Anda di halaman 1dari 26

BAHAN AJAR

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI SEPEDA MOTOR

Teknologi pada saat ini sudah sangat berkembang, terutama teknologi pada kendaraan bermotor.
Saat ini teknologi pada kendaraan bermotor sudah beragam. Banyak sekali tambahan teknologi –
teknologi baru yang disematkan pada sepeda motor saat ini. Salah satu teknologi sepeda motor
yang terbaru saat ini adalah teknologi injeksi. Teknologi injeksi ini masih terbilang baru
disematkan di dalam motor anda. Mobil dan kendaraan roda 4 lainnya sudah terlebih dahulu
menyematkan teknologi injeksi.

Teknologi EFI (Electric Fuel Injection) adalah sebuah teknologi di dalam mesin, yang bertugas
untuk menggantikan fungsi karburator namun telah terintegrasi secara elektronik. Pada motor
konvensional, karburator berfungsi untuk menyuplai bahan bakar, bersama udara ke dalam mesin.

Pada sistem EFI komponen karburator disederhanakan hanya menjadi katup gas tanpa venturi.
Sementara bahan bakar langsung disuplai dari tanki melalui injector yang penyemprotanya diatur
secara elektrik oleh ECU (Electronic Control Unit) sehingga lebih efisien.

Kelebihan motor injeksi yakni, lebih hemat dan efisien, karena volume bahan bakar dikalkulasi
secara akurat oleh ECU. Sehingga akan menghasilkan campuran yang selalu ideal. Lebih ramah
lingkungan, karena memiliki campuran yang ideal pembakaran pun berlangsung lebih sempurna.

Sehingga, motor tidak menghasilkan gas beracun yang berlebih. Tidak memerlukan sistem cok,
sistem cok berguna ketika suhu intake masih dingin. Bensin yang diperlukan juga semakin banyak.
Pada sistem EFI cok tidak lagi diperlukan karena sudah diatur oleh ECU.Perawatan lebih simple,
motor EFI tidak lagi memiliki pengaturan ISAS dan IMAS sehingga kita tidak perlu repot
melakukan penyetelan untuk seting idle RPM.
Pengertian Motor Injeksi

Injeksi, merupakan suatu metode pencampuran bahan bakar dengan udara pada kendaraan
bermotor untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna. Injeksi membutuhkan perangkat
bernama injector, yang bertugas me-nyuplai campuran bahan bakar dengan udara. Sistem injeksi
merupakan teknologi penerus sistem karburator pada kendaraan bermotor.

Cara Kerja Motor Injeksi

Apabila pada sistem karburator, kendaraan membutuhkan penyetelan yang tepat agar bisa
mendapatkan campuran bahan bakar dan udara atau AFR (Air–fuel ratio) yang optimal, sistem
injeksi sudah terprogram secara komputer untuk mendapatkan rasio AFR yang optimal.

AFR

Supaya bisa mendapatkan AFR yang optimal, injektor mengandalkan program komputer untuk
mengontrol AFR nya. Perangkat elektronik yang bertugas untuk mengontrol kerja injektor ini
bernama ECM atau Electronic Control Module.

Electronic Control Module

Electronic Control Module memiliki settingan dan kontrol yang sudah terstandar dari pabriknya.
ECM ini dapat secara otomatis mengontrol besaran bahan bakar dan udara yang pas pada kondisi
– kondisi cuaca tertentu. Pada motor injeksi terdapat sensor udara, sensor inilah yang nantinya
membantu ECM dalam mengkalkulasi AFR yang tepat sesuai dengan kebutuhan mesin dan udara
sekitar mesin. Kurang lebih seperti inilah gambaran mengenai sistem injeksi pada motor.
Konsepnya sama seperti sistem karburator, karena injeksi merupakan penyempurnaan dari sistem
karburator.

Komponen Sistem Injeksi (EFI) Sepeda Motor

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari
tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel
filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan,
membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar.

Gambar 1. Contoh komponen sistem bahan bakar pada sistem EFI Honda Supra X 125

Fungsi Komponen-Komponen Sistem Injeksi (EFI)

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke
injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan
mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun
kondisi mesin berubah-ubah.

Gambar 2. Konstruksi fuel pump module

3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan
bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan
dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju
injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure
regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.

4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang
dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal
sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum,
biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume
penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya
penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).
Gambar 3. Konstruksi injektor

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke
solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi
magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari
dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari
injektor.

Gambar 4. Contoh penempatan injector pada throttle body


Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Skema aliran sistem bahan bakar EFI

Gambar 6. Komponen sistem injeksi (EFI) pada sepeda motor Honda Supra X 125
Komponen sistem injeksi pada sepeda motot terdiri dari beberapa sensor, seperti MAP (Manifold
Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor,
bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem
ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponenkomponen tambahan
seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik
ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector)
yaitu semacam soket yang dihubungkan dengan engine scanner untuk mecari sumber kerusakan
komponen atau trouble pada sistem injeksi.

Gb. Rangkaian Sistem Injeksi Pada Sepeda Motor

Fungsi Dan Cara Kerja Komponen Sistem Injeksi Sepeda Motor

A. ECU/ECM (Elektronik Control Unit atau Elektronik Control Module)

Komponen ini berfungsi untuk menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima
dari setiap sinyal sensor yang ada sesuai dengan kondisi mesin. Informasi yang diperoleh dari
sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan
atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan
informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt.
Selanjutnya ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tersebut untuk menghitung
dan menentukan waktu dan lamanya injektor menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan
tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping
mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.

B. MAP (Manifold absolute pressure) sensor

Komponen ini berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECM berupa informasi tekanan udara yang
masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake
manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi
,dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi,sensornya disebut air mass
sensor.

Gb. Throttlr Body dengan IAT, MAP dan TP Sensor

C. IAT (Engine air temperature) sensor

Sensor ini memiliki fungsi untuk memberikan sinyal ke ECM berupa informasi suhu udara yang
masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECM selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.

D. TP (Throttle Position) sensor

Berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECM berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup
throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak
yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan
potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECM pada setiap keadaan beban
mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang
menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECM tanpa kabel gas yang
terhubung dengan pedal gas atau disebut dengan istilah Throttle by wire (TBW). Generasi terbaru
ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan
hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECM dan pembukaan serta penutupan katup gas juga
dilakukan oleh ECM secara elektronik.
E. Engine oil temperature (EOT) sensor

Sensor ini berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECM berupa informasi suhu oli mesin.

F. Bank angle sensor (BAS)

Berfungsi untuk menberikan informasi sudut kemiringan kendaraan. Pada sepeda motor yang
menggunakan sistem injeksi biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk
pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55 derajat. Sehingga pada saat tersebut
ECM akan mematikan sistem bahan bakar (Pompa bahan bakar dan Injektor) serta mematikan
sistem pengapian.

Gb. BAS sensor dan Posisi Kemiringan Sepeda Motor

Informasi yang dikirim oleh bank angle sensor ke ECM pada saat sepeda motor terjatuh dengan
sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECM memberikan perintah untuk
mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Sehingga
kemungkinan terjadinya kebakaran sepeda motor yang disebabkan adanya bahan bakar yang
tercecer atau tumpah akan kecil terjadi karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung
dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan
masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECM tidak sampai
membuat ECM meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sepeda motor yang
sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau
kemiringannya melebihi 55 derajat ), ECM tidak akan meng-OFFkan ketiga komponen tersebut
karena pada saat sepeda motor menikung terdapat gaya centrifugal yang membuat sudut
kemiringan pendulum didalam bank angle sensor tidak sama dengan sudut kemiringan sepeda
motor.

Gb. Posisi BAS Sensor pada saat menikung dan saat terjatuh

Sehingga meskipun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 55 derajat , tapi dalam
kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECM masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya
masih di bawah 55 derajat sehingga ECM tidak akan mengOFF-kan ketiga komponen tersebut.
G. Camshaft position sensor (CMP sensor)

Berfungsi untuk mendeteksi posisi poros nok sepeda motor agar saat pengapiannya bisa diketahui.

H. Crankshaft position sensor (CKP sensor)

Berfungsi untuk mendeteksi putaran poros engkol sepeda motor agar diketahui posisi piston pada
TMA (titik mati atas) atau TMB (titik mati bawah).

I. Water temperature sensor (WTS sensor)

Berfungsi untuk mendeteksi air pendingin di mesin, Namun demikian sepeda motor yang
dilengkapi sensor ini biasanya tidak dilengkapi dengan sensor EOT.

Self Diagnostic Function & Troubleshooting

a. Self Diagnostic Function (Fungsi Diagnosa Mandiri)

Sewaktu ECM mendeteksi tanggapan yang tidak normal dari sistem PGM-FI, maka MIL
(malfuction indicator lamp) akan berkedip sesuai dengan fungsi pendiagnosaan mandiri dari sistem
agar dapat memberitahu kepada pengendara tentang adanya masalah pada sepedamotor (MIL
terletak pada panel speedometer).
MIL (Malfunction Indicator Lamp)

Terdapat 2 jenis kedipan MIL, yaitu kedipan pendek (0.3detik) dan kedipan panjang (1.3detik).

MIL berkedip pendek berarti 1 dan MIL berkedip panjang berarti 10. Jika dua atau lebih kode
kegagalan yang terdeteksi, maka semua kode akan dikeluarkan secara berulang-ulang
Pemeriksaan histori kode kegagalan dalam ECM

Apabila kerusakan pada sensor sudah diperbaiki, maka MIL tidak akan berkedip. Akan tetapi ECM
masih merekam/menyimpan adanya kode kegagalan yang terjadi sebelumnya. Bisa ketahui dengan
cara memasangkan DLC short connector pada DLC.
Prosedur menghapus kode kegagalan yang tidak berhasil

Proses penghapusan tidak berhasil jika DLC short connector tidak tersambung dalam waktu 5 detik
(Langkah no 6 salah), maka lampu indikator MIL akan menyala terus (tidak berkedip), Hal ini
menunjukkan bahwa proses penghapusan tidak berhasil (memori kerusakan masih tersimpan di
ECM).

Apabila kunci kontak diputar ke posisi “OFF” kemudian diputar “ON” lagi, indikator FI akan
berkedip sesuai dengan kode kegagalan yang masih tersimpan.
Prosedur reset TP sensor dan ECM
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Pastikan ECM tidak menyimpan kode kegagalan.
2. Jika kode kegagalan tersimpan dalam ECM, maka proses reset sensor TP / ECM tidak dapat
dilakukan.
3. Lakukan reset sensor TP/ ECM apabila salah satu dari part yang berhubungan dengan sistem
bahan bakar diganti dengan yang baru, diantaranya :
• Throttle body/pipa intake
• Idle air screw
• Pompa bahan bakar/saringan bahan bakar
• Injector
• Sensor O2

4. Lakukan reset sensor TP / ECM apabila salah satu dari part mesin diganti dengan yang baru/pada
saat overhaul, diantaranya :
• Cylinder head/valve/valve guide/valve seat
• Cylinder/piston/ring piston
Urutan prosedur reset TP sensor/ECM:
1. Putar kunci kontak ke OFF
2. Lepaskan penutup DLC dan pasang DLC connector
3. Lepaskan konektor sensor EOT.
4. Hubungkan terminal-terminal konektor sisi kabel dengan kabel jumper (jumper line)
Hubungan: kabel warna Kuning/biru – Hijau/jingga
5. Putar kunci kontak ke posisi ”ON”,
6. Lepaskan jumper line dari konektor sensor EOT.
MIL berkedip selama 10 detik (pola penerimaan reset) Putar kunci kunci kontak ke posisi OFF
7. Pasang kembali konektor sensor EOT
8. Lepaskan DLC short connector, tutup kembali DLC short connector dengan penutup DLC
9. Hidupkan mesin pada putaran stasioner selama kurang lebih 20 menit.

Prosedur Altitude Setting (setting ketinggian)


Pilih MODE yang cocok dengan sesuai dengan ketinggian daerah setempat, sebagai contoh :
MODE 1 : Dari titik mula altitude tinggi ( ketinggian diatas permukaan laut melebihi 2000 m)
ke Altitude rendah (ketinggian diatas permukaan laut kurang dari 2000 m)
MODE 2 : Ketinggian 2.000 – 2.500 m diatas permukaan laut
MODE 3 : Ketinggian 2.500 – 3.500 m diatas permukaan laut
MODE 4 : Ketinggian 3.500 m atau lebih tinggi di atas permukaan laut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Pastikan ECM tidak menyimpan kode kegagalan.
2. Jika kode kegagalan tersimpan dalam ECM, maka proses altitude setting tidak dapat dilakukan.
3. Setting ketinggian akan gagal apabila proses setting ketinggian, mesin dalam keadaan hidup.
Catatan : Setting dari pabrik adalah Mode 1
b. Trobleshooting sistem PGM-FI
Kelebihan Motor Injeksi

Nah, setelah mengetahui secara singkat mengenai teknologi injeksi pada motor, maka sekarang
kita lihat satu per satu keunggulan dan kelemahan dari sistem ini.

1. Pembakaran Menjadi Lebih Sempurna

Dengan perbandingan AFR yang lebih baik dan dikontrol oleh perangkat elektronik, maka motor
yang menggunakan teknologi injeksi akan menghasilkan pembakaran yang jauh lebih baik
daripada motor yang menggunakan sistem karburator. Hal ini disebabkan oleh AFR yang
dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan motor anda, dan dapat berubah ketika terjadi
perubahana suhu udara sekitar karena terdapat sensor udara yang akan menganalisa suhu dan
kondisi udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.

2. Konsumsi BBM Lebih Irit

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, motor yang menggunakan teknologi injeksi memiliki
pembakaran yang lebih sempurna. Pembakaran yang lebih sempurna ini akan berpengaruh
terhadap konsumsi bahan bakar dari kendaraan anda. Karena lebih sempurnanya pembakaran,
maka proses pembakaran pun akan menjadi lebih optimal. Pembakaran optimal ini juga akan
berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar kendaraan anda.
Selain itu, injector biasanya memiliki setelan pemrograman yang sesuai dengan standar pabrik.
Pabrik biasanya akan menyetel ECM pada motor anda hingga akan dicapai konsumsi bahan bakar
yang paling optimal bagi motor anda.

3. Tidak Perlu Repot Melakukan Penyetelan

Apabila sistem pembakaran masih menggunakan sistem karburator, maka sering terjadi perubahan
setelan AFR yang terjadi pada karburator motor anda. Biasanya berubahnya setelan ini diakibatkan
oleh getaran – getaran yang dihasilkan oleh mesin, atau kualitas karburator yang semakin menurun.

Nah, hal ini tidak akan terjadi pada sistem pembakaran pada motor injeksi. Pengolahan AFR yang
terjadi pada motor injeksi dikontrol dan diperintahkan oleh sistem komputer yang bernama
Electronic Control Module. Electronic Control Module atau ECM ini sudah memiliki setelan dan
konfigurasi yang fix, yang hanya akan dapat diubah apabila anda menggunakan software tertentu
dengan menggunakan komputer. Hal ini dapat mengurangi kerepotan anda dalam menghadapi
setelan konfigurasi karbutor yang sering berubah – ubah.

4. tidak perlu susah dalam melakukan servis

Apa saja hal yang anda lakukan ketika melakukan servis rutin pada motor anda? Salah satunya
adalah membersihkan karburator. Pernahkah anda memperhatikan ribetnya montir dalam
membongkar karburator? Nah, apabila motor anda menggunakan sistem injeksi, anda dapat
melewati hal ini. Cukup menyemprotkan injector cleaner ke dalam lubang busi dan beres.

Kekurangan Motor Injeksi

1. Masih Sedikit Bengkel Umum yang Menerima Servis Injeksi

Namun demikian, walaupun memiliki banyak kelebihan, motor dengan teknologi injeksi memiliki
beberapa kekurangan. Antara lain masih sedikit bengkel umum yang berani melakukan servis
terhadap perangka injector. Biasanya, selain menggunakan injector cleaner, injector juga
sebaiknya di diagnose dengan alat khusus untuk mengetahui apakah injector berfungsi normal atau
tidak. Tidak semua bengkel umum mempunyai alat seperti ini, membuat servis terhadap motor
injeksi cukup berjalan maksimal apabila dilakkan di bengkel umum.
2. Harga yang Mahal

Selain itu harga perangkat injector dan alat pendukung mesin injeksi masih tergolong mahal.
Apabila perangkat ini mengalami kerusakan, maka biaya perbaikan atau penggantiannya pun
lumayan menguras kantong. Tidak sema montir dan mekanik mengerti tentang cara memperbaiki
atau menyelel ulang ECM. Dan apabila ada yang mengerti, pasti dia mematok biaya yang cukup
tinggi.

3. Sulit Untuk Modifikasi

Sebenarnya bagi anda yang gemar melakukan modifikasi, motor injeksi sepertinya cukup cocok.
Karena ketika anda ingin memodifikasi performa dari tunggangan anda, ada banyak variabel yang
harus anda rubah, salah satunya adalah proses pencampuran bahan bakar dan udara. Apabila pada
motor dengan sistem karburator, cara untuk merubah pencampuran bahan bekar bakar dengan
udara sangat mudah, hanya dengan mengganti ukuran pilot jet, main jer, atau dapat juga dengan
mengganti karburator dengan venture lebih besar, maka pada mesin injeksi, hal ini agak sulit
dilakukan. Hal ini membuat proses modifikasi anda cukup maksimal. Sebenarnya anda bisa
menyetel ulang ECM, atau mengganti ECM dengan modul baru yang lebih cocok untuk mesin
hasil modifikasi, namun sekali lagi, biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal.

4. Sensitif Terhadap Perangkat Kelistrikan

Dan yang kelemahan dari motor dengan sistem injeksi adalah sangat sensitive terhadap perangkat
kelistrikan. Perlu diingat, sistem injeksi memerlukan ECM untuk bekerja secara optimal, dan ECM
dikendalikan oleh komputer yang membutuhkan kelistrikan yang stabil dan baik. Apabila
kelistrikan motor anda bermasalah, seperti aki soak, atau terjadi korsleting, maka kemungkinan
akan terjadi kerusakan terhadap piranti tersebut.

Itulah sedikit pengenalan terhadap teknologi motor injeksi, kelebihan serta kekurangannya.
Walaupun kelihatannya sistem injeksi memiliki keunggulan, namun ternyata faktanya, masih
banyak produsen motor yang memproduksi motor dengan menggunakan teknologi karburator. Hal
ini menunjukkan bahwa teknologi injeksi pada motor masih belum sempurna, dan masih perlu
pengembangan lebih lanjut dari segi harga, dan kemampuan kerja dari mesin injeksi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai