NPM : 1814901210181
2.2 Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang
disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur,
merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko KPD :
2.2.1 Inkompetensi serviks (leher rahim) menyebabkan dindiing ketuban
paling bawah endapatkan tekanan yang semakin tinggi.
2.2.2 Hidromnion (cairan ketuban berlebih >2000 cc)
2.2.3 Riwayat KPD sebelumya sebanyak 2 kali atau lebih
2.2.4 Kelainan letak janin yaitu sungsang
2.2.5 Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang.
2.2.6 Multipara, pada kehamilan yang sering mempengaruhi proses
embriogenesis sehingga selaput ketuban yang terbentuk lebih tipis.
2.2.7 Kehamilan kembar mengakibatkan kemungkinan terjadinya
hidramnion bertambah 10 x lebih besar
2.2.8 Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu
2.2.9 Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketubandalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan kulit
ketuban dapat pecah,misalnya aminonitis atau kasioaminionitis,
infeksi genetalia
Kala 1 Persalinan
Ansietas
(Sujiyatini, 2011)
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada KPD dapat terjadi pada ibu dan
janinnya.
2.5.1 Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala infeksi, tapi janin
mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uteri lebih dulu
terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.
2.5.2 Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai infeksi
intrapartum apabila terlalu sering dilakukan periksa dalam, infeksi
puerperalis dan peritonitis dan siptikemi.
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Pada kehamilan preterm berupa penanganan konservatif, antara lain
:
a. Rawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg,
tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah
terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37
minggu.
b. Berikan antibiotika (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila
tidak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7
hari.
c. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk
memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan
periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sedian terdiri
atas betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari atau
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
e. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa (-): beri deksametason, observasi tanda-tanda
infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37
minggu
f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi
sesudah 24 jam.
g. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik
dan lakukan induksi.
h. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin)
3 Ansietas berhubungan Tujuan:klien 1. Berikan pelayanan kesehatan mengenai 1. Agar klien mengerti dengan bahaya nya infeksi
dengan kurang nya pengetahuan klien penyakit nya dan penyakit nya
pengetahuan atau bertambah setelah 2. Jelaskan kepada klien apa yg terjadi, 2. Menunjukkan realitas situasi yang dapat
konfirmasi tentang diberikan informasi berikan kesempatan untuk bertanya dan membantu klien atau orang terdekat menerima
penyakit mengenai penyakit nya berikan jawaban yang terbuka dan jujur realitas dan mulai menerima apa yang terjadi
kriteria hasil: 3. Lakukan pengkajian terhadap gangguan 3. Agar dapat memberikan gambaran sampai sejauh
- klien tidak resah lagi kebutuhan tidur mana kebutuhan tidur terganggu
dengan peyakitnya 4. Motivasi klien agar mengalihkan 4. Dengan mengalihkan perhatian, maka perhatian
menunjukkan perhatian klien tidak hanya tertuju pada rasa nyeri sehingga
pemahaman akan proses 5. Monitor kebutuhan tidur membantu relaksasi pada klien sewaktu tidur
penyakit dan prognosis 6. Ciptakan suasana nyaman 5. Untuk mengetahui apakah kebutuhan tidur klien
terpenuhi seperti biasa atau belum
6. Suasana yang tenang dapat membantu relaksasi
sehingga nyeri berkurang dan klien bisa tidur
Daftar Pustaka
Norwitz, Errol & Schorge, John. 2011. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua.
( ……………………………… )