Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN KUANTITATIF: EKSPERIMEN

Penelitian eksperimen  metode penelitian yang dipakai untuk melihat dan menjelaskan
hubungan sebab akibat dari dua atau lebih variabel ( variabel terikat dan variabel bebas) yang
dilakukan dengan membuat manipulasi (perlakuan) dan mengontrol variabel lain di luar
variabel bebas yang diteliti.

- Variabel Bebas (VB) adalah variabel yang dipandang sebagai penyebab dari
hubungan sebab akibat. Contoh : terpaan iklan
- Variabel Terikat (VT) adalah variabel yang menempati posisi sebagai akibat dari
hubungan sebab akibat. Contoh : motivasi untuk memebeli rokok/ merokok
Jadi, Kehadiran VB dihadirkan lewat perlakuan (treatment). Karena itu, perlakuan
pada penelitian eksperimen pada dasarnya adalah VB, di mana lewat perlakuan
tersebut peneliti bisa mengamati apa yang terjadi pada subyek penelitian ketika
mendapat VB
- Variabel Sekunder (VS) adalah Variabel lain di luar Variabel Bebas (VB) yang
diteliti dalam penelitian eksperimen contoh : tindakan teman atau tetangga
- Pengukuran atas Variabel Terikat (tingkat agresivitas) dikenal dua jenis, yakni
pengukuran sebelum subyek penelitian diberikan perlakuan (pretest) dan pengukuran
setelah subyek penelitian diberikan perlakuan (posttest).
- Contoh : Pertama, diukur terlebih dahulu tingkat agresisivitasnya sebelum
subyek penelitian diberikan perlakuan berupa tayangan iklan rokok (pretest). Kedua,
subyek penelitian diukur kembali tingkat agresivitsnya setelah menonton tayangan
iklan rokok (posttest). Peneliti nantinya bisa membandingkan apakah tingkat
agrsivitas subyek penelitian meningkat ataukah sama saja antara pretest dan posttest.

metode eksperimen mempunyai karakteristik yang spesifik, berikut :

(a) perlakuan /treatment. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari suatu variabel, maka
dibuat sebuah perlakuan (treatmen) dan melihat pengaruh dari variabel (treatmen) tersebut
pada responden.

• Contoh : Kelompok responden diberikan tayangan iklan rokok. Setelah diberikan


(diminta melihat iklan rokok berkali-kali), lalu diukur tingkat konsumsi rokok-nya

(b) kontrol. Untuk memastikan bahwa pengaruh dari perlakuan tersebut nyata, maka
kelompok tidak diberikan perlakuan (treatment).

• Contoh : Kelompok responden TIDAK diberikan tayangan iklan rokok. Langsung


diukur tingkat konsumsi rokok.

Dilihat perbedaannya. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi merokok antara kelompok
perlakukan (diberikan iklan rokok) dengan kelompok kontrol (tidak diberikan iklan rokok).
Jika ada perbedaan bisa disimpulkan, iklan rokok mempunyai pengaruh terhadap tingkat
konsumsi rokok.
KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN

- Hubungan sebab-akibat
- Manipulasi / perlakuan (memberikan yang berbeda kepada subyek penelitian)
- Kontrol ketat (melihat pengaruh satu atau beberapa Variabel Bebas/ independen)

TIPE PENELITIAN EKSPERIMEN

- Eksperimen laboratorium : dilakukan dalam satu ruangan


(+) hubungan sebab akibat bisa diamati secara jelas, kemungkinan replikasi ( uji coba
lagi), biaya relatif murah dibanding eksperimen lainnya
(-) eksperimen terlihat buatan dan kurang alamiah di mata subyek penelitian.
- Eksperimen Lapangan : dilakukan pada lingkungan sosial sehari-hari
(+)sesuai dengan realitas sebenarnya, mengurangi efek reaktivitas saat di teliti
(-) kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap variabel lain di luar VB yang diteliti
dan susah replifikasi

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN

1. desain pra-eksperimen : penggunaan perlakuan (treatment) sebagai syarat utama


sebuah penelitian disebut sebagai eksperimen. Tetapi pada tipe ini tidak digunakan
pembagian kelompok sampel secara acak (random assignment)

- One-Shot Experimental : Peneliti hanya memakai satu kelompok. Kepada


kelompok diberikan perlakuan (X) dan kemudian diukur efek perlakuan tersebut (O1).
- One-Group Pretest-Posttest : terdapat 2 kali pengukuran yakni, pretest (O1) dan
setelah diberikan pengukuran atau posttest (O2).
- Static Group : menggunakan dua kelompok, yakni kelompok yang diberikan
perlakuan (kelompok 1) dan tidak diberikan perlakuan (kelompok 2). Dan kedua
kelompok dkakukan dua pengukuran yaitu pretest (O1) dan sesudah / posttest (O2 )

2. Desain Eksperimen Murni : adanya perlakuan,randomisasi untuk pemilihan


kelompok sampel dan adanya kelompok kontrol merupakan prinsip penting.

- Posttest Only Control Group : penelitian ke dalam kelompok perlakuan dan


kelompok kontrol yang pembagian subjeknya dilakukan secara acak. Untuk subyek
yang masuk dalam kelpompok perlakuan (kelompok 1) Setelah itu, kedua kelompok
diberikan pertanyaan (post test) untuk melihat pengaruh dari perlakuan (Variabel
Bebas /VB). Fungsi dari kelompok 2 (kontrol) adalah untuk memastikan apakah hasil
(O2) terjadi karena VB ataukah tidak. Jika O2 pada kelompok 1 dan 2 ditemukan
perbedaan, kita bisa yakin bahwa VB mempunyai pengaruh
- Pretest-Posttest Control Group : mirip dengan Posttest Only Control Group. Yang
membedakan, pada desain ini dilakukan dua kali pengukuran (pretest dan posttest)
kepada dua kelompok ( kontrol dan perlakuan) Variabel Bebas atau VB (X) disebut
mempunyai pengaruh jika ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara O2 dan
O1
- Solomon Four Group: subyek penelitian pada desain eksperimen ini dibagi ke dalam
4 kelompok. Kelompok 1 dan 3 merupakan kelompok perlakuan, sementara kelompok
3 dan 4 adalah kelompok kontrol. Kelompok 1 dan 2 dilakukan 2 kali pengukuran
(pre dan post) sedangkan kelompok 2 dan 4 hanya dilakukan 1 kali pengukuran
(posttest). Hasil dari pengukuran (O2) dibandingkan antara masing-masing kelompok.

3. Desain Eksperimen Semu : tidak dilakukan perlakuan, Perlakuan (variabel bebas)


telah muncul atau dimiliki oleh subyek penelitian

- Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest : Desain eksperimen ini mirip


dengan desain Static Group namun penarikan subjek penelitian tidak secara acak.
- Time-Series : manipulasi variabel bebas (perlakuan) tidak dilakukan sendiri oleh
peneliti. Kondisi variabel bebas tersebut telah ada di lapangan atau di dalam diri
subyek penelitian sebelum penelitian dilakukan.
- Time-series with control group : mirip dengan desain eksperimen Time-Series
namun desain ini pakai kontrol. Contoh : Peneliti mencari 2 sampel perusahaan, di
mana perusahaan pertama menerapkan kebijakan, dan perusahaan kedua tidak
menerapkan kebijakan

4. Desain Faktorial : peneliti menggunakan lebih dari 1 variabel bebas

(+) peneliti dapat menyelidiki pengaruh dua atau lebih Variabel Bebas (VB) yang
diberikan secara bersamaan, menguji efek utama dari tiap-tiap VB dan efek interaksi
antara sejumlah VB dan mengendalikan variabel pengganggu dengan cara memasukkan
variabel tersebut ke dalam desain

- Desain faktorial 2x3 dapat dibaca : ada dua variabel bebas, di mana satu variabel
mempunyai 2 level, dan satu variabel bebas yang lain mempunyai 3 level.
- Contoh :
Judul : pengaruh kampanye bahaya pelanggaran lalu lintas terhadap kesadaran
berlalu lintas
Variabel Terikat (Y) : tingkat kesadaran berlalu lintas.
Variabel Bebas (X) : frekuensi menonton video kampanye dan bentuk kampanye.

Variabel frekuensi (jumlah) menonton video mempunyai 2 level(tinggi dan rendah).


Sementara bentuk kampanye juga mempunyai 2 level(pendekatan ketakutan dan non
ketakutan). Karena menggunakan 2 variabel bebas, dan masing-masing variabel bebas
tersebut mempunyai 2 level, maka desain faktorial yang dipakai oleh mahasiswa
tersebut adalah desain faktorial 2x2. Total subjek penelitian disertakan dalam
penelitian adalah 40 orang. Desain faktorial 2x2 menghasilkan 4 sel (kelompok), di
mana di masing masing kelompok terdiri atas 10 orang subyek penelitian secara acak
dan di masing-masing kelompok tersebut, diberikan manipulasi (perlakuan) variabel
bebas yang berbeda-beda.
KONSEPTUALISASI DAN OPERASIONALISASI
Konseptualiasi :Peneliti mendefinisikan variabel yang dipakai dalam penelitian.
Operasionalisasi :Peneliti menjelaskan bagaimana variabel diukur

Pada penelitian eksperimen, variabel independen diubah menjadi perlakuan (treatment). Di


sini letak kesulitan dari eksperimen. Peneliti harus memastikan bahwa treatmen (perlakuan)
yang dibuat benar-benar bisa mewakili dan mengukur variabel independen. Jika tidak, maka
bisa dipastikan eksperimen akan gagal. Berikut merupakan macam-macam perlakuan

- Alat peraga : Peneliti merancang sebuah alat (misalnya program acara, iklan,
berita, website dsb). Alat peraga tersebut harus bisa mengukur variabel independen
- Muslihat : tindakan peneliti untuk memastikan terciptanya suasana tertentu yang
dialami subjek penelitian, tanpa subjek tersebut menyadari tujuan penelitian yang
sebenernya, dapat berupa tindakan yang secara menyesatkan (aktif) atau
menyembunyikan informasi tertentu dari subyek (pasif).

Sedangkan, Variabel dependen dipakai untuk mengukur pengaruh dari variabel independen.
Peneliti harus mendefinisikan dengan tepat variabel dependen, kemudian membuat
operasionalisasi (prosedur yang menggambarkan usaha atau aktivitas peneliti untuk secara
empiris menjawab apa yang digambarkan dalam konsep) agar bisa diukur dan diteliti dengan
cara berikut :

- Kuesioner : memberikan pertanyaan (kuesioner) kepada subjek penelitian


- Test : diukur lewat sebuah test tertulis dengan memberikan sebuah soal

SUBYEK PENELITIAN

- Pengambilan Sampel Secara Acak


- Rekruitmen / pengumuman terbuka

VALIDITAS PENELITIAN EKSPERIMEN

Internal : Kepastian bahwa akibat (pengaruh) yang muncul benar-benar disebabkan


oleh Variabel Bebas (VB) yang diamati dan bukan oleh variabel lain

Ada banyak aspek yang bisa mengancam validitas internal dari suatu penelitian eksperiman,
sebagai berikut :

- Proactive History : Ancaman ini berupa adanya Variabel Sekunder (VS) yang ada
sebelum eksperimen dilakukan berupa perbedaan individual mahasiswa
- Retroactive History : Eksperimen ini dilakukan selama satu bulan dengan dua kali
pengukuran, sebelum dan sudah (pre dan posttest).
- Maturation : pematangan biologis atau perubahan psikologis yang terjadi
pada subjek penelitian pada kurun waktu tertentu
- Testing : subyek diberikan dua kali pengukuran yakni pre dan posttest
- Kontaminasi : Subyek diberikan dua kali pengukuran yakni pre dan posttest
Di sela-sela dua pengukuran tersebut, subyek penelitian diberikan masa istirahat
untuk mempernaruhi postest
- Harapan Eksperimenter : Sebelum melakukan eksperimen, peneliti mempunyai
hipotesis yang ingin diuji dalam penelitian agar terbukti

Eksternal : Hasil dalam penelitian eksperimen bisa dipakai untuk menjelaskan peristiwa
sehari-hari dan merujuk kepada tingkat keefektifan dalam menggeneralisasikan temuan
hasil eksperimen. Ada dua aspek penting dari generalisasi ini.

- generalisasi populasi : berkaitan dengan hasil eksperimen bisa digeneralisasikan


untuk populasi yang lebih luas
- generalisasi naturalistik : berkaitan dengan temuan eksperimen yang diperoleh lewat
situasi terkontrol bisa digeneralisasikan untuk kehidupan sehari-hari yang alamiah

UPAYA MENINGKATKAN VALIDITAS PENELITIAN

- Single dan Double-blind Experiment : Subyek penelitian boleh jadi tahu


dirinya sedang diteliti, yang tidak boleh diketahui adalah hipotesis penelitian. Guna
menhindar subyek penelitian menyesuaikan dengan hipotesis tersebut
- Teknik Kontrol Variabel Luar : guna meminmalisir variabel luar dengan
1. random sampling
2. pencocokan : memastikan bahwa pengaruh yang ditemukan Variabel Terikat benar-
benar karena Variabel Bebas
3. blocking : mengontrol kehadiran Variabel Sekunder

TEKNIK ANALISA DATA


Teknik analisis data (uji statistik) yang dipakai dalam eksperimen adalah uji perbedaan
(test of difference). bentuk-bentuk teknik statistik sebagai berikut :

- jenis data, Apakah data berbentuk nominal ( positif dan negatif), ordinal(sang-
pos,pos,sang-neg,neg),ataukah rasio(1-10). Bentuk data yang berbeda akan membawa
konsekuensi dalam hal jenis teknik statistik yang dipilih
- Jumlah perbandingan yang dipilih
- Jenis sampel
Metode Penelitian : Studi Kasus

metode untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu “kasus” secara


mendalam. Kasus ini bisa orang, kelompok, organisasi, isu, proses, komunitas dan
sebagainya.

Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai suatu kasus,


peristiwa-peristiwa komunikasi sesuai dengan konteksnya.

Ciri-ciri :
1. Analisis yang mendalam dan detil atas kasus
2. Fokus pada peristiwa nyata dalam konteks kehidupan sesungguhnya
3. Peristiwa kontemporer (yang terjadi saat ini)
4. Dibatasi oleh ruang dan waktu
5. Menggunakan berbagai sumber informasi dan sumber data

Jenis :

1. Studi kasus intrinsik (Intrinsic case study), lebih mendalam kepada penggambaran
kasus se-detail mungkin dan hal ini berguna untuk mengkritik atau menjelaskan suatu
teori, bukan membangun/menyangkutkan kepada suatu teori

2. Studi kasus instrumental (Instrumental case sudy), kasus hanyalah kepentingan


sekunder karena yang dipentingkan oleh peneliti adalah memperoleh pemahaman
terhadap suatu fenomena atau teori tertentu. Kasus diambil karena pantas
disangkutkan dengan teori yang akan dijelaskan

3. Studi kasus jamak (Multiple case sudy), mirip dengan studi kasus instrumental.
Perbedaannya, dalam studi kasus ini kasus yang diteliti lebih dari 1. Contoh :
menggambil 3 kasus media ( metro, net dan trans tv)

Berdasar kedalaman informasi yang ingin didapat lewat studi kasus :

1. Studi kasus eksploratif, melakukan eksplorasi fenomena yang diteliti (what)

2. Studi kasus deskriptif, menggambarkan secara detil objek studi kasus yang diteliti
(how)

3. Studi kasus eksplanatif, menjelaskan bahwa fenomena tertentu disebabkan oleh


peristiwa atau fenomena yang lain. (why)

Teknik Pengumpulan Data :

- Dokumentasi, seperti surat, , pengumuman resmi, agenda, laporan tertulis, dokumen-


dokumen administratif, kliping dan artikel di media massa
- Arsip, seperti rekaman layanan (jumlah nasabah / klien dalam periode waktu
tertentu), rekaman keorganisasian (misalnya bagan organisasi) .
- Wawancara, seperti Wawancara dengan bagian komunikasi pemasaran Panin Life
Insurance, pimpinan, manajer dan sumber lain yang relevan.
- Observasi lapangan,seperti Pengamatan langsung atas kegiatan / aktivitas bagian
komunikasi pemasaran, bagian PR Panin Life Insurance.
- Observasi partisipan, seperti Ikut terlibat di bagian komunikasi pemasaran, bagian
PR Panin Life Insurance.
- Perangkat fisik, seperti leaflet, poster, iklan cetak, iklan visual dsb.

Pentingnya Observasi :

- Peneliti mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti.


- Memungkinkan peneliti bersikap terbuka, berorientasi pada temuan.
- Memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek penelitian
kurang disadari.
- Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan oleh subjek (informan)
secara terbuka ketika wawancara.
- Memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian
yang dilakukan.

Uraian Harus Deskriptif, bukan Interpretif

- Peneliti yang baik tidak mencatat kesimpulan atau interpretasi, melainkan data
kongkrit berkenaan dengan fenomena yang diteliti.
- Deskripsi harus detil, dan ditulis sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca
memvisualisasikan objek atau fenomena yang diteliti.

Observasi (pasif) vs Partisipatif

• Keputusan mengenai sejauh mana peneliti perlu terlibat ataukah dalam aktivitas yang
diteliti tergantung pada banyak hal namun dalam kasus-kasus tertentu, keterlibatan
atau pertisipasi aktif peneliti justru menimbulkan masalah dan mengganggu proses
pengumpulan data.

Observasi Terbuka vs Tertutup

• Titik kunci dalam melahirkan yang baik adalah sejauh mana peneliti bisa meyakinkan
informan, sehingga informan akan bersikap wajar (seperti biasanya) meskipun sadar
perilakunya sedang diamati.

Catatan Lapangan, berisi deskripsi tentang hal-hal yang diamati. Catatan lapangan harus
dibuat secara lengkap, dengan keterangan tanggal dan waktu yang jelas.

Pemilihan Informan

Pedoman wawancara hanya sekedar mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus
ditanyakan :

- Pertanyaan tentang perilaku


- Pertanyaan tentang Pemahaman
- Pertanyaan tentang respon emosional (afeksi)

Aspek-askpek wawancara

- Menyusun Pertanyaan dalam bentuk pertanyaan terbuka dengan mendalam.


- Menciptakan hubungan baik dengan informan
- Pemilihan informan, Informan (responden) dipilih tidak secara acak (random) seperti
dalam penelitian kuantitaif. Prosedur pemilihan informan, umumnya terdapat 3 cara :
1. Purposif
2. Kuota
3. Berantai (snowball)
Etnografi

• Etnografi merupakan penelitian lapangan yang menekankan upaya memberikan


deskripsi yang sangat terperinci mengenai budaya dari sudut pandang orang dalam
budaya tersebut dan kehidupan orang di dalamnya

Metode :

- Penelitian Lapangan, melakukan pengamatan dan berinteraksi dengan komunitas


secara mendalam dan umumnya observasi-nya relatif lama
- Peneliti sebagai Instrumen Riset, menuliskan pengamatan dan sebagai peneliian
tangan pertama
- Kelompok dengan Budaya Sama, Fokus dari etnografi adalah kelompok
(komunitas) atau individu-individu yang telah hidup dalam suatu komunitas dalam
jangka waktu lama, sehingga menyerap nilai-nilai komunitas tersebut
- Konteks Alamiah dan Perilaku Keseharian, meneliti apa adanya
- Sudut Pandang Orang / Kelompok yang Diteliti, Pendekatan yang dipakai oleh
peneliti adalah emik, yakni menggali makna dari perilaku atau realitas dari perspektif
pelaku sosial yang diteliti
- Deskripsi Detil (Terperinci),

DESAIN METODE ETNOGRAFI

Desain penelitian berdasarkan cakupan objek yang diteliti :

- Makro ( komunitas luas) contoh : adaptasi budaya masyarakat Madura di jawa tengah
- Mikro (sempit) contoh : sebuah perkantoran, perkampungan, organisasi

Desain penelitian berdasarkan strategi mendapatkan data :

- Terbuka (overt), komunitas yang diteliti mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti
(+)Memungkinkan peneliti menggunakan aneka teknik pengumpulan data dan peneliti
terlibat dalam aktivitas atau kegiatan komunitas.
(-)Sulit mendapatkan akses untuk topik-topik yang sensitif, Adanya reaktivitas ketika
anggota komunitas yang diteliti tidak berperilaku secara alamiah
- Tertutup (covert), komunitas tidak mengetahui bahwa dirinya tengah diteliti
(+)Akses ke komunitas yang diteliti, Meminimalisir reaktivitas,yakni orang bertindak
tidak alamiah karena mengetahui dirinya tengah diteliti.
(-)peneliti tidak melakukan pencatatan dan perekaman, Tidak bisa menggunakan
teknik pengumpulan data yang beragam,Sepanjang merasa cemas dan khawatir kalau-
kalau identitas diketahui dan Problem etika

Desain penelitian berdasarkan orientasi nilai :

- Deskriptif, bertujuan untuk mempelajari budaya dari suatu komunitas agar khalayak
mendapatkan pemahaman atas komunitas itu dari sudut pandang komunitas yang
diteliti.
- Kritis, bertujuan untuk melakukan perubahan sosial lewat penelitian dan
menunjukkan kekuasaan yang tersembunyi dan sering tidak disadari oleh anggota
komunitas

PENGUMPULAN DATA

1. Menentukan Lokasi dan Membangun Akses, Lokasi ini bisa berupa organisasi,
desa dan sebagainya.Lewat etnografi kita ingin menggambarkan komunitas secara
detil dan dalam, dan ini sangat tergantung kepada apakah peneliti mendapatkan akses
untuk masuk dalam komunitas tersebut, dan terlibat dalam berbagai aktivitas
komunitas.
2. Observasi, Peneliti hadir di lokasi, dan melakukan pengamatan aktivitas yang
dilakukan oleh anggota komunitas, Ada dua aspek yang harus dipertimbangkan
sebelum memilih strategi yakni keterlibatan peneliti atas aktivitas kelompok yang
diteliti dan keterbukaan peneliti terhadap anggota komunitas yang diteliti
Berdasarkan tingkat keterlibatan :

Anggota penuh Anggota aktif Anggota pinggiran Bukan anggota


(Complete member) (Active member) (Peripheral member) (Non member)

Peneliti terlibat secara fisik Peneliti terlibat secara fisik, Peneliti hanya terlibat Peneliti tidak terlibat
dan emosional dengan tetapi tidak mempunyai secara fisik sebagian saja dengan komunitas, baik
komunitas. Peneliti menjadi ikatan emosional dengan dari aktivitas komunitas. secara fisik ataupun
anggota komunitas yang komunitas. Peneliti ikut Peneliti ikut terlibat dalam emosional. Peneliti
berkomitmen penuh, terlibat dalam kegiatan kegiatan komunitas yang mengambil jarak dan
mengalami emosi yang komunitas, dan bisa dianggap perlu saja, tidak membuat garis yang jelas
sama dengan anggota lain. menempatkan diri sebagai seluruhnya. Peneliti bisa dengan informan yang
Ia melebur ke dalam seorang peneliti. Peneliti menarik diri dari lapangan diteliti. Peneliti hanya
komunitas, dan sulit untuk secara bertahap menarik kapan saja. mengamati dari jauh
meningggalkan lapangan diri dari lapangan dan aktivitas komunitas. Karena
dan kembali menjadi kembali menjadi peneliti. tidak terlibat dalam
peneliti. aktivitas komunitas, tidak
ada proses penarikan diri
dari lapangan.

3. Langkah dalam Melakukan Pengamatan


menentukan tempatmendapatkan akses dan membangun hubungan dengan
informan  pengumpulan datamerekam informasi menyimpan data.

4. Wawancara Mendalam, mendapatkan gambaran yang detil mengenai perilaku


sebuah komunitas dengan budaya sama, tetapi juga bagaimana komunitas tersebut
memberi makna atas perilaku mereka sepert survei, percakapan informal dan terbuka

5. Sejarah Hidup (Life History), Informasi mengenai kehidupan masa lalu, titik kritis
yang pernah dilalui seseorang, berguna untuk memahami tindakan seseorang di masa
kini
PENULISAN LAPORAN

• gaya penulisan realis, ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Peneliti menulis
seperti seorang pengamat yang melaporkan “pandangan mata” atas aktivitas yang
dilakukan oleh komunitas.

• gaya pengakuan, peneliti menulis dengan sudut pandang orang pertama. Kata ganti
yang dipakai adalah “saya”, “aku”, “penulis”, dan sebagainya. Penulis menempatkan
diri sebagai bagian dari komunitas dan menulis seperti layaknya orang dalam yang
menulis mengenai komunitas.

• gaya impresionis, Gaya penulisan bersifat kreatif, artistik dan kontekstual. Laporan
mirip sebuah novel atau cerita, di mana ada aktor-aktor, dan peneliti menjadi bagian
dari aktor dalam cerita.

Anda mungkin juga menyukai