Anda di halaman 1dari 93

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Gambaran Pendidikan, Pelatihan


Dan Lama Kerja Terhadap
Pengetahuan Perawat di IGD RSUD
Deli Serdang Tahun 2017

Ganida, Annissa Putri

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2731
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA KERJA
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD DELI
SERDANG TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH

ANNISSA PUTRI GANIDA


NIM :131000761

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


GAMBARAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA KERJA
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD DELI
SERDANG TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

ANNISSA PUTRI GANIDA


NIM :131000761

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “GAMBARAN

PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA KERJA TERHADAP

PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD DELI SERDANG TAHUN

2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan tidak dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemungkinan ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Medan, April 2018


Yang Membuat Pernyataan

Annissa Putri Ganida


131000761

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara


paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Instalasi gawat darurat adalah tempat pelayanan kasus gawat darurat yang bekerja
selama 24 jam sehari dan dilengkapi dengan tenaga, sarana dan fasilitas
penunjang untuk tindakan diagnostik dan pengobatan lanjut yang diperlukan.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting di dalam
pelayanan kasus gawat darurat. Dalam menangani kasus gawat darurat diperlukan
perawat yang memiliki keterampilan yang profesional dan waktu tanggap yang
cepat. Faktor penting yang mempengaruhi waktu tanggap pelayanan gawat darurat
yaitu tingkat pengetahuan, pendidikan, pelatihan dan lama kerja perawat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan, pelatihan dan
lama kerja terhadap pengetahuan perawat di IGD RSUD Deli Serdang tahun 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik
kuantitatif dengan tipe survey explanatory, yaitu penelitian yang menjelaskan
gambaran antara variabel-variabel yang diteliti melalui pengujian statistic.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di IGD RSUD Deli Serdang
dengan jumlah perawat sebanyak 25 orang. Sampel diambil yaitu sebanyak 25
orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Data yang
dikumpulkan adalah data primer dan sekunder yang dianalisis secara univariat
dengan mendeskripsikan variabel-variabel tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan perawat yang bertugas di IGD RSUD
Deli Serdang mayoritas mempunyai kategori pengetahuan yang cukup tinggi.
Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang mayoritas berpendidikan D3
keperawatan. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang sebagian besar
sudah mengikuti pelatihan-pelatihan kegawatdaruratan dan sudah memiliki
sertifikat, kinerjanya lebih baik daripada perawat yang belum mendapatkan
pelatihan. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang mayoritas sudah
bekerja > 3 tahun dan mempunyai pengalaman kerja dalam menangani kasus
gawat darurat cukup baik dibandingkan perawat yang baru bekerja < 3 tahun.
Pelatihan merupakan variabel yang berperan penting dengan pengetahuan
perawat dalam menangani pasien gawat darurat. Diharapkan kepada pihak rumah
sakit, khusunya instalasi gawat darurat agar memberikan pelatihan
kegawatdaruratan bagi perawat yang belum memiliki sertifikat pelatihan
kegawatdarurata dan bagi perawat yang belum memiliki sertifikat wajib mengikuti
pelatihan tersebut.

Kata Kunci : pendidikan, pelatihan, lama kerja, pengetahuan perawat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

A hospital is an institution of the ministry of health of individuals in the


plenary provides inpatient services, outpatient and emergency. An emergency
department is a 24-hour emergency room service and is equipped with the
necessary personnel, facilities and facilities for necessary diagnostic and
treatment measures. Nurses are one health worker who plays an important role in
emergency services. In the case of emergency is required nurses who have
professional skills and fast response time. Important factors that affect the
response time of emergency services are the level of knowledge, education,
training and duration of nurse work. This study aims to determine the picture of
education, training and length of work on the knowledge of nurses at IGD RSUD
Deli Serdang in 2017.
The method used in this research is quantitative analytical method with
explanatory survey type, that is research which explains the picture between the
variables studied through statistical test. The population in this study were all
nurses at IGD RSUD Deli Serdang with the number of nurses as many as 25
people. Samples taken were as many as 25 people with sampling technique that is
total sampling. The data collected were primary and secondary data which were
analyzed univariat by describing those variables.
The results of this study showed that nurses who served in IGD RSUD
Deli Serdang majority have a category of knowledge that is high enough. Nurses
who served in the IGD Deli Serdang majority of D3 nursing educated. Nurses
who served in the IGD RSUD Deli Serdang most have been undergoing
emergency training and already have certificates, its performance is better than
nurses who have not received training. Nurses who served in the IGD Deli
Serdang majority have worked >3 years and have experience working in handling
emergency cases is quite good compared to nurses who just worked <3 years.
Training is a variable that plays an important role with the knowledge of
nurses in dealing with emergency patients. It is expected that the hospital,
especially the emergency room installation to provide emergency emergency
training for nurses who do not have a certificate of emergency training and for
nurses who do not have a certificate must attend the training.

Keywords: Education, Training, Duration of Work, Nurse’s Knowledge

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul GAMBARAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA

KERJA TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD DELI

SERDANG TAHUN 2017. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan

untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyakarat di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun meteril.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

4. dr.Rusmalawaty, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan waktu, bimbingan, saran, masukan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

waktu, bimbingan, saran, masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Roymond H. Simamora S.kep. Ners. M.kep, selaku Dosen Penguji I yang

telah memberikan masukan dan koreksi bermanfaat untuk perbaikan

skripsi ini.

7. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji II

yang telah memberikan masukan dan koreksi bermanfaat untuk perbaikan

skripsi ini.

8. Drs.Tukiman, MKM, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis

menjalani pendidikan khususnya Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan.

10. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam serta

seluruh Pegawai dan Staf di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

Lubuk Pakam yang telah memberikan izin memperoleh data-data yang

mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Ir. Ganda Setia Lubis (alm) dan

Ibunda Zubaidah. yang telah memberikan dukungan moril maupun materil

dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis. Juga kepada abang saya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Yudhi Habibi Setyawan Lubis, S.TI dan Adik perempuan saya Adinda

Putri Ganida Lubis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

12. Teman-teman tersayang dan sepermainan, tasya balatif, rahmah zamzami,

hana evanglia, yenni khairina, augie audina, anggi sylvia,maya sintia rini,

bella rida, lana annisa, mutia fadillah, tara viaty, essy ayu, dll. Yang tidak

bisa disebutkan satu persatu namun selalu ada di hati. Semoga kita bias

mencapai kesuksesan bersama walaupun jalan menuju kesuksesan tersebut

berbeda-beda.

13. Teman-teman FKM USU angkatan 2013 dan teman –teman kelas H FKM

USU 2013 yang memberikan semangat dan dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan PBL Desa Kota Galuh Kecamatan Perbaungan

dan teman-teman LKP RSUD Djoelham Binjai yang banyak memberi

semangat, dukungan, doa dan berbagi ilmu kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-Teman seperjuangan di peminatan AKK angakatan 2013 yang tidak

bias saya sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah

diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian

skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Kiranya Allah SWT, selalu memberikan

rahmat dan ridho-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penulis. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama

dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, April 2018


Penulis

Annissa Putri Ganida

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………………………..….i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….....……...ii
ABSTRAK……………………………………………………………….…........iii
ABSTRACT………………………………………………………..……..………iv
KATAPENGANTAR……………………………………………………..….......v
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... ..viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….........xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 6
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
1.4.1. Bagi Ilmu Pengetahuan ....................................................... 6
1.4.2. Bagi Pihak Rumah Sakit ..................................................... 7
1.4.3. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………... ……………………………8


2.1 Rumah Sakit ........................................................................................ 8
2.1.1 Standar Pelayanan Rumah Sakit ......................................... 8
2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit........................................... 9
2.1.3 Kewajiban Rumah Sakit ....................................................10
2.2 Instalasi Gawat Darurat ..................................................................... 11
2.2.1 Standart Prosedur Pelayanan IGD di Rumah Sakit ........... 11
2.3 Perawat ............................................................................................. 13
2.3.1 Pengertian Perawat ............................................................13
2.3.2 Fungsi Perawat ..................................................................14
2.3.3 Standart Praktek Keperawatan ..........................................16
2.4 Perawat Gawat Darurat ...................................................................... 17
2.4.1 Peran dan Fungsi Perawat Gawat Darurat ............................ 20
2.5 Pengetahuan ....................................................................................... 21
2.5.1 Pengertian Pengetahuan ...................................................... 21
2.5.2 Tingkat Pengetahuan ........................................................... 21
2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...........................23
2.6 Pendidikan .........................................................................................24
2.7 Pelatihan ............................................................................................25
2.8 Lama Kerja ........................................................................................27
2.9 Kerangka Konsep ..............................................................................28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 29
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................... 29
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 29
3.3.1 Populasi ............................................................................. 29
3.3.2 Sampel ............................................................................... 29
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 30
3.4.1 Data Primer ....................................................................... 30
3.4.2 Data Skunder ..................................................................... 30
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 30
3.5.1 Variabel Penelitian ............................................................ 30
3.5.2 Definisi Operasional.......................................................... 30
3.6 Metode Pengukuran ............................................................................ 31
3.6.1 Pengukuran Variabel Independent .................................... 31
3.6.2 Pengukuran Variabel Dependent....................................... 32
3.7 Metode Analisis Data .......................................................................... 32
3.7.1. Analisis Univariat.............................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 33


4.1 Gambaran Umum RSUD Deli Serdang .............................................. 33
4.1.1. Data Geografi .................................................................... 33
4.1.2. Instalasi Gawat Darurat RSUD Deli Serdang ................... 35
4.2 Analisis Univariat............................................................................... 35
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik
Individu di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017 ........... 35
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan
Gambaran Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang Tahun 2017 ......................................................... 37
4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan
Pendidikan Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang Tahun 2017 ......................................................... 40
4.2.4 Distribusi Jawaban Responden dalam ke ikut
sertaan Pelatihan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
Tahun 2017........................................................................ 40
4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama
Kerja Perwat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017 .... 41

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 44


5.1Gambaran Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
tahun 2017 ........................................................................................... 44
5.2Gambaran Pendidikan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
tahun 2017 ........................................................................................... 45
5.3Gambaran Pelatihan Perawat di RSUD IGD Deli Serdang
tahun 2017 .......................................................................................... 47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.4 Gambaran Lama Kerja Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
tahun 2017..............................................................................................................49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................50


6.1 Kesimpulan............................................................................................................50
6.2 Saran.........................................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................52
LAMPIRAN...............................................................................................................................55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen……………………........... 32

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen……………………….......... 32

Tabel 4.1 Distribusi Karateristik Responden di IGD RSUD Deli Serdang


Tahun 2017………………………………………………………….36

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Gambaran


Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017…....38

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Gambaran Pengetahuan Perawat di IGD


RSUD Deli Serdang Tahun 2017……………………………...….....40

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Pendidikan


Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017……..……….…..40

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden dalam ke ikut sertaaan


Pelatihan di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017……….…...….41

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Kerja di IGD


RSUD Deli Serdang Tahun 2017………………...…………………..41

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
Tahun2017..........................................................................................
42
.
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Pelatiha- Pelatihan
yang diikuti dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD
Deli Serdang Tahun 2017……………………………..……….……42

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kategori Pelatihan


Secara Keseluruhan dengan Pengetahuan Perawat di IGD
RSUD Deli Serdang Tahun 2017………………..…………..……...43

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Lama Kerja


dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang
Tahun 2017……...…………………………..……………….………43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian....................................................................28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Hasil Olahan Data SPSS

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Annissa Putri Ganida Lubis yang dilahirkan pada tanggal

23 Januari 1996 di Pematang Siantar dan beragama Islam, dengan suku bangsa

penulis adalah Batak. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari

pasangan Ayahanda H.Ir.Ganda Setia Lubis dan Ibunda Hj. Zubaidah,SE.

Pendidikan Formal penulis dimulai dari TK YPPI di Pekanbaru dari tahun

2001 sampai tahun 2002, SDS YPPI di Pekanbaru dari tahun 2002 sampai tahun

2008, SMPS YPPI di Pekanbaru dari tahun 2008 sampai tahun 2011, SMAN 1

Pekanbaru Pada tahun 2011 sampai tahun 2013. Saat ini penulis melanjutkan

pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dari tahun 2013 sampai tahun

2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Pelayanan gawat darurat juga mempunyai aspek khusus karena

mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang. Pada keadaan gawat darurat

medic didapati beberapa masalah utama seperti: periode waktu

pengamatan/pelayanan relative singkat, perubahan klinis yang mendadak dan

mobilitas yang tinggi. Hal-hal tersebut menyebabkan tindakan dalam keadaan

darurat memiliki resiko tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian

(Herkutanto, 2008).

Dalam pelayanan gawat darurat, penanggulangan pasien gawat darurat

dalam mencegah kematian dan kecacatan ditentukan oleh: a). kecepatan

ditemukan penderita, b). kecepatan meminta pertolongan, c). kecepatan dalam

kualitas pertolongan yang diberikan untuk menyelamatkannya. Penyebab

kematian pada pasien gawat darurat yang sering ditemukan yaitu 50% meninggal

dalam perjalanan kerumah sakit dan pada pasien trauma (35%) meninggal dalam

1-2 jam setelah trauma, disebabkan oleh: trauma kepala berat, trauma toraks,

fraktur femur atau pelvis dengan perdarahan, 15% meninggal setelah beberapa

hari karena multi organ dan 50% meninggal pada saat kejadian atau beberapa

menit setelah kejadian terjadi (Pusponegoro, 2005).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Undang- Undang No. 38 tahun 2014 tentang perawat, perawat

adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang–undangan.

Ruang lingkup kerja perawat di rumah sakit salah satunya adalah

menangani kasus gawat darurat. Dalam menangani kasus gawat darurat ini

perawat tentunya diharapkan memiliki kecakapan dan keterampilan yang

profersional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat

adalah melalui kegiatan pelatihan-pelatihan yang dilakukan terhadap perawat.

Salah satu jenis pelatihan yang harus diikuti perawat, minimal adalah pelatihan

Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD).

Menurut Finer (1957) dalam (Nursalam 2012) timbulnya tindakan terjadi

akibat ketidakseimbangan pengetahuan dan kognisi (cognitive dissonance).

Ketidakseimbangan ini terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen

kognisi (pengetahuan, pendapat atau keyakinan) yang bertentangan. Apabila

individu menghadapi suatu stimulus atau obyek dan stimulus tersebut

menimbulkan keyakinan bertentangan di dalam diri individu sendiri, maka

terjadilah ketidakseimbangan yang menyebabkan lahirnya sebuah perilaku baru.

Menurut Rogers (1962) dalam (Nursalam,2012) tindakan dapat timbul melalui

kesadaran. Kesadaran yang dimaksud berawal dari tingkat pengetahuan seseorang.

Kesadaran tersebut kemudian akan berlanjut mengikuti empat tahun berikutnya,

yaitu keinginan, evaluasi, mencoba dan menerima (penerimaan) atau dikenal juga

dengan AIETA (Awareness,Interest, Evaluation, Trial and Adoption).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Koentjoroningrat (2010), mengatakan pendidikan adalah kemahiran

menyerap pengetahuan pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap

seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pendidikan

merupakan unsur karateristik personal yang sering dihubungkan dengan tindakan

seseorang atau masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin

mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. Mudahnya seseorang

untuk menyerap informasi akan berpengaruh terhadap pembentukan perilaku baru

yang lebih baik.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Atmanto (2014), menujukkan

bahwa sikap, pengetahuan (knowledge) dan komitmen berpengaruh secara

signifikan terhadap pendidikan perawat di RSUD DR. Soehadi Prijonegoro.

Pengetahuan tentang keperawatan yang dimiliki oleh perawat merupakan modal

dasar bagi perawat dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Pengetahuan yang

dimiliki oleh perawat juga berperan dalam membentuk sikap dan keterampilan

sebagai perawat dan keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan

kinerja yang baik. Semakin tinggi pendidikan seseorang biasanya pengetahuannya

semakin baik.

Menurut Depkes RI (2000), Pelatihan merupakan variabel penting yang

mempengaruhi kinerja petugas kesehatan di IGD. Pelatihan dapat dijadikan

ukuran pengetahuan, dengan asumsi bahwa semakin banyak pelatihan yang di

ikuti semakin tinggi/baik pula tingkat pengetahuan petugas dalam penanganan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kasus gawat darurat. Perawat yang bertugas di IGD minimal sudah mengikuti

pelatihan PPGD (pelatatihan penanganan gawat darurat).

Lama Kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak

menekuni pekerjaan. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu organisasi maka

akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga kecakapan kerjanya

semakin baik.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Faizin (2012), tentang

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat di RSU Pandan Arang

Kabupaten Boyolali. Mengatakan bahwa pelayanan kesehatan pada masa kini

sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit

bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan keperawatan yang diberikan,

senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan pasien yang dirawat. Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak

rumah sakit umum daerah belum mencerminkan praktik pelayanan profesional.

Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya

berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi

pada pelaksanaan tugas. Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber

daya perawat di Indonesia.

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, adalah satu-

satunya Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai

pusat rujukan pelayanan dengan status kelas B Non Pendidikan. Berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


405/MENKES/SK/IV/2008 tanggal 25 April 2008 dan telah terakreditasi penuh

16 Pelayanan Tahun 2011. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang direktur.

Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Deli Serdang mempunyai

perawat sebanyak 25 orang. Kasus gawat darurat yang sering dihadapi di IGD ini

adalah kasus kecelakaan, luka bakar, trauma toraks, trauma musculoskeletal,

cedera kepala, cedera tulang belakang, dan syok. Berdasarkan survey pendahuluan

pada bulan Mei 2017, jumlah pasien yang masuk ke IGD sebanyak 1425 dan

terdapat 435 pasien gawat darurat. Namun hanya 285 pasien yang waktu tanggap

life saving < 5 menit. Sebanyak 150 pasien waktu tanggapnya cukup lama, yaitu

sekitar15 menit. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan perawat dalam

menangani pasien gawat darurat. Apa yang harus dilakukan di ruangan triase, alat-

alat apa saja yang perlu di pasang, dan lain-lain.

Masalah penananganan waktu tanggap tersebut menyebabkan keluarga

pasien dan pasien sering mengeluh bahwa pertolongan di IGD sering terlambat,

bahkan perawat –perawat yang bertugas di IGD menyatakan bila ada pasien yang

akan dikonsultasikan ke dokter spesialis sering menjadi masalah. Sementara

berdasarkan wawancara peneliti kepada pasien dan keluarga pasien terdapat

banyak keluhan yang terjadi akibat pelayanan yang diberikan perawat kepada

pasien diantaranya pelayanan yang kurang memuaskan, kurang efektif, waktu

tunggu yang lama, kurangnya respon cepat tanggap perawat dalam menangani

keluhan pasien apabila membutuhkan penanganan segera, kurang cepat dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


melakukan tindakan, kurangnya keramahtamahan perawat kepada pasien dan

keluarga pasien.

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian tentang gambaran

pendidikan, pelatihan dan lama kerja terhadap pengetahuan perawat di IGD

RSUD Deli Serdang Tahun 2017.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan,

pelatihan dana lama kerja terhadap pengetahuan perawat di IGD RSUD Deli

Serdang tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran pendidikan, pelatihan dan lama

kerja terhadap pengetahuan perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan perawat di IGD

RSUD Deli Serdang tahun 2017.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pendidikan perawat di IGD

RSUD Deli Serdang tahun 2017.

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelatihan perawat di IGD RSUD

Deli Serdang tahun 2017.

4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran lama kerja perawat di IGD RSUD

Deli Serdang tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa manfaat

penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya kasanah ilmu bidang

manajemen rumah sakit, khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja petugas di

ruang instalasi gawat darurat dan dapat memberikan masukan – masukan yang

sesuai dengan sistem pelayanan gawat darurat yang ada dirumah sakit.

1.4.2 Bagi Pihak Rumah Sakit

Sebagai rekomendasi bagi pengelola rumah sakit dan kepala ruangan

instalasi gawat darurat dalam menempatkan petugas instalasi gawat darurat sesuai

dengan kemampuannya dan perawat tersebut minimal sudah mengikuti pelatihan

penanganan gawat darurat.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambah wawasan dan khasanah keilmuan serta menjadi bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan instalasi gawat darurat

dirumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No.56 tahun 2014, Rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan rumah sakit

pemerintah adalah unit pelaksanaan teknis dari instansi pemerintah yang tugas

pokok dan fungsinya dibidang kesehatan ataupun instansi pemerintah lainnya.

Rumah Sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan secara permanen

untuk jangka waktu lama untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.

2.1.1. Standart Pelayanan Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No. 56 tahun 2014, Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan

standar pencapaiain kinerja pelayanan rumah sakit, yaitu:

1. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum paling sedikit meliputi:

a. pelayanan medik

b. pelayanan kefarmasian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. pelayanan keperawatan dan kebidanan

d. pelayanan penunjang klinik

e. pelayanan penunjang nonklinik

f. pelayanan rawat inap.

2. Pelayanan medik sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri dari:

a. pelayanan gawat darurat

b. pelayanan medik spesialis dasar

c. pelayanan medik spesialis penunjang

d. pelayanan medik spesialis lain

e. pelayanan medik subspesialis

f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No. 56 Tahun 2014, fungsi kegiatan disebuah

rumah sakit melaksanakan pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit terdiri dari:

a. pelayanan gawat darurat

b. pelayanan medik umum

c. pelayanan medik spesialis dasar

d. pelayanan medik spesialis penunjang

e. pelayanan medik spesialis lain

f. pelayanan medik subspesialis

g. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Pelayanan gawat darurat, harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam

sehari secara terus menerus.

3. Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,

kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.

4.Pelayanan medik spesialis dasar, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan

anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.

5.Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan anestesiologi,

radiologi, dan patologi klinik.

6.Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, paling sedikit berjumlah 1 (satu)

pelayanan.

2.1.3. Kewajiban Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No. 56 Tahun 2014, tentang Rumah Sakit Setiap

Rumah Sakit mempunyai kewajiban:

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit

kepada masyarakat.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti

diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pesien

sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.

c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya.

d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana,

sesuai dengan kemampuan pelayanannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau

miskin.

f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas

pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa

uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian

luar biasa atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.

g. Menyelenggarakan rekam medis, menyediakan sarana dan prasarana

umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu,

sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia

h. Melaksanakan system rujukan.

2.2. Instalasi Gawat Darurat

Menurut Depkes RI (2000), Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah

satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang

menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan

kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (Immediately)

untuk menyelamatkan kehidupan (life saving).

Menurut Depkes RI (2006), Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit

mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan

keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang

datang dengan gawat medis. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan

yang memerlukan pelayanan segera, yaitu : cepat, tepat dan cermat untuk

mencegah kematian dan kecacatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.1. Standar Prosedur Pelayanan IGD di Rumah Sakit

Prosedur pelayanan menurut Depkes RI (2000), di suatu rumah sakit

pasien yang akan berobat akan diterima oleh petugas kesehatan setempat baik

yang berobat di rawat inap, rawat jalan maupun di gawat darurat. Berikut adalah

indicator standart prosedur pelayanan IGD dirumah sakit meliputi:

1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat

3. Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku

BLS/PPGD/GELS/ALS

4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana

5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat

6. Kepuasan Pelanggan

7. Kematian pasien< 24 Jam

8. Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 Jam

9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

Menurut Depkes RI (2006), Kegiatan pelayanan penderita diutamakan pada

mereka yang dalam keadaan kritis. Agar dapat segera menangani penderita yang

berada dalam keadaan kritis, tata cara pelayanan penderita dilakukan melalui

urutan sebagai berikut:

1. Triage

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk

memperoleh prioritas tindakan. Pembagian golongan pada musibah masal/

bencana :

1. Gawat darurat – merah Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan

gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya

(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2. Gawat tidak darurat – putih Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat

tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

3. Tidak gawat, darurat – kuning Kelompok pasien akibat musibah yang datang

tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka

sayat dangkal.

4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau Kelompok pasien yang tidak luka dan tidak

memerlukan intervensi medik.

5. Meninggal – hitam

2. Resusitasi

Bagi penderita gawat darurat yang mengancam jiwa (label biru) akan

dilakukan resusitasi, ruang resusituasi dilengkapi dengan alat-alat resusituasi

sesuai dengan kebutuhan resusitasi.

2.3 Perawat

2.3.1. Pengertian Perawat

Menurut UU No. 38 tahun 2014, Perawat adalah seseorang yang telah

menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang

dinegeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan

pelayanan penderita sakit. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan

tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh

pemerintah.

Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh perawat adalah

seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal bidang keperawatan

minimal setara Diploma III (D3) atau Sarjana Strata 1 (S1), baik dalam negeri

maupun luar negeri, yang program pendidikannya sesuai dengan standar

keperawatan dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor HK.02.0/Menkes/148/I Tahun 2010 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat.

2.3.2. Fungsi Perawat

Menurut UU No. 38 tahun 2014 Dalam menyelenggarakan Praktik

Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:

a. Pemberi Asuhan Keperawatan

b. Penyuluh dan Konselor Bagi Klien

c. Pengelola Pelayanan Keperawatan

d. Peneliti Keperawatan

e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

1. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang

upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik

b. Menetapkan diagnosis keperawatan

c. Mengevaluasi Hasil Tindakan Keperawatan

d. Melakukan Rujukan

e. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi

f. Memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter g,

Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling

h. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep

tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas

2. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang

upaya kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:

a. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga

dan kelompok masyarakat

b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat

c. Membantu penemuan kasus penyakit

d. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

e. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

f. Melakukan rujukan kasus

g. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

h. Melakukan pemberdayaan masyarakat

i. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat

j. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan,

Perawat berwenang:

a. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan

b. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan

keperawatan c. Mengelola kasus

4. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat

berwenang:

a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;

b. Menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin

pimpinan

c. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.3. Standar Praktek Keperawatan

Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2005), standar praktik

keperawatan Indonesia terdiri dari :

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Pengkajian

perawat merupakan aspek penting dalam proses keperawatan yang bertujuan

menetapkan dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan untuk

merumuskan masalah dan rencana tindakan.

2. Standar II : Diagnosa Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa

keperawatan. Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana

intervensi keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan, dan

penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan klien.

3. Standar III : Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Perencanaan dikembangkan

berdasarkan diagnosis keperawatan.

4. Standar IV : Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan. Perawat mengimplementasikan rencana asuhan

keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien

dalam tindakan keperawatan berpengaruh pada hasil yang telah diharapkan.

5. Standar V : Evaluasi

Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan

dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data

dasar dan perencanaan. Praktek keperawatan merupakan suatu proses dinamis

yang mencakup berbagai perubahan data, diagnosa atau perencanaan yang telah

dibuat sebelumnya. Efektivitas asuhan keperawatan tergantung pada pengkajian

yang berulang – ulang.

2.4 Perawat Gawat Darurat

Menurut Kemenkes RI Tahun 2012, Personalia Unit Gawat Darurat mulai

dari pimpinan, dokter perawat dan personalia nonmedis harus memenuhi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kualifikasi tertentu sehingga mampu memberikan pelayanan penanggulangan

penderita gawat darurat yang optimal. Tersedianya sumber daya manusia di unit

gawat darurat dalam jumlah yang cukup dengan mutu dan motivasi yang tinggi

serta kemampuan kerjasama antar disiplin, antar profesi akan menentukan

keberhasilan pelayanan gawat darurat. Personalia di instalasi gawat darurat adalah

perawat, tenaga administrasi, dokter umum, dokter spesialis, petugas penunjang

seperti bagian : radiologi, laboratorium, depot darah. Farmasi sangat penting

sehingga persediaan obat-obat dan alat-alat steril dan linen cukup untuk 24 jam.

Perawat yang bekerja di IGD harus mempunyai syarat-syarat atau kriteria

sebagai berikut : 1).Perawat yang bekerja di IGD RS minimal sudah 3 tahun.

2).Pendidikan minimal D3 keperawatan. 3).Sudah mengikuti Pelatihan

Penanganan Gawat Darurat (PPGD) dan mendapatkan sertifikat. 4).Sudah

mendapatkan Pelatihan BTCLS (Basic Trauma Cardial Life Support) dan sudah

mendapatkan sertifikat.

Selain itu, petugas yang bekerja di instalasi gawat darurat rumah sakit

mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Kemampuan anamnesa dengan cepat dan tepat

Anamnesa yang cepat dan tepat tentu saja akan mengarahkan pasien untuk

mendapat tindakan penanganan yang tepat sehingga nyawa pasien dapat

terselamatkan. Anamnesa haruslah cepat dan tepat. Tidak bisa hanya cepat tetapi

kurang tepat, atau sebaliknya, tepat tetapi kurang cepat. Karena hampir seluruh

pasien di IGD merupakan pasien dengan kondisi gawat darurat yang

membutuhkan bantuan dan penanganan sesegera mungkin. Salah satu jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anamnesa yang harus dikuasai di luar kepala oleh perawat IGD adalah anamnesa

berdasarkan ABC (Airway-Breathing-Circulation).

2. Kemampuan menilai kesadaran pasien

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat IGD adalah

kemampuan menilai kesadaran pasien. Kemampuan menilai kesadaran pasien

haruslah menjadi kemampuan yang mendarah daging saat menjadi perawat

IGD, karena sebagian besar pasien yang masuk ke ruangan IGD merupakan

pasien dengan kondisi gawat dan sering diikuti dengan gejala penurunan

kesadaran.

Salah satu cara menilai kesadaran pasien adalah menggunakan GCS

(Glasgow Coma Scale). GCS merupakan skala yang digunakan untuk menentukan

kesadaran seseorang ditinjau dari respon mata (eye), cara berbicara (verbal), dan

gerakan tubuh (motion) atau lebih dikenal dengan singkatan EVM. Seorang pasien

dikatakan memiliki kesadaran yang baik jika memiliki respon mata baik, respon

verbal baik, dan respon gerak baik.

3. Kemampuan melakukan tindakan penyelamatan nyawa

Kemampuan yang mutlak harus dimiliki oleh perawat IGD adalah

tindakan penyelamatan nyawa. Tindakan penyelamatan nyawa ini meliputi terapi

cairan pada pasien syok, pemasangan intubasi bersama dokter anestesi,

pemasangan ventilator atau alat bantu nafas, RJP (Resusitasi Jantung Paru) dan

menggunakan defibrilator. Tindakan penyelamatan nyawa biasanya dilakukan

berdasarkan analisis penyebab, apakah terdapat gangguan di jalan napas (airway),

pernafasan (breathing) atau pada sirkulasi (circulation). Tindakan penyelamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


nyawa haruslah dilakukan dengan cekatan dan cepat, mengingat pasien yang

berada di ruang IGD merupakan pasien gawat darurat yang keselamatan

nyawanya bergantung pada ketepatan dan kecepatan tindakan.

4. Kemampuan menjahit luka dengan cepat

Kemampuan menjahit luka dengan cepat merupakan salah satu

kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang perawat IGD. Salah satu kasus

terbanyak di ruang IGD adalah kasus kecelakaan lalu lintas. Hampir semua pasien

yang mengalami kecelakaan menderita luka di bagian tubuhnya. Oleh karena itu,

perawat IGD harus mampu menjahit luka dengan cepat. Teknik menjahit luka

pada area kepala akan berbeda dengan luka di daerah lengan atau kaki. Hal ini

juga menyebabkan perawat IGD dituntut untuk menguasai berbagai teknik jahitan

agar bisa menjahit luka pasien di bagian tubuh mana saja dengan cekatan dan rapi.

5. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efisien efektif

IGD merupakan ruangan yang sering crowded dan hampir semua pasien

membutuhkan penanganan yang cepat. Oleh karena itu, perawat IGD dan tenaga

medis lainnya dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efisien

dan efektif. IGD sangat berbeda karakteristiknya dengan ruang perawatan lainnya.

Di ruangan lain, perawat mungkin masih bisa menjelaskan dengan santai setiap

perkembangan pasien kepada rekan sejawat atau tim medis, tetapi di IGD hal

tersebut sangatlah mustahil. Hampir tidak ada waktu untuk berbicara dengan

santai. Setiap pembicaraan hampir selalu dilakukan berbarengan dengan

melakukan tindakan penanganan pada pasien, hal inilah yang menyebabkan

perawat IGD harus mampu melakukan komunikasi yang efektif dan efisien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.1. Peran & Fungsi Perawat Gawat Darurat

Menurut Kemenkes RI Tahun 2012, peran dan fungsi perawat gawat

darurat ada tiga, yaitu :

1. Fungsi Independen Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan

(Care).

2. Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian

dari profesi lain .

3. Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantu dlm program kes.

(Perawat sebagai anggota Tim Kes.)

2.5 Pengetahuan

2.5.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2012).

Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup

memampuan intelektual yang paling sederhana yaitu mengingat, sampai dengan

kemampuan untuk memecahkan suatu masalah (problem solving). Pada ranah ini

induvidu dituntut untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan. Semakin

tinggi tahapan dari ranah kognitif ini menunjukan semakin sulitnya tingkat

berfikir atau tuntutan seseorang. Penguasaan tingkatan ranah di bawahnya,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


merupakan prasyarat untuk menguasai tingkatan ranah di atasnya yang lebih

tinggi (Nurhidayah, 2010).

2.5.2. Tingkatan pengetahuan

Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa tingkatan pengetahuan terbagi

menjadi 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintegrasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi

Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi real. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai apliksi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5. Sintesis

Menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evalausi

Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi

dengan anak yang kekuarangan gizi, dan sebagainya.

2.5.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoadmodjo (2012), mengatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang

dipengaruhi banyak faktor yaitu pendidikan, informasi, sosial ekonomi,

lingkungan, pengalaman dan usia.

1. Pendidikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin

tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula.

2. Informasi

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3. Sosial dan ekonomi

Sosial dan Ekonomi juga sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi

ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut.

5. Pengalaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam.

2.6. Pendidikan

Koentjoroningrat (2010), mengatakan pendidikan adalah kemahiran

menyerap pengetahuan, pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap

seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pendidikan

merupakan unsur karateristik personal yang sering dihubungkan dengan tindakan

seseorang atau masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang , maka akan

semakin mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. Mudahnya

seseorang untuk menyerap informasi akan berpengaruh terhadap pembentukan

individu baru yang lebih baik.

Di Instalasi / Unit Gawat Darurat ada beberapa cara yang dimanfaatkan

untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan (in service training) perawat secara

berkelanjutan, yaitu:

1. Ada program orientasi / pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di unit

gawat darurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan ketrampilan bagi

tenaga di Instalasi / Unit Gawat Darurat.

3. Ada latihan secara teratur bagi petugas Instalasi / Unit Gawat Darurat

dalam keadaan menghadapi berbagai bencana (disaster).

4. Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan dalam

bidang gawat darurat untuk pegawai rumah sakit dan masyarakat.

Kepada perawat di instalasi gawat darurat juga perlu dijelaskan bahwa

kompensasi yang diberikan, dihitung berdasarkan keterampilan dan

kemampuannya menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada perawat. Misalnya:

perawat yang mampu menanggani pasien gawat darurat dengan terampil, dinilai

lebih dari perawat yang hanya mampu menangani pasien cidera atau trauma.

2.7 Pelatihan

Menurut Thoha (2011), latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan kerja tenaga kesehatan, mampu melaksanakan pelayanan kesehatan

serta berorientasi pada kegiatan pelayanan secara langsung. Secara umum bentuk

metode ini dapat di bedakan menjadi empat bentuk , yaitu :

1. On the job training ,adalah merupakan metode latihan yang paling banyak

digunakan. Sistem ini terutama memberikan tugas kepada atasan langsung

dari pegawai yang baru dilatih mereka. Sistem ini merupakan sistem yang

ekonomis (hemat), karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk

latihan.

2. Vestibule school adalah bentuk latihan dimana pelatihannya bukanlah atasan

langsung tetapi pelatih- pelatih khusus. Alasannya terutama adalah untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menghindari para atasan langsung tersebut dengan tambahan kewajiban dan

memusatkan latihan hanya kepada para ahli dalam bidang latihan

3. Apprenticeship (magang), sistem ini dipergunakan untuk pekerjaan yang

membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi. Program ini biasanya

mengkombinasikan on the job training dengan pengalaman dan petunjuk

dikelas dalam pngetahuan-pengetahuan tertentu. Sistem magang ini

mempunyai prinsip umum, yaitu belajar sambil bekerja.

4. Khursus-khursus, merupakan bentuk pengembangan pegawai yang lebih

mirip pendidikan daripada latihan. Khursus-khursus ini biasanya diadakan

untuk memenuhi kebutuhan dan minat daripada pegawai dalam bidang-

bidang ilmu pengetahuan tertentu, seperti : khursus manajemen keperawatan

dan penanganan kasus gawat darurat.

Berikut adalah beberapa jenis pelatihan yang harus di ikuti perawat di

instalasi gawat darurat adalah :

1. Sesuai dengan sistem pelayanan gawat darurat yang diterbitkan Depkes

(2006), disebutkan bahwa setiap petugas IGD harus telah pernah mengikuti

Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Pelatihan penanganan gawat

darurat adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dilakukan pada kondisi

gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian atau

kecacatan.

2. Pelatihan BTLS (Basic Trauma Life Support) adalah tindakan untuk

memberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat guna

mencegah kematian atau kerusakan organ sehingga produktivitasnya dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dipertahankan setara sebelum terjadinya bencana atau peristiwa gawat darurat

yang terjadi. Pada kegiatan BTLS terdapat enam fase, yaitu: fase deteksi, fase

supresi, fase pra rumah sakit, fase rumah sakit dan fase rehabilitasi.

3. Pelatihan BCLS ( Basic Cardiac Life Support) adalah pelatihan untuk

memberikan bantuan hidup dasar pada pasien yang mengalami trauma dan

gangguan jantung paru (kardiopulmoner).

2.8. Lama Kerja

Menurut pendapat Asad (1982) dalam Nursalam (2012), bahwa faktor

yang mempengaruhi pekerjaan seseorang adalah Extrovet , yaitu seseorang yang

memiliki wawasan dan perhatian keluar dari dirinya , hal ini terkait dengan

lamanya orang tersebut bekerja dengan pedoman atau cara kerja yang sama.

Pelayanan kesehatan di instalasi gawat darurat dikhususkan pada penanganan

pasien yang membutuhkan tindakan medis secara cepat, cermat dan tepat. Apabila

seseorang tenaga kesehatan sudah lama bekerja di instalasi gawat darurat tersebut

maka dia sudah mempunyai wawasan dan pemahaman yang luas tentang cara

penanganan pasien dengan kondisi yang berbeda.

Sunaryo (2004), mengemukakan bahwa tingkat kematangan dalam berpikir

dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari- hari. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat

kematangan seseorang dalam berpikir sehingga lebih meningkatkan pengetahuan

yang dimiliki. Lama bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


triage minimal memiliki masa kerja > 2 tahun. Lama bekerja seseorang akan

menentukan banyak pengalaman yang didapatkannya.

2.9. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Pendidikan

Pengetahuan
Pelatihan
Perawat IGD
Lama Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa gambaran

pengetahuan perawat di instalasi gawat darurat dilatar belakangi oleh pendidikan,

pelatihan dan lama kerja perawat tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang menjelaskan

gambaran pengetahuan, pendidikan, pelatihan dan lama kerja perawat IGD di

RSUD Deli Serdang Tahun 2017.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari April 2017 sampai Januari 2018. Waktu

yang digunakan dalam survey pendahuluan adalah untuk pengambilan data,

pengolahan data dan analisa data juga penyusunan hasil penelitian.

3.3. Populasi dan Sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang menangani

pasien gawat darurat dengan jumlah perawat sebanyak 25 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada (Total

Sampling). Sampel diambil yaitu sebayak 25 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer penelitian diperoleh melalui tiga cara, yaitu :

1. Wawancara langsung kepada perawat yang ada di ruangan IGD.

2. Kuesioner untuk memperoleh pengetahuan, pendidikan, dan penelitian

3. Observasi pada kinerja perawat pada saat menangani pasien gawat

darurat. Proses observasi didasarkan pada prosedur penanganan pasien

gawat darurat yang telah ditentukan dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan pertolongan pasien gawat darurat.

3.4.2. Data Skunder

Data sekunder penelitian diperoleh dari laporan-laporan maupun

dokumen-dokumen resmi berupa jumlah perawat yang ada di IGD RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam dan data lain yang digunakan untuk membantu analisa

terhadap data primer.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent) dalam pengukuran ini adalah pendidikan,

pelatihan dan lama kerja perawat di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

Sedangkan variabel terikat (dependent) adalah pengetahuan perawat.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

2. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah

diselesaikan oleh petugas di IGD, serta memperoleh tanda selesai

melaksanakan pendidikan (Ijazah).

3. Pelatihan adalah suatu pendidikan non formal untuk meningkatkan

keterampilan petugas dalam pelayanan IGD. Pelatihan dapat dijadikan

ukuran pengetahuan, dengan asumsi bahwa semakin banyak pelatihan

yang diikuti maka semakin tinggi/baik pula tingkat pengetahuan

petugas dalam penanganan kasus gawat darurat. Sesuai dengan Sistem

Pelayanan Gawat Darurat yang diterbitkan Depkes 2006, disebutkan

bahwa setiap petugas di IGD harus telah pernah mengikuti Pelatihan

Penanganan Gawat darurat (PPGD).

4. Lama Kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak

menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seseorang dalam menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas

dengan pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan

dibandingkan dengan petugas yang pengalaman kerjanya sedikit.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Pengukuran Variabel Independent

Tabel metode pengukuran variabel independen dan dependen dapat dilihat

pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independent

No Variabel Perta Kategori Bobot Kriteria Skor Skala


nyaan jawaban Nilai Ukur

1. Pendidikan 1.SPK Ordinal


2.D3
3.S1
4.S2
2. Pelatihan 3 Tidak 0 Tidak Baik <2 Ordinal
Pernah >1 Baik >2
Pernah
4. Lama Kerja Tidak Baik <3 Ordinal
Baik >3

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Dependent

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependent

No Variabel Perta Kategori Bobot Kriteria Skor Skala


nyaan jawaban Nilai Ukur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 Pengetahuan 25 Tidak tahu 0 Rendah <13 Ordinal
Tahu 1 Tinggi >13

3.7 Metode Analisa Data

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karateristik setiap variabal penelitian. Dalam analisis univariat hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010).

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

4.1.1. Data Geografi

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, terletak di Jalan

Thamrin, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Rumah Sakit

Umum Daerah “Deli Serdang” Kelas B terletak dari Ibukota Provinsi Sumatera

Utara Kota Medan hanya berjarak ± 29 Km dengan jarak tempuh 30 menit,

memiliki berbagai kelebihan:

1. Tempat nyaman dan ASRI (Apik, Serasi, Rapi dan Indah).

2. Aman dari berbagai gangguan kamtibmas.

3. Tersedia pelayanan telekomunikasi berupa wartel 24 jam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Tersedia mini market dan kantin untuk keperluan pasien, penjaga pasien,

penjenguk dll.

5. Pelayanan Apotik Pelengkap 24 jam.

6. Sarana tempat ibadah bagi umat muslim Mushola.

7. Luas Areal : ± 2,4 Ha dan Luas Bangunan : ± 11.698 M²

8. Kapasitas Tempat Tidur : 210 TT

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, adalah satu-

satunya Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, sebagai

Pusat Rujukan Pelayanan, dengan status kelas B Non Pendidikan, berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 405 MENKES SK IV

2008 tanggal 25 April 2008 dan telah terakreditasi penuh 16 Pelayanan Tahun

2011. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

dipimpin oleh seorang direktur. RSUD Deli Serdang juga memiliki 2 jenis tenaga

Sub Spesialis Gastroenterology, Nefrologi, 16 jenis tenaga spesialis dengan total

sebanyak 274 orang.

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam ini berjalan

dibidang pelayanan kesehatan dimana fungsi lembaga pelayanan kesehatan , salah

satunya rumah sakit, tidak hanya menyangkut pelayanan medis dokter dan

pelayanan kesehatan lainnya, tetapi juga yang menyangkut pelayanan non medis.

Untuk memberikan pelayanan rumah sakit yang memuaskan bagi masyarakat

dibutuhkan pengelolaan organisasi yang baik dari pihak rumah sakit. Hal ini

sangat penting dimana lembaga ksehatan yang punya potensi baik belum tentu

hasilnya baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Pelayanan Medis, yaitu pelayanan yang dilakukan rumah sakit untuk

penyembuhan pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut, dimana pihak

rumah sakit harus memberikan pelayanan yang maksimal bagi para pasien

agar para pasien dapat cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Adapun

pelayanan medis yang diberikan rumah sakit ini adalah : mengobati penyakit

dalam, menangani pasien yang ingin melahirkan, visum, bedah saraf, THT dan

mengobati pasien demam berdarah.

b. Pelayanan non Medis, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh pihak rumah

sakit kepada para keluarga pasien yang mengantarkan pasien berobat kerumah

sakit, agar para keluarga tidak merasa bosan menunggu keluarganya berobat di

rumah sakit tersebut.

4.1.2. Instalasi Gawat Darurat RSUD Deli Serdang

Salah satu instalasi yang paling penting di RSUD Deli Serdang adalah

instalasi gawat darurat. Instalasi ini mempunyai tugas yaitu: 1. Menerima pasien

gawat darurat dan melaksanakan pelayanan gawat darurat dengan menggunakan

alat –alat kesehatan medis pantilator, depribilator, mentherapi serta melaksanakan

tindakan pengobatan. 2. Membuat rencana program kegiatan serta membina dan

melaksanakan penilaian terhadap kinerja perawat dalam waktu tanggap pelayanan

di instalasi gawat darurat.

Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Deli Serdang

mempunyai perawat sebanyak 25 orang. Kasus gawat darurat yang sering

dihadapi di IGD ini adalah kasus kecelakaan, luka bakar, trauma toraks, trauma

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


musculoskeletal, trauma pada anak, trauma lanjut usia, trauma pada wanita, cedera

kepala, cedera tulang belakang dan syok.

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Distribusi Karateristik Responden di IGD RSUD Deli Serdang Tahun


2017

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah perawat instalasi

gawat darurat yang berjumlah 25 orang. Karateristik responden yang diperoleh

meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan. Umur responden dikelompokkan

berdasarkan klarifikasi umur menurut World Health Organization (WHO) dengan

hasil responden berdasarkan kelompok umur < 20 tahun: 6 orang (24%), 20-29

tahun: 5 orang (20%), 30-39 tahun: 6 orang (24%), 40-49 tahun: 6 orang (24%), >

50 tahun: 2 orang (8%).

Responden berdasarkan pendidikan perawat IGD bahwa dari 25 orang

perawat responden yang berpendidikan D1 ada 2 orang (8%), ada 14 orang (56%)

yang berpendidikan D3, ada 5 orang (20%) yang berpendidikan S1 keperawatan,

dan ada 4 orang (16%) perawat yang berpendidikan S2.

Responden berdasarkan pelatihan perawat menunjukkan bahwa dari 25 orang

perawat yang mengikuti pelatihan BCLS ada 10 orang (40%), perawat yang sudah

mengikuti pelatihan BTLS ada 7 orang (28%) dan perawat yang sudah mengikuti

pelatihan PPGD ada 8 orang (32%).

Responden berdasarkan lama kerja perawat menunjukkan bahwa dari 25

orang perawat yang sudah bekerja < 3 tahun ada 10 orang (40%) dan perawat

yang sudah bekerja > 3 tahun ada 15 orang (60%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.1 Distribusi Karateristik Responden di IGD RSUD Deli Serdang
Tahun 2017

No Karateristik Jumlah (F) Presentase (%)

1. Jenis Kelamin
1. Laki- laki 10 40
2. Perempuan 15 60
2. Umur
1. 20-39 17 68
2. 40-49 6 24
3. > 50 2 8
3. Pendidikan
1. DI 2 8
2. DIII 14 56
3. S1 5 20
4. S2 4 16
4. Pelatihan
1. BCLS 10 40
2. BTLS 7 28
3. PPGD 8 32
5. Lama Kerja
1. < 3 Tahun 10 40
2. > 3 Tahun 15 60
Jumlah 25 100

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat


IGD di RSUD Deli Serdang Tahun 2017

Untuk menggambarkan penilaian terhadap pengetahuan responden terhadap

waktu tanggap pelayanan maka diukur melalui 25 pertanyaan. Berdasarkan hasil

penelitian di dapati sebanyak 5 pertanyaan dengan kategori tinggi dan 5

pertanyaan dengan jawaban kategori rendah. Dimana pada pertanyaan kategori

jawaban tertinggi sebanyak 20 responden menjawab tahu, 5 responden perawat

menjawab tidak tahu. Sedangkan pada pertanyaan kategori jawaban rendah

terdapat 7 responden menjawab tahu dan 18 responden menjawab tidak tahu.

Pada pertanyaan, ”Perawat IGD minimal harus memiliki sertifikat

pelatihan PPGD.” terdapat sebanyak 5 responden (20%) menyatakan tidak tahu,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20 responden (80%) menyatakan tahu. Karena setiap perawat yang bertugas di

IGD harus memiliki sertifikat tersebut maka dari itu tingginya perawat

mengetahui tentang pelatihan PPGD.

Pada pertanyaan, ”Apakah dalam penanganan penderita trauma sudah

melalui tahap pra pengobatan sesuai SPM RS? terdapat sebanyak 18 responden

(72%) menyatakan tidak tahu dan 7 responden (28%) menyatakan tahu. Pada

pertanyaan, ”Apakah perawat IGD mengetahui bahwa mempertahankan

kehangatan suhu tubuh pasien merupakan bagian dari tindakan circulation?

terdapat sebanyak 18 responden (72%) menyatakan tidak tahu, 7 responden (28%)

menyatakan tahu.

Distribusi responden menurut gambaran pengetahuan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat IGD di


RSUD Deli Serdang Tahun 2017
Skor
No Pertanyaan Tahu Tidak tahu
F % F %

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 Petugas kesehatan setiap saat siap siaga dan 15 60 10 40
mampu menanggulangi kegawatdaruratan
dan waktu tanggap minimal (Life Saving) <
5 menit ?
2 Apakah petugas kesehatan juga siap siaga 10 40 15 60
mampu menanggulangi kegawatdaruratan
Waktu Defenitif minimal < 2 jam ?
3 Appakah dalam penanganan penderita 7 28 18 72
trauma sudah melalui tahap pra pengobatan
sesuai SPM RS ?
4 Apakah cara pemilahan penderita gawat 8 32 17 68
darurat berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya sesuai denga prosedur Triase ?
5 Apakah Dokter IGD sudah mengetahui 20 80 5 20
tidak boleh mengeluarkan surat kematian
apabila pasien meninggal pada saat di bawa
ke IGD?
6 Apakah perawat IGD mengetahui tanda 15 60 10 40
warna kuning pada pasien yang masukke
IGD yang telah di triase memiliki arti
dimasukkan keruang resusitasi?
7 Apakah perawat IGD sudah mengetahui 10 40 15 60
bahwa tingkat kesadaran ,warna kulit, nadi
dapat memberikan informasi tentang Hemo-
dinamik?
8 Apakah perawat IGD mengetahui bahwa
mempertahankan kehangatan suhu tubuh 7 28 18 72
pasien merupakan bagian dari tindakan
circulation?
9 Apakah perawat IGD mengetahui bahwa
hipotermi ada dapat terjadi pada penderita 8 32 17 68
yang diberikan Ringer Lactat yang tidak
dihangatkan atau darah yang masih dingin,
untuk itu cairan dapat dihangatkan dengan
menggunakan oven microwave sampai
cairan bersuhu 36 derajat celcius?
10 Apakah perawat IGD mengetahui bahwa
anda warna merah pada pasien yang masuk 20 80 5 20
ke IGD yang telah ditriase memiliki arti
pasien harus di bawa ke ruangan ICU,
ICCU, Stroke Unit, VIP, Kelas I, II, III?
11 Cara mengidentifikasi pasien di rumah sakit 15 60 10 40
berdasarkan SOP sesuai standar JCI adalah?
12 Peningkatan komunikasi yang efektif di 10 40 15 60
rumah sakit berdasarkan SOP sesuai standar
JCI adalah?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13 Peningkatan keamanan obat yang perlu 7 28 8 72
diwaspadai di rumah sakit berdasarkan SOP
sesuai standar JCI adalah?
14 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat 8 32 7 68
pasien operasi di rumah sakit berdasarkan
SOP sesuai standar JCI adalah?
15 Perawat IGD minimal harus memiliki 20 80 5 20
sertifikat pelatihan?
16 Menurut Permenkes No.129 Tahun 2008, 15 60 10 40
salah satu SOP terpenting dalam pelayanan
IGD adalah?
17 Pengurangan risiko pasien jatuh di rumah 10 40 15 60
sakit berdasarkan SOP sesuai standar JCI
adalah?
18 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 7 28 18 72
Serdangtentangidentifikasipasien
berdasarkan SOP sesuai standar JCI?
19 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 8 32 17 68
Serdang tentang cara berkomunikasi yang
efektif?
20 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 20 80 5 20
Serdang menjaga keamanan obat yang perlu
diwaspadai?
21 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 15 60 10 40
Serdang tentang kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi?
22 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 10 40 15 60
Serdang pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan?
23 Kemampuan perawat IGD RSUD Deli 7 28 18 72
Serdang tentang pengurangan risiko pasien
jatuh?
24 Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, 8 32 17 68
kematian pasien < 24 jam di IGD adalah
tanggung jawab?
25 Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, 20 80 5 20
kepuasan pelanggan pada gawat darurat
dimensi mutu adalah melalui ?

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat


di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017

Pengetahuan Jumlah (f) Persentase (%)


Tinggi 20 80,0
Rendah 5 20,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jumlah 25 100,0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 25 responden terdapat 20 responden

(80%) pengetahuan kategori tinggi dan pengetahuan kategori trendah terdapat 5

responden (20%) dalam angka pelayanan gawat darurat perawat di IGD RSUD

Deli Serdang Tahun 2017.

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017

Responden berdasarkan tingkat pendidikan, 2 orang (8%) lulusan D1

keperawatan, 14 orang (56%) lulusan D3 keperawatan, 5 orang (20 %) lulusan S1

keperawatan dan 4 orang (16%) lulusan S2 keperawatan.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat di


IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
(orang)
1. D1 2 8
2. D3 14 56
3. S1 5 20
4. S2 4 16
Jumlah 25 100

4.2.4. Distribusi Jawaban Responden dalam Keikutsertaan Pelatihan


Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017

Dari tabel 4.5 di ketahui bahwa perawat yang mengikuti pelatihan BCLS

sebanyak 10 orang (40%), perawat yang mengikuti pelatihan BTLS sebnayka

7 orang (28%), dan perawat yang mengikuti pelatihan PPGD sebanyak 8

orang (32%).

Distribusi responden menurut faktor pelatihan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Keikutsertaan dalam Pelatihan


yang di Ikuti Perawat IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Skor
No Pertanyaan Pernah Tidak
Pernah
f % F %
1 Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan 10 40 15 60
BCLS (Basic Cardial Life Support)?
2 Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan 7 28 18 72
BTLS (Basic Trauma Life Support)?
3 Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan 8 32 17 68
dalam bidang penanganan pelayanan gawat
darurat (PPGD)?

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Perawat di IGD RSUD


Deli Serdang Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa perawat yang bekerja < 3 tahun

sebanyak 10 orang (40%) dan perawat yang bekerja > 3 tahun sebanyak 15 orang

(60%).

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Kerja di IGD


RSUD Deli Serdang Tahun 2017

No Lama Kerja Jumlah Persentase (%)


(orang)
1 < 3 Tahun 10 40
2 > 3 Tahun 15 60

Jumlah 25 100

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun
2017

Pengetahuan
Pendidikan Tinggi Rendah
F % F %
D1 1 4% 1 4%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D3 9 36% 4 16%
S1 6 24% 2 8%
S2 2 8% 0 0%
Total 18 72% 7 28%

Dari tabel 4.7 hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa perawat

yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi adalah perawat yang berpendidikan D3

yaitu sebanyak 9 orang (36%) Sedangkan perawat yang mempunyai pengetahuan

rendah adalah perawat yang berpendidikan D1 yaitu sebanyak 1 orang (4%).

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Pelatihan-Pelatihan


yang di Ikuti dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang Tahun 2017
Pengetahuan
Pelatihan Tinggi Rendah
F % F %
BCLS 4 16% 2 8%
BTLS 5 20% 3 12%
PPGD 5 20% 6 24%
Total 14 56% 11 44%

Dari tabel 4.8 hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa perawat

yang memiliki pengetahuan yang tinggi adalah perawat yang mengikuti pelatihan

BCLS sebanyak 4 orang (16%). Perawat yang memiliki pengetahuan yang tinggi

adalah perawat yang mengikuti pelatihan BTLS sebanyak 5 orang (20%). Perawat

yang memiliki pengetahuan yang tinggi adalah perawat yang mengikuti pelatihan

PPGD sebanyak sebanyak 5 orang (20%).

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kategori Pelatihan


Secara Keseluruhan dengan Pengetahuan Perawat di IGD RSUD
Deli Serdang Tahun 2017
Pengetahuan
Pelatihan Tinggi Rendah
F % F %

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PPGD & BTLS 2 8% 4 16%
PPGD & BCLS 3 12% 3 12%
BTLS & BCLS 2 8% 3 12%
PPGD & BTLS & BCLS 4 16% 4 16%
Total 11 44% 14 56%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa perawat yang mememiliki pengetahuan

tinggi dan sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan gawat darurat yaitu PPGD

& BTLS & BCLS sebanyak 4 orang (16%). Sedangkan perawat yang memiliki

pengetahuan rendah dan pernah mengikuti pelatihan-pelatihan gawat darurat yaitu

PPGD & BCLS sebanyak 3 orang (12%).

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Lama Kerja dengan


Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli Serdang Tahun 2017
Pengetahuan
Lama Kerja Tinggi Rendah
F % F %
< 3 Tahun 6 24% 6 24%
> 3 Tahun 12 48% 1 4%
Total 18 72% 7 28%

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa perawat yang memiliki pengetahuan tinggi

dengan lama kerja < 3 tahun di instalasi gawat darurat sebanyak 6 orang (24%).

Sedangkan perawat yang memiliki pengetahuan rendah dengan lama kerja > 3

tahun adalah sebanyak 1 orang (4%).

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan uji

univariat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya gambaran pendidikan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pelatihan dan lama kerja terhadap pengetahuan perawat di IGD RSUD Deli

Serdang.

5.1 Gambaran Pengetahuan Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun


2017.

Hasil penelitian yang di peroleh dari pengetahuan perawat di IGD RSUD

Deli Serdang dalam penanganan kasus gawat darurat menunjukkan bahwa

sebagian besar pengetahuan perawat di instalasi gawat darurat dipengaruhi oleh

budaya, informasi dan pengalaman kerja perawat.

Hasil wawancara peneliti dengan perawat-perawat di IGD RSUD Deli

serdang menunjukkan bahwa pengetahuan perawat juga di pengaruhi oleh latar

belakang pendidikan perawat. Dimana perawat di IGD tersebut dominan perawat

lulusan D3. Namun, dalam praktiknya tidak semua perawat yang berpengetahuan

baik dapat menanggulangi pasien gawat darurat dengan cepat dan tanggap. Hal ini

juga di pengerahui oleh pelatihan –pelatihan yang belum diikuti oleh sebagian

besar perawat tersebut. Mahalnya biaya pelatihan untuk penanggulangan kasus

gawat darurat menjadi salah satu kendala bagi perawat yang bertugas di IGD.

Menurut Rivai & Sudjana (2009), pelatihan merupakan sebagai bagian

pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative

singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari pada teori.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Joeharno (2008), bahwa

pelatihan yang diselenggarakan kepada petugas kesehatan IGD memberi pengaruh

terhadap peningkatan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dirumah sakit. Petugas kesehatan IGD yang dapat melakukan tindakan triage

minimal pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya suatu tindakan. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan dapat

berkembang setiap saat dimana proses belajar memegang peranan penting dalam

perkembangan (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan perawat tentang penanganan pasien gawat darurat sangatlah

penting untuk dikuasai karena tidak mungkin seseorang dapat memberikan

tindakan yang cepat tepat dan akurat kalau tidak menguasai ilmunya.

Keterlambatan dalam semenit saja sangat mempengaruhi prognosis seseorang

karena kegagalan sistem otak dan jantung selama 4-6 menit dapat menyebabkan

kematian biologi sementara kematian klinis dapat terjadi setelahnya (Rankin,

2013).

5.2 Gambaran Pendidikan Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun

2017.

Pendidikan perawat di IGD RSUD Deli Serdang dalam penanganan kasus

gawat darurat menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3

keperawatan dan berpengetahuan baik yaitu sebanyak 56%.

Dari hasil wawancara peneliti terhadap perawat- perawat di IGD Deli

Serdang menujukkan bahwa pendidikan yang tinggi belum tentu menghasilkan

kinerja yang baik. Hal ini dipengaruhi juga dari pengalaman kerja perawat

tersebut. Dimana, pendidikan S1 keperawatan yang bekerja baru 5 tahun belum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tentu kinerjanya baik di bandingkan perawat yang berpendidikan D3 yang sudah

bekerja lebih dari 10 tahun. Hal ini dikarenakan perawat-perawat lulusan S1

keperawatan lebih fokus pada teori gawat daruratnya saja, kurang praktik

langsung ke lokasi. Sedangkan perawat – perawat lulusan D3 lebih banyak

praktinya di lokasi, jadi pengalaman kerja tentang menangani pasien gawat

darurat lebih banyak.

Sejalan dengan Sitorus (2011), meskipun untuk lulusan Program Diploma

III disebut juga sebagai perawat profesional pemula yang sudah memiliki sikap

profesional yang cukup untuk menguasai ilmu keperawatan dan keterampilan

profesional yang mencakup keterampilan teknis, intelektual, dan interpersonal dan

diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan profesional berdasarkan

standar asuhan keperawatan dan etik keperawatan, namun pendidikan

keperawatan harus dikembangkan pada pendidikan tinggi sehingga dapat

menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan

profesional agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat

professional.

Menurut Notoadmojo (2007), seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang

yang tingkat pendidikannya lebih rendah, pengetahuan sangatlah penting untuk

dikuasai karena tidak mungkin seseorang dapat memberikan tindakan yang cepat,

tepat dan akurat kalau tidak menguasai ilmunya.

Koentjoroningrat (2010), mengatakan pendidikan adalah kemahiran

menyerap pengetahuan, pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pendidikan

merupakan unsur karateristik personal yang sering dihubungkan dengan tindakan

seseorang atau masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang , maka akan

semakin mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. Mudahnya

seseorang untuk menyerap informasi akan berpengaruh terhadap pembentukan

individu baru yang lebih baik.

5.3 Gambaran Pelatihan Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun 2017.

Pelatihan perawat di IGD RSUD Deli Serdang dalam penanganan kasus

gawat darurat terhadap pelatihan PPGD, BTLS dan BCLS didapatkan responden

yang mendapatkan pelatihan dengan baik dan berpengetahuan tinggi yaitu

sebanyak 56%. Namun masih ada beberapa perawat yang belum mengikuti

pelatihan dengan berpengetahuan rendah. Pelatihan didapatkan seseorang akan

menambah pengetahuan dan skill seseorang dalam membantu pasien yang dalam

keadaan gawat darurat.

Dari hasil wawancara peneliti dengan perawat-perawat di IGD RSUD Deli

serdang menunjukkan bahwa pelatihan sangat penting bagi perawat yang akan

bertugas di IGD. Perawat- perawat yang akan bertugas di IGD minimal harus

mengikuti Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD). Hampir semua

perawat yang ada di IGD yang sudah mendapatkan sertifikat PPGD. Perawat yang

belum mengikuti pelatihan PPGD adalah perawat yang baru lulus D1

keperawatan, hal ini disebabkan karena belum mengetahui infomasi tentang

pentingnya mengikuti pelatihan tersebut apabila akan bertugas di IGD.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Selain itu ada beberapa perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPGD,

lanjut mengikuti pelatihan BTLS dan BCLS untuk menangani pasien gawat

darurat lebih dalam lagi. Namun, ada juga beberapa perawat yang sudah memiliki

sertifikat PPGD belum mengikuti pelatihan kegawatdaruratn selanjutnya, yaitu

BTLS dan BCLS. Hal ini disebabkan karena biaya pelatihan –pelatihan tersebut

yang cukup mahal. Biaya satu pelatihan kegawatdaruratan saja bisa mencapai

harga Rp. 1.800.000,00- 5.000.000,00. Biaya yang tebilang cukup mahal ini lah

yang menjadi kendala bagi perawat yang baru lulus dan belum memiliki sertifikat

kegawatdaruratan.

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Joeharno (2008), bahwa pelatihan

yang diselenggarakan kepada petugas kesehatan IGD memberi pengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien dirumah

sakit. Petugas kesehatan IGD yang dapat melakukan tindakan triage minimal

pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Yulia (2010), dimana pelatihan memiliki pengaruh terhadap pengetahuan.

Pelatihan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas saat ini.

Untuk memperoleh pelatihan-pelatihan tersebut perawat-perawat yang betugas di

IGD harus menegeluarkan biaya yang cukup mahal.

Menurut Aminuddin (2012), salah satu upaya pelayanan kesehatan yang

mendapat prioritas untuk dikembangkan adalah meningkatkan upaya

penanggulangan penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam keadaan bencana. Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat

merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan untuk

penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi

tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat.

5.4 Gambaran Lama Kerja Perawat IGD di RSUD Deli Serdang Tahun
2017.

Lama Kerja perawat di IGD RSUD Deli Serdang dalam penanganan kasus

gawat darurat menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja selama < 3

tahun dan berpengetahuan tinggi sebanyak 24% dan responden yang sudah bekerja

> 3 tahun dan berpengetahuan tinggi sebanyak 48%. Tingkat kematangan dalam

berpikir dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari-hari. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat

kematangan seseorang dalam berpikir sehingga lebih meningkatkan pengetahuan

yang dimiliki.

Hasil wawancara peneliti dengan perawat-perawat di IGD RSUD Deli

serdang menunjukkan bahwa lama kerja mempengaruhi kinerja perawat dalam

menangani kasus gawat darurat. Perawat-perawat yang sudah bekerja lebih dari 3

tahun adalah perawat yang berpendidikan D3 keperawatan yang rentan usianya

>40 tahun. Pengalaman kerja mereka dalam menangani kasus gawat darurat sudah

banyak, sehingga pengetahuan mereka tentang menanggulangi pasien gawat

darurat yang datang juga tinggi. Kasus – kasus gawat darurat yang sering di

tangani adalah: kasus korban kecelakaan lalu lintas, kasus korban perampokan,

luka bakar, cidera- cidera dan syok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sunaryo (2004), mengemukakan bahwa tingkat kematangan dalam berpikir

dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari- hari. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat

kematangan seseorang dalam berpikir sehingga lebih meningkatkan pengetahuan

yang dimiliki. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang

ditanganinya sehingga semakin meningkat pengalamannya, sebaliknya semakin

singkat orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang ditanganinya. Lama

bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan triage minimal memiliki

masa kerja > 2 tahun. Apabila perawat yang masuk ke IGD masa kerja < 2 tahun,

maka perlu diberikan orientasi tentang menangani pasien gawat darurat yang baik

dan benar.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faizin (2008), tentang

Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat

Di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali, menyatakan adanya hubungan antara

lama kerja dengan kinerja perawat. Lama bekerja seseorang akan menentukan

banyak pengalaman yang didapatkannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

mayoritas mempunyai kategori pengetahuan yang cukup tinggi.

2. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

mayoritas berpendidikan D3 keperawatan.

3. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

sebagian besar sudah mengikuti pelatihan-pelatihan kegawatdaruratan dan

sudah memiliki sertifikat, kinerjanya lebih baik daripada perawat yang

belum mendapatkan pelatihan.

4. Perawat yang bertugas di IGD RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

mayoritas sudah bekerja > 3 tahun dan mempunyai pengalaman kerja

dalam menangani kasus gawat darurat cukup baik dibandingkan perawat

yang baru bekerja < 3 tahun.

6.2 Saran

1. Kepada pihak manajemen RSUD Deli Serdang khususnya bagian instalasi

gawat darurat agar dapat menyelenggarakan pelatihan kegawatdaruratan

bagi perawat yang akan bertugas di instalasi gawat darurat tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kepada perawat instalasi gawat darurat untuk mengikuti semua pelatihan

kegawatdaruratan (PPGD, BTCLS) agar keterampilan dalam menangani

pasien gawat darurat semakin baik.

3. Kepada pihak manajemen RSUD Deli Serdang khususnya bagian instalasi

gawat darurat untuk dapat menyelenggarakan orientasi bagi perawat yang

betugas di IGD < 3 tahun agar perawat yang mengikuti orientasi tersebut

dapat menangani pasien gawat darurat lebih baik lagi.

4. Perawat instalasi gawat darurat RSUD Deli Serdang yang baru bekerja < 3

tahun agar mengikuti masa orientasi untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman kerja dalam menangani pasien gawat darurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2012. Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat


Darurat. Alfabeta. Bandung.

Atmanto. 2014. Analisis Pengaruh Sikap, Pengetahuan, Keterampilan dan


Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di RSUD Dr.
Soehadi Prijonegoro. Tesis FKM-UGM. Yogyakarta.

Depkes RI. 2000. Pembangunan Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan


Medik. Jakarta.

________. 2006. Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD) di Rumah


Sakit. Jakarta.

Dharma, dkk. 2006. Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar. Yogyakarta


Faizin, Achmad. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja
Perawat di RSU Pandan Arang. Jurnal. Boyolali.

Girsang, Rosmita. 2005. Evaluasi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Waktu Tanggap Petugas Kesehatan di IGD RSUP H. Adam Malik
Medan. Tesis FKM-USU. Medan.

Herkutanto. 2008. Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit. Salemba


Medika. Jakarta.

Joeharno. 2008. Pelatihan Kegawatdaruratan Bagi Perawat. Penerbit Bumi


Aksara. Jakarta.

Kemenkes RI. 2012. Petugas Gawat Darurat dan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Koentjoroningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jembatan
Publisher. Jakarta.

Notoadmoedjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan 2 PT.


Rineka Cipta. Jakarta.

______________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

______________. 2012. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.


Jakarta.

Nurhidayah. 2010. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan untuk Perawat.


USU Press. Medan.

Nursalam. 2012. Konsep dan Penerapan Metodeologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan No.H.K.02.0/Menkes/148/I/2010. Tahun 2010.


Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Peraturan Menteri
Kesehatan. Jakarta.

_________. No. 56 Tahun 2014. Rumah Sakit adalah Instansi


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan . Peraturan Menteri Kesehatan.
Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2005. Standart Praktik Keperawatan


Indonesia. Jakarta.

Pusponegoro. 2005. Penanganan Pasien Gawat Darurat. Bumi Aksara. Jakarta.

Rankin. 2013. Sikap Manusia, Pengetahuan dan Pengukurannya. Rineka


Cipta. Jakarta.

Rivai dan Sudjana. 2009. Media Pengajaran. Sinar Baru. Algensindo. Bandung.

RSUD Deli Serdang. 2016. Profil RSUD Deli Serdang Tahun 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RSUP dr. Sutomo. 2013. Pedoman Gawat Darurat Rumah Sakit. Surabaya.

Simamora, Roymond H. M. Kep.2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.


Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Sitorus, Rian. 2011. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Untuk Perawat.
Rineka Cipta. Jakarta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Industri dan Organisasi. EGC. Jakarta.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 405/Menkes/SK/IV/2008. Tahun


2014. Tanggal 25 April 2008. Akreditasi RSUD Deli Serdang sebagai
Rumah Sakit Kelas B dengan 16 Pelayanan. Peraturan Menteri
Kesehatan. Jakarta.

Thoha. 2011. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Salemba


Medika. Jakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2014. Tentang Keperawatan.


Presiden Republik Indonesia. Jakarta.

Yunita,Sri. 2013. Pengaruh Pengetahuan , Pendidikan dan Pelatihan terhadap


Kinerja Dokter di IGD dalam Pelayanan Kegawatdaruratan di RSUD
DR. Pringadi Medan. Tesis FKM-USU. Medan.

Yulia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Mitra Wacana


Media. Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN LAMA KERJA
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI IGD RSUD
DELI SERDANG TAHUN 2017

No. Responden : ...............................

I. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Pendidikan Terakhir :
a. SPK ( D1 Keperawatan )
b. DIII Keperawatan
c. S1 Keperawatan
d. S2 Keperawatan
3. Nama Pelatihan yang pernah di ikuti :
a. BTLS
b. BCLS
c. PPGD
4. Tahun Pelatihan (Sertifikat) : ………..
5. Masa Lama Kerja : .....................tahun

II. Pengetahuan
1. Petugas kesehatan juga setiap saat harus siap siaga dan mampu
menanggulangi kegawatdaruratan dan waktu tanggap minimal (Life
Saving) yaitu :
a. 1 menit
b. 5 menit
c. 1 jam
d. 2 jam
2. Petugas kesehatan juga setiap saa harus siap siaga dan mampu
menanggulangi kegawatdaruratan dan Waktu Defenitif minimal yaitu :
a. < 2 jam
b. >2 jam
c. <5 menit
d. > 5 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Dalam penanganan penderita trauma sebaiknya melalui dua tahap, yaitu :
a. Pra pengobatan dan pengobatan
b. Pra rumah sakit dan rumah sakit
c. Pra emergensi dan emergensi
d. Primary survey dan secondary survey
4. Cara pemilahan penderita gawat darurat berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya yang tersedia di sebut ?
a. Triase
b. Airway
c. Breathing
d.Circulation
5. Surat kematian yang tidak boleh dikeluarkan oleh dokter adalah
a. Meninggal pada saat di bawa ke IGD
b. Meninggal akibat berbagai kekerasan
c. Meninggal akibat keracunan dan meninggal berkaitan dengan peristiwa
kecelakaan
d. Meninggal akibat alamiah
6. Tanda warna kuning pada pasien yang masukke IGD yang telah di triase
memiliki arti :
a. Dapat dirawat jalan
b. Konsultasi spesialis atau PPDS senior
c. ICU, ICCU, Stroke Unit, VIP, Kelas I,II,III
d. Dimasukkan keruang resusitasi
7. Tingkat kesadaran ,warna kulit, nadi dapat memberikan informasi tentang ?
a. Hemo-dinamik
b. Hemato-horax
c. Simple pneumo-thorax
d. Patah tulang iga
8. Mempertahankan kehangatan suhu tubuh pasien merupakan bagian dari
tindakan ?
a. Airway

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Breathing
c. Circulation
d. Exposure
9. Hipotermi ada dapat terjadi pada penderita yang diberikan Ringer Lactat
yang tidak dihangatkan atau darah yang masih dingin, untuk itu cairan
dapat dihangatkan dengan menggunakan oven microwave sampai cairan
bersuhu?
a. 25 DerajatCelcius
b. 30 DerajatCelcius
c. 36 DerajatCelcius
d. 39 DerajatCelcius
10. Tanda warna merah pada pasien yang masuk ke IGD yang telah ditriase
memiliki arti:
a. Dapat dirawat jalan
b. Konsultasi spesialis atau PPDS senior
c. ICU, ICCU, Stroke Unit, VIP, Kelas I, II, III
d. Dimasukkan keruang resusitasi
11. Cara mengidentifikasi pasien di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai
standar JCI adalah :
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (nama
pasien sesuai tanda pengenal dan tanggal lahir pasien), tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Setiap pasien yang diobservasi di IGD harus memakai gelang identitas.
c. Pasien diidentifikasi pada saat pemberian obat.
d. Pasien diidentifikasi pada saat pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan.

12. Peningkatan komunikasi yang efektif di rumah sakit berdasarkan SOP


sesuai standar JCI adalah :
a. Komunikasi efektif harus dilakukan oleh sesama perawat kesehatan.
b. Perawat melaporkan keadaan pasien dan melakukan serah terima pasien.
c. Perawat menulis dan membaca ulang (read back) informasi/instruksi
yang diterima.
d. Perawat membaca ulang (read back) dengan mengeja dengan
bahasa radio instruksi yang terkait dengan obat-obat LASA (Look
Alike Sound Alike) atau NORUM ( Nama obat dan rupa mirip).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai di rumah sakit
berdasarkan SOP sesuai standar JCI adalah :
a.Perawat membuat logo high alert (bukan tulisan high alert).

b.Perawat menyimpan obat high alert dengan memberi garis merah


pada sisi lemari penyimpanan.
c.Perawat memberi stiker hijau untuk obat LASA (Look Alike Sound
Alike).
d. Perawat memberi stiker gambar cel warna ungu untuk obat sitostatika.

14. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di rumah sakit
berdasarkan SOP sesuai standar JCI adalah :
a. Pada hari operasi sebelum pasien memasuki area
steril di kamar operasi harus dilakukan verifikasi oleh
perawat di rung penerimaan pasien (sign in).
b. Sebelum melakukan inisiasi harus dilakukan time out.
c. Time out dilakukan sebelum tindakan operasi.
d. Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi harus dilakukan verifikasi
ulang (sign out).

15. Perawat IGD minimal harus memiliki sertifikat pelatihan :


a. BCLS
b. BTLS
c. ATLS
d. PPGD

16. Menurut Permenkes No.129 Tahun 2008, salah satu SOP terpenting dalam
pelayanan IGD adalah :
a. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
b.Adanya pemisahan pasien dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
c. Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi tanggung jawab
dokter.
d. Adanya system komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan
antara instalasi gawat darurat.

17. Pengurangan risiko pasien jatuh di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai
standar JCI adalah :
a.Setiap pasien yang masuk melalui IGD dilakukan pengkajian awal
tentang risiko pasien jatuh.
b.Menentukan scoring berdasarkan kriteria risiko pasien jatuh
c.Melakukan reassessment risiko pasien pada saat terjadi perubahan terapi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d.Melakukan tindakan pencegahan pasien jatuh sesuai scoring yang sudah
ditentukan

18. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang identifikasi pasien
berdasarkan SOP sesuai standar JCI:
a. Saat pemasangan gelang pasien perawat menjelaskan manfaat gelang
pasien
b. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum pemberian obat, darah
atau produk darah
c. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum mengambil darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. Perawat selalu menanyakan identitas sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur

19. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang cara


berkomunikasi yang efektif:
a. Memperagakan cara menerima perintah lisan atau melalui telepon
b. Memperagakan saat melaporkan keadaan pasien pada konsulen
c. Memperagakan konfirmasi perintah atau hasil pemeriksaan
d. Memverifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon
secara konsisten.

20. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang menjaga keamanan obat
yang perlu diwaspadai:
a.Perawat menunjukkan daftar obat kategori high alert (obat yang
dapat mengakibatkan kesalahan karena mempunyai risiko tinggi jika
salah diberikan).
b.Perawat menyebutkan jenis-jenis obat kategori high alert.
c.Perawat menjelaskan prosedur kalau mau menggunakan elektrolit
konsentrat
d. Perawat menjelaskan pemberian label elektrolit konsentrat yang
disimpan di pada unit pelayanan pasien dengan jelas.

21. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
a. Perawat menanyakan ulang identitas pasien sebelum operasi
b. Perawat menjelaskan tentang perencanaan tindakan operasi
c. Perawat meminta persetujuan secara tertulis sebelum melakukan
operasi
d. Perawat menjelaskan cara melaksanakan safe surgery check list sebelum
induksi anestesi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan:
a. Perawat menjelaskan prosedur hand wash/ handrub
b. Perawat menjelaskan pencegahan risiko infeksi dengan melakukan
cuci tangan (sebelum dan setelah berhubungan dengan pasien)
c. Perawat menjelaskan prosedur cuci tangan
d. Perawat menjelaskan program hand hygiene yang efektif

23. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang pengurangan


risiko pasien jatuh:
a. Perawat melakukan identifikasi pasien risiko jatuh
b. Perawat menjelaskan pedoman atau panduan pasien resiko jatuh
c. Perawat menjelaskan langkah-langkah apa saja yg diterapkan
untuk mengurangi risiko pasen jatuh
d. Perawat menjelaskan tentang dampak dan bahaya pasien resiko jatuh

24. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kematian pasien < 24 jam di
IGD adalah tanggung jawab :
a. Dokter IGD
b. Kepala IGD
c. Perawat IGD
d. Kepala Rumah Sakit

25. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kepuasan pelanggan pada gawat
darurat dimensi mutu adalah melalui :
a. Kenyaman
b. Kebersihan
c. Waktu Tanggap Pelayanan
d. Keramahtamahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Output Univariat Karateristik Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan dan Lama kerja Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 6 24.0 24.0 24.0
20-29 tahun 7 28.0 28.0 52.0
30-39 tahun 9 36.0 36.0 88.0
40-49 tahun 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D1 2 8.0 8.0 8.0
D3 13 52.0 52.0 60.0
S1 8 32.0 32.0 92.0
S2 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 tahun (baru) 12 48.0 48.0 48.0
>3 tahun (lama) 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Output Univariat Pelatihan Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang

1.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan dalam bidang penanganan pelayanan gawat
darurat (PPGD)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 40.0 40.0 40.0
pernah 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

2.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan BTLS (Basic Trauma Life Support)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 8 32.0 32.0 32.0
pernah 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

3.Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan BCLS (Basic Cardial Life Support)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 13 52.0 52.0 52.0
pernah 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

KategoriPELATIHAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 11 44.0 44.0 44.0
baik 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Output Univariat Pengetahuan Perawat di IGD RSUD Deli
Serdang

1. Apakah petugas kesehatan setiap saat siap siaga dan mampu menanggulangi
kegawatdaruratan dan waktu tanggap minimal (Life Saving) < 5 menit ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 15 60.0 60.0 60.0
tahu 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

2.Apakah petugas kesehatan juga siap siaga dan mampu menanggulangi kegawatdaruratan
Waktu Defenitif minimal < 2 jam ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 11 44.0 44.0 44.0
tahu 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

3. Apakah dalam penanganan penderita trauma sudah melalui tahap pra pengobatan sesuai
SPM RS ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 3 12.0 12.0 12.0
tahu 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

4. Apakah cara pemilahan penderita gawat darurat berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya sesuai denga prosedur Triase ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 6 24.0 24.0 24.0
tahu 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

5. Apakah Dokter IGD sudah mengetahui tidak boleh mengeluarkan surat kematian apabila
pasien meninggal pada saat di bawa ke IGD?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 12 48.0 48.0 48.0
tahu 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Apakah perawat IGD mengetahui tanda warna kuning pada pasien yang masukke IGD
yang telah di triase memiliki arti dimasukkan keruang resusitasi?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 8 32.0 32.0 32.0
tahu 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

7. Apakah perawat IGD sudah mengetahui bahwa tingkat kesadaran ,warna kulit, nadi dapat
memberikan informasi tentang Hemo-dinamik?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 5 20.0 20.0 20.0
tahu 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

8. Apakah perawat IGD mengetahui bahwa mempertahankan kehangatan suhu tubuh pasien
merupakan bagian dari tindakan circulation?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 13 52.0 52.0 52.0
tahu 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

9. Apakah perawat IGD mengetahui bahwa hipotermi ada dapat terjadi pada penderita yang
diberikan Ringer Lactat yang tidak dihangatkan atau darah yang masih dingin, untuk itu
cairan dapat dihangatkan dengan menggunakan oven microwave sampai cairan bersuhu 36

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 2 8.0 8.0 8.0
tahu 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

10.Apakah perawat IGD mengetahui bahwa anda warna merah pada pasien yang masuk ke
IGD yang telah ditriase memiliki arti pasien harus di bawa ke ruangan ICU, ICCU, Stroke
Unit, VIP, Kelas I, II, III?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tahu 20 80.0 80.0 80.0
tahu 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11.Cara mengidentifikasi pasien di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai standar JCI adalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 60.0 60.0 60.0
1 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

12. Peningkatan komunikasi efektif dirumah sakit berdasarkan SOP sesuai standart JCI
adalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 11 44.0 44.0 44.0
1 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

13. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai di rumah sakit berdasarkan SOP
sesuai standar JCI adalah :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 12.0 12.0 12.0
1 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

14. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di rumah sakit berdasarkan
SOP sesuai standar JCI adalah :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 24.0 24.0 24.0
1 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

15. Perawat IGD minimal harus memiliki sertifikat pelatihan :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16. Menurut Permenkes No.129 Tahun 2008, salah satu SOP terpenting dalam pelayanan IGD
adalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 8 32.0 32.0 32.0
1 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

17. Pengurangan risiko pasien jatuh di rumah sakit berdasarkan SOP sesuai standar JCI
adalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

18. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang identifikasi pasien berdasarkan
SOP sesuai standar JCI:

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 52.0 52.0 52.0
1 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

19.Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang cara berkomunikasi yang efektif

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 2 8.0 8.0 8.0
1 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

20.Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang menjaga keamanan obat yang perlu
diwaspadai:

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 20 80.0 80.0 80.0
1 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 24.0 24.0 24.0
1 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

22. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

23. Kemampuan perawat IGD RSUD Deli Serdang tentang pengurangan risiko pasien jatuh:

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 8 32.0 32.0 32.0
1 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

24. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kematian pasien < 24 jam di IGD adalah
tanggung jawab

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

25. Menurut Permenkes No. 129 Tahun 2008, kepuasan pelanggan pada gawat darurat
dimensi mutu adalah melalui

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 52.0 52.0 52.0
1 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kategori Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 7 28.0 28.0 28.0
baik 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1. Surat Permohona Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Deli Serdang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian dari RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai