Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

TENTANG

MEKANISME KERJA ENZIM

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Lokal 1B

1. Aurella Eugenea Y.P


2. Delfa Mitra Fusfita
3. Niken Pradila Natasya
4. Rafles Justin
5. Rima Nurhayunda
6. Silvani
7. Siska Santya yelmi
8. Sriwahyuni
9. Vivia Hasanah

Dosen Pengampu : Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
“Mekanisme Kerja Enzim”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang , 25 Agustus 2019

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................................... 0
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
1. Biokatalisator .......................................................................................................................... 3
2. Termolabil ............................................................................................................................... 3
3. Spesifik ................................................................................................................................... 4
4. Dipengaruhi pH ....................................................................................................................... 5
5. Bekerja Bolak Balik ................................................................................................................ 5
6. Tidak Menentukan Arah Reaksi ............................................................................................. 5
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 12
B. SARAN ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir
kritis banyak dikemukakan para ahli

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Enzim?
2. Apa pengertian Koenzim?
3. Jelaskan sifat-sifat Enzim?
4. Apa faktor yang mempengaruhi Enzim?
5. Bagaimana cara kerja enzim?
6. Jelaskan teori gembok dan kunci?
7. Apa fungsi enzim?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari enzim
2. Untuk mengetahui pengertian koenzim
3. Untuk mengetahui sifat-sifat enzim
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi enzim
5. Untuk mengetahui cara kerja enzim
6. Untuk mengetahui teori gembok dan kunci
7. Untuk mengetahui fungsi enzim

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Enzim
Kata enzim ini berasal dari Bahasa Yunani yang mempunyai arti ragi.
Percobaan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh Louis Pasteur menjadi tonggak
atas kaitanya dengan penemuan enzim tersebut. Enzim adalah sebuah senyawa yang
tersusun atas protein (apoenzim) serta juga senyawa non protein (cofactor). Sifat
katalitik yaitu ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein
lainnya. sifat katalitik tersebut diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa
senyawa organik (koenzim serta gugus prostetic), ataupun senyawa anorganik (ion
logam).

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai kata-kata lisator,seyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia(Mark dawn B. 2000). Enzim katalisator
berikatan dengan reaktan yang disebut substrat,mengubah reaktan menjadi
produk,lalu melepaskan produk .Walaupun enzim dapat mengalami modifikasi
selama urutan ini,pada akhir reaksi enzim kembali ke bentuk asalnya.

Koenzim

(molekul enzim)

Enzim

Katalisator

Metabolisme

Katabolisme Anabolisme

2
Enzim sebagai karalisator.Yaitu suatu enzim berikatan dengan substrat reaksi
dan mengubah substrat menjadi produk.Substrat berikatan dengan tempat pengikat
substrat berikatan dengan tempat pengikat substrat spesifik yang terdapat di enzim
melalui interaksi dengan residu asam amino enzim.(Mark dawn B.2000)

B. Pengertian Koenzim

Banyak enzim yang mengatalisis proses pemindahan gugus dan reaksi lain
memerlukan di samping substratnya,sebuah molekul organik sekunder yang dikenal
sebagai koenzim karena tanpa koenzim,enzim tersebut tidak aktif.koenzim akan
memperbesar kemampuan katalik sebuah enzim sehingga menjadi jauh melebihi
kemampuan yang ditawarkan hanya oleh gugus fungsional asam aminonya,yang
menyusun massa enzim tersebut.Koenzim yang berkaitan secara erat dengan enzim
lewat ikatan kovalen atau gaya nonkovalen kerap kali disebut ebagai gugus
prostetik.koenzim yang mampu berdifusi secara bebas umumnya berfungsi sebagai
unsur pembawa(yang didaur ulang secara kontinu)hidrogen(FADH),hidrida(NADH
DAN NADPH),atau unit-unit kimia seperti gugus asli(koenzim A) atau gugus
metil(folat),membawanya bolak-balik antara tempat pembentukannya dan
pemakaiannya. Oleh karna itu,koenzim yang disebut belakang ini dapat dianggap
sebagai substrat sekunder.(murrat et.al,2003).

C. Sifat-sifat Enzim

1. Biokatalisator

bersifat biokatalisator artinya enzim adalah sebuah senyawa katalis yaitu sebuah
senyawa yang mempercepat sebuah reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena
enzim ini berasal dari organisme, maka enzim disebut juga adalah sebagai
senyawa biokatalisator.

2. Termolabil

3
Sebagian struktur enzim adalah sebuah senyawa protein. Oleh sebab itu, enzim
juga memiliki sifat termolabil artinya enzim ini sangat dipengaruhi oleh suhu.
Enzim memiliki suhu optimum untuk dapat menjalankan fungsinya.

Secara garis besar, enzim bekerja optimum pada suhu hingga 37ºC. Apabila pada
suhu ekstrim dapat merusak kerja enzim. Enzim tersebut akan menjadi inaktif jika
disuhu dibawah 10 ºC, sementara akan mengalami denaturasi jika pada suhu di
atas 60 ºC.

Oleh sebab itu, proses pendinginan adalah salah satu proses pengawetan makanan
sebab enzim – enzim dari bakteri pembusuk tidak mampu mencerna makanan.

Sementara, proses pemanasan atau pembakaran dengan suhu tinggi dapat merusak
struktur enzim atau enzim akan mengalami denatursi. Terdapat beberapa
pengecualian, seperti halnya pada kelompok bakteri purba yang menempati
daerah – daerah yang sangat ekstrim, seperti golongan methanogen yang
lingkungan hidupnya itu mempunyai suhu yang tinggi , mereka adalah enzim
yang bekerja optimum pada suhu di 80 ºC.

3. Spesifik

Seperti yang sudah diuraiakan dalam 2 teori cara kerja enzim tersebut, enzim ini
bersifat spesifik yang artinya disini, enzim akan dapat mengikat suatu substrat
yang mampu untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Substrat tersebut
mempunyai titik pengikatan yang sama yang dapat menyebabkan substrat dapat
diikat oleh enzim. Sifat spesifik enzim tersebut juga dijadikan adalah sebagai
dasar penamaan.

Nama enzim ini juga umumnya diambil dari jenis substrat yang diikat atau jenis
reaksi yang berlangsung. Contohnya amylase yaitu enzim yang berperan dalam

4
memecah amilum yang merupakan polisakarida (gula kompleks) menjadi gula
yang lebih sederhana.

4. Dipengaruhi pH

Sama halnya seperti suhu, pH atau derajat keasaman juga turut dalam
memengaruhi kerja enzim tersebut. Pada dasarnya , enzim tersebut bekerja pada
suasana netral yaitu antara 6,5 – 7. Tetapi beberapa enzim optimum pada pH asam
seperti Pepsinogen, maupun pada pH yang basa seperti Tripsin.

5. Bekerja Bolak Balik

Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim yang dapat membantu
reaksi pembentukan senyawa B dari senyawa A. Hal inilah mengapa disebut jika
enzim itu bekerja dengan secara bolak balik.

6. Tidak Menentukan Arah Reaksi

Perubahan senyawa A menjadi B atau dibalik bukanlah enzim yang dapat


menentukan kemana arah reaksi tersebut akan berjalan. Senyawa yang lebih
dibutuhkan adalah poin dari arah sebuah reaksi kimia. Contohnya yaitu tubuh
kekurangan glukosa maka akan dapat memecah gula cadangan (glikogen) serta
juga sebaliknya.

Enzim adalah penguraian dari bentuk protein yang memiliki peran besar sebagai
senyawa yang reaksinya terus menerus bergerak dan mendukung terjadinya
metabolime untuk mempercepat proses kimia didalam tubuh.

D. Faktor yang mempengaruhi Enzim

1. Suhu (Temperatur)

5
Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi
oleh suhu. Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai batas suhu tertentu. Batas
suhu tersebut dinamakan suhu optimum. Jika enzim berada di bawah suhu optimum
maka kerja enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 0oC atau di bawahnya brsifat
nonaktif. Akan tetapi pada suhu tersebut enzim tidak rusak.

Kenaikan suhu dapat meninkatkan akivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi
batas optimum enzim dapat mengalami denaturasi atau kerusakan. Hal ini, akan
mengakibatkan enzim tidak dapat berfungsi sebagai katalis lagi. Contoh, enzim
manusia memiliki suhu optimum 35oC – 40oC, enzim pada bakteri yang hidup di air
panas memiliki suhu optimum 70oC atau lebih.

2. Derajat Keasaman (pH)

Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan
fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki
pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki
pH optimum antara 6 – 8. Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah
keefektifannya dalam membentuk kompleks enzim – substrat, sehingga dapat
menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim.

Selain itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi (kerusakan) pada


enzim. Denaturasi oleh pH yang ekstrim biasanya bersifat bolak-balik, tetapi tidak
bolak-balik pada denaturasi yang terjadi karena suhu panas. Peningkatan suhu akan
meningkatkan laju tumbukan antara enzim dan molekul substrat, sehingga akan
meningkatkan laju pembentukan kompleks enzim-substrat dan meningkatkan
keceptan reaksinya.

Hal ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim pada suhu optimum
karena reaksi itu teralampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang – kadang hanya
pada temperatur lebih dari 100oC. Contoh enzim ptialin di mulut hanya dapat
bekerja pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan
enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa.

3. Konsentrasi Enzim dan Substrat

6
Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi.
Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan
konstan yakni jika semua substrat sudah terikat oleh enzim. Konsentrasi enzim
berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan


kecepatan reaksi jika jumlah enzim dalam reaksi tersebut tetap. Namun, ketika semua
sisi aktif enzim sedang bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak dapat
meningkatkan kecepatan reaksi. Keadan demikian menunjukkan bahwa kecepatan
reaksi telah mencapai titik maksimum. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus
bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua enzim mengikat
substrat.

Pada setiap saat, proporsi molekul – molekul enzim yang terikat pada substrat akan
tergantung pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi meningkat, kecepatan
awal dari reaksi (Vo) pada saat penambahan enzim akan meningkat sampai suatu
nilai maksimum, Vmax, pada tingkat substrat, enzim tersebut dikatakan jenuh
(seluruh sisi aktif maksimum), dan penambahan jumlah substrat tidak akan
menaikkan Vo. Nilai konsentrasi substrat pada saat Vo = ½ Vmaxdikenal dengan
tetapan MICHAELS (Km) untuk reaksi substrat-enzim. Rendahnya nilai
Km menunjukkan afinitas tinggi dari enzim untuk substratnya.

Beberapa enzim (misalnya aspartase) hanya mengikat satu molekul substrat yang
sangat khusus; enzim yang lain dapat mengikat berbagai substrat lain yang khusus
untuk enzim tersebut (misalnya semua ikatan peptida terminal dalam kasus
eksopeptidase). Perbedaan itu timbul dari derajat stereospesifitas enzimnya. Banyak
yang memerlukan gugus prostetik yang menempel atau koenzim yang dapat melebur
untuk menjalankan aktivitasnya. Pada enzim – enzim itu komponen proteinnya
dinamakan apoenzim dan seluruh kompleks enzim-kofaktor fungsional
dinamakan holoenzim.

4. Zat – zat Penggiat (Aktivator)

7
Aktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau
mempercepat reaksi enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari
logam alkali dalam kondisi encer (2% – 5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn,
dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim.

5. Zat – zat Penghambat (Inhibitor)

Inhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim.


Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.

 Inhibitor Kompetitif

Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) merupakan molekul penghambat kerja


enzim yang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif
(inhibitor irreversible) berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim. Pengikatan ini
berlangsung bolak-balik sehingga persentase penghambatan untuk tingkat inhibitor
yang tetap menjadi berkurang kalau substratnya ditambah.

Jadi, inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi
substrat. Contoh yang teramat penting dari pengikatan ini adalah melibatkan enzim
yang paling berlimpah, ribulose bifosfat karboksilase, enzim –penambat CO2pada
C3 fotosintesis, dalam proses ini molekul – molekul O2 bersaing dengan molekul –
molekul CO2 untuk sisi aktif dan contoh lainnya adalah sianida yang terlarut dalam
darah bersaing dengan oksigen untuk berikatan dengan sisi aktif hemoglobin.

 Inhibitor Nonkompetitif

Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut
inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja
enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang
dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi. Sehingga
substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat

8
dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor
nonkompetitif yaitu Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Perhatikan gambar di bawah ini!

E. Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme
yaitu dengan cara menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk
dapat memulai suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang
berlangsung juga akan dapat lebih cepat lagi.

9
Energi aktivasi didalam suatu reaksi kimia tersebut dapat diperumpakan
adalah sebagai “biaya jalan” dalam sebuah proses produksi. Semakin rendah “biaya
jalannya”, maka makin akan cepat prosesnya pula.

Selain dari itu, keuntungan menggunakan enzim adalah selain lebih “murah”
dapat proses reaksi tetap berlangsung sebagaimana seharusnya, karena enzim inilah
yang membantu proses metabolisme tidak ikut bereaksi.

Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia adalah dengan cara
berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi
sebuah produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’ dari
substrat tersebut.

F. Teori gembok dan kunci

Emil Fischer pada 1894 adalah yang menemukan teori kunci ini. Menurut
beliau, enzim tidak akan berikatan dengan substrat yang memiliki bentuk yang sama
(spesifik) dengan sisi aktif dari enzim. Dengan kata lain hanya substrat yang punya
bentuk yang cocok secara spesifik yang dapat berhubungan dengan enzim tersebut.

Oleh karena itulah kenapa disebut dengan teori gembok dan kunci, yang mana
enzim diilustrasikan sebagai kunci dan substrat diistilahkan dengan gembok. Karena

10
gembok dan kunci akan mempunyai kecocokan sisi yang sama untuk bisa membuka
atau pun sebaliknya.

Teori tersebut mempunyai kekurangan yaitu tidak mampu menjelaskan


mengenai kestabilan enzim pada saat peralihan titik reaksi enzim.

Teori Induksi

Daniel Koshland pada 1958 adalah yang menggunakan teori ini, enzim
memiliki sisi aktif yang fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim tersebut
mempunyai titik – titik pengikatan yang sama / spesifik. Sehingga hanya substrat
yang mempunyai titik – titik pengikatan yang spesifik sama yang akan menginduksi
sisi aktif dari enzim sehingga pas (membentuk seperti substrat).

Teori induksi Induksi inilah yang dapat menjawab kekurangan dari teori
Gembok dan Kunci sebelumnya. Oleh karena itu, teori induksi yang dikemukakan
oleh Daniel Koshland pada 1958 adalah sebuah teori yang paling banyak diakui oleh
para peneliti untuk dapat menjelaskan cara kerja enzim.

G. Fungsi Enzim

Enzim memiliki peranan yang sangat penting didalam suatu reaksi kimia.
Seperti yang dijelaskan Fungsi enzim adalah untuk mempercepat suatu reaksi kimia
pada tubuh oprganisme. Tanpa enzim, maka proses metabolisme baik anabolisme
maupun katabolisme tersebut akan terganggu.

Selain dari hal itu, sifat enzim yang tidak ikut bereaksi lagi dengan substrat
inilah yang sangat paling menguntungkan dalam sebuah percepatan reaksi kimia pada
tubuh organisme.1

1
https://kitchenuhmaykoosib.com/cara-kerja-enzim/

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia.

Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting dalam
reaksi metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja
pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan
substrat (kompleks enzim-substrat).

Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme reaksi,
sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya urease,
arginase dan lain-lain. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim,
yaitu konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, produk/hasil reaksi,
aktivator, dan inhibitor.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://kitchenuhmaykoosib.com/cara-kerja-enzim/

Biokimia keperawatan “Kholid Rosyidi MN,S.Kep, NS” mengenai Enzim

13

Anda mungkin juga menyukai