Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial
dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik
ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang yang
mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Pielonefritis sering disebut sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup
uretevesikal yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks) ke dalam
ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi),
tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius
merupakan penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.
ISK (infeksi saluran kemih) merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-
anak. Hampir dua pertiga pasien dengan demam ISK mengalami pielonefritis akut.
Pembentukan jaringan parut di ginjal setelah pielonefritis akut dapat disertai dengan
sequelae jangka panjang, seperti hipertensi, gangguan fungsi ginjal, toksemia dalam
kehamilan, dan penyakit ginjal kronik stadium akhir. Kemungkinan terjadinya
pembentukan jaringan ikat setelah pielonefritis akut berkisar antara 26,5% hingga 57%.
Banyak data memperlihatkan bahwa kerusakan jaringan ginjal yang sifatnya menetap lebih
disebabkan karena proses inflamasi yang terjadi, dibandingkan dengan bakteri penyebab
pielonefritis itu sendiri. Karena itu, pencegahan pembentukan jaringan ikat setelah
pielonefritis akut bukan hanya bergantung pada diagnosa dan terapi yang cepat, namun
juga bergantung pada pencegahan respons inflamasi yang merusak jaringan ginjal.
Berdasarkan hasil penelitian pielonefritis lebih sering terjadi pada anak perempuan
dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena bentuk uretranya yang lebih pendek dan
letaknya berdekatan dengan anus. Studi epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria
yang bermakna pada 1% sampai 4% gadis pelajar. 5%-10% pada perempuan usia subur,
dan sekitar 10% perempuan yang usianya telah melebihi 60 tahun. Pada hampir 90% kasus,
pasien adalah perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada perempuan dan laki-laki
adalah 2 : 1.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dasar tentang pielonefritis.
2. Untuk mengetahui pembagian dari pielonefritis
D. MANFAAT
1. Dapat memahami konsep pielonefritis yang menyerang organ ginjal
2. Dapat memahami patofisiologi gambaran penyakit pielonefritis secara menyeluruh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PIELONEFRITIS
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut
maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsungselama 1 sampai 2 minggu.
Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut
yang disebut dengan pielonefritis kronis.Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala
ginjal (pelvis renalis),tubulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal
(Brunner &Suddarth, 2002: 1436).Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang
dapat timbulsecara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood,
2002:668). Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiriatas
organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkanair kemih (urine) ke
luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerangkomponen-komponen ginjal, antara lain
yaitu infeksi ginjal.Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulangkarena terapi
tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yangberulang terjadi setelah dua
minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteridari saluran kemih bagian bawah ke arah
ginjal, hal ini akanmempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas
dikaitkandengan selimut antibodi bakteri dalam urin.Ginjal biasanya membesar disertai
infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi.Abses dapat dijumpai padakapsul ginjal dan pada
taut kortikomedularis.Pada akhirnya, atrofi dankerusakan tubulus serta glomerulus
terjadi.Pyelonefritis akut merupakansalah satu penyakit ginjal yang sering
ditemui.Gangguan ini tidak dapatdilepaskan dari infeksi saluran kemih.Infeksi ginjal
lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra)
lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatandengan
vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemihdan menyebar ke
ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah padawanita hamil dan pada usia di
atas 40 tahun. Demikian pula, penderitakencing manis/diabetes mellitus dan penyakit
ginjal lainnya lebih mudahterkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat jugakarena faktor lain
seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat merusak
jaringan ginjal secara permanenakibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut
dan dapatmenyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun
membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses
perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksiginjal yang berulang-ulang
berlangsung beberapa tahun atau setelahinfeksi yang gawat. Pembagian Pielonefritis
akut seringditemukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidroureter
danhidronefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.
B. ETIOLOGI PIELONEFRITIS
1. Bakteri
a. Escherichis colli
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan diusus besar)
merupakan penyebab infeksi yang sering ditemukan pada pielonefritis akut tanpa
komplikasi
b. Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.
Pseudomonas juga merupakan patogen pada manusia dan merupakan penyebab
infeksi pada saluran kemih.
c. Klebsiella Enterobacter
Klebsiella enterobacter merupakan salah satu patogen menular yangumumnya
menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi juga dapatmenyebabkan infeksi saluran
kemih
d. Species proteus
Proteus yang pada kondisi normal ditemukan di saluran cerna, menjadi patogenik
ketika berada di dalam saluran kemih.
e. Enterococus
Mengacu pada suatu spesies streptococus yang mendiami salurancerna dan bersifat
patogen di dalam saluran kemih
f. Lactobacillus
Lactobacillus dalah flora normal di rongga mulut, saluran cerna, dan
vagina,dipertimbangkan sebagai kontaminan saluran kemih. Apabiladitemukan
lebih dari satu jenis bakteri, maka spesimen tersebut harusdipertimbangkan
terkontaminasi. Hampir semua gambaran klinisdisebaban oleh endotoksemia.
Tidak semua bakteri bersifat patogen disaluran perkemihan, tetapi semua bakteri
tersebut ditemukan dalamsampel biakan urine. Namun, bakteri-bakteri tersebut
tetap merupakankontaminan.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih. Kembali
kedalam ureter.
4. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasmaefektif ke ginjal dan
saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler meningkat 30-50%.
Dibawah keadaan yang normal peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan
janin yang tumbuhtidak membuat ginjal dan uretra bekerja ekstra. Keduanya
menjadidilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urin
kekandung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan kemungkinan
pielonefritis.
Estrogen dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang terjadi pada kandung
kemih yang akan naik ke ginjal. Bendungan dan atoni ureter dalam kehamilan mungkin
disebabkan oleh progesteron, obstipasi atautekanan uterus yang membesar pada ureter.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisadicegah oleh aliran
air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat
masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih
(misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung
kemih ke dalamureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
5. Kencing Manis
6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk malawan infeksi.
C. PATOFISIOLOGI PIELONEFRIITIS
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococu fecalis, Pseudomonas
aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang
masuk melalui saluran kemih bagian bawah(uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke
ureter (saluran kemih bagianatas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan
tibalah ke ginjal,yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam
waktu24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alatseperti
kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan
atau obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau
tumor
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yangtidak lazim.
Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan
berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkanfibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis
muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan
degeneratif dan menjadi kecilserta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat
berkembang menjadi gagal ginjal.
D. TANDA DAN GEJALA PIELONEFRITIS
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudiandapat disertai
menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah.Pada beberapa kasus juga
menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi
berkemih yang meningkat
Dapat terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebatyang
desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanyairitasi akibat infeksi atau
karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal.
Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
a. Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung
bagian bawah, mual dan muntah.
b. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, yaitu
sering berkemih dan nyeri ketika berkemih.
c. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut berkontraksi
kuat.
d. Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan
oleh kejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena
lewatnya batu ginjal.
e. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk
dikenali.
f. Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan demam
hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali. Pielonefritis kronis hanya
terjadi pada penderita yang memiliki kelainan utama, seperti penyumbatan saluran
kemih, batu ginjal yang besar atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam
ureter (pada anak kecil). Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak ginjal
sehingga ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal).
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali.
a. Pyelonefritis akut ditandai dengan :
1. Pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
2. Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil,nausea
3. Nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahanfisik.
4. Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness
5. Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapahari.
6. Ada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuriadengan bau
yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
b. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronis terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehinggakedua
ginjal perlahan-lahan menjadi rusak.
Tanda dan gejala:
1. Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak
mempunyai gejala yang spesifik
2. Adanya keletihan
3. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
4. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria,
pyuria dan kepekatan urin menurun.
5. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalamigagal
ginjal.
6. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks
7. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada
jaringan
8. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG PIELONEFRITIS
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritisadalah:
1. Whole blood
2. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
b. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukanadanya batu ginjal,
kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya
4. BUN
5. Creatinin
6. Serum Electrolytes
7. Biopsi ginjal
8. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk
pengurangan nitrat).
b. Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria.
c. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat
urin normal menjadi nitrit.
d. Penyakit Menular Seksual (PMS):Uretritia akut akibat organisme menular secara
seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
9. Tes- tes tambahan :
a. Urogram intravena (IVU).
b. Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk
menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate.
c. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk
d. Mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten
F. KOMPLIKASI PIELONEFRITIS
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut(Patologi Umum &
Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area
medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal,terutama pada penderita
diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yangdekat sekali
dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dansistem kaliks mengalami
supurasi, sehingga ginjal mengalami pereganganakibat adanya pus
3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluaske dalam
jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.Komplikasi pielonefritis kronis mencakup
penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat
inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat
infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya
batu)(Brunner & Suddarth, 2002: 1437).
G. PENATALAKSANAAN MEDIS PIELONEFRITIS
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akansembuh tuntas.
Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali terutama pada
penderita yang kekebalan tubuhnya lemahseperti penderita diabetes atau adanya
sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
1. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycindengan atau tanpa
ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro)selama 14 hari
2. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasanyaman,
dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obatfarmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic sepertioxybutinin (Ditropan) dan propantheline
(Pro-Banthine)
3. Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakanginjal secara
progresif.
Penatalaksanaan keperawatan menurut Barbara K. Timby dan Nancy E.Smith tahun 2007:
a. Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
b. Monitor Vital Sign
c. Melakukan pemeriksaan fisik
d. Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien
e. Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis
f. Memantau input dan output cairan.
g. Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes)
h. Memberikan dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan.
Karena pada kasus kronis, pengobatan bertambah lama danmemakan banyak biaya
yang dapat membuat pasien berkecil hati.
H. PENCEGAHAN PIELONEFRITIS
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan
1. Minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongankandung kemih
serta kontaminasi urin.
2. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
3. Banyak istirahat di tempat tidur
4. Terapi antibiotika

Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah
mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan
setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasamembersihkan dari depan ke
belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri
dari feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang
uretra.Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat
agar tidak terjadi infeksi.

Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobataninfeksi ginjal
mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkanpanas, dan diuretik
(peluruh kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan,antara lain :

a. Kumis Kucing (Ortthosiphon aristatus)


b. Meniran (Phyllanthus urinaria)
c. Sambiloto (Andrographis paniculata)
d. Pegagan (Centella asiatica)
e. Daun Sendok (Plantago major)
f. Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica)
g. Rambut Jagung (Zea mays)
h. Krokot (Portulaca oleracea)
i. Jombang (Taraxacum mongolicum)
j. Rumput Mutiara(Hedyotys corymbosa)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien pielonefritis menggunakan pendekatan
bersifat menyeluruh yaitu :
a. Identitas Klien
1) Nama : Dengan inisial
2) Usia : Paling sering 50 tahun kebawah
3) Jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita
4) Alamat : Tinggal di daerah panas
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, yang dirasakan klien biasanya adalah nyeri punggung dibawah
dan disuria.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat pernah menderita batu ginjal
b) Riwayat penyakit DM, Jantung
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengidentifikasi apakah di keluarga ada riwayat penyakit menular atau
turunan atau keduanya.
a) Bila ditemukan riwayat penyakit menular, dibuat struktur keluarga
dimana diidentifikasi individu-individu yang tinggal serumah.
Tidak dalam bentuk genogram.
b) Bila ditemukan riwayat penyakit turunan, dibuat genogram dalam
minimal tiga generasi.

c. Pengkajian fisik :
1) Tanda-tanda vital
a) TD: normal / meningkat
b) Nadi: normal/ meningkat
c) Respirasi: normal/ meningkat
d) Temperatur: normal/ meningkat
2) Data fokus
a) Inpeksi: rekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
b) Palpasi: suhu tubuh meningkat atau tidak
c) Perkusi: resona
d) Auskultasi:
d. Fungsional Gordon:
1) Persepsi Terhadap Kesehatan
a) Sebelum sakit: Pasien menganggap penyakitnya seperti penyakit ringan
lainnya yang bisa sembuh sendiri
b) Saat sakit: Pasien berharap penyakitnya cepat sembuh dengan
pertolongan medis.
2) Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri
Skor ;
a. 0 = mandiri 3 = Perlu bantuan orang lain dan alat
b. 1 = dibantu sebagian 4 = ketergantungan / tidak mampu
c. 2 = perlu bantuan Orang lain
3) Pola Istirahat: istirahat pasien mengalami gangguan karena gelisah dan nyeri.
4) Pola Nutrisi Metabolik
a) Kaji jumlah,cara ,jenis cairan yang biasa diminum pasien dan perbedaan
frekuensi minum klien sebelum masuk rumah sakit dan saat di rawar di
rumah sakit.
b) Kaji jumlah,cara ,jenis makanan yang biasa dimakan pasien dan perbedaan
frekuensi makan klien sebelum masuk rumah sakit dan saat di rawar di
rumah sakit.
4) Pola Eliminasi: pasien cenderung mengalami disuria dan sering kencing.
5) Pola Kognitif, Perseptual
a) Sebelum Sakit : Pasien masih bisa melihat dan mendengar dengan baik.
b) Saat Sakit : Pasien masih bisa melihat dan mendengar dengan baik.
5) Pola Konsep Diri
a) Sebelum Sakit : Pasien selalu berfikir positif terhadap penyakitnya.
b) Saat Sakit : Pasien mencoba menerima keadaan yang dialaminya.
6) Pola koping
a) Sebelum Sakit : Pasien selalu mendapatkan dukungan dan bimbingan dari
anggota keluarga.
b) Saat Sakit : Pasien lebih mendapat perhatian dari keluarganya.
7) Pola Seksual/ Reproduksi
a) Sebelum Sakit : Pasien melakukan hubungan seksualnya dengan baik
b) Saat sakit : Pasien jarang melakukan hubungan seksual
8) Pola peran berhubungan
a) Sebelum Sakit: Hubungan antar teman dan lingkungan sekitar rumah
terjalin sangat baik.
b) Saat Sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga bertambah
baik.
9) Pola nilai dan Kepercayaan
a) Sebelum Sakit: Pasien selalu melakukan ibadah di rumah maupun
dimusholla.
b) Saat Sakit: Pasien kesulitan melakukan ibadah sehari-hari meskipun begitu
pasien tetap selalu berzikir dan berdoa.
2. Diagnosa keperawatan (NANDA, NOC, NIC)
B. TINJAUAN KASUS

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pielonefritis adalah inflamasi infeksius yang mengenai parenkim dan pelvis ginjal.
Infeksi ini bermula dari saluran kemih bawah, kemudian naik sampai ginjal. Penyakit
pielonefritis disebabkan bakteri (Escherichia Coli, Klebsiella Pneumoniac, Streptococcus
Fecalis), obstruksi traktus urinarius, refluks uretero vesikal, kehamilan, penurunan
imunitas tubuh. Pielonefritis di klasifikasikan menjadi pielonefritis akut dan pielonefritis
kronis, pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi
bakteri sedangkan kambuhnya pielonefritis akut mengarah pada pielonefritis kroni.
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa,
dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk
melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter
(saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah
ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-
48 jam. Beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien dengan pielonefritis
adalah demam timbul mendadak, menggigil, disuria, malaise, nyeri punggung, nyeri tekan
daerah kostovertebral, leukositosis, piuri, bakteriuria. Beberapa penyakit yang dapat terjadi
jika pielonefritis tidak ditangani dengan cepat yaitu penyakit ginjal stadium akhir (mulai
dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringn parut), hipertensi,
pembentukan batu ginjal. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosa pielonefritis adalah periksaan urinalisis yang meliputi leukosuria, hematuria,
bakteriologis yang meliputi pemeriksaan mikroskopis, biakan bakteri, kultur urin dan
intravena pielogram (IVP). Beberpa pilihan antibiotik yang bisa diberikan pada pasien
pielonefritis gentamisin, sefotaksim, siprofloksasim, levofloksasim, sulfa metazol,
trimetrophin.
B. Saran
Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat menambah wawasan dan mengaplikasikan
asuhan keperawatan sesuai kebutuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap Fix
    Sap Fix
    Dokumen13 halaman
    Sap Fix
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Sap Kolesterol
    Sap Kolesterol
    Dokumen13 halaman
    Sap Kolesterol
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Sap Jus Alpukat
    Sap Jus Alpukat
    Dokumen8 halaman
    Sap Jus Alpukat
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • FLIPCHART
    FLIPCHART
    Dokumen9 halaman
    FLIPCHART
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • ASKEP6
    ASKEP6
    Dokumen8 halaman
    ASKEP6
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen9 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Nailah Nadifa
    Belum ada peringkat
  • Waspada Demam Berdarah
    Waspada Demam Berdarah
    Dokumen8 halaman
    Waspada Demam Berdarah
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Askep 3
    Askep 3
    Dokumen12 halaman
    Askep 3
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • RENCANA PEMBELAJARAN
    RENCANA PEMBELAJARAN
    Dokumen16 halaman
    RENCANA PEMBELAJARAN
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Penugasan Promkes KLS A N B-2019
    Penugasan Promkes KLS A N B-2019
    Dokumen9 halaman
    Penugasan Promkes KLS A N B-2019
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • LP Asfiksia
    LP Asfiksia
    Dokumen12 halaman
    LP Asfiksia
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Askep TBC
    Askep TBC
    Dokumen12 halaman
    Askep TBC
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen17 halaman
    BBLR
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Flipchart
    Flipchart
    Dokumen9 halaman
    Flipchart
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen17 halaman
    BBLR
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • LP Asfiksia
    LP Asfiksia
    Dokumen12 halaman
    LP Asfiksia
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok
    Kelompok
    Dokumen45 halaman
    Kelompok
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • LP Dengue Hemirrhagie Fever
    LP Dengue Hemirrhagie Fever
    Dokumen1 halaman
    LP Dengue Hemirrhagie Fever
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • LP Asfiksia
    LP Asfiksia
    Dokumen12 halaman
    LP Asfiksia
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • CT Revisi!!!!
    CT Revisi!!!!
    Dokumen20 halaman
    CT Revisi!!!!
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Gambar Gadar
    Gambar Gadar
    Dokumen1 halaman
    Gambar Gadar
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan DHF
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan DHF
    Dokumen11 halaman
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan DHF
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Askep Kelompok
    Askep Kelompok
    Dokumen11 halaman
    Askep Kelompok
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Triase
    Triase
    Dokumen10 halaman
    Triase
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • LP Hernia Fixx
    LP Hernia Fixx
    Dokumen12 halaman
    LP Hernia Fixx
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen28 halaman
    Luka Bakar
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • CEDERA TERMAL KEL.10.docx
    CEDERA TERMAL KEL.10.docx
    Dokumen23 halaman
    CEDERA TERMAL KEL.10.docx
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen28 halaman
    Luka Bakar
    apriliya triwidiya
    Belum ada peringkat