8.Lain-lain : -
Pemeriksaan Fisik :
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD: 110/70. HR 78 x/menit. RR 20 x/i. S: 38 oC.
Mata/Kepala/Leher:
- Jantung :
o Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
o Palpasi : Iktus kordis teraba di linea midclavicularis sinistra
o Perkusi : Batas jantung kanan ICS V linea parasternal kanan, batas kiri
jantung ICS V linea midaclavicula sinistra.
o Auskultasi : Suara jantung I dan II irregular, tidak ditemukan gallop dan
murmur
- Paru :
o Inspeksi : Simetris
o Palpasi : Vokal fremitus dada kiri dan kanan sama
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen:
- Inspeksi : Simetris
2
- Auskultasi : Peristaltik (+)
- Palpasi :
o Soepel (+)
o Hepar dan lien tidak teraba
o Nyeri tekan perut bagian bawah
o Tapping Pain (+)
- Perkusi : Timpani
Ekstremitas:
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Darah rutin :
o Hb : 14.9 gr/dl
o Ht : 44.2 %
o Leukosit : 9.100/ mm3
o Trombosit : 247.000 /mm3
Kimia klinik :
o KGD Adr : 98 mg/dL
o Ureum : 71*
o Creatinin : 2,62*
Daftar Pustaka :
1. Hadi, Sjahfiri. 1996. Penatalaksanaan Gagal ginjal Akut. Malang : Sub Bagian Ginjal
Hipertensi Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam, FK UNIBRAW – RS Dr. Saiful Anwar
Malang
2. Sinto, Robert. Ginova Nainggolan. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan
Tata Laksana. Majalah Kedokteran Indonesia Volume 6(2). Hal 81 – 88.
Hasil Pembelajaran :
Melakukan anamnesa Acute Renal Failure (ARF)
Melakukan pemeriksaan Acute Renal Failure (ARF)
Menegakkan diagnosa Acute Renal Failure (ARF)
Melakukan Tatalaksana Awal Acute Renal Failure (ARF)
3
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang Pasien dating ke IGD dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari SMRS.
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Riw. Keluar batu (-), BAK berdarah (-).
Ketika dipasang kateter di IGD urin pasien tidak ada keluar. Demam (+).
RPO : (-)
RPT : (-)
2. Objektif
Dari hasil anamensis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung
diagnosis Acute Renal Failure (ARF). Pada kasus ini ditegakan berdasarkan:
3. Assesment
Acute Renal Failure adalah sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang
terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan
retensi sisa metabolism nitrogen (urea-kreatinin) dan non-nitrogen, dengan atau tanpa disertai
oluguria.
Etiologi
4
2. Kelainan tubulus, seperti Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia
Penegakan Diagnosis
Risk Peningkatan serum kreatinin 1,5 kali < 0,5 ml/kg/jam selama
Trauma Peningkatan serum kreatinin 2 kali 6jam
Gagal Peningkatan serum kreatinin 3 kali atau < 0,5 ml/kg/jam selama
kreatinin 355 μmol/l 12 jam
Loss Gagal ginjal akut persisten, kerusakan total < 0,5 ml/kg/jam selama
fungsi ginjal selama lebih dari 4 minggu 24 jam atau anuria
ESRD Gagal ginjal terminal lebih dari 3 bulan selama 12 jam
5
3. Untuk mendiagnosis GGA diperlukan pemeriksaan berulang fungsi ginjal yaitu kadar
ureum, kreatinin dan filtrasi glomerulus. Pada pasien yang dirawat selalu diperiksa
asupan dan keluaran cairan, berat badan dan untuk memperkirakan adanya
kekurangan atau kelebihan cairan tubuh. Pada gagal ginjal akut yang berat dengan
berkurangnya fungsi ginjal ekskresi air dan garam berkurang sehingga dapat
menimbulkan asidosis metabolic dengan kompensasi pernafasan Kussmaul.
Umumnya pasien GGA lebih didominasi oleh faktor-faktor presipitasi atau penyakit
utamanya.
4. Kadar kreatinin serum. Pada gagal ginjal akut faal ginjal dinilai dengan memeriksa
berulang kali kadar serum creatinin.
5. volume urin. Anuria akut atau oliguria berat merupakan indikator yang spesifik untuk
gagal ginjal akut, yang dapat terjadi sebelum perubahan nilai-nilai biokimia darah.
4. Plan
Pengobatan di IGD
- IVFD RL /8 jam
- Inj. Ketorolac 3x1
- Inj. Ranitidin 2x1
- Paracetamol tab 3x500 mg
- Drip resfar 1fls dalam D5% 400cc habis dalam 8 jam
- Inj. Metoclopramide 2x10 mg
- Lactulosa syr 3xCI
A. Medikamentosa
1. Tatalaksana etiologi
Penyebab GGA pada pasien tersebut adalah diare dan mengalami dehidrasi berat,
sehingga harus segera dilakukan rehidrasi.
Resusitasi awal
- Lakukan penilaian ABC
- Berikan oksigen 100%
- Pasang akses vaskuler
6
- Berikan cairan pengganti, cairan kristaloid NaCl 0,9% sebanyak kurang lebih 2 liter
cairan dengan makro drip tetesan cepat (guyur) Infus 100ml/kg dalam 3-6jam dalam 2
tahap :
Tahap 1 : 30 ml/kg selama 30 menit
Tahap 2 : 70 ml/kg selama 2,5 jam
Pemantauan awal
- Respon cairan pengganti, amati tanda-tanda dehidras membaik atau tidak. Jika belum
membaik, dilakukan rehidrasi ulang.
- Produksi urin :menggunakan kateter
- Memulai pemeriksaan penunjang (px. Darah)
7
kebutuhan diberikan dalam 12 jam. Usahakan kadar serum bikarbonat plasma >15
mmol/L dan pH arteri>7,2. (Hadi, 1996 ;Sinto, 2010)
3. Terapi Dialisis
Indikasi dilakukan dialisa pada GGA adalah sebagai berikut (Hadi, 1996 ; Davey,
2003) :
- Klinis adalah overload cairan, pendarahan hebat, sindrom ureumia, asidosis
metabolik, koma yang tidak dapat diobati secara konservatif.
- Laboratoris, bila HCO3< 12 mEq/l, K > 6,0 mEq/l, Natrium< 120 mEq/l, dan BUN
> 100 mg/dl, Kreatinin> 500 µmol/L
B. Non medikamentosa
- Pembatasan asupan protein dan kalium dari makan
- Asupan tinggi karbohidrat mencegah metabolisme protein
- Bed rest dengan posisi badan setengah tidur
- Edukasi
Edukasi bertujuan agar keluarga memahami penyakit yang diderita pasien dan
membatasi asupan protein untuk sementara waktu.
- Konsultasi
Konsultasidenganspesialispenyakit dalamuntukpenangananselanjutnya.
Mengetahui