Anda di halaman 1dari 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Uji Hasil Gambar


1 Mikroskopis Bentuk sel : bulat
Susunan sel :
Staphylococcus
Sifat Gram : +

2 MSA +

3 Uji Fermentasi +
Glukosa

4 Uji Koagulase +

5 Uji Katalase +

6 Uji KOH Cair maka bakteri gram


positif
Tabel 1 Hasil uji bakteri pada sampel susu

Mastitis merupakan penyakit infeksius yang sebagian besar dapat dijumpai pada
peternakan sapi perah di seluruh dunia (Quinn et al., 2002). Mastitis disebabkan masuknya
mikroba ke dalam ambing melalui lubang puting dan menyebakan keradangan (Schroeder,
1997; Garcia, 2004). Koloni yang tumbuh dan dicurigai sebagai stafilokokus dipastikan
dengan melakukan pewarnaan Gram untuk mengetahui sifat Gram dan morfologi secara
mikroskopis dan uji katalase untuk membedakannya dengan streptokokus. Koloni
stafilokokus yang didapatkan kemudian diidentifikasi dengan uji koagulasi dan dilanjutkan
dengan uji fermentasi mannitol pada MSA. Pada Uji gula-gula bersifat positif apabila terlihat
perubahan warna menjadi kekuningan dan negative apabila warnanya tetap merah (Lay,
1994). Untuk membedakan apakah sampel tersebut mengandung bakteri gram positif atau
negatif, dapat dilihat dari hasil uji KOH dimana sampel dengan bakteri gram negative
membuat larutan menjadi kental, sedangkan pada gram positif larutan akan tetap cair.
Uji katalase sesuai dengan metode Hendrix and Sirois (2002) dilakukan untuk
mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan enzim katalase. Adanya enzim katalase
ditunjukkan dengan timbulnya gelembung oksigen pada gelas obyek karena terurainya
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Uji koagulase dilakukan menurut Forbes et al. (2007) untuk membedakan bakteri
Staphylococcus aureus yang bersifat positif koagulase dengan Staphylococcus
epidermidis yang bersifat koagulase negatif. Koagulase positif ditunjukkan dengan
terbentuknya gumpalan secara makroskopik dalam waktu sekitar 10 detik pada plasma
kelinci. Hasil dari uji koagulase adalah positif. Koagulase merupakan protein ekstraseluler
yang dihasilkan oleh S. aureus yang dapat menggumpalkan plasma dengan bantuan factor
yang terdapat dalam serum. Oleh karena itu peran koagulase yang dihasilkan oleh S. aureus
dapat digunakan sebagai sarana diagnostik.
Uji fermentasi mannitol dilakukan dengan menanam koloni stafilokokus pada MSA,
0
kemudian diinkubasi 37 C selama 24 jam, apabila bakteri dapat tumbuh dan terjadi
fermentasi mannitol maka akan mengubah warna media dari merah menjadi kuning, berarti
hasil dinyatakan positif. S. aureus dapat memfermentasi mannitol (Beishir, 1991; Fox, 2000;
Cappucino and Sherman, 2005). Berdasarkan hasil praktikum dapat diamati hasil uji
fermentasi manitol pada MSA adalah positif sehingga bakteri merupakan Staphylococcus
aureus.
Kriteria identifikasi untuk S. aureus selain morfologi koloni secara makroskopis dan
mikroskopis serta kemampuan melisiskan darah pada media Blood Agar, antara lain meliputi
kemampuan produksi enzim katalase yang membedakannya dengan streptokokus, tidak
tumbuh pada MacConkey Agar, kemampuan produksi enzim koagulase dan kemampuan
fermentasi mannitol pada MSA (Pramono, 1987; Koneman et al., 1992; Quinn et al., 2002).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kriteria praktikum dapat diamati bahwa bakteri merupakan jenis
Staphylococcus gram positif yang dapat dilihat secara mikroskopis serta melalui uji KOH.
Bakteri dapat memfermentasi MSA dan uji gula-gula sehingga hasil positif, hasil uji
koagulase positif, dan kemampuan memproduksi enzim katalase positif. Keseluruhan hasil
menunjukkan bahwa hasil identifikasi bakteri yang terdapat pada sampel susu merupakan
bakteri Staphylococcus aureus.

Anda mungkin juga menyukai