Anda di halaman 1dari 19

TEORI AKUNTANSI

The Conceptual Framework of Accounting

Oleh:

Kelompok 3

Abel Tigor 18105360


Fefi Putri Yama 18105360
Hikmatul Husna 1810536042

Universitas Andalas

Tahun Ajaran 2018/2019


Kerangka Konseptual Akuntansi

(The Conceptual Framework of Accounting)

The Early Theorist

Perdebatan mengenai isu tentang keberadaan ilmu akuntansi serta pentingnya


pengembangan kerangka teoritis mengenai hal tersebut marak diperbincangkan di awal tahun
1990-an. Teoritikus yang pertama kali berusaha untuk mnegembangkan teori akuntansi di
Amerika serikat adalah William A Pathon dan Jhon B Canning. Paton merupakan orang pertama
dalam disertainya mengungkapkan bahwa semua perubahan nilai harta maupun kewajiban harus
direfleksikan dalam laporan keuangan dan perubahan tersebut harus dapat diukur dalam mata
uang dasar yang digunakan. Ia juga menjelaskan bahwa semua return kepada investor , baik itu
dividen maupun bunga merupakan distribusi pendapatan perusahaan dimana prinsip yang
berlaku bukan propritiary concept , namun entity concept. Asumsi yang dikeluarkan oleh Paton
ini dapat dilihat sebagai step pertama dalampengembangan conceptual framework dalam
akuntansi.

Canning menyarankan sebuah framework mengenai penilaian asset dan pengukurannya


sebuah model megenai percocokan antara revenue dan expense. Dalam masa ini neraca
dipandang sebagai laporan keuangan yang utama dan konsep mengenai capital maintenance
terus berkembang. Selama awal periode ini , kontribusi signifikan bagi pengembangan kerangka
konseptual akuntansi yang dilakukan oleh DR.Scoot Scoot merupakan seorang ekonom yang
banyak dipengaruhi cara pandang koleganya juga seorang ekonom, Tharstein Vebblen. Baik
Scott maupun Veblen memandnag revolusi Industri sebagai penggerak utama perubahan dalam
masyarakat.

Scott berkontribusi dalam pengembangan teori akuntansi dengan menjabarkan


pentingnya teori akuntansi normative. Pandangan ini diwujudkan dalam sebuah conceptual
framework yang dinamakan “The Basis for Accounting Principles”. Dalam The Cultural
Significance of Accounts, Scott berpendapat bahwa teori akuntansi bukanlah suatu hal yang
bersifat statis, namun lebih kepada sebuah proses adaptasi dari lingkungan yang bertumbuh
secara terus menerus. Konsep adaptasi inilah yang menjadi salah satu pronsip dalam kerangka
komseptual yang dikembangkannya.

Proyek Scott selanjutnya adalah mengenai responnya kepada AAA ( American


Accounting Assocation) Scott mengkritisi monograph yang dimiliki oleh AAA hanya
mempunyai pandangan yang terlalu sempit mengenai akuntansi dimanai monograph tersebut
hanya berfokus pada fungsi transaksi pada akuntansi. Ia memandang bahwa akuntansi
merupakan hal yang luas, mencakup fungsi-fungsi penting lainnya seperti control manajerial
serta perlindungan terhadap kepentingan pemegangb saham dalam perusahaan. Scott juga
berpendapat bahwa akuntansi juga memiliki peran internal juga eksternal untuk melindungi
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dalam perusahaan seperti pemegang saham, boon
holders, dan juga pemerintah.

Scoot juga mendukung pendapat yang dikemukan oleh Paton sebelumnya mengenai
entity theory serta member penekanan bahwa akuntansi harus dapat memenuhi kebutuhan
pengguna eksternal. Hal ini yang menyebabkan Scott dianggap sebagai outsider pada era itu,
karena pada saat itu prinsip yang berkembang adalah prinsip proprietary.

Tahun 1994 Scott meluncurkan conceptual framework, yang dimilikinya dalam The
Basis for Accounting Principles yang meliputi :

1. Orientation postulate, akuntansi berdasarkan pada hal yang sangat luas seperti
lingkungan sosial, politik dan ekonomi
2. The Parsive principles of Justice, pengembangan aturan akuntansi yang memberikan
perlakuan yang setara kepada semua pennguna laporan keuangan
3. The principles of adaptability and consistency, mengandung dua prinsip di dalamnya
yaitu adaptability yang dianggap penting karena kondisi masyarakat dan ekonomi
yang terus berkembang dan berubah dan consistency yang berarti bahwa aturan
akuntansi tidak seharusnya diubah bila digunakan untuk kepentingan perusahaan
yang sifatnya temporer.
Pernyataan Dalam Accounting Theory dan Acceptance Theory

Proses pendapatan standar yang tidak menentu pada awal 1970 menyebabkan AAA untuk
kembali mempertimbangkan teori akuntansi pad atahun 1973 Komite AAA dalam konsep dan
standar untuk pelaporan keuangam eksternal telah dibubarkan sengan memperbarui ASOBAT
dalam beberapa perubahan dalam beberapa perubahan kecil dalam akuntansi yang terjadi sejak
awal dikeluarkan. Panitia berunding selama empat tahun periode. Sejak perjanjian selama
periode dua tahun kedua namun 6 anggota asli tetap pada komite, Laporannya, statement on
accounting theory dan acceptance theory (SATTA) tidak menjadi update ASOBAT melainkan
mengkaji status accounting theory and is acceptance.

Rasional dari panitia untuk pendekatan ini adalah : perubahan fundamental telah terjadi
sejak dipublikasikan oleh ASOBAT. Displin dasar tradisional diamanfaatkan oleh accounting
theory diubah jauh dan peneliti akuntansi bekerja dengan ala-alat baru mereka secara entusias,
perspektif, dan teknik analisis untuk mengekspolrasi bebagai isu-isu akuntansi dari arah baru.

Kesimpulan dari panitia bahwa accounting theory tidak berlaku secara universal .
SATTA pertama memulai review dari accounting theory dan menemukan sejumlah teori yang
menjelaskan area – area yang sempit dan akuntansi. Panitia mencatat sementara bahwa
kesempatan umum yang merupakan tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan data tentang
entitas akuntansi, terori yang berbeda telah muncul diingkungan tertentu karna cara yang berbeda
dari pengguna.

Berbagai pendekatan accounting teori meliputi:

1. Classical
2. Decision uselfulness
3. Information economic
Classical approach
SATTA menyatakan seluruh karya karya ini deduktif dan mengritik karya-karya tersebut
karena tidak mengutip dan tidak berdasarkan karya-karya sebelumnya. Sebagai
konsekuensi banyak penulis yang termasuk dalam kategori ini dipengaruhi oleh
neoklasikal perusahaan, yang mana mengabaikan historical cost yang umumnya
menggunakan current value.

The Decision-Usefulness Approach


Penelitian ini focus terhadap kegunaan (usefulness) tujuan dasar akuntansi. Pendekatan
ini menitikberatkan kegunaan dari model-model keputusan (decision model. Ketika
model keputusan telah dipilih. Menentukan informasi yang relevan untuk model ini dan
alternative akuntansi dibandingkan dengan kebutuhan data untuk mengimplementasikan
model ini. Focus kedua dari penilitian ini adalah memeriksa reaksi dari pembuat
keputusan terhadap laporan alternative.

Information economic
Penelitian menggunakan pendekatan ini, menggunakan teori ekonomi untuk menetapkan
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan ekonomis. Mereka memperlakukan
informasi sebagai komoditas yang memiliki biaya dan harga dan memeriksa apakah
regulasi pelaporan keuangan eksternal diinginkan.

Criticism of the approaches to theory


Dari diskusi diatas mengapa tidak ada satupun pendekatan yang menghasilkan general
acceptance. SATTA mengungkapkan 6 isu:
1. Problem antara teori dengan prakteknya
2. Problem alokasi, contohnya depreasi
3. Kesulitan dengan norma-norma standar
4. Kesulitan dalam mengintreprestasi security price behavior research
5. The problem cost-benefit consideration accounting theories
6. Keterbatasan ekspansi data
Jika FASB yang baru dibentuk sedang mencari arah dari SATTA, mereka pasti
kecewa. Pendapat SATTA bahwa tidak ada teori akuntansi yang diterima secara
universal yang kemudian pada dasarnya diserahkan kepada FASB untuk
dikembangkan. FASB merespons dengan Kerangka Konseptualnya (dibahas di
bagian fnext). Fokus SATTA pada perspektif filsafat sains bukan tanpa pencela.
Peasnell (1978) menyimpulkan bahwa pendekatan teori SATTA bukan merupakan
paradigma, "karena paradigma jauh lebih dari seperangkat hipotesis. Dia juga
meragukan kelayakan penerapan teori Kuhn dalam akuntansi: Akuntansi bukan ilmu,
itu adalah kegiatan pelayanan. Akuntansi, oleh karena itu, harus disamakan tidak
dengan ilmu pengetahuan, tetapi dengan bidang-bidang seperti kedokteran, teknologi
dan hukum, yang prinsipal raison d'etre adalah kebutuhan sosial eksternal.

The FASB Conceptual Framework Project

Proyek ini fokus terhadap bagaimana keseluruhan tujuan (objective) bisa tercapai. Sebagai
hasilnya Conceptual Framework Project adalah kumpulan dari objective dan fundamental yang
saling berhubungan tujuannya adalah mengidentifikasi sasaran dan maksud dari akuntansi
keuangan, sedangkan fundamentalnya adalah konsep dasar yang membantu mencapai tujuan
mereka. Konsep-konsep ini di desain untuk memberikan bimbingan dalam :

 Memilih transaksi, kejadian dan keadaan untuk dipertanggungjawabkan

 Menentukan bagaimana transaksi yang dipilih, kejadian dan transaksi yang seharusnya
diukur.

 Menentukan bagaiman meringkas dan melaporkan hasil dari kejadian, transaksi dan
keadaan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 Bab 1 SFAC No. 8

Menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan tujuan umum adalah untuk memberikan
informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna bagi investor ekuitas saat ini dan
yang potensial, pemberi pinjaman, dan lainnya. kreditor dalam membuat keputusan tentang
penyediaan sumber daya bagi entitas. Keputusan-keputusan tersebut melibatkan pembelian jual,
atau memegang instrumen ekuitas dan utang dan menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan
bentuk kredit lainnya. Informasi yang berguna bagi penyedia modal juga dapat bermanfaat bagi
pengguna pelaporan keuangan lain yang bukan penyedia modal. Tidak semua akuntan melihat
CFP dalam cahaya yang menguntungkan. Sebagai contoh, Young telah mengambil pandangan
perspektif kritis dari konsep kegunaan keputusan akuntansi keuangan yang diuraikan dalam CFP.
Teori akuntansi perspektif kritis berpendapat bahwa akuntan telah terlalu dipengaruhi oleh
ekonomi marginalis berbasis utilitas, yang berpendapat bahwa organisasi bisnis berdagang di
pasar yang membentuk bagian dari ekonomi masyarakat. Laba adalah hasil dari kegiatan ini dan
menunjukkan efisiensi organisasi dalam menggunakan sumber daya masyarakat yang langka
Young mengkritik sudut pandang FASB bahwa pengguna laporan keuangan adalah "pembuat
keputusan nasional" yang hanya tertarik pada peristiwa ekonomi dan transaksi. arus kas masa
depan entitas, masa depan dan dengan memprediksi pengaruhnya terhadap profitabilitas, dan
posisi keuangan masa depan. Sebagai akibatnya, CFP saat ini menyatakan bahwa informasi
"berguna untuk keputusan" didefinisikan sehubungan dengan efektivitasnya dalam membentuk
prediksi dan harapan tersebut. Oleh karena itu, jenis informasi lain yang dapat dianggap sebagai
bermakna, signifikan, atau berguna baik untuk pengguna lain, termasuk pelanggan, pemasok,
pengusaha, serikat pekerja, dan bahkan investor yang memiliki perspektif berbeda di bawah
interpretasi alternatif dari pengguna laporan keuangan, adalah diberhentikan karena berada di
luar lingkup yang tepat dari laporan keuangan.

Primary Users

Pengguna utama informasi keuangan ada atau pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, yaitu
penyedia modalnya.
Biaya Kendala

Biaya dijelaskan dalam SFAC No. 8 sebagai kendala yang meluas pada informasi yang dapat
disediakan oleh pelaporan keuangan. Pengukuran, peringkasan, dan pelaporan informasi
keuangan membebankan biaya, dan penting bahwa biaya-biaya itu dibenarkan oleh manfaat dari
pelaporan informasi tersebut. enis analisis ini dibuat pada beberapa tingkatan. Perusahaan harus
memutuskan apakah manfaat pro. Memberikan informasi keuangan lebih besar daripada biaya
yang diperlukan untuk mengumpulkan, memproses, memverifikasi, dan menyebarkan informasi
itu.

Figure 2.2 The Qualitative Characteristics of Accounting Information


Qualitative Characteristics

Karakteristik kualitatif dijelaskan dalam Bab 3 SFAC No. 8 dan membedakan antara informasi
yang lebih baik (lebih bermanfaat) dan informasi yang lebih rendah (kurang berguna).
Karakteristik kualitatif ini bersifat fundamental atau meningkatkan karakteristik, tergantung pada
bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan keputusan informasi. Dua kualitas mendasar yang
membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan adalah relevansi dan
representasi yang setia.

SFAC No. 5 : Recognition and Measurement in Financial Statements of Business


Enterprises

Menurut SFAC no.5, full set dari laporan keuangan untuk satuperiode harus menyajikan:

1. Posisi finansial pada akhir periode


2. Pendapatan per periode
3. Comprehensive Income Periode
4. Arus kas per periode
5. Investasi oleh dan didistribusikan kepada owner per periode

Laporan dari posisi keuangan harus menyediakan informasi tentang entitas-entitas seperti:
asset, kewajiban, dan kepemilikan dan hubungan satu sama lain. Dalam definisi SFAC no.5
hubungan antara earnings dan comprehensive income (CI) adalah sebagai berikut:

 Revenue - Expenses + Gains - Losses = Earnings

 Earnings +/- cumulative accounting adjustments +/- other nonowner changes in equity =
Comprehensive income

Measurement Issues pada SFAC no 5:

1. Definition : Item -item yang memenuhi definisi unsur yang terkandung dalam SFAC no 6.

2. Measurability : memiliki atribut yang relevan, terukur dengan reliabilitas yang cukup
3. Relevance : informasi tentang item-item mampu membuat perbedaan dalam keputusan
pengguna

4. Reliability : informasi harus dapat dipercaya sebagai representasi dapat diverifikasi dan
netral

SFAC no. 6 “element of financial statement of businessenterprise” Terdapat 10 element


yang digunakan dalam mengukur performadan posisi finansial dari entitas ekonomi. 10 element
tersebutadalah : Asset, liabilities, equity, investment by owner, distributionto owner,
comprehensive income, revenues, expense, gains, andlosses.

SFAC No. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”
Accounting Measurement (pengukuran akuntansi) adalah topic yang luas Akibatnya FASB
difokuskan pada serangkaian pertanyaan yang relevan dengan konvensi pengukuran dan
amortisasi yang menggunakan teknik present value.
Pertanyaannya meliputi:

1. Apakah tujuan menggunakan present value dalam pengakuan awal dari asset maupun
liabilities? Dan apakah tujuan ini berbeda dalam baru memulai pengukuran asset dan
liabilities berikutnya ?
2. Apakah pengukuran liabilities padapresent value berbeda dengan pengukuran asset?
3. Bagaimana seharusnya mengestimasi arus kas dantingkat bunga yang dapat dikembangkan
(developed) ?
4. Apakah tujuan dari present value ketika digunakandalam konjungsi dengan amortisasi dari
asset danliabilities?
5. Bagaimana seharusnya amortisasi dari present valueyang digunakan untuk memperkirakan
perubahan cash
Pengukuran present value sepenuhnya menangkap perbedaan ekonomi, antara lima asset harus
mencakup element berikut:

1. Perkiraan arus kas yang akan datang


2. Harapan tentang variasi dalam waktu arus kas mereka
3. Nilai waktu dari uang yang diwakili oleh tingkat bunga bebas resiko
4. Harga untuk menanggung ketidakpastian
5. Lainnya, kadang tidak dapat diidentifikasi, faktor yang termasuk ketidakliquidan dan pasar
tidak sempurna

Principles-Based versus Rules-Based Accounting Standards

Pada awal 2000-an FASB menaruh perhatian pada kualitas dan transparansi dari
informasi akuntansi. FASB menyimpulkan bahwa kompleksitas dan detail yang ada pada standar
akuntansi memungkinkan perusahaan untuk melakukan ‘accounting engineering’ atau menyiasati
aturan yang ada. Sebagai contoh, SFAS no.13 tentang Accounting for Leases. Peraturan ini
menyebutkan empat kategori dimana suatu leasing dapat dikategorikan sebagai operating lease.
Akhirnya perusahaan leasing berupaya untuk menyusun kontrak yang tidak melanggar criteria-
kriteria tersebut.

FASB juga menyoroti bahwa kerangka konseptual tidak memberikan penyelesaian untuk
permasalahan akuntansi. Hal ini dikarenakan kerangka konseptual yang ada dianggap tidak
konsisten dan kurang lengkap. FASB kemudian mempertimbangkan untuk mengembangkan
kerangka pelaporan secara keseluruhan. Kerangka tersebut akan menjadi panduan untuk isu-isu
seperti penilaian materialitas, penilaian going concern, penilaian professional dan konsistensi.
Kerangka ini juga meminimalkan adanya pengecualian dan implementasi yang berbeda-beda.

Penggambaran dari rule-based dan principle-based ini adalah proses pembuatan standar
dapat dilihat sebagai rangkaian kesatuan yang sangat rigid pada salah satu ujungnya dan
terdefinisi dengan general pada ujung lainnya. Sebagai contoh adalah akuntansi mengenai
goodwill. Ujung yang sangat rigid adalah : Goodwill diamortisasi 40 tahun hingga habis
diamortisasi. Persyaratan tersebut tidak memberikan ruang untuk penilaian atau ketidaksetujuan
mengenai jumlah amortization expense.
Komparabilitas dan konsistensi antar perusahaan dan waktu secara virtual dijamin oleh
aturan tersebut. Namun persyaratan tersebut tidak menjamin oleh aturan tersebut. Namun
persyaratan tersebut tidak menjamin relevansi karena tidak merefleksikan keadaan ekonomi yang
mendasari entitas pelapor.

Ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan tersebut adalah peraturan FASB yang
baru menyatakan goodwill tidak diamortisasi namun dilakukan tes impairment. Jika dilakukan
impairment maka goodwill dicatat atas fair value saat ini berdasarkan annual basis. Persyaratan
tersebut mengharuskan adanya judgement dari manajer auditor. Tujuannya adalah mencatat
penguranan nilai ekonomi aset.

FASB mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Apakah anda mendukung proposal badan (Board) untuk menyusun standar US


berdasarkan pendekatan prinsip? Akankah pendekatan tersebut meningkatkan kualitas
dan transparansi dari pelaporan dan akuntansi keuangan?
2. Haruskah badan mengembangkan keseluruhan kerangka pelaporan seperti dalam IAS 1
dan jika harus, haruskah kerangka tersebut mengandun pengesampingan yang benar dan
adil?
3. Dibawah kondisi yang seperti apa pedoman implementasi dan interpretasi disediakan
dalam pembuatan pendekatan berdasarkan prinsip? Haruskah Badan menjadi pembuat
utama dari pedoman-pedoman tersebut?
4. Akankah pembuat, auditor, SEC, investor, kreditor, dan pengguna laporan keuangan
lainnya dapat menyesuaikan dengan pendekatan prinsip? Jika tidak, apa yang harus
dilakukan dan oleh siapa?
5. Apa keuntungan dan kerugian dari adopsi pendekatan prinsip? Bagaimana menghitung
manfaat dan kerugian itu?
6. Apa faktor yang harus dipertimbangkan dalam adopsi pendekatan prinsip ke dalam
standar US?

American Accounting Association Committee menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini


dengan:
Kami percaya bahwa substansi ekonomi, bukan bentuk dari transaksi yang harus menjadi
panduan pembuatan standard dan pelaporan keuangan, dan standar berdasarkan konsep yang
akan menjadi pendekatan terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Komite ini juga
memberikan daftar karakteristik dari standar berdasarkan konsep :

1. Substansi ekonomi dari suatu transaksi yang akan menjadi pedoman dalam pelaporan
keuangan.
2. Standar ini harus mengandung deskripsi dari transaksi tertentu yang menjadi subjek
standar.
3. Standar ini harus mengandung diskusi umum pemetaan antara transaksi ekonomi
dengan pernyataan keuangan.
4. Standar ini juga termasuk pedoman implementasi.
5. FASB harus berhati-hati dalam menamai suatu konsep. Badan harus memberikan
definisi.
6. Standar harus mengandung keharusan dalam disclosure.

Namun tidak semua akuntan setuju bahwa standar FASB adalah sepenuhnya rule-
based. Katherine Schipper menyatakan bahwa standar pelaporan US pada umumnya
berdasarkan prinsip-prinsip yang diturunkan dari kerangka konseptual, namun standar
tersebut juga mengandung elemen yang menjadikan standar tersebut juga terlihat
sebagai rule-based.
Pada tahun 2003, SEC memberikan rekomendasi kepada FASB :
1. FASB harus menerbitkan objective-orientated standards.
2. FASB harus merujuk kepada kekurangan dalam kerangka konseptual.
3. FASB harus menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki otorita dalam
pembuatan standar akuntansi di US.
4. FASB harus melanjutkan konvergensi.
5. FASB harus mendefinisikan hirarki GAAP.
6. FASB harus meningkatkan akses terhadap literatur otoritatif.
7. FASB harus melakukan review secara comprehensive atas literatur yang
digunakan dalam mengidentifikasi standar yang lebih berdasarkan aturan dan
mengadopsi rencana transisi untuk merubah standar tersebut.
Pada 2004, FASB memberi respon atas rekomendasi-rekomendasi yang diterima :
1. Menerbitkan objective-oriented standards.
Badan juga setuju denga SEC bahwa tujuan dari standar harus didefinisikan
dengan jelas, pedoman implementasi ditingkatkan, ruang pengecualian
dikurangi, dan pendekatan asset-liality dalam pembuatan standar
dipertahankan.
2. Kerangka konseptual
Badan melakukan joint project dengan IASB untuk mengembangkan
konsistensi dalam kerangka konseptual .
3. Pembuatan standar tunggal US
FASB menjadi satu-satunya organisasi yang membuat standar akuntansi di
US.
4. Hirarki GAAP
FASB mengurangi jumlah level dalam hirarki GAAP.
5. Akses atas literatur otoritatif
FASB setuju dalam pembuatan database yang memungkinkan kemudahan
akses dalam pedoman otoratif. Namun pengembangan ini akan memakan
waktu beberapa tahun.
6. Review yang komprehensif terhadap literature.
Badan tidak setuju dengan rekomendasi ini karena keterbatasan sumber daya
dan menyatakan: "Area-area yang membutuhkan perhatian lebih adalah area-
area yang entah tidak memiliki panduan atau memiliki panduan yang tidak
fungsional, bukan area-area yang telah ada standar berbasis peraturan yang
fungsional.

The FASB-IASB Financial Statement Presentation Project

Pada April 2004 FASB dan IASB memutuskan untuk menggabungkan proyek masing-
masing dalam pelaporan dan klasifikasi revenue, expense, gains dan losses. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kemampuan penggunan laporan keuangan dalam :
1. Memahami posisi keuangan dahulu dan entitas saat ini.
2. Memahami operasional, pendanaan, dan aktivitas yang lalu yang menyebabkan
perubahan posisi keuangan entitas serta komponen dari perubahan-perubahan tersebut.
3. Menggunakan informasi yang didapat dari laporan keuangan untuk menilai jumlah,
waktu, dan ketidakpastian dari posisi kas entitas di masa dating.

Proyek tersebut akan dilaksanakan dalam 3 fase :


Fase A merujuk kepada apa yang merupakan persyaratan dan laporan keuangan yang
menunjukkan informasi yang komparatif.
Fase B merujuk kepada isu yang lebih fundamental dalam menampilan informasi di
laporan keuangan.
Fase C merujuk kepada presentasi dan display dari informasi keuangan interim yang
meliputi apa saja yang ditampilkan dalam laporan keuangan interim dan dalam bentuk
yang bagaimana serta periode pertandingan dan pedoman yang digunakan.

Proyek Kerangka Konseptual


Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan landasan yang kuat untuk standar
akuntansi masa depan yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang konsisten secara
internal, dan bersatu secara internasional. Dewan juga bermaksud untuk memperbaiki
beberapa bagian dari kerangka kerja yang ada, seperti pengakuan dan pengukuran. dan
juga untuk mengisi beberapa celah dalam kerangka kerja. Misalnya, tidak ada bingkai.
pekerjaan mencakup konsep yang kuat dari entitas pelaporan.

Proyek
1. Berfokus pada perubahan dalam lingkungan sejak kerangka kerja asli dikeluarkan,
serta kelalaian dalam kerangka kerja asli, untuk secara efisien dan efektif
meningkatkan, menyelesaikan, dan menyatukan kerangka kerja yang ada
2. Memberikan prioritas untuk mengatasi dan membahas masalah-masalah tersebut
dalam setiap fase yang kemungkinan akan menghasilkan manfaat bagi Dewan dalam
jangka pendek; yaitu masalah lintas sektor yang mempengaruhi sejumlah proyek
mereka untuk standar baru atau revisi. Dengan demikian pekerjaan pada beberapa
fase proyek akan dilakukan secara bersamaan, dan Dewan berharap mendapat
manfaat dari pekerjaan yang sedang dilakukan pada proyek lain.
3. Awalnya mempertimbangkan konsep penerapan untuk entitas bisnis sektor swasta.
Nantinya, Dewan akan bersama-sama mempertimbangkan penerapan konsep-konsep
tersebut pada organisasi nirlaba sektor swasta. Perwakilan dari dewan penetapan
standar sektor publik (pemerintah) sedang memantau proyek dan, dalam beberapa
kasus, sedang mempertimbangkan apa konsekuensi dari delesi swasta sekunder untuk
entitas sektor publik.

Fase Tujuan dan Karakteristik Kualitatif


Tujuan fase Tujuan dan Karakteristik Kualitatif dari Pelaporan Keuangan adalah
untuk mempertimbangkan isu-isu berikut:
- Tujuan pelaporan keuangan Karakteristik kualitatif dari informasi pelaporan
keuangan
- Pengorbanan antara karakteristik kualitatif dan bagaimana mereka berhubungan
dengan konsep materialitas dan hubungan biaya-manfaat.

Definisi Elemen, Tahap Pengakuan dan Pengakhiran

Tujuan dari Elemen dan Tahap Pengakuan adalah untuk memperbaiki dan
menyatukan kerangka kerja Dewan dengan cara berikut:

1. Merevisi dan mengklarifikasi definisi aset dan liabilitas.


2. Menyelesaikan perbedaan mengenai elemen-elemen lain dan definisinya.
3. Merevisi konsep kriteria pengakuan untuk menghilangkan perbedaan dan
memberikan dasar untuk menyelesaikan masalah seperti penghentian pengakuan dan
unit akun.
Fase Pengukuran
Tujuan fase Pengukuran adalah untuk memberikan panduan untuk memilih mea.
basis surement yang memenuhi tujuan dan karakteristik kualitatif dari pelaporan
keuangan.

Fase Konsep Entitas Pelaporan


Tujuan fase entitas pelaporan adalah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan
entitas pelaporan untuk tujuan pelaporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan
yaitu Entitas Pelaporan (ED).

ED mencatat bahwa entitas pelaporan memiliki tiga fitur:


1. Kegiatan ekonomi suatu entitas sedang dilakukan, telah dilakukan, atau akan
dilakukan.
2. Aktivitas ekonomi tersebut dapat dibedakan secara obyektif dari entitas lain dan
dari lingkungan ekonomi di mana entitas itu ada.
3. Informasi keuangan tentang aktivitas ekonomi entitas itu memiliki potensi untuk
berguna dalam pengambilan keputusan tentang penyediaan sumber daya bagi
entitas tersebut.

Batas-batas Pelaporan Keuangan, dan Tahap Presentasi dan Pengungkapan


Tujuan dari Presentasi dan Pengungkapan, termasuk Batas-batas Pelaporan
Keuangan, fase adalah untuk menentukan konsep-konsep yang mendasari
tampilan dan pengungkapan informasi keuangan dan untuk mengidentifikasi
batas-batas informasi yang akan mencapai tujuan pelaporan keuangan tujuan
umum. Fase ini saat ini tidak aktif. Dewan belum membahas atau membuat
keputusan mengenai konsep untuk penyajian keuangan dan pengungkapan
informasi keuangan.

Tujuan dan Status Fase Kerangka


Tujuan dari Tujuan dan Status fase Kerangka adalah untuk mempertimbangkan
status otoritatif kerangka kerja dalam hirarki GAAP. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan kerangka kerja yang memiliki otoritas yang sebanding untuk
penggunaan kedua dewan dalam proses penetapan standar.

Proyek Pembaruan Standar


FASB dan IASB juga sedang mengerjakan sejumlah masalah standar individu
seperti operasi yang dihentikan, instrumen keuangan, pengukuran nilai wajar
pendapatan komprehensif, konsolidasi, sewa, pengakuan pendapatan, pendapatan
per saham, pajak penghasilan, dan manfaat pascakerja pensiun. Tujuan
keseluruhan dari proyek pembaruan standar adalah untuk membuat standar FASB
dan IASB lebih dapat dibandingkan. Pada bulan April 201l, FASB dan IASB
mengeluarkan pernyataan bersama tentang kemajuan yang diarsipkan dalam
program pembaruan standar.
1. Dewan juga memberikan laporan tentang kemajuan kerja konvergensi
bersama mereka yang menyatakan FASB dan IASB telah mengambil
tindakan berikut: 72 Menyelesaikan lima proyek: Dewan telah mencapai
keputusan penting pada sejumlah proyek, mengurangi jumlah dari sisa
prioritas proyek MoU ke tiga (pengakuan pendapatan, leasing, dan
instrumen keuangan) untuk pekerjaan lanjutan. Mencerminkan
penyelesaian proyek MoU, publikasi standar yang konvergen atau secara
substansial konvergen pada pengukuran nilai wajar, laporan keuangan
konsolidasi (termasuk pengungkapan kepentingan di entitas lain),
pengaturan bersama, pendapatan komprehensif lain, dan manfaat pasca-
kerja diharapkan dalam waktu dekat.
2. Prioritas diberikan kepada bidang-bidang MoU yang tersisa dan akuntansi
asuransi: Pada bulan November 2010, Dewan memutuskan untuk
memprioritaskan kerja bersama mereka pada tiga proyek MoU - instrumen
keuangan, pengakuan pendapatan dan sewa - dan akuntansi untuk kontrak
asuransi untuk memungkinkan penyelesaian tepat waktu .
3. Memperpanjang target penyelesaian setelah Juni 2011: Pada pertemuan
mereka pada bulan April, Dewan memperpanjang jadwal untuk proyek-
proyek konvergensi MoU yang tersisa dan asuransi setelah Juni 2011
untuk memungkinkan pekerjaan lebih lanjut dan konsultasi dengan para
pemangku kepentingan. Dewan merevisi rencana kerja mereka untuk
fokus menyelesaikan tiga proyek konvergensi prioritas yang tersisa pada
paruh kedua 2011, dengan cara yang konsisten dengan proses yang
terbuka dan inklusif. Untuk kontrak asuransi, IASB berencana untuk
menyelesaikan proyeknya pada paruh kedua 2011, dan FASB berencana
untuk menurunkan paparan draft dalam jangka waktu yang sama.
4. Menyetujui bahwa keputusan yang akan dibuat pada tanggal efektif akan
memberi entitas waktu yang cukup untuk mengimplementasikan
perubahan: Dewan telah menekankan bahwa mereka akan menetapkan
tanggal efektif yang akan memungkinkan mereka yang menggunakan
IFRSS dan US GAAP waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri untuk
penerapan standar.

Anda mungkin juga menyukai