Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi
(Lewin, 1948). Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja atau
pengorganisasian agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Interaksi sosial
merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan manusia, sebab manusia sebagai
makhluk sosial perlu bekerjasama, bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama
untuk memenuhi kebutuhan. Interaksi sosial antar individu adalah salah satu
media yang dapat membentuk suatu kelompok yang dinamis. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan guna meningkatkan keterikatan dalam kelompok antara
lain pembinaan sama yang baik, keberhasilan memenuhi keinginan dari anggota
kelompok, aga keterbukaan dan tingkat kepercayaan sesama anggota kelompok
tetap tinggi.
Pengembangan suatu kelompok dapat menggunakan pelatihan. Pelatihan
adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan suatu kelompok dalam
berkomunikasi dan bekerja sama. Pelatihan dapat menggunakan permainan
sebagai media pengembangan kelompok. Permainan dapat dilakukan baik di luar
ruangan (outdoor) maupun di dalam ruangan (indoor). Dalam makalah ini, akan
dijelaskan bagaimana aplikasi pengembangan kelompok kesehatan masyarakat
dalam pelatihan yang dilakukan di luar (outdoor).

1.2 Tujuan
1. Memberikan penjelasan mengenai pengertian kelompok.
2. Memberikan penjelasan mengenai pengertian pelatihan.
3. Memberikan penjelasan bagaimana aplikasi pengembangan kelompok
kesehatan masyarakat dalam pelatihan.
4. Memberikan gambaran salah satu jenis permainan sebagai salah satu cara
mempraktekkan aplikasi pengembangan kelompok kesehatan masyarakat.

1
1.3 Manfaat
1. Mengetahui penjelasan mengenai kelompok dan pelatihan.
2. Permainan yang diberikan dapat menjadi cara untuk memahami aplikasi
pengembangan kelompok kesehatan masyarakat.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelompok


Kelompok adalah suatu kumpulan orang-orang yang menjadi satu
kesatuan sosial yang mengalami interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan
bersama. Menurut H. Smith dalam Artikel Muhammad Kosim mendefinisikan
kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berinteraksi satu sama lain melalui cara dan dasar kesatuan
persepsi. Interaksi dalam kelompok dapat menimbulkan kerjasama apabila
masing-masing anggota kelompok:
1. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
2. Adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya
3. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
4. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota
kelompok

2.2 Pelatihan dan Pengembangan


2.2.1 Pengertian Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di
perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga
kerja untuk lebih menguasai kinerja pekerjaannya dan lebih baik terhadap
pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Adanya kesenjangan antara
kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki oleh tempat kerja, menyebabkan
perlunya menjembatani kesenjangan tersebut dengan salah satu caranya yakni
pelatihan dan pengembangan. Menurut Intruksi Presiden No.15 Tahun 1974
mendefinisikan bahwa pelatihan adalah bagian dari pendidikan menyangkut
proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode
yang lebih mengutamakan praktik daripada teori. Hal ini menunjukkan bahwa
pelatihan yakni suatu kegiatan mempelajari pengetahuan dan kemampuan dalam

3
bidang tertentu yang dengan sengaja diberikan melalui prosedur sistematis dan
terorganisir untuk mencapai kerja efektif yang berkualitas.
2.2.2 Pengertian Pengembangan
Menurut R. Wayne Mondy and Robert M Noe mendefinisikan bahwa
pengembangan adalah pembelajaran yang melampaui tugas saat ini dan memiliki
fokus jangka panjang. Melakukan pengembangan diperlukan usaha yang
sistematis dan terorganisir untuk meningkatkan kemampuan teknis, konseptual,
dan moral seseorang agar sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang bertujuan
untuk tujuan umum bersama.
2.2.3 Jenis-Jenis Pelatihan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut Simamora dalam
Artikel Ana Hurarki, 2012 ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat
diselenggarakan:
a. Pelatihan Keahlian. Pelatihan keahlian (skills training) merupakan
pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program pelatihannya
relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi rnelalui
penilaian yang jeli. kriteria penilaian efektifitas pelatihan juga berdasarkan
pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
b. Pelatihan Ulang. Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan
keahlian. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja
yang berubah-ubah.
c. Pelatihan Lintas Fungsional. Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional
training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja
dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
d. Pelatihan Tim. Pelatihan tim merupakan bekerjasama terdiri dari
sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama
dalam sebuah tim kerja.
e. Pelatihan Kreatifitas. Pelatihan kreatifitas (creativitas training)
berlandaskan pada asumsi bahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya
tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas
mungkin yang berdasar pada penilaian rasional, biaya dan kebaikan.

4
2.3 Outbound
Outbound mulai dikenal sebagai metode pelatihan untuk pengembangan
diri di dalam suatu kelompok. Outbound merupakan metode pelatihan untuk
pengembangan diri (personal development) dan kelompok (team development)
dalam proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka yang
biasanya dikaitkan dengan kegiatan games. Diharapkan suatu kelompok
melakukan kegiatan outbound dapat mengembangkan skill dalam diri dan
kerjasama kelompok terkait permainan yang dilakukan.

5
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Games


3.1.1 Pos 1
A. Nama Permainan
“SATE (Sarung Estafet)”
B. Alat dan Bahan
1. Sarung
2. Tali rafia
3. Amplop
4. Kertas
5. Selotip
C. Langkah Permainan
1. Setiap kelompok terdiri dari 11 orang.
2. Setiap kelompok diberi 1 buah sarung yang didalamnya terdapat amplop
yang berisi pesan.
3. Peserta memulai permainan dengan memindahkan sarung dari peserta
pertama hingga ke peserta terakhir.
4. Jika sarung sampai ke peserta terakhir, peserta terakhir harus membawa
pesan tersebut ke pos 2.
D. Aturan Permainan
1. Peserta saling bergandengan tangan selama proses permainan dan tidak
boleh lepas.
2. Selama permainan berlangsung sarung harus berpindah dari peserta satu
ke peserta yang selanjutnya tanpa terlepas.
3. Baris secara rapi dan lurus.
4. Durasi permainan selama 5 menit.

6
3.1.2 Pos 2
A. Nama Permainan
“PINGSAN (Pingpong Keseimbangan)”
B. Alat dan Bahan
1. Tali rafia
2. Gelas air mineral
3. Bola pingpong
4. Air
5. Gunting
6. Kertas
7. Lakban hitam
C. Langkah Permainan
1. Setiap kelompok berjumlah 4 orang.
2. Setiap kelompok berusaha memindahkan gelas air mineral yang telah
dilubangi dan diikat dengan menggunakan tali rafia. Gelas diisi air
sampai penuh dan letakkan bola pingpong yang berisi clue dari pos 1 ke
dalam gelas.
3. Masing-masing anggota kelompok akan memegang seutas tali rafia yang
tersambung dengan gelas air mineral tersebut untuk menyeimbangkan
sisi lainnya sehingga mereka dapat memindahkan gelas tersebut untuk
dibawa hingga batas finish pos 2.
4. Setelah mencapai finish, setiap kelompok memberikan perwakilan
anggotanya untuk memberikan clue kepada pos 3.
D. Aturan Permainan
1. Jika bola pingpong terjatuh atau air kurang dari batas yang ditentukan
yakni ¾ gelas, maka kelompok tersebut harus mengulang dari awal.
2. Kelompok tidak boleh menyentuh langsung gelas untuk
menyeimbangkannya, mereka harus menggunakan tali rafia yang telah
dikaitkan di gelas tersebut.
3. Semua peserta dalam satu kelompok harus ikut bermain.
4. Durasi permainan selama 7 menit.

7
3.1.3 Pos 3
A. Nama Permainan
“Ambil Aku”
B. Alat dan Bahan
1. Gambar sampah organik dan non-organik
2. Slayer
3. Tali rafia
C. Langkah Permainan
1. Kelompok terdiri dari kelompok sampah organik dan kelompok sampah
non-organik.
2. Masing-masing kelompok terdapat 6 orang dimana 1 orang ditutup
matanya dan bertugas mengambil 5 buah gambar yang telah ditentukan, 4
orang bertugas memberi instruksi kepada pengambil gambar untuk
menyelesaikan misinya, 1 orang bertugas untuk menggendong peserta
yang ditutup matanya sampai ke batas finish pos 3.
3. 1 orang yang ditutup matanya memberikan gambar yang telah dia
kumpulkan kepada fasilitator, dan 1 orang yang bertugas menggendong
menyerahkan clue kepada leader di pos 4.
D. Aturan Permainan
1. Kelompok yang sedang bermain, baik yang ditutup matanya maupun
yang memberi instruksi tidak boleh melewati garis batas yang telah
ditentukan selama bermain.
2. Selain 4 orang yang bertugas memberikan instruksi, tidak boleh
memberikan instruksi kepada orang yang bertugas mengambil gambar.
3. Jika kertas yang diambil benar maka akan mendapat point (+2) akan
tetapi jika salah akan mendapat point (-1).
4. Pemenang adalah kelompok dengan point paling banyak.
5. Durasi permainan ini 10 menit.

8
3.1.4 Pos 4
A. Nama Permainan

“Trust Your Friends”

B. Alat dan Bahan


1. Slayer
2. Kantong plastik
C. Langkah Permainan
1. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang, dibagi menjadi dua bagian yaitu
satu orang menjadi leader dan 9 orang lainnya menjadi anggota.
2. 9 orang yang menjadi anggota akan menggunakan slayer sebagai penutup
mata dan fasilitator akan mengacak posisi mereka di area pos 4.
3. Leader mengarahkan anggotanya untuk mengelilinginya.
4. Leader membuka clue bersama anggotanya berupa misi dari pos 3 yaitu
misi untuk memungut sampah yang berada di area parkiran selatan FKM
UNAIR
5. Masing-masing anggota harus mengumpulkan tiga sampah organik
maupun anorganik yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
6. Jika sudah memungut tiga sampah, maka masing-masing anggota harus
mengumpulkannya ke leader dan secara estafet leader melaporkan ke
fasilitator terkait jumlah sampah.
7. Leader membuang sampah yang telah terkumpul ke kantong plastik yang
telah disediakan oleh fasilitator.
D. Aturan Permainan
1. Peserta tidak boleh membuka penutup mata sebelum diberikan instruksi
oleh fasilitator.
2. Durasi permainan adalah 10 menit.
3. Sampah yang dikumpulkan harus dari area parkiran selatan FKM
UNAIR.

9
3.2 Relevansi Games dengan Materi
3.2.1 Pos 1
Relevansi dari permainan sate (sarung estafet), setiap anggota dapat
melakukan kerja sama serta koordinasi tim yang baik sehingga proses
estafet berjalan lancar. Aplikasi terhadap ilmu kesehatan masyarakat dalam
permainan ini adalah kerjasama dan koordinasi yang baik dalam tim sangat
diperlukan untuk memastikan pesan yang ingin dikomunikasikan
tersampaikan kepada masyarakat. Kegigihan dan keuletan setiap anggota
dalam memindahkan sarung dari satu orang ke orang yang lain merupakan
bentuk sisi ambisi dan semangat anggota yang dapat mencerminkan rasa
ingin menang serta membentuk dinamika kelompok agar kelompok semakin
berkembang di sisi kepercayaan akan tujuan satu sama lain.

3.2.2 Pos 2
Pada saat membawa suatu tugas atau amanah untuk menyampaikan
informasi mengenai masalah kesehatan kepada masyarakat awam yang
kurang mengerti akan kesehatan (diibaratkan gelas air mineral yang harus
diseimbangkan untuk dapat dipindahkan) dan beresiko besar (diibaratkan
bola ping-pong diatas gelas air mineral yang penuh air) maka kita perlu
untuk sangat berhati-hati (kesabaran) dalam menyampaikan informasi
tersebut untuk menyamakan persepsi yang dimaksud dalam informasi
tersebut dengan persepsi mereka agar informasi tersebut bisa berguna bagi
masyarakat tersebut. Selain itu, kita juga harus mempunyai strategi yang
efektif untuk dapat mempermudah penyampaian pesan tersebut agar dapat
menarik perhatian masyarakat sebanyak-banyaknya. Kekompakan dan
Koordinasi juga sangat penting untuk mencapai tujuan atau goals yang
diharapkan bersama-sama. Untuk membawa amanah atau tugas yang berat
kita harus bekerjasama dan bersabar walaupun banyak masalah yang
dihadapi.

10
3.2.3 Pos 3
Permainan “Ambil Aku“ mengajarkan kita sebagai sarjana kesehatan
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara membedakan
sampah organik dan non-organik. Sampah-sampah tersebut harus
dipisahkan dengan benar agar dapat dikelola dengan baik. Relevansi
permainan ini terhadap ilu kesehatan masyarakat adalah kepercayaan dan
koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan akhir yaitu menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat.
3.2.4 Pos 4
Relevansi game Trust Your Friends dengan kesehatan masyarakat
yaitu keberadaan seorang pemimpin dalam kelompok yang membimbing
kelompok tersebut dalam mencapai misi yang telah ditentukan dalam game.
Seorang pemimpin tidak hanya bertugas memimpin anggotanya tetapi juga
harus menjalin kerjasama yang baik. Hal tersebut juga terjadi di masyarakat,
program kesehatan masyarakat tidak bisa dilaksanakan seorang diri tetapi
memerlukan bantuan orang lain seperti pemimpin dan sektor lain untuk
bekerjasama. Pentingnya seorang pemimpin dalam program kesehatan
masyarakat yaitu untuk membuat rencana program, seseorang yang
bertanggung jawab atas program tersebut, sebagai pengawas pogram, dsb.
Selain itu, pentingnya komunikasi antara pemimpin dengan anggota
kelompok. Komunikasi yang efektif diperlukan dalam mengarahkan
anggota kelompok agar lingkaran yang mengelilingi pemimpin terbentuk
dan misi dapat tersampaikan. Demikian halnya yang terjadi di masyarakat,
Sarjana Kesehatan Masyarakat harus mampu berkomunikasi secara efektif
dan efisien kepada masyarakat agar tujuan dari program kesehatan
masyarakat dapat tercapai. Misi game tersebut adalah memungut sampah
yang berada di lingkungan sekitar. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya kepekaan terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan
membuang sampah pada tempatnya.

11
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Outbound adalah metode untuk mengembangkan pelatihan pengembangan
diri dalam suatu kelompok, baik untuk pengembangan diri (personal
development) maupun kelompok (team development) dalam proses mencari
pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka. Dengan outbound, peserta dapat
bertukarpikiran dan mengeratkan hubungan antar anggota untuk menyelesaikan
suatu konflik, bekerjasama, kemampuan kepemimpinan, kemampuan komunikasi,
kemampuan memberi umpan balik, kemampuan saling memberi dan menerima.
Setiap permainan memiliki banyak relevansi terhadap kesehatan masyarakat. Kita
sebagai sarjana kesehatan masyarakat harus memiliki kemampuan dalam
kerjasama dan koordinasi kepada masyarakat dengan menyampaikan informasi
masalah kesehatan serta memberikan contoh bagaimana cara melakukan
pencegahan suatu penyakit dan membuat program kesehatan masyarakat yang
effektif dan effisien.

12

Anda mungkin juga menyukai