NRP: 110115184
DISKUSI
1. Why do GMP guidelines not allow personnel to enter a factory in street clothes?
JAWAB: Karena yang dihasilkan adalah produk-produk pharmaceutical (obat) yang
akan digunakan oleh konsumen haruslah yang berkualitas tinggi dalam sterilitas dan
kebersihan. Sehingga dalam proses pembuatannyapun pakaian yang dipakai dalam
ruang produksi harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan , agar produk yang
dihasilkan menghasilkan produk yang berkualitas ( Steril dan tahan terhadap
penyimpanan )
2. Why do we use medicine?
JAWAB: untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Pada negara yang masih
menggunakan obat taraf hidup nya lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang
tidak menggunakan obat.
DISKUSI
PRACTICES QUESTION
Selain ketiga bidang tersebut masih banyak wilayah pekerjaan di industri farmasi
yang juga sebenarnya membutuhkan peran apoteker di dalamnya, antara lain:
a. Penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D)
Di bagian penelitian dan pengembangan, baik untuk obat baru ataupun me too
product, farmasis atau apoteker berperan dalam menentukan formula, teknik
pembuatan, dan menentukan spesifikasi bahan baku yang digunakan, produk
antara, dan produk jadi. Pengembangan produk ini dilakukan mulai dari skala
laboratorium, skala pilot, hingga skala produksi. Di beberapa industri, bagian
pengembangan produk juga bertanggung jawab terhadap desain kemasan produk.
c. Pembelian (Purchasing)
Bagian pembelian melayani pembelian bahan baku dan bahan kemas yang
dibutuhkan baik untuk proses produksi, proses penelitian dan pengembangan
produk, maupun untuk pengujian-pengujian yang dilakukan QC. Kepala atau
manager pembelian sebaiknya seorang apoteker karena apotekerlah yang
mengetahui tentang bahan baku dan bahan kemas itu sendiri beserta dokumen-
dokumen penyertanya sehingga perusahaan tidak salah memilih atau tertipu
oleh supplier (pemasok bahan baku atau bahan kemas).
d. Registrasi
3. Describe the job of pharmaceutical sales representatives. How do they prepare for the
job?
JAWAB: Pharmaceuticals sales representatives atau yang biasa disebut dengan
detailer adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan pemasaran obat secara
langsung, terutama untuk obat-obatan yang bersifat tidak dijual bebas / harus dengan
resep dokter. Detailer bertugas menjelaskan semua seluk beluk obat kepada tenaga
kesehatan. lalu, apa tugas seorang detailer? Pertama, membawa informasi produk
kepada dokter, para medis, ke apotek dan rumah sakit. selain itu, medrep juga harus
mampu berkomunikasi dengan baik. Sebab, kualitas inilah yang menentukan
bagaimana informasi obat dapat diterima oleh dokter maupun apoteker, dengan baik.
Bisa dibayangkan apa dampaknya bila informasi yang diberikan medrep tidak jelas
kepada dokter. Kedua, tugas berikutnya menyangkut informasi dan pelayanan
kefarmasian. Di manapun anda bekerja akan berhubungan dengan informasi tentang
produk. Informasi untuk dokter dan pasien kalau nanti bekerja di instalasi farmasi.
Bagaimana jadinya tugas yang diemban kalau tidak menguasai informasinya dengan
baik. Karena itu dibutuhkan keahlian dan kecermatan tersendiri bagi seorang medrep
untuk mampu menguasai kandungan dan efek farmakologi yang terdapat dalam obat
bersangkutan.
4. Is it true that there is no difference between selling medicines and selling ball points
pens? If not explain?
JAWAB: regulasi obat harus dilaksanakan secara transparan. selain itu, obat yang
dijual juga harus memilik izin edar. perbedaan yang mencolok antara penjualan obat
dan bolpoin adalah pada subjek penjualnya. siapapun boleh menjual bolpoin, namun
tidak untuk obat. peraturan dan perizinan untuk menjual obat pun sangat ketat. Untuk
memasarkan atau memperkenalkan produk obat-obatan yang dijual bebas dapat
dilakukan secara umum kepada publik baik melalui media cetak maupun media
elektronik. Namun pemasaran untuk obat-obatan yang termasuk dalam daftar G sesuai
dengan kode etik kedokteran, tidak boleh diiklankan secara langsung kepada
umum. Karena pemasaran atau memperkenalkan produk obat-obatan yang termasuk
daftar G tidak dapat dilakukan secara langsung, maka produsen obat dalam kegiatan
pemasarannya biasanya melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Menggunakan jasa PBF dalam mendistribusikan dan memasarkan produknya.
b. Membuat acara launching/peluncuran produk baru baik dengan seminar
maupun acara simposium.
c. Menggunakan jasa detailer untuk memperkenalkan produknya kepada para
dokter.
HOMEWORK
1. Can you buy antibiotic without prescription?
JAWAB: Dari aspek legal, kita bisa berpacu pada KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1176/Menkes/SKX/1999
TENTANG DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO. 3, dimana jika dilihat antibiotik
bukan merupakan obat yang masuk daftar obat wajib apotekek, sehingga antibiotik
hanya dapat diserahkan bila ada resep dokter. Oleh karena itu, untuk pembelian
antibiotik tanpa resep dokter meskipun jumlahnya sedikit tidak diperkenankan dan
melenggar hokum. Dari aspek etis, seorang apoteker yang melanyani pembelian
antibiotik secara illegal dengan jumlah yang tidak tepat tanpa resep dokter dapat
meningkatkan resistensi antibiotik di komunitas. Sehingga sebagai apoteker yang
mengetahui tentang pengobatan, tidak baik melakukan hal demikian. Dari aspek
professional, kita sebagai apoteker tidak boleh melayani pembelian antibiotik tanpa
resep dokter, karena itu di luar wewenang kita. Sebagai apoteker sebaiknya
menyarankan pasien untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapat resep obat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penyakit dari pasien.
3. If you work in pharmaceutical industry can you take medicines without a physician’s
prescription? Explain.
JAWAB: Kami tidak dapat mengambil atau meminum obat tanpa resep dokter kecuali
obat-obat bebas dan obat bebas terbatas yang sering disebut obat-obat OTC (Over the
Counter Drugs). Karena tugas dan bidang pekerjaan farmasis bukanlah mendiagnosis
dan meresepkan obat yang merupakan tugas dari seorang dokter. Tugas dan bidang
pekerjaan pharmacist meliputi drug discovery, drug delivery, drug action, clinical
studies, regulatory affairs, manufacturing, quality control, drug costing, drug
promotion dan marketing and sales.
5. ‘Read the label when you take medicine.’ Is this advice necessary? Explain.
JAWAB: Membaca label ketika menggunakan obat adalah salah satu saran yang perlu
dilakukan, terutama bagi golongan obat-obat bebas atau over-the- counter (OTC)
yang dapat didapatkan secara bebas dan mudah untuk swamedikasi tanpa monitoring
dari tenaga kesehatan. Dalam pengobatan secara swamedikasi ini label obat dirasa
perlu untuk dibaca guna mengetahui dosis yang dapat digunakan baik untuk anak-
anak serta dewasa, memberi gambaran tentang gejala atau penyakit yang dapat diobati
(kegunaan), memberikan informasi tentang cara penyimpanan serta cara penggunaan
dan efek samping dari obat tersebut.
7. The drug development process is lengthy. Explain the different stages involved
JAWAB:
a. Jika obat baru maka tahap yang dilakukan adalah dari penemuan senyawa dan
perkembangan obat baru tersebut kemudian dilakukan uji pra klinik yang jika
sukses dilanjutkan ke uji klinis dan kemudian meminta perizinan untuk peredaran
lalu memonitoring perkembangan obat yang ada di masyarakat.
b. Tapi jika itu adalah obat yang sama dengan obat paten, maka tidak dilkukan uji
preklinik ataupun uji klinik, melainkan uji bioekivalensi, dan sebelum melakukan
uji bioekivalensi maka obat generic tersebut harus berhasil melalui uji disolusi
baik S1, S2 atau S3, jika uji disolusi gagal maka obat tidak bisa dilanjutkan ke uji
bioekivalensi.
8. After the expiration of a drug patent, any pharmaceutical company can manufacture
the generic version of that drug. Is there any regulation of generic drugs? Do you
think they are bioequivalent compared with brand name drugs?
JAWAB: Ada regulasi obat. karena untuk menjaga keamanan, khasiat, mutu, dan
informasi obat, juga untuk menghindari obat palsu yang kemungkinan bisa beredar.
Tidak. Karena bisa saja pada obat paten dan obat generik memiliki kelarutan yang
berbeda meskipun kadar jumlah zat aktif yang terlarut masih memenuhi syarat yang
ditetapkan, sehingga obat tersebut tidak bioekivalen.
10. Explain the differences between in vivo and in vivo testing of medicine
a. In Vivo
Dalam bahasa latin memiliki arti hidup. Dalam percobaan in vivo melibatkan
eksperimen yang menggunakan seluruh organisme hidup. Hal ini berarti percobaan
tidak boleh menggunakan organ secara parsial atau bahwan organisme mati. Uji in
vivo seringkali dilakukan untuk menguji kembali hasil penelitian in vitro, hal ini
dikarenakan uji in vivo lebih cocok dalam mengamati efek keseluruhan pada subjek
hidup. In vivo juga berguna untuk mengetahui hubungan sifat obat dengan suatu
penyakit, namun tidak bisa untuk menyelidiki efek jangka panjang yang terjadi.
Contoh Penelitian in vivo adalah penelitian obat pada hewan dan uji klinis. Hewan-
hewan yang sering digunakan sebagai objek adalah tikus putih, hal ini atas
pertimbangan kesamaan sebagian besar organ dalam dengan manusia.
b. In Vitro
In vitro dalam bahas latin berarti di dalam kaca. Percobaan ini melibatkan eksperimen
luar organisme hidup dalam kondisi labroartorium yang terkontrol. Peralatan dan
lingkungan yang terkendali memiliki makna bahwa kondisi diatur sedemikian rupa
hingga menyerupai keadaan di dalam tubuh makhluk hidup. Teknik in vitro cukup
mudah dilakukan dan menjadi pilihan ketika peneliti memiliki keterbatasan dalam
mengakses organisme hidup. Kelemahan dari metode ini adalah pada beberapa
penelitian kondisi yang ada tidak sesuai atau tidak bisa menggambarkan kondisi
seluler contohnya terkait mikroba. Contoh percobaan dengan metode in vitro adalah
dalam pembuatan obat yang larut dilambung dilakukan uji disolusi yang dilakukan
dengan keadaan hampir sama dengan di lambung. Obat diuji dalam cairan HCl 0,1 N
yang menginterpretasikan cairakan lambung, dan suhunya dijaga sesuai dengan
keadaan lambung 37°C.
11. Can you market a US FDA approved medicine to the European market directly
without going through its regulatory body?
JAWAB: Tidak bisa langsung menuju pasar Eropa tanpa melewati badan
pengawasnya. Karena masing – masing negara memiliki peraturan dan regulasinya
masing – masing.