2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2731
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA KERJA
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD DELI
SERDANG TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH
OLEH
2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan tidak dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
SERDANG TAHUN 2017. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun meteril.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Sumatera Utara.
ini.
skripsi ini.
7. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji II
skripsi ini.
Kesehatan.
10. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam serta
seluruh Pegawai dan Staf di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
11. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Ir. Ganda Setia Lubis (alm) dan
dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis. Juga kepada abang saya
Putri Ganida Lubis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
hana evanglia, yenni khairina, augie audina, anggi sylvia,maya sintia rini,
bella rida, lana annisa, mutia fadillah, tara viaty, essy ayu, dll. Yang tidak
bisa disebutkan satu persatu namun selalu ada di hati. Semoga kita bias
berbeda-beda.
13. Teman-teman FKM USU angkatan 2013 dan teman –teman kelas H FKM
bias saya sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Kiranya Allah SWT, selalu memberikan
rahmat dan ridho-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................52
LAMPIRAN...............................................................................................................................55
Penulis bernama Annissa Putri Ganida Lubis yang dilahirkan pada tanggal
23 Januari 1996 di Pematang Siantar dan beragama Islam, dengan suku bangsa
penulis adalah Batak. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari
2001 sampai tahun 2002, SDS YPPI di Pekanbaru dari tahun 2002 sampai tahun
2008, SMPS YPPI di Pekanbaru dari tahun 2008 sampai tahun 2011, SMAN 1
Pekanbaru Pada tahun 2011 sampai tahun 2013. Saat ini penulis melanjutkan
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dari tahun 2013 sampai tahun
2017.
darurat memiliki resiko tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian
(Herkutanto, 2008).
kematian pada pasien gawat darurat yang sering ditemukan yaitu 50% meninggal
dalam perjalanan kerumah sakit dan pada pasien trauma (35%) meninggal dalam
1-2 jam setelah trauma, disebabkan oleh: trauma kepala berat, trauma toraks,
fraktur femur atau pelvis dengan perdarahan, 15% meninggal setelah beberapa
hari karena multi organ dan 50% meninggal pada saat kejadian atau beberapa
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang–undangan.
menangani kasus gawat darurat. Dalam menangani kasus gawat darurat ini
Salah satu jenis pelatihan yang harus diikuti perawat, minimal adalah pelatihan
Ketidakseimbangan ini terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen
yaitu keinginan, evaluasi, mencoba dan menerima (penerimaan) atau dikenal juga
dasar bagi perawat dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Pengetahuan yang
dimiliki oleh perawat juga berperan dalam membentuk sikap dan keterampilan
semakin baik.
Lama Kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak
menekuni pekerjaan. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu organisasi maka
semakin baik.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Faizin (2012), tentang
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat di RSU Pandan Arang
sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit
senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pasien yang dirawat. Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, adalah satu-
satunya Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai
16 Pelayanan Tahun 2011. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, RSUD Deli
perawat sebanyak 25 orang. Kasus gawat darurat yang sering dihadapi di IGD ini
cedera kepala, cedera tulang belakang, dan syok. Berdasarkan survey pendahuluan
pada bulan Mei 2017, jumlah pasien yang masuk ke IGD sebanyak 1425 dan
terdapat 435 pasien gawat darurat. Namun hanya 285 pasien yang waktu tanggap
life saving < 5 menit. Sebanyak 150 pasien waktu tanggapnya cukup lama, yaitu
sekitar15 menit. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan perawat dalam
menangani pasien gawat darurat. Apa yang harus dilakukan di ruangan triase, alat-
pasien dan pasien sering mengeluh bahwa pertolongan di IGD sering terlambat,
bahkan perawat –perawat yang bertugas di IGD menyatakan bila ada pasien yang
banyak keluhan yang terjadi akibat pelayanan yang diberikan perawat kepada
tunggu yang lama, kurangnya respon cepat tanggap perawat dalam menangani
keluarga pasien.
pelatihan dana lama kerja terhadap pengetahuan perawat di IGD RSUD Deli
kerja terhadap pengetahuan perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun 2017.
ruang instalasi gawat darurat dan dapat memberikan masukan – masukan yang
sesuai dengan sistem pelayanan gawat darurat yang ada dirumah sakit.
instalasi gawat darurat dalam menempatkan petugas instalasi gawat darurat sesuai
dirumah sakit.
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan rumah sakit
pemerintah adalah unit pelaksanaan teknis dari instansi pemerintah yang tugas
Rumah Sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan secara permanen
Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan
1. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum paling sedikit meliputi:
a. pelayanan medik
b. pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
6.Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, paling sedikit berjumlah 1 (satu)
pelayanan.
kepada masyarakat.
kemampuan pelayanannya.
miskin.
umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu,
satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang
datang dengan gawat medis. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan
yang memerlukan pelayanan segera, yaitu : cepat, tepat dan cermat untuk
pasien yang akan berobat akan diterima oleh petugas kesehatan setempat baik
yang berobat di rawat inap, rawat jalan maupun di gawat darurat. Berikut adalah
BLS/PPGD/GELS/ALS
6. Kepuasan Pelanggan
mereka yang dalam keadaan kritis. Agar dapat segera menangani penderita yang
berada dalam keadaan kritis, tata cara pelayanan penderita dilakukan melalui
1. Triage
bencana :
1. Gawat darurat – merah Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
2. Gawat tidak darurat – putih Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat
3. Tidak gawat, darurat – kuning Kelompok pasien akibat musibah yang datang
tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka
sayat dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau Kelompok pasien yang tidak luka dan tidak
5. Meninggal – hitam
2. Resusitasi
Bagi penderita gawat darurat yang mengancam jiwa (label biru) akan
2.3 Perawat
pelayanan penderita sakit. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah.
minimal setara Diploma III (D3) atau Sarjana Strata 1 (S1), baik dalam negeri
d. Peneliti Keperawatan
d. Melakukan Rujukan
Perawat berwenang:
berwenang:
pimpinan
c. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien
5. Standar V : Evaluasi
dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data
yang mencakup berbagai perubahan data, diagnosa atau perencanaan yang telah
penderita gawat darurat yang optimal. Tersedianya sumber daya manusia di unit
gawat darurat dalam jumlah yang cukup dengan mutu dan motivasi yang tinggi
sehingga persediaan obat-obat dan alat-alat steril dan linen cukup untuk 24 jam.
mendapatkan Pelatihan BTCLS (Basic Trauma Cardial Life Support) dan sudah
mendapatkan sertifikat.
Selain itu, petugas yang bekerja di instalasi gawat darurat rumah sakit
Anamnesa yang cepat dan tepat tentu saja akan mengarahkan pasien untuk
terselamatkan. Anamnesa haruslah cepat dan tepat. Tidak bisa hanya cepat tetapi
kurang tepat, atau sebaliknya, tepat tetapi kurang cepat. Karena hampir seluruh
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat IGD adalah
IGD, karena sebagian besar pasien yang masuk ke ruangan IGD merupakan
pasien dengan kondisi gawat dan sering diikuti dengan gejala penurunan
kesadaran.
(Glasgow Coma Scale). GCS merupakan skala yang digunakan untuk menentukan
kesadaran seseorang ditinjau dari respon mata (eye), cara berbicara (verbal), dan
gerakan tubuh (motion) atau lebih dikenal dengan singkatan EVM. Seorang pasien
dikatakan memiliki kesadaran yang baik jika memiliki respon mata baik, respon
pemasangan ventilator atau alat bantu nafas, RJP (Resusitasi Jantung Paru) dan
kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang perawat IGD. Salah satu kasus
terbanyak di ruang IGD adalah kasus kecelakaan lalu lintas. Hampir semua pasien
yang mengalami kecelakaan menderita luka di bagian tubuhnya. Oleh karena itu,
perawat IGD harus mampu menjahit luka dengan cepat. Teknik menjahit luka
pada area kepala akan berbeda dengan luka di daerah lengan atau kaki. Hal ini
juga menyebabkan perawat IGD dituntut untuk menguasai berbagai teknik jahitan
agar bisa menjahit luka pasien di bagian tubuh mana saja dengan cekatan dan rapi.
IGD merupakan ruangan yang sering crowded dan hampir semua pasien
membutuhkan penanganan yang cepat. Oleh karena itu, perawat IGD dan tenaga
dan efektif. IGD sangat berbeda karakteristiknya dengan ruang perawatan lainnya.
Di ruangan lain, perawat mungkin masih bisa menjelaskan dengan santai setiap
perkembangan pasien kepada rekan sejawat atau tim medis, tetapi di IGD hal
tersebut sangatlah mustahil. Hampir tidak ada waktu untuk berbicara dengan
perawat IGD harus mampu melakukan komunikasi yang efektif dan efisien.
(Care).
2.5 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
kemampuan untuk memecahkan suatu masalah (problem solving). Pada ranah ini
tinggi tahapan dari ranah kognitif ini menunjukan semakin sulitnya tingkat
1. Tahu
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
2. Memahami
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintegrasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi
pada situasi atau kondisi real. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai apliksi atau
4. Analisis
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5. Sintesis
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evalausi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi
1. Pendidikan
Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
2. Informasi
tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi
4. Lingkungan
tersebut.
5. Pengalaman
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
2.6. Pendidikan
untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan (in service training) perawat secara
berkelanjutan, yaitu:
1. Ada program orientasi / pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di unit
gawat darurat.
3. Ada latihan secara teratur bagi petugas Instalasi / Unit Gawat Darurat
perawat yang mampu menanggani pasien gawat darurat dengan terampil, dinilai
lebih dari perawat yang hanya mampu menangani pasien cidera atau trauma.
2.7 Pelatihan
serta berorientasi pada kegiatan pelayanan secara langsung. Secara umum bentuk
1. On the job training ,adalah merupakan metode latihan yang paling banyak
dari pegawai yang baru dilatih mereka. Sistem ini merupakan sistem yang
latihan.
(2006), disebutkan bahwa setiap petugas IGD harus telah pernah mengikuti
kecacatan.
yang terjadi. Pada kegiatan BTLS terdapat enam fase, yaitu: fase deteksi, fase
supresi, fase pra rumah sakit, fase rumah sakit dan fase rehabilitasi.
memberikan bantuan hidup dasar pada pasien yang mengalami trauma dan
memiliki wawasan dan perhatian keluar dari dirinya , hal ini terkait dengan
lamanya orang tersebut bekerja dengan pedoman atau cara kerja yang sama.
pasien yang membutuhkan tindakan medis secara cepat, cermat dan tepat. Apabila
seseorang tenaga kesehatan sudah lama bekerja di instalasi gawat darurat tersebut
maka dia sudah mempunyai wawasan dan pemahaman yang luas tentang cara
dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari- hari. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat
yang dimiliki. Lama bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan
berikut :
Pendidikan
Pengetahuan
Pelatihan
Perawat IGD
Lama Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari April 2017 sampai Januari 2018. Waktu
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada (Total
gawat darurat yang telah ditentukan dan waktu yang dibutuhkan untuk
dokumen-dokumen resmi berupa jumlah perawat yang ada di IGD RSUD Deli
Serdang Lubuk Pakam dan data lain yang digunakan untuk membantu analisa
pelatihan dan lama kerja perawat di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.
1. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah
4. Lama Kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak
2010).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, terletak di Jalan
Umum Daerah “Deli Serdang” Kelas B terletak dari Ibukota Provinsi Sumatera
penjenguk dll.
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, adalah satu-
satunya Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, sebagai
2008 tanggal 25 April 2008 dan telah terakreditasi penuh 16 Pelayanan Tahun
2011. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
dipimpin oleh seorang direktur. RSUD Deli Serdang juga memiliki 2 jenis tenaga
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam ini berjalan
satunya rumah sakit, tidak hanya menyangkut pelayanan medis dokter dan
pelayanan kesehatan lainnya, tetapi juga yang menyangkut pelayanan non medis.
dibutuhkan pengelolaan organisasi yang baik dari pihak rumah sakit. Hal ini
sangat penting dimana lembaga ksehatan yang punya potensi baik belum tentu
hasilnya baik.
rumah sakit harus memberikan pelayanan yang maksimal bagi para pasien
agar para pasien dapat cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Adapun
pelayanan medis yang diberikan rumah sakit ini adalah : mengobati penyakit
dalam, menangani pasien yang ingin melahirkan, visum, bedah saraf, THT dan
b. Pelayanan non Medis, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit kepada para keluarga pasien yang mengantarkan pasien berobat kerumah
sakit, agar para keluarga tidak merasa bosan menunggu keluarganya berobat di
Salah satu instalasi yang paling penting di RSUD Deli Serdang adalah
instalasi gawat darurat. Instalasi ini mempunyai tugas yaitu: 1. Menerima pasien
dihadapi di IGD ini adalah kasus kecelakaan, luka bakar, trauma toraks, trauma
hasil responden berdasarkan kelompok umur < 20 tahun: 6 orang (24%), 20-29
tahun: 5 orang (20%), 30-39 tahun: 6 orang (24%), 40-49 tahun: 6 orang (24%), >
perawat responden yang berpendidikan D1 ada 2 orang (8%), ada 14 orang (56%)
perawat yang mengikuti pelatihan BCLS ada 10 orang (40%), perawat yang sudah
mengikuti pelatihan BTLS ada 7 orang (28%) dan perawat yang sudah mengikuti
orang perawat yang sudah bekerja < 3 tahun ada 10 orang (40%) dan perawat
1. Jenis Kelamin
1. Laki- laki 10 40
2. Perempuan 15 60
2. Umur
1. 20-39 17 68
2. 40-49 6 24
3. > 50 2 8
3. Pendidikan
1. DI 2 8
2. DIII 14 56
3. S1 5 20
4. S2 4 16
4. Pelatihan
1. BCLS 10 40
2. BTLS 7 28
3. PPGD 8 32
5. Lama Kerja
1. < 3 Tahun 10 40
2. > 3 Tahun 15 60
Jumlah 25 100
IGD harus memiliki sertifikat tersebut maka dari itu tingginya perawat
melalui tahap pra pengobatan sesuai SPM RS? terdapat sebanyak 18 responden
(72%) menyatakan tidak tahu dan 7 responden (28%) menyatakan tahu. Pada
menyatakan tahu.
tabel berikut:
responden (20%) dalam angka pelayanan gawat darurat perawat di IGD RSUD
Dari tabel 4.5 di ketahui bahwa perawat yang mengikuti pelatihan BCLS
orang (32%).
berikut:
sebanyak 10 orang (40%) dan perawat yang bekerja > 3 tahun sebanyak 15 orang
(60%).
Jumlah 25 100
Pengetahuan
Pendidikan Tinggi Rendah
F % F %
D1 1 4% 1 4%
Dari tabel 4.7 hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa perawat
Dari tabel 4.8 hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa perawat
yang memiliki pengetahuan yang tinggi adalah perawat yang mengikuti pelatihan
BCLS sebanyak 4 orang (16%). Perawat yang memiliki pengetahuan yang tinggi
adalah perawat yang mengikuti pelatihan BTLS sebanyak 5 orang (20%). Perawat
yang memiliki pengetahuan yang tinggi adalah perawat yang mengikuti pelatihan
tinggi dan sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan gawat darurat yaitu PPGD
& BTLS & BCLS sebanyak 4 orang (16%). Sedangkan perawat yang memiliki
dengan lama kerja < 3 tahun di instalasi gawat darurat sebanyak 6 orang (24%).
Sedangkan perawat yang memiliki pengetahuan rendah dengan lama kerja > 3
BAB V
PEMBAHASAN
Serdang.
lulusan D3. Namun, dalam praktiknya tidak semua perawat yang berpengetahuan
baik dapat menanggulangi pasien gawat darurat dengan cepat dan tanggap. Hal ini
juga di pengerahui oleh pelatihan –pelatihan yang belum diikuti oleh sebagian
gawat darurat menjadi salah satu kendala bagi perawat yang bertugas di IGD.
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative
singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari pada teori.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Joeharno (2008), bahwa
berkembang setiap saat dimana proses belajar memegang peranan penting dalam
tindakan yang cepat tepat dan akurat kalau tidak menguasai ilmunya.
karena kegagalan sistem otak dan jantung selama 4-6 menit dapat menyebabkan
2013).
2017.
kinerja yang baik. Hal ini dipengaruhi juga dari pengalaman kerja perawat
keperawatan lebih fokus pada teori gawat daruratnya saja, kurang praktik
III disebut juga sebagai perawat profesional pemula yang sudah memiliki sikap
professional.
dikuasai karena tidak mungkin seseorang dapat memberikan tindakan yang cepat,
5.3 Gambaran Pelatihan Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun 2017.
gawat darurat terhadap pelatihan PPGD, BTLS dan BCLS didapatkan responden
sebanyak 56%. Namun masih ada beberapa perawat yang belum mengikuti
menambah pengetahuan dan skill seseorang dalam membantu pasien yang dalam
serdang menunjukkan bahwa pelatihan sangat penting bagi perawat yang akan
bertugas di IGD. Perawat- perawat yang akan bertugas di IGD minimal harus
perawat yang ada di IGD yang sudah mendapatkan sertifikat PPGD. Perawat yang
lanjut mengikuti pelatihan BTLS dan BCLS untuk menangani pasien gawat
darurat lebih dalam lagi. Namun, ada juga beberapa perawat yang sudah memiliki
BTLS dan BCLS. Hal ini disebabkan karena biaya pelatihan –pelatihan tersebut
yang cukup mahal. Biaya satu pelatihan kegawatdaruratan saja bisa mencapai
harga Rp. 1.800.000,00- 5.000.000,00. Biaya yang tebilang cukup mahal ini lah
yang menjadi kendala bagi perawat yang baru lulus dan belum memiliki sertifikat
kegawatdaruratan.
sakit. Petugas kesehatan IGD yang dapat melakukan tindakan triage minimal
Hal ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
5.4 Gambaran Lama Kerja Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun
2017.
Lama Kerja perawat di IGD RSUD Deli Serdang dalam penanganan kasus
gawat darurat menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja selama < 3
tahun dan berpengetahuan tinggi sebanyak 24% dan responden yang sudah bekerja
> 3 tahun dan berpengetahuan tinggi sebanyak 48%. Tingkat kematangan dalam
ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat
yang dimiliki.
menangani kasus gawat darurat. Perawat-perawat yang sudah bekerja lebih dari 3
>40 tahun. Pengalaman kerja mereka dalam menangani kasus gawat darurat sudah
darurat yang datang juga tinggi. Kasus – kasus gawat darurat yang sering di
tangani adalah: kasus korban kecelakaan lalu lintas, kasus korban perampokan,
dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari- hari. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat
yang dimiliki. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang
singkat orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang ditanganinya. Lama
bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan triage minimal memiliki
masa kerja > 2 tahun. Apabila perawat yang masuk ke IGD masa kerja < 2 tahun,
maka perlu diberikan orientasi tentang menangani pasien gawat darurat yang baik
dan benar.
Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat
lama kerja dengan kinerja perawat. Lama bekerja seseorang akan menentukan
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
betugas di IGD < 3 tahun agar perawat yang mengikuti orientasi tersebut
4. Perawat instalasi gawat darurat RSUD Deli Serdang yang baru bekerja < 3
Kemenkes RI. 2012. Petugas Gawat Darurat dan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Jakarta.
Rivai dan Sudjana. 2009. Media Pengajaran. Sinar Baru. Algensindo. Bandung.
RSUD Deli Serdang. 2016. Profil RSUD Deli Serdang Tahun 2015.
Sitorus, Rian. 2011. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Untuk Perawat.
Rineka Cipta. Jakarta.
I. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Pendidikan Terakhir :
a. SPK ( D1 Keperawatan )
b. DIII Keperawatan
c. S1 Keperawatan
d. S2 Keperawatan
3. Nama Pelatihan yang pernah di ikuti :
a. BTLS
b. BCLS
c. PPGD
4. Tahun Pelatihan (Sertifikat) : ………..
5. Masa Lama Kerja : .....................tahun
II. Pengetahuan
1. Petugas kesehatan juga setiap saat harus siap siaga dan mampu
menanggulangi kegawatdaruratan dan waktu tanggap minimal (Life
Saving) yaitu :
a. 1 menit
b. 5 menit
c. 1 jam
d. 2 jam
2. Petugas kesehatan juga setiap saa harus siap siaga dan mampu
menanggulangi kegawatdaruratan dan Waktu Defenitif minimal yaitu :
a. < 2 jam
b. >2 jam
c. <5 menit
d. > 5 menit
14. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di rumah sakit
berdasarkan SOP sesuai standar JCI adalah :
a. Pada hari operasi sebelum pasien memasuki area
steril di kamar operasi harus dilakukan verifikasi oleh
perawat di rung penerimaan pasien (sign in).
b. Sebelum melakukan inisiasi harus dilakukan time out.
c. Time out dilakukan sebelum tindakan operasi.
d. Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi harus dilakukan verifikasi
ulang (sign out).
16. Menurut Permenkes No.129 Tahun 2008, salah satu SOP terpenting dalam
pelayanan IGD adalah :
a. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
b.Adanya pemisahan pasien dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
c. Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi tanggung jawab
dokter.
d. Adanya system komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan
antara instalasi gawat darurat.
17. Pengurangan risiko pasien jatuh di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai
standar JCI adalah :
a.Setiap pasien yang masuk melalui IGD dilakukan pengkajian awal
tentang risiko pasien jatuh.
b.Menentukan scoring berdasarkan kriteria risiko pasien jatuh
c.Melakukan reassessment risiko pasien pada saat terjadi perubahan terapi
18. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang identifikasi pasien
berdasarkan SOP sesuai standar JCI:
a. Saat pemasangan gelang pasien perawat menjelaskan manfaat gelang
pasien
b. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum pemberian obat, darah
atau produk darah
c. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum mengambil darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur
20. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang menjaga keamanan obat
yang perlu diwaspadai:
a.Perawat menunjukkan daftar obat kategori high alert (obat yang
dapat mengakibatkan kesalahan karena mempunyai risiko tinggi jika
salah diberikan).
b.Perawat menyebutkan jenis-jenis obat kategori high alert.
c.Perawat menjelaskan prosedur kalau mau menggunakan elektrolit
konsentrat
d. Perawat menjelaskan pemberian label elektrolit konsentrat yang
disimpan di pada unit pelayanan pasien dengan jelas.
21. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
a. Perawat menanyakan ulang identitas pasien sebelum operasi
b. Perawat menjelaskan tentang perencanaan tindakan operasi
c. Perawat meminta persetujuan secara tertulis sebelum melakukan
operasi
d. Perawat menjelaskan cara melaksanakan safe surgery check list sebelum
induksi anestesi
24. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kematian pasien < 24 jam di
IGD adalah tanggung jawab :
a. Dokter IGD
b. Kepala IGD
c. Perawat IGD
d. Kepala Rumah Sakit
25. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kepuasan pelanggan pada gawat
darurat dimensi mutu adalah melalui :
a. Kenyaman
b. Kebersihan
c. Waktu Tanggap Pelayanan
d. Keramahtamahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 6 24.0 24.0 24.0
20-29 tahun 7 28.0 28.0 52.0
30-39 tahun 9 36.0 36.0 88.0
40-49 tahun 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D1 2 8.0 8.0 8.0
D3 13 52.0 52.0 60.0
S1 8 32.0 32.0 92.0
S2 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Lama Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 tahun (baru) 12 48.0 48.0 48.0
>3 tahun (lama) 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
1.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan dalam bidang penanganan pelayanan gawat
darurat (PPGD)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 40.0 40.0 40.0
pernah 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
2.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan BTLS (Basic Trauma Life Support)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 8 32.0 32.0 32.0
pernah 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
3.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan BCLS (Basic Cardial Life Support)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 13 52.0 52.0 52.0
pernah 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
KategoriPELATIHAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 11 44.0 44.0 44.0
baik 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
1. Apakah petugas kesehatan setiap saat siap siaga dan mampu menanggulangi
kegawatdaruratan dan waktu tanggap minimal (Life Saving) < 5 menit ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 15 60.0 60.0 60.0
tahu 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
2.Apakah petugas kesehatan juga siap siaga dan mampu menanggulangi kegawatdaruratan
Waktu Defenitif minimal < 2 jam ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 11 44.0 44.0 44.0
tahu 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
3. Apakah dalam penanganan penderita trauma sudah melalui tahap pra pengobatan sesuai
SPM RS ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 3 12.0 12.0 12.0
tahu 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
4. Apakah cara pemilahan penderita gawat darurat berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya sesuai denga prosedur Triase ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 6 24.0 24.0 24.0
tahu 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
5. Apakah Dokter IGD sudah mengetahui tidak boleh mengeluarkan surat kematian apabila
pasien meninggal pada saat di bawa ke IGD?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 12 48.0 48.0 48.0
tahu 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 8 32.0 32.0 32.0
tahu 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
7. Apakah perawat IGD sudah mengetahui bahwa tingkat kesadaran ,warna kulit, nadi dapat
memberikan informasi tentang Hemo-dinamik?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 5 20.0 20.0 20.0
tahu 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
8. Apakah perawat IGD mengetahui bahwa mempertahankan kehangatan suhu tubuh pasien
merupakan bagian dari tindakan circulation?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 13 52.0 52.0 52.0
tahu 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
9. Apakah perawat IGD mengetahui bahwa hipotermi ada dapat terjadi pada penderita yang
diberikan Ringer Lactat yang tidak dihangatkan atau darah yang masih dingin, untuk itu
cairan dapat dihangatkan dengan menggunakan oven microwave sampai cairan bersuhu 36
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 2 8.0 8.0 8.0
tahu 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
10.Apakah perawat IGD mengetahui bahwa anda warna merah pada pasien yang masuk ke
IGD yang telah ditriase memiliki arti pasien harus di bawa ke ruangan ICU, ICCU, Stroke
Unit, VIP, Kelas I, II, III?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 20 80.0 80.0 80.0
tahu 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 60.0 60.0 60.0
1 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
12. Peningkatan komunikasi efektif dirumah sakit berdasarkan SOP sesuai standart JCI
adalah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 11 44.0 44.0 44.0
1 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
13. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai di rumah sakit berdasarkan SOP
sesuai standar JCI adalah :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 12.0 12.0 12.0
1 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
14. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di rumah sakit berdasarkan
SOP sesuai standar JCI adalah :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 24.0 24.0 24.0
1 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 8 32.0 32.0 32.0
1 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
17. Pengurangan risiko pasien jatuh di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai standar JCI
adalah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
18. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang identifikasi pasien berdasarkan
SOP sesuai standar JCI:
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 52.0 52.0 52.0
1 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
19.Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang cara berkomunikasi yang efektif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 2 8.0 8.0 8.0
1 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
20.Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang menjaga keamanan obat yang perlu
diwaspadai:
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 20 80.0 80.0 80.0
1 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 24.0 24.0 24.0
1 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
22. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
23. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang pengurangan risiko pasien jatuh:
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 8 32.0 32.0 32.0
1 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
24. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kematian pasien < 24 jam di IGD adalah
tanggung jawab
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
25. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kepuasan pelanggan pada gawat darurat
dimensi mutu adalah melalui
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 52.0 52.0 52.0
1 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 7 28.0 28.0 28.0
baik 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0