Anda di halaman 1dari 11

HAK ASASI MANUSIA

HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, tanpa hak-

hak itu manusia tidak dapat hidup dengan layak.

Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi tertentu

dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia

(HAM) adalah sebagai berikut:

1. UU No. 39 Tahun 1999

Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum,

pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia.

2. John Locke

Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu

yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat

dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.

3. David Beetham dan Kevin Boyle

Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah

hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.

4. C. de Rover

HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat

universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak

tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan

hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia

dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara di dunia. Hak asasi manusia

adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi
5. Austin-Ranney

HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan

dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.

6. A.J.M. Milne

HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa dan di segala tempat

karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.

7. Franz Magnis- Suseno

HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh

masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan

martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia.

8. Miriam Budiardjo

Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi manusia sebagai hak yang dimiliki

manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya

di dalam masyarakat.

9. Oemar Seno Adji

Menurut Oemar Seno Adji yang dimaksud dengan hak-hak asasi manusia ialah hak yang melekat

pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh

dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.

Dalam pasal 1 UU nomor 39 tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi

Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang, demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

Dalam pasal tersebut jelas telah disebutkan pengertian dari HAM, dimana HAM tidak dapat

dipisahkan dari manusia dan terus melekat dari sejak lahir. Hak ini juga tak lain merupakan

tolak ukur moralitas politik dan keberadaan sebuah negara.

Contoh hak-hak dasar (HAM) yang tidak boleh dinganggu, yaitu hak hidup, hak kemerdekaan,

dan hak untuk mendapatkan kebahagiaan. Ketiga hak ini merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. Sedangkan nilai utama yang terkandung dalam HAM adalah kebebasan atau

kemerdekaan, kemanusiaan atau perdamaian, dan keadilan atau kesederajatan atau persamaan.

HAM merupakan upaya untuk menjaga keselamatan ekstensi manusia secara utuh melalui aksi

keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya

menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab

bersama antara individu, pemerintah dan negara.

Ruang lingkup HAM meliputi :


 Hak pribadi(hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan dan lain-lain)
 Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seorang berada
 Kebebasan sipil dan politik untuk dapat iut serta dalam pemerintahan
 Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi sosial

Hak Asasi Manusia dimaksud hak yang dimiliki manusia karena ia manusia dan buakn diberikan

oleh masyarakat/negara kepadanya. Karena itu hak-hak asasi manusia bisa

saja diabaikan dan dilanggar oleh negara, tetapi tidak bisa jika tidak diberlakukan. Menurut

paham Hak Asasi Manusia setiap negara wajibmenghormati dan menjamin hak-hak asasi

manusia

B. SEJARAH HAM

HAM mulai menjadi perhatian di dunia sejak abad XVIII. Pada saat itu pemerintahan yang

dijalani oleh kerajaan-kerajaan adalah pemerintahan yang absolut dimana raja berhak

bertindak tanpa adanya persetujuan terhadap kerajaan dan rakyat karena raja mempunyai “Hak

Suci Raja” atau “Dwine Right of The King”. Hal ini mulai dipertanyakan oleh masyarakat di zaman

itu. Berlanjut pada abad XIX dimana terjadinya perdagangan budak. Realisasi dari adanya anti

perbudakan dan tindakan penegakan HAM adalah penandatangannan undang-undang anti

perbudakan dalam konferensi yang diadakan di Brusel pada tahun 1890. Sebelum kejadian-

kejadian diatas, HAM sudah menjadi perhatian di daerah Arab Saudi, dengan dibuatnya Piagam

Madinah. Piagam lainnya yang berkaitan dengan HAM adalah : Magna Charta (Piagam Agung),

Bill of Right (Undang-Undang Hak) , The American Declaration of Independence (Deklarasi

Kemerdekaan Amerika Serikat), dan Declaration des droits de I’homme et du citoyen

(Pernyataan Hak Manusia dan Warga Negara). Setelah kejadian dan dibuatnya piagam diatas,

HAM perlahan-lahan mulai diakui oleh dunia. HAM mulai diakui oleh internasional sejak
dicetuskannya Universal Declaration of human Right (Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia

Sedunia) pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sampai sekarang

HAM masih dihormati dilindungi dan ditegakkan di dunia internasioanal.

Sejarah perkembangan HAM di Indonesia sudah terjadi semenjak Indonesia masih belum

merdeka. Pemikiran-pemikiran HAM di Indonesia bermula dari organisasi-organisasi

masyarakat yang dibentuk pada zaman penjajahan. Contohnya Boedi Oetomo, Perhimpunan

Indonesia yang berpikiran tentang hak untuk menentukan nasib sendiri, Sarekat Islam tentang

hak untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi

rasial, dan Indische Partij tentang hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan

perlakuan yang sama dan hak merdeka.

Pada awal kemerdekaan, pemikiran HAM masih tentang hak untuk berserikat dan

menyampaikan pendapat. Pada tahun 1960-an, HAM di indonesia mengalami kemunduran

karena tidak dilindungi, dihormati dan ditegakkan. Pada akhir masa orde baru tahun 1998,

terjadi kasus pelanggaran HAM yang fatal yaitu tragedi trisakti. Sejak semula, paham hak-hak

asasi manusia di Indonesia dicurigai sebagai liberalisme (paham kebebasan) dan individualisme

barat serta paham etnosentris (yang melayani kepentingan-kepentingan Barat). Tetapi sejak

semula juga ada yang berpikir positif. Pengalaman orde baru membuat kelas politik Indonesia

mengesahkan daftar hak-hak asasi manusia dan memberikan status konstitusional kepadanya.

Kini HAM dilindungi oleh UU, dihormati dan ditegakkan dimanapun dan kapanpun walau

pelanggaran HAM tidak bisa dihindari.

C. FUNGSI HAM

HAM mempunyai peranan yang sangat penting sebagai landasan kongkrit untuk

melakukan sesuatu. HAM memiliki fungsi untuk menjamin hak-hak kelangsungan hidup

manusia, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan,

dirampas, atau diganggu gugat oleh siapapun.

Namun, pada hakikatnya juga hak yang dimaksud bukan hak yang semena-mena dilakukan oleh

setiap manusia karena HAM juga mempunyai kewajibannya. Dimana kewajiban asasi yang

harus kita laksanakan terlebih dahulu sebelum menuntut hak. Dalam pelaksanaannya, hak asasi
manusia itu tidak dapat dituntut secara mutlak karena penuntutan pelaksanaan hak asasi

manusia secarak mutlak dapat melanggar hak-hak asasi orang lain. Contoh sederhananya, jika

berjalan di jalanan umum, kita tidak dapat berjalan sesuka hati kita karena ada orang lain yang

mempunyai hak menggunakan jalan tersebut. Maka kita harus memahami batas-batas norma

maupun hukum yang berlaku dan dikaitkan dengan HAM.

D. CIRI – CIRI HAM

Ada 3 ciri pokok HAM sebagai berikut :


 HAM tidak perlu diberikan, dibeli, atau diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat
hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

Ciri-ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak hak yang lain. Ciri
khusus hak asasi manusia sebagai berikut :

1. Tidak dapat dicabut,artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.
2. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir.
4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari
ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

D. MACAM – MACAM HAM

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Right)

Hak asasi pribadi merupakan hak yang ruang lingkupnya kepentingan diri dan sebagian besar

dampaknya baik positif maupun negatif lebih besar terhadap diri sendiri dibandingkan orang

lain.
 Hak Kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
 Hak kebebasan untuk memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
 Hak Kebebasan untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama kepercayaan masing-
masing
2. Hak Asasi Politik (Political Right)

Hak asasi politik ketika diperbolehkannya keikutsertaan masyarakat, tidak pandang bulu, ras,

agama dan sebagainya dalam dunia perpolitikan suatu negara. Ada beberapa hak yang dimiliki

masyarakat dalam kebijakan politik atau hak asasi politik :


 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
 Hak membuat dan mendirikan parpol atau partai politik dan organisasi politik lainnya
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak Asasi Hukum ( Legal Equality Right)

Hak asasi hukum merupakan hak yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat ketika

melakukan sesuatu yang berkenaan dengan hukum negara. Dalam artian Hak asasi hukum ini

dimiliki oleh setiap golongan masyarakat dan berhak dihormati dan diberlakukan

sebaik mungkin.
 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil atau PNS
 Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Right)

Hak asasi ekonomi merupakan hak yang sudah semestinya dimiliki setiap masyarakat untuk

bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhannya. Jika saja seseorang tak mempunyai hak asasi

ekonomi, kemungkinan terburuknya dia tidak akan bisa bertahan hidup di suatu negara.
 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual-beli
 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontak
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang,dll
 Hak Kebebasan untuk memiliki sesuatu
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Right)

Hak asasi peradilan berlaku ketika seseorang melewati batas hukum yang ada di negaranya dan

diadili untuk ditegaskan penerapan hukum tetapi masih berhak mendapatkan pembelaan

hukum.
 Hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan
di mata hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Right)

Hak Asasi Sosial budaya merupakan hak yang diterapkan berdasarkan kegiatan yang

berhubungan dengan interaksi dan budaya masyarakat sekitar. Berikut hak-hak asasi sosial

budaya
 Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
 Hak mendapatkan pengajaran
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan minat dan bakat

Bentuk pelanggaran HAM

Bentuk pelanggaran HAM berdasarkan jenisnya antara lain :

Bentuk pelanggaran HAM bersifat berat


 Pembunuhan Massal (genisida)
 Penghilangan orang secara paksa
 Pembunuhan sewenang-wenang
 Perbudakan dan diskriminasi secara sistematis

Bentuk pelanggaran HAM bersifat ringan


 Pencemaran nama baik
 Pemukulan
 Menghalangi orang untuk menyampaikan pendapatnya
 Penganiayaan

Perkembangan HAM di indonesia

Menurut teaching human right yang diterbitkan oleh perserikatan bangsa-bangsa (PBB),hak
asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.hak hidup misalnya,adalah klaim untuk memperoleh dan
melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup.Tanpa hak tersebut
eksistensinya sebagai manusia akan hilang.
Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).Secara garis besar perkembangan pemikiran HAM di indonesia
dapat dibagi ke dalam dua periode,yaitu : sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah
kemerdekaan.

a. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)


Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo (1908),Sarekat Islam
(1911),Indische Partij (1912),Partai Komunis Indonesia (1920)Perhimpunan Indonesia
(1925),dan Partai Nasional Indonesia (1927).Lahirnya organisasi pergerakan nasional
itu tidak bisa dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa
kolonial ,penjajahan,dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah .puncak perdebatan
HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh pergerakan nasional,seperti Soekarno, Agus
salim, Mohammad Natsir, Mohammad Yamin, K.H.Mas Mansur, K.H. Wachid Hasyim,
Mr.Maramis, terjadi dalam sidang-sidang BPUPKI.

Dalam sejarah pemikiran HAM di indonesia, Boedi Oetomo mewakali organisasi


pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petis-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial
maupun lewat tulisan di surat kabar.Inti dari perrjuangan Boedi Oetomo adalah
perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui organisasi
massa dan konsep perwakilan rakyat.

b. Periode setelah kemerdekaan


Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca kemerdekaan Indonesia:
1945-1950, 1950-1959, 1959-1966, 1966-1998, dan periode HAM Indonesia
kontemporer (pasca orde baru).
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada
wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik
yang didirikan,serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di
parlemen.sepanjang periode ini,wacana HAM bisa dicirikan pada:
a. Bidang sipil politik, melalui:
· UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Penjelasan
pasal 24 dan 25 )
· Maklumat Pemerintah 01 November 1945
· Maklumat Pemerintah 03 November 1945
· Maklumat Pemerintah 14 November 1945
· KRIS, khususnya Bab V,Pasal 7-33
· KUHP Pasal 99
b. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:
· UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31-32)
· KRIS Pasal 36-40

2. Periode 1950-1959
Periode 1950-1959 dikenal dengan masa perlementer . Sejarah pemikiran HAM pada
masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah perjalanan HAM di
Indonesia.Sejalan dengan prinsip demokrasi liberal di masa itu, suasana kebebasan
mendapat tempat dalam kehidupan politik nasional.Menurut catatan Bagir Manan, masa
gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada lima indikator HAM:
1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.
2. Adanya kebebasan pers.
3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis
4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
5. perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.

Tercatat pada periode ini Indonesia meratifikasi dua konvensi internasional HAM, yaitu:
1. Konvensi Genewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan hak bagi korban
perang, tawanan perang, dan perlindungan sipil di waktu perang.
2. Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak perempuan untuk
memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi,serta hak perempuan untuk
menempati jabatan publik.

3. Periode 1959-1966
Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberar, digantikan oleh sistem
Demokrasi Terpimpin yang terpusat pada kekuasaan Presiden Soekarno.Demokrasi
Terpimpin (Guided Democrary) tidak lain sebagai bentuk penolakan presiden Soekarno
terhaddap sistem Demokrasi Parlementer yang di nilainya sebagai produk
barat.Menurut Soekarno Demokrasi Parementer tidak sesuai dengan karakter bangsa
Indonesia yang elah memiliki tradisinya sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

Melalui sistem Demokrasi terpimpin kekuasaan terpusat di tangan Presiden. Presiden


tidak dapat di kontrol oleh parlemen, sebaliknya parlemen di kendalikan oleh Presiden.
Kekuasaan Presiden Soekarno bersifat absolut, bahkan di nobatkan sebagai Presiden RI
seumur hidup. Akibat langsung dari model pemerintahan yang sangat individual ini
adalah pemasungan hak-hak asasi warga negara. Semua pandangan politik masyarakat
diarahkan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah yang otoriter. Dalam dunia seni,
misalnya atas nama pemerintahan Presiden Soekarno menjadikan Lembaga
Kebudayaan Rakyat (lekra) yang berafeliasi kepada PKI sebagai satu-satunya lembaga
seni yang diakui.Sebaliknya, lembaga selain lekra dianggap anti pemerintah atau kontra
revolusi.

4. Periode 1966-1998
Pada mulanya, lahirnya orde baru menjanjikan harapan baru bagi Penegak HAM di
Indonesia. Berbagai seminar tentang HAM dilakukan orde baru.Namun pada
kenyataanya, Orde baru telah menorehkan sejarah hitam pelanggaran HAM di
Indonesia.Janji-janji Orde Baru tentang pelaksanaan HAM di Indonesia mengalami
kemunduran amat pesat sejak awal 1970-an hingga 1980-an.

Setelah mendapatkan mandat konstitusional dari sidang MPRS, pemerintah Orde Baru
mulai menunjukkan watak aslinya sebagai kekuasaan yang anti HAM yang di anggapnya
sebagai produk barat.Sikap anti HAM Orde Baru sesungguhnya tidak berbeda dengan
argumen yang pernah di kemukakan Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan
praktik Demokrasi Parlementer, yakni sikap apologis dengan cara mempertentangkan
demokrasi dan Prinsip HAM yang lahir di barat dengan budaya lokal Indonesia. Sama
halnya dengan Orde Lama,Orde Baru memandang HAM dan demokrasi bsebagai produk
Barat yang individualistik dan bertentangan dengan prinsip gotong royong dan
kekeluargaan yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Di antara butir penolakan pemerintah Orde baru terhadap konsep universal HAM
adalah:
a. HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.
b. Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang
dalam rumusn UUD 1945 yang lahir lebih lebih dahulu dibandingkan dengan
Deklarasi Universal HAM.
c. Isu HAM sering kali digunakan olah negara-negara barat untuk memjokkaan
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Apa yang dikemukakan oleh pemerintah Orde Baru tidak seluruhnya
keliru,tetapi juga tidak semuanya benar.Sikap apriori Orde Baru terhadap HAM
Barat ternyatas arat dengan pelanggaran HAM yang dilakukanya.Pelanggaran
HAM Orde Baru dapat dilihat dari kebijakan politik Orde Baru yang bersifat
Sentralistik dan anti segala gerakan politik yang berbeda dengan pemerintah .

5. Periode pasca Orde Baru

Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di indonesia.Lengsernya
tampuk kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di
Indonesia dan datangnya era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga puluh tahun lebih
terpasung di bawah rezim otoriter.Pada tahun ini Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.
Habibie yang kala itu menjabat sebagai Wakil presiden RI.

Pada masa Habibie misalnya, perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM


mengalami perkembangan yang sangat signifikan.Lahirnya Tap MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang HAM merupakan salah satu indikatorkeseriusan pemerintahan
era reformasi akan penegakan HAM.Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi di
antaranya:konvensi HAM tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk
berorganisasi;konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan kejam;konvensi
penghapusan segala bentuk [3]diskriminasi rasial;konvensi tentang penghapusan kkerja
paksa;konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan;serta konvensi
tentang usia minimum untuk di perbolehkan bakarja.
KASUS PELANGGARAN HAM YANG MASIH MACET HINGGA SEKARANG

Kasus HAM berat masa lalu ini masih menjadi PR bagi pemerintahan bapak Jokowi.

Sejumlah kasus Ham berat hanya Mondar- mandir tanpa titik temu. Berikut delapan kasus

pelanggaran HAM yang masih saja belum jelas penyelesaiannya :

1. Peristiwa Pembunuhan Massal 1965

Pada 2012, Komnas HAM menyatakan menemukan ada pelanggaran HAM berat pasca-peristiwa

gerakan 30 September 1965. Sejumlah kasus yang ditemukan antara lain penganiayaan,

pemerkosaan, pembunuhan, penghilangan paksa hingga perbudakan. Kasusnya macet di

Kejaksaan Agung. Korban mencapai 1.5 juta orang yang sebagian besarnya anggota PKI atau

ormas yang berafiliasi dengannya.

2. Peristiwa Talangsari-Lampung 1989

Pada maret 2005, Komnas HAM membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM untuk

melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Pada mei 205 tim menyimpulkan adanya kasus

HAM berat. Berkas hasil penyelidikan diserahkan Komnas HAM ke Jaksa Agung (2006) untuk

ditindaklanjuti, namun macet di Kejaksaan. Korban mencapai 803.

3. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998

Komnas Ham telah melakukan penyelidikan kasus Trisakti dan selesai pada Maret 2002. Masuk

ke Kejaksaan Agung berkali-kali juga dikembalikan. Bahkan pada 13 Maret 2008 dinyatakan

hilang oleh Jampidsus Kejaksaan Agung, Kemas Yahya Rahman. Korban mencapai 685 orang

4. Tragedi Semanggi I 1998

Komnas HAM telak menyelidiki pada Maret 2002. Namun berkas hanya bolak-balik dari

Komnas HAM dan Kejaksaan Agung. Bahkan pada 13 Maret 2008 dinyatakan hilang oleh

Jampidsus Kejaksaan Agung, Kemas Yahya Rahman. Korban mencapai 127

Tragedi Semanggi II 1999

Sama seperti penyelidikan tragedi Semanggi I, korabnnya mencapai 228.

5. Kasus Wasior dan Wamena 2001 dan 2003

Tim ad hoc Papua Komnas HAM telah melakukan penyelidikan Pro Justisia yang mencakup

Wasior dan Wamena sejak 17 Desember 2003 hingga Juli 2004. Berkas diserahkan ke Kejaksaan

Agung dan ditolak dengan alasan laporan Komnas HAM masih tidak lengkap.

Kerusuhan Mei 1998 (Korbannya mencapai 1.308)


TUGAS PPKn

“HAK ASASI MANUSIA”

Nama : Clarissa Erine

Kelas : XII IIS 2

Guru : Ayah Mudiyanto S.PD.M.M IMOED

Anda mungkin juga menyukai