Oleh:
Kelompok 3
Universitas Andalas
Scoot juga mendukung pendapat yang dikemukan oleh Paton sebelumnya mengenai
entity theory serta member penekanan bahwa akuntansi harus dapat memenuhi kebutuhan
pengguna eksternal. Hal ini yang menyebabkan Scott dianggap sebagai outsider pada era itu,
karena pada saat itu prinsip yang berkembang adalah prinsip proprietary.
Tahun 1994 Scott meluncurkan conceptual framework, yang dimilikinya dalam The
Basis for Accounting Principles yang meliputi :
1. Orientation postulate, akuntansi berdasarkan pada hal yang sangat luas seperti
lingkungan sosial, politik dan ekonomi
2. The Parsive principles of Justice, pengembangan aturan akuntansi yang memberikan
perlakuan yang setara kepada semua pennguna laporan keuangan
3. The principles of adaptability and consistency, mengandung dua prinsip di dalamnya
yaitu adaptability yang dianggap penting karena kondisi masyarakat dan ekonomi
yang terus berkembang dan berubah dan consistency yang berarti bahwa aturan
akuntansi tidak seharusnya diubah bila digunakan untuk kepentingan perusahaan
yang sifatnya temporer.
Pernyataan Dalam Accounting Theory dan Acceptance Theory
Proses pendapatan standar yang tidak menentu pada awal 1970 menyebabkan AAA untuk
kembali mempertimbangkan teori akuntansi pad atahun 1973 Komite AAA dalam konsep dan
standar untuk pelaporan keuangam eksternal telah dibubarkan sengan memperbarui ASOBAT
dalam beberapa perubahan dalam beberapa perubahan kecil dalam akuntansi yang terjadi sejak
awal dikeluarkan. Panitia berunding selama empat tahun periode. Sejak perjanjian selama
periode dua tahun kedua namun 6 anggota asli tetap pada komite, Laporannya, statement on
accounting theory dan acceptance theory (SATTA) tidak menjadi update ASOBAT melainkan
mengkaji status accounting theory and is acceptance.
Rasional dari panitia untuk pendekatan ini adalah : perubahan fundamental telah terjadi
sejak dipublikasikan oleh ASOBAT. Displin dasar tradisional diamanfaatkan oleh accounting
theory diubah jauh dan peneliti akuntansi bekerja dengan ala-alat baru mereka secara entusias,
perspektif, dan teknik analisis untuk mengekspolrasi bebagai isu-isu akuntansi dari arah baru.
Kesimpulan dari panitia bahwa accounting theory tidak berlaku secara universal .
SATTA pertama memulai review dari accounting theory dan menemukan sejumlah teori yang
menjelaskan area – area yang sempit dan akuntansi. Panitia mencatat sementara bahwa
kesempatan umum yang merupakan tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan data tentang
entitas akuntansi, terori yang berbeda telah muncul diingkungan tertentu karna cara yang berbeda
dari pengguna.
1. Classical
2. Decision uselfulness
3. Information economic
Classical approach
SATTA menyatakan seluruh karya karya ini deduktif dan mengritik karya-karya tersebut
karena tidak mengutip dan tidak berdasarkan karya-karya sebelumnya. Sebagai
konsekuensi banyak penulis yang termasuk dalam kategori ini dipengaruhi oleh
neoklasikal perusahaan, yang mana mengabaikan historical cost yang umumnya
menggunakan current value.
Information economic
Penelitian menggunakan pendekatan ini, menggunakan teori ekonomi untuk menetapkan
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan ekonomis. Mereka memperlakukan
informasi sebagai komoditas yang memiliki biaya dan harga dan memeriksa apakah
regulasi pelaporan keuangan eksternal diinginkan.
Proyek ini fokus terhadap bagaimana keseluruhan tujuan (objective) bisa tercapai. Sebagai
hasilnya Conceptual Framework Project adalah kumpulan dari objective dan fundamental yang
saling berhubungan tujuannya adalah mengidentifikasi sasaran dan maksud dari akuntansi
keuangan, sedangkan fundamentalnya adalah konsep dasar yang membantu mencapai tujuan
mereka. Konsep-konsep ini di desain untuk memberikan bimbingan dalam :
Menentukan bagaimana transaksi yang dipilih, kejadian dan transaksi yang seharusnya
diukur.
Menentukan bagaiman meringkas dan melaporkan hasil dari kejadian, transaksi dan
keadaan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 Bab 1 SFAC No. 8
Menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan tujuan umum adalah untuk memberikan
informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna bagi investor ekuitas saat ini dan
yang potensial, pemberi pinjaman, dan lainnya. kreditor dalam membuat keputusan tentang
penyediaan sumber daya bagi entitas. Keputusan-keputusan tersebut melibatkan pembelian jual,
atau memegang instrumen ekuitas dan utang dan menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan
bentuk kredit lainnya. Informasi yang berguna bagi penyedia modal juga dapat bermanfaat bagi
pengguna pelaporan keuangan lain yang bukan penyedia modal. Tidak semua akuntan melihat
CFP dalam cahaya yang menguntungkan. Sebagai contoh, Young telah mengambil pandangan
perspektif kritis dari konsep kegunaan keputusan akuntansi keuangan yang diuraikan dalam CFP.
Teori akuntansi perspektif kritis berpendapat bahwa akuntan telah terlalu dipengaruhi oleh
ekonomi marginalis berbasis utilitas, yang berpendapat bahwa organisasi bisnis berdagang di
pasar yang membentuk bagian dari ekonomi masyarakat. Laba adalah hasil dari kegiatan ini dan
menunjukkan efisiensi organisasi dalam menggunakan sumber daya masyarakat yang langka
Young mengkritik sudut pandang FASB bahwa pengguna laporan keuangan adalah "pembuat
keputusan nasional" yang hanya tertarik pada peristiwa ekonomi dan transaksi. arus kas masa
depan entitas, masa depan dan dengan memprediksi pengaruhnya terhadap profitabilitas, dan
posisi keuangan masa depan. Sebagai akibatnya, CFP saat ini menyatakan bahwa informasi
"berguna untuk keputusan" didefinisikan sehubungan dengan efektivitasnya dalam membentuk
prediksi dan harapan tersebut. Oleh karena itu, jenis informasi lain yang dapat dianggap sebagai
bermakna, signifikan, atau berguna baik untuk pengguna lain, termasuk pelanggan, pemasok,
pengusaha, serikat pekerja, dan bahkan investor yang memiliki perspektif berbeda di bawah
interpretasi alternatif dari pengguna laporan keuangan, adalah diberhentikan karena berada di
luar lingkup yang tepat dari laporan keuangan.
Primary Users
Pengguna utama informasi keuangan ada atau pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, yaitu
penyedia modalnya.
Biaya Kendala
Biaya dijelaskan dalam SFAC No. 8 sebagai kendala yang meluas pada informasi yang dapat
disediakan oleh pelaporan keuangan. Pengukuran, peringkasan, dan pelaporan informasi
keuangan membebankan biaya, dan penting bahwa biaya-biaya itu dibenarkan oleh manfaat dari
pelaporan informasi tersebut. enis analisis ini dibuat pada beberapa tingkatan. Perusahaan harus
memutuskan apakah manfaat pro. Memberikan informasi keuangan lebih besar daripada biaya
yang diperlukan untuk mengumpulkan, memproses, memverifikasi, dan menyebarkan informasi
itu.
Karakteristik kualitatif dijelaskan dalam Bab 3 SFAC No. 8 dan membedakan antara informasi
yang lebih baik (lebih bermanfaat) dan informasi yang lebih rendah (kurang berguna).
Karakteristik kualitatif ini bersifat fundamental atau meningkatkan karakteristik, tergantung pada
bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan keputusan informasi. Dua kualitas mendasar yang
membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan adalah relevansi dan
representasi yang setia.
Menurut SFAC no.5, full set dari laporan keuangan untuk satuperiode harus menyajikan:
Laporan dari posisi keuangan harus menyediakan informasi tentang entitas-entitas seperti:
asset, kewajiban, dan kepemilikan dan hubungan satu sama lain. Dalam definisi SFAC no.5
hubungan antara earnings dan comprehensive income (CI) adalah sebagai berikut:
Earnings +/- cumulative accounting adjustments +/- other nonowner changes in equity =
Comprehensive income
1. Definition : Item -item yang memenuhi definisi unsur yang terkandung dalam SFAC no 6.
2. Measurability : memiliki atribut yang relevan, terukur dengan reliabilitas yang cukup
3. Relevance : informasi tentang item-item mampu membuat perbedaan dalam keputusan
pengguna
4. Reliability : informasi harus dapat dipercaya sebagai representasi dapat diverifikasi dan
netral
SFAC No. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”
Accounting Measurement (pengukuran akuntansi) adalah topic yang luas Akibatnya FASB
difokuskan pada serangkaian pertanyaan yang relevan dengan konvensi pengukuran dan
amortisasi yang menggunakan teknik present value.
Pertanyaannya meliputi:
1. Apakah tujuan menggunakan present value dalam pengakuan awal dari asset maupun
liabilities? Dan apakah tujuan ini berbeda dalam baru memulai pengukuran asset dan
liabilities berikutnya ?
2. Apakah pengukuran liabilities padapresent value berbeda dengan pengukuran asset?
3. Bagaimana seharusnya mengestimasi arus kas dantingkat bunga yang dapat dikembangkan
(developed) ?
4. Apakah tujuan dari present value ketika digunakandalam konjungsi dengan amortisasi dari
asset danliabilities?
5. Bagaimana seharusnya amortisasi dari present valueyang digunakan untuk memperkirakan
perubahan cash
Pengukuran present value sepenuhnya menangkap perbedaan ekonomi, antara lima asset harus
mencakup element berikut:
Pada awal 2000-an FASB menaruh perhatian pada kualitas dan transparansi dari
informasi akuntansi. FASB menyimpulkan bahwa kompleksitas dan detail yang ada pada standar
akuntansi memungkinkan perusahaan untuk melakukan ‘accounting engineering’ atau menyiasati
aturan yang ada. Sebagai contoh, SFAS no.13 tentang Accounting for Leases. Peraturan ini
menyebutkan empat kategori dimana suatu leasing dapat dikategorikan sebagai operating lease.
Akhirnya perusahaan leasing berupaya untuk menyusun kontrak yang tidak melanggar criteria-
kriteria tersebut.
FASB juga menyoroti bahwa kerangka konseptual tidak memberikan penyelesaian untuk
permasalahan akuntansi. Hal ini dikarenakan kerangka konseptual yang ada dianggap tidak
konsisten dan kurang lengkap. FASB kemudian mempertimbangkan untuk mengembangkan
kerangka pelaporan secara keseluruhan. Kerangka tersebut akan menjadi panduan untuk isu-isu
seperti penilaian materialitas, penilaian going concern, penilaian professional dan konsistensi.
Kerangka ini juga meminimalkan adanya pengecualian dan implementasi yang berbeda-beda.
Penggambaran dari rule-based dan principle-based ini adalah proses pembuatan standar
dapat dilihat sebagai rangkaian kesatuan yang sangat rigid pada salah satu ujungnya dan
terdefinisi dengan general pada ujung lainnya. Sebagai contoh adalah akuntansi mengenai
goodwill. Ujung yang sangat rigid adalah : Goodwill diamortisasi 40 tahun hingga habis
diamortisasi. Persyaratan tersebut tidak memberikan ruang untuk penilaian atau ketidaksetujuan
mengenai jumlah amortization expense.
Komparabilitas dan konsistensi antar perusahaan dan waktu secara virtual dijamin oleh
aturan tersebut. Namun persyaratan tersebut tidak menjamin oleh aturan tersebut. Namun
persyaratan tersebut tidak menjamin relevansi karena tidak merefleksikan keadaan ekonomi yang
mendasari entitas pelapor.
Ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan tersebut adalah peraturan FASB yang
baru menyatakan goodwill tidak diamortisasi namun dilakukan tes impairment. Jika dilakukan
impairment maka goodwill dicatat atas fair value saat ini berdasarkan annual basis. Persyaratan
tersebut mengharuskan adanya judgement dari manajer auditor. Tujuannya adalah mencatat
penguranan nilai ekonomi aset.
1. Substansi ekonomi dari suatu transaksi yang akan menjadi pedoman dalam pelaporan
keuangan.
2. Standar ini harus mengandung deskripsi dari transaksi tertentu yang menjadi subjek
standar.
3. Standar ini harus mengandung diskusi umum pemetaan antara transaksi ekonomi
dengan pernyataan keuangan.
4. Standar ini juga termasuk pedoman implementasi.
5. FASB harus berhati-hati dalam menamai suatu konsep. Badan harus memberikan
definisi.
6. Standar harus mengandung keharusan dalam disclosure.
Namun tidak semua akuntan setuju bahwa standar FASB adalah sepenuhnya rule-
based. Katherine Schipper menyatakan bahwa standar pelaporan US pada umumnya
berdasarkan prinsip-prinsip yang diturunkan dari kerangka konseptual, namun standar
tersebut juga mengandung elemen yang menjadikan standar tersebut juga terlihat
sebagai rule-based.
Pada tahun 2003, SEC memberikan rekomendasi kepada FASB :
1. FASB harus menerbitkan objective-orientated standards.
2. FASB harus merujuk kepada kekurangan dalam kerangka konseptual.
3. FASB harus menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki otorita dalam
pembuatan standar akuntansi di US.
4. FASB harus melanjutkan konvergensi.
5. FASB harus mendefinisikan hirarki GAAP.
6. FASB harus meningkatkan akses terhadap literatur otoritatif.
7. FASB harus melakukan review secara comprehensive atas literatur yang
digunakan dalam mengidentifikasi standar yang lebih berdasarkan aturan dan
mengadopsi rencana transisi untuk merubah standar tersebut.
Pada 2004, FASB memberi respon atas rekomendasi-rekomendasi yang diterima :
1. Menerbitkan objective-oriented standards.
Badan juga setuju denga SEC bahwa tujuan dari standar harus didefinisikan
dengan jelas, pedoman implementasi ditingkatkan, ruang pengecualian
dikurangi, dan pendekatan asset-liality dalam pembuatan standar
dipertahankan.
2. Kerangka konseptual
Badan melakukan joint project dengan IASB untuk mengembangkan
konsistensi dalam kerangka konseptual .
3. Pembuatan standar tunggal US
FASB menjadi satu-satunya organisasi yang membuat standar akuntansi di
US.
4. Hirarki GAAP
FASB mengurangi jumlah level dalam hirarki GAAP.
5. Akses atas literatur otoritatif
FASB setuju dalam pembuatan database yang memungkinkan kemudahan
akses dalam pedoman otoratif. Namun pengembangan ini akan memakan
waktu beberapa tahun.
6. Review yang komprehensif terhadap literature.
Badan tidak setuju dengan rekomendasi ini karena keterbatasan sumber daya
dan menyatakan: "Area-area yang membutuhkan perhatian lebih adalah area-
area yang entah tidak memiliki panduan atau memiliki panduan yang tidak
fungsional, bukan area-area yang telah ada standar berbasis peraturan yang
fungsional.
Pada April 2004 FASB dan IASB memutuskan untuk menggabungkan proyek masing-
masing dalam pelaporan dan klasifikasi revenue, expense, gains dan losses. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kemampuan penggunan laporan keuangan dalam :
1. Memahami posisi keuangan dahulu dan entitas saat ini.
2. Memahami operasional, pendanaan, dan aktivitas yang lalu yang menyebabkan
perubahan posisi keuangan entitas serta komponen dari perubahan-perubahan tersebut.
3. Menggunakan informasi yang didapat dari laporan keuangan untuk menilai jumlah,
waktu, dan ketidakpastian dari posisi kas entitas di masa dating.
Proyek
1. Berfokus pada perubahan dalam lingkungan sejak kerangka kerja asli dikeluarkan,
serta kelalaian dalam kerangka kerja asli, untuk secara efisien dan efektif
meningkatkan, menyelesaikan, dan menyatukan kerangka kerja yang ada
2. Memberikan prioritas untuk mengatasi dan membahas masalah-masalah tersebut
dalam setiap fase yang kemungkinan akan menghasilkan manfaat bagi Dewan dalam
jangka pendek; yaitu masalah lintas sektor yang mempengaruhi sejumlah proyek
mereka untuk standar baru atau revisi. Dengan demikian pekerjaan pada beberapa
fase proyek akan dilakukan secara bersamaan, dan Dewan berharap mendapat
manfaat dari pekerjaan yang sedang dilakukan pada proyek lain.
3. Awalnya mempertimbangkan konsep penerapan untuk entitas bisnis sektor swasta.
Nantinya, Dewan akan bersama-sama mempertimbangkan penerapan konsep-konsep
tersebut pada organisasi nirlaba sektor swasta. Perwakilan dari dewan penetapan
standar sektor publik (pemerintah) sedang memantau proyek dan, dalam beberapa
kasus, sedang mempertimbangkan apa konsekuensi dari delesi swasta sekunder untuk
entitas sektor publik.
Tujuan dari Elemen dan Tahap Pengakuan adalah untuk memperbaiki dan
menyatukan kerangka kerja Dewan dengan cara berikut: