Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

OKSIDASI BIOLOGIS DAN ANTIOKSIDAN

KELOMPOK F-3
AULIYA ASYISYIFAH R. 110115134
YUNI SUHARTINA 110116192
IDA BAGUS WIRACHANDRA C. 110116147
RAHMA KAMELIA 110119203
NAHITA FEBRINDA A. 110119433
MARGARETH A.P. SIAGIAN 110119437

Universitas Surabaya
2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I TUJUAN PRAKTIKUM...........................................................................1
BAB II HASIL PRAKTIKUM .............................................................................2
2.1 Laktat dehydrogenase dalam ragi………………………………………….2
2.2 Uji Schardinger…………………………………………………………….2
2.3 Uji Oksidase dan Pengaruh Vitamin………………………………………2
2.4 Uji sifat antioksidan vitamin C terhadap gugus fenol……………………..3
2.5 Uji sifat reduksi vitamin C terhadap reagen benedict……………………..3
2.6 Uji senyawa antioksidan dengan metode Asam Tiobarbiturat……………4
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................5
BAB IV KESIMPULAN .....................................................................................11
LAMPIRAN .........................................................................................................12
TUGAS BACA......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

i
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengamati reaksi oksidasi reduksi
2. Mengamati proses oksidasi
3. Menjelaskan mekanisme kerja vitamin C dan E sebagai antioksidan
4. Menjelaskan mekanisme terbentuknya radikal bebas
5. Mengklasifikasikan antioksidan

1
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
2.1. Laktat Dehidrogenase dalam ragi
Tujuan : Mengetahui peristiwa oksidasi-reduksi berdasarkan aktivitas enzim laktat
dehidrogenase terhadap substratnya asam laktat
Reaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan
Tabung 1 Biru tua Biru muda Terjadi oksidasi
Tabung 2 Biru Biru Tidak terjadi oksidasi

2.2. Uji Schardinger


Tujuan : mengamati peristiwa reduksi berdasarkan aktivitas enzim laktat dehidrogenase
dalam susu segar
Reaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan
Tabung 1 Biru Biru agak pucat Terjadi reduksi
Tabung 2 Biru Biru Tidak terjadi reduksi

2.3. Uji Oksidase dan Pengaruh Vitamin


Tujuan :
1. Memperlihatkan proses oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO) di
dalam bahan
2. Memperlihatkan efek antioksidan vitamin C dan E terhadap oksidasi fenol oleh PPO
Reaksi Uji Hasil Uji Kesimpulan
Warna awal Setelah 30 menit
Tabung 1 Kuning Kuning terang Tidak teroksidasi
(Air + Jeruk)
Tabung 2 Kuning Kuning pekat Tidak teroksidasi
(Vitamin C + Jeruk)
Tabung 3 Kuning Kuning terang Tidak teroksidasi
(Vitamin E + Jeruk)
Tabung 1 Orange Orange pucat Teroksidasi
(Air + Pepaya)
Tabung 2 Orange Orange pucat Teroksidasi
(Vitamin C + Pepaya)
Tabung 3 Orange Orange Tidak teroksidasi
(Vitamin E + Pepaya)
Tabung 1 Putih Putih Tidak teroksidasi
(Air + Anggur)
Tabung 2 Putih Agak orange Teroksidasi

2
(Vitamin C + Anggur)
Tabung 3 Putih Putih Tidak teroksidasi
(Vitamin E + Anggur)
Tabung 1 Putih kekuningan Keruh kecoklatan Teroksidasi
(Air + Apel)
Tabung 2 Kuning kecoklatan Kuning jernih Tidak teroksidasi
(Vitamin C + Apel)
Tabung 3 Kuning kecoklatan Keruh kecoklatan Teroksidasi
(Vitamin E + Apel)
Tabung 1 Kuning Kuning Tidak teroksidasi
(Air + Pisang)
Tabung 2 Kuning Kuning muda Teroksidasi
(Vitamin C + Pisang)
Tabung 3 Kuning Kuning sedikit Teroksidasi
(Vitamin E + Pisang) bening

2.4. Uji sifat antioksidan vitamin C terhadap gugus fenol


Tujuan :
1. Memperlihatkan proses oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO) di
dalam jeruk
2. Memperlihatkan efek antioksidan Vitamin C dan E terhadap oksidasi fenol oleh PPO
Reaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Warna awal Setelah 30 menit
Tabung 1 Kuning Kuning Tidak mengandung
(Air + Jeruk) antioksidan
Tabung 2 Kuning Kuning pekat Mengandung
(Vitamin C + Jeruk) antioksidan
Tabung 3 Kuning Kuning terang Mengandung
(Vitamin E + Jeruk) antioksidan

2.5. Uji Sifat Reduksi Vitamin C terhadap reagen benedict


Tujuan : Mempelihatkan proses reduksi vitamin terhadap reagen benedict yang mengandung
ion Cu
Reaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan
Tabung 1 Biru Cokelat Kehijauan Terjadi reduksi
(Vitamin C) endapan cokelat reagen benedict oleh
pereduksi vitamin C
Tabung 2 Biru Cokelat, endapan Terjadi reduksi
(Glukosa) cokelat benedict

3
2.6. Uji Senyawa Antioksidan dengan Metode Asam Tiobarbiturat
Tujuan : Mengetahui kadar malondialdehid (MDA) dari suatu bahan biologis. MDA
merupakan produk hasil peroksidasi lipid dalam tubuh. Deteksi MDA pada umumnya
menggunakan organ hepar. Konsentrasi MDA dalam material biologis telah digunakan
secara luas sebagai indikator kerusakan oksidatif pada lemak tidak jenuh sekaligus indikator
keberadaan radikal bebas.
MDA Grup Grup Uji Grup uji
(nmol MDA/mg protein) Kontrol (diberikan oksidan) (diberikan oksidan + Vitamin E
Mencit 1 2,05 3,38 2,70
Mencit 2 2,16 3,41 2,59
Mencit 3 2,13 3,45 2,65
Rata–rata 2,11 3,41 2,64
Kesimpulan :
Vitamin E dapat menurunkan nilai rata-rata grup uji yang diberikan oksidan karena
vitamin E termasuk antioksidan sebagai nilai yang didapat lebih kecil dari grup uji yang
diberikan oksidan. Grup kontrol merupakan grup penetap kadar awal. Disimpulkan bahwa ada
senyawa yang menaikkan atau menurunkan oksidan, senyawa yang menurunkan oksidan yaitu
antioksidan

4
BAB III
PEMBAHASAN
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan (radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif lain yang bersifat sebagai oksidator) di
dalam tubuh. Secara fisiologis, tubuh manusia mempunyai beberapa macam enzim dan senyawa
non enzim tertentu yang berfungsi sebagai antioksidan.
Tubuh manusia memiliki beberapa mekanisme untuk melawan stress oksidatif dengan
menghasilkan antioksidan yang secara alami diproduksi secara in situ atau diberikan melalui
makanan atau suplemen eksternal. Antioksidan adalah molekul yang menunda, menghambat, dan
mencegah proses oksidasi dari molekul lain dengan menangkap radikal bebas dan
menghilangkan stress oksidatif. Senyawa ini memiliki bobot molekul kecil, tetapi mampu
menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal.
Antioksidan bekerja sebagai senyawa pemberi electron (electron donor) atau reduktan.
Antioksidan dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul
yang sangat reaktif.

Laktat Dehidrogenase
Uji laktat dehidrogenase dalam ragi dilakukan untuk mengetahui peristiwa oksidasi –
reduksi berdasarkan aktivitas enzim laktat dehydrogenase terdapat substratnya. Laktat
dehidrogenase adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hamper semua sel yang
bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot rangka, hati,
ginjal, otak dan sel darah merah. Laktat dehidrogenase mengkatalisis proses reduksi piruvat
menjadi laktat dan menghasilkan NADHD.

Kalsium Laktat asam + H (oksidasi)


Metilen Blue MBH2 (leukometilen) (reduksi)

Pada percobaan uji aktivitas enzim laktat dehydrogenase dalam ragi, metilen blue akan
bertindak sebagai akseptor hydrogen, sodium laktat sebagai donor hidrogen sedangkan enzim
laktat dehydrogenase akan membantu proses pengambilan atom hydrogen dari senyawa donor
(sodium laktat) ke senyawa penerima (metilen blue). Enzim laktat dehydrogenase yang berasal
dari ragi akan membantu perpindahan atom hidrogen dari sodium laktat ke metilen blue. Metilen
blue akan teroksidasi pada saat metilen blue kehilangan atom hidrogen dari senyawa donor yaitu
sodium laktat.
Pada percobaan ini dihasilkan pada tabung 1 yang berisi 3 ml suspense ragi dan 1 ml
metilen blue ditambah 2,1 sodium laktat 5% bereaksi positif dengan warna wal biru tua, setelah
dipanaskan berubh warna menjadi biru muda, sedangkan pada tabung 2 bereaksi negative,

5
setelah dipanaskan warna biru tua. Hal ini sesuai dengan teori, karena pada tabung 1 (diberi
sodium laktat) atom hidrogen mereduksi metilen blue sehingga warna yang akan dihasilkan akan
lebih pucat, sedangkan pada tabung 2 yang tanpa pemberian sodium laktat, warna yang
dihasilkan tua karena tanpa substrat (sodium laktat) metilen blue tidak tereduksi karena tidak ada
pemberi donor hydrogen.

Schardinger
Susu mengandung suatu enzim yang mengkatalisis oksidasi macam-macam aldehid
menjadi asam. Reaksinya berlangsung secara anaerobic dan dapat ditunjukkan bila ada akseptor
yang sesuai seperti: metilen biru. Jalannya reaksi dapat dilihat dari perubahan warna biru (bentuk
oksidasi) menjadi tak berwarna (bentuk reduksi).
Uji metilen blue dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang terdapat
dalam susu. Pada uji ini akan ditambahkan sejumlah zat yang biru kedalam susu, kemudian
diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri dalam susu tersebut untuk melakukan aktivitas yang
dapat mengakibatkan perubahan warna zat tersebut. Semakin tinggi jumlah bakteri dalam susu,
semakin cepat terjadinya perubahan warna zat tersebut. Uji metilen biru didasarkan pada
kemampuan bakteri dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen terlarut, sehingga
menyebabkan perubahan penurunan kegiatan oksidasi-reduksi dari campuran tersebut. Maka
akibatnya metilen biru yang ditambahkan akan tereduksi menjadi putih metilen. Selain itu
bekerja enzim yang disebut Schardinger Enzyme. Enzim Schardinger merupakan enzim yang
termasuk golongan enzim oksidase terdapat antara lain dalam susu ncubato dikenal pula dengan
enzim xanthine oksidase karena dapat mengoksidase xanthine. Incubator juga dapat
mengoksidasi aldehid. Didalam percobaan ini metilen blue formaldehid digunakan sebagai
penangkap hydrogen. Pada reaksi, formaldehid etral yang teroksidasi oleh enzim schardinger
yang terdapat dalam susu tersebut. Formalhehid memberikan gugus aldehid yang dapat
dioksidasi oleh enzim schardinger. Oleh karena itu, susu yang tadinya berwarna biru setelah
dimasukkan incubator selama beberapa menit berubah warna menjadi putih.
Pada uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada tabung 1 susu yang yang
telah ditambahkan metilen blue dan sodium laktat sebelum dipanaskan berwarna biru muda dan
setelah dipanaskan berwarna biru muda pucat. Hal ini sesuai dengan teori karena mengalami
perubahan warna walaupun tidak signifikan. Sedangkan pada tabung 2 pasteurized milk tetap
berwarna biru muda yang telah ditambahkan metilen blue dan sodium laktat sebelum dan
sesudah dipanaskan tetap berwarna biru muda. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya
setelah ditambahkan metilen blue susu tersebut akan berubah menjadi warna putih.

Uji Oksidasi dan Pengaruh Vitamin


Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal dampak negatif oksidan (radikal
bebas atau senyawa oksigen reaktif lain yang bersifat sebagai oksidator) di dalam tubuh.
Antioksidan alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran, salah satunya adalah

6
buah jeruk. Buah jeruk mengandung beberapa komponen bioaktif seperti flavonoid, terpenoid,
kumarin, limonoid, dan lain-lain. Jeruk (Citrus) adalah salah satu buah yang mengandung banyak
Vitamin C dan berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Jeruk merupakan buah yang termasuk
dalam keluarga Citrus dan berasal dari suku Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat dan
manfaat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Daging buah jeruk memiliki kandungan vitamin C
yang tinggi yang mampu menambah daya tahan tubuh.
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas. Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan. Sebagai antioksidan sifat vitamin C mampu menetralkan radikal bebas
diseluruh tubuh. Vitamin C juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran.
Identifikasi vitamin C bisa dilakukan dengan mencampurkan vitamin C. Uji positif akan
menghasilkan perubahan warna menjadi kuning hingga agak kecoklatan yang merupakan warna
dari dehidroascorbic acid.
Sering kali kita melihat buah apel yang baru saja dikupas berubah warna menjadi coklat.
Gejala ini dinamakan browning atau pencokelatan, yaitu terbentuknya warna coklat secara alami
pada bahan pangan. Proses ini deisebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim polypenol oxidase
(PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi
phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus terakhir inilah yang membuat
warna coklat pada apel. Hal inilah yang membuat buah apel menjadi salah satu buah yang tidak
diminati untuk membuat infused water. Padahal khasiat dan manfaat apel sangat beragam,
termasuk menyehatkan saluran pencernaan dan menurunkan berat badan, menyehatkan payudara
dan organ hati, serta mengontrol kadar gula dalam daran, menurunkan kolesterol, dan merawat
jantung.
Kandungan-kandungan antioksidan yang ada di apel ada beberapa contohnya yaitu :
flavonoid, quercetin, dan karoten. Menurut institut kanker nasional amerika serikatt, jumlah
kandungan flavonoid pada apel paling besar dibandingkan dengan jenis buah lainnya. Flavonoid
mampu menurunkan hingga 50% risiko serangan penyakit kanker paru-paru. Kandungan
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan LDL yang berisiko menyumbat
pembuluh darah. Pada saat yang bersamaan, flavonoid juga meningkatkan HDL yang bermanfaat
mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Quercetin merupakan salah satu jenis
flavonoid yang terdapat pada buah apel. Sebuah studi preklinis di Universitas Corneel, Amerika
Serikat menemukan bahwa quercetin dalam apel melindungi sel otak dari kerusakan radikal
bebas yang dapat menyebabakan penyakit alzheimer. Aktivitas antioksidan quercetin lebih tinggi
dibandingkan dengan vitamin C. Jika vitamin C yang terdapat pada daging buah apel hanya
mempunyai aktivitas antioksidan 1, quecertin mempunyai aktivitas antioksidan 4,7 kali lebih
besar. Karoten atau antioksidan super, karoten yang terkandung pada apel berperan sebagai
pencegah penyakit. Karoten memiliki aktivitas sebagai vitamin A dan antioksidan yang berguna
untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab penyakit degeneratif, seperti penyakit kanker
dan diabetes.

7
Kentang telah diketahui mengandung antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan
yang tinggi sehingga dapat menghambat pembentukan radikal bebas dari ROS (Reactive Oxygen
Species) yang menyebabkan penuaan dini. Antosianin tergolong senyawa flavonoid yang larut
dalam air. Flavonoid sebagai antibakteri dengan cara merusak dinding sel bakteri. Antosianin
dapat menaikkan daya tahan pembuluh kapiler, mengurangi tekanan darah dan membantu
penyerapan vitamin. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin diantaranya
suhu, pH dan cahaya. Di dalam umbi kentang terdapat sejumlah besar cadangan energi, nitrogen,
dan protein berkualitas tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu kentang juga
mengandung mineral seperti zat besi dan magnesium serta vitamin C dan beberapa jenis vitamin
C. Diantara senyawa kimia yang ada di dalam kentang yang memiliki aktivitas antioksidan
adalah vitamin C. Vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan karena dapat berfungsi sebagai
oxygen scavenger dengan jalan mentransfer atom hydrogen ke oksigen sehingga menyebabkan
oksigen tidak tersedia untuk reaksi berikutnya. Antioksidan seperti vitamin C merupakan
senyawa yang dapat memproduksi kolagen pada tubuh jadi sangat berperan aktif menjaga
kekencangan kulit dan didalam proses penyembuhan luka bakar dibutuhkan senyawa yang dapat
pembentukan kolagen dengan cara memicu proliferasi sehingga terdapat peningkatan jumlah
fibroblas. Senyawa lain dalam kentang yang memiliki aktivitas antioksidan adalah fenolat yang
kadarnya berkisar 530 ug/g sampai 1770ug/g. Selain sebagai antioksidan senyawa fenolat juga
dapat berfungsi sebagai antimikroba. Salah satu senyawa fenolat yang banyak terdapat pada
kentang adalah asam klorogenat yang banyak terdapat di daerah kulit atau jaringan luar kentang.
Kandungan antioksidan pada pisang adalah kadar natirum pada pisang sangat rendah,
kadar natirum tinggi tidak dikehendaki karena dapar bersifat hipertensif (menyebabkan tekanan
darah tinggi). Rasio yang tinggi antara kalium dan natrium pada pisang sangat menuntungkan
untuk pengobatan tekanan darah tinggi dan mendukung proses rileksasi otot. Walaupun tidak
terlalu banyak, keberadaan tembaga (Cu) dan seng (Zn) pada buah pisang sangat penting dalam
peranannya sebagai antioksidan untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab berbagai
penyakit degeneratif.
Vitamin C dan vitamin E telah diketahui peranannya sebagai antioksidan alami yang
berperan penting untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab penuaan sel dan pemicu
timbulnya berbagai penyakit. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga bebas berikatan dengan berbagai sel dan
jaringan serta menjadi pemicu berbagai penyakit kanker, sakit jantung dan terjadinya proses
penuaan dini. Vitamin C membantu mempertahankan kondisi tubuh terhadap flu dan selesma
(meningkatkan sistem kekebalan tubuh). Mengurangi tingkat stres dan membantu proses
penyembuhan. Vitamin ini juga berperan penting dalam memelihara kesehatan sel-sel kulit
sehingga tetap tampak bersih dan sehat. Seperti halnya vitamin C, vitamin E juga berperan untuk
menjaga kesehatan sel-sel tubuh, memperlambat efek penuaan dan memelihara sel-sel kulit agar
tetap muda, meningkatkan kesuburan, serta mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.

8
Uji sifat anti-oksidan
Pada percobaan uji sifat antioksidan tabung 1 berisi sari jeruk ditambah air, hasil
pengamatan menunjukan warna awal berwarna kuning setelah ditambah air tetap berwarna
kuning, terdapat kesimpulan bahwa sari jeruk ditambah air tidak mengandung antioksidan.
Tabung 2 berisi sari jeruk ditambah vitamin E, hasil pengamatan menunjukan warna awal
berwarna kuning setelah ditambah vitamin E warna berubah dari kuning menjadi kuning terang,
terdapat kesimpulan bahwa sari jeruk ditambah vitamin E mengandung antioksidan. Tabung 3
berisi sari jeruk ditambah vitamin C, hasil pengamatan menunjukan warna awal berwarna kuning
setelah ditambah vitamin C warna berubah dari kuning menjadi kuning pekat, kesimpulannya
sari jeruk ditambah vitamin C mengandung antioksidan.
Buah jeruk mengandung flavonoid dan vitamin c sehingga berpotensi sebagai
antioksidan. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan yang terdapat pada buah jeruk
dikelompokkan menjadi antioksidan sekunder. Antioksidan sekunder, disebut juga antioksidan
eksogen atau antioksidan non enzimatis, karena diperoleh dari luar tubuh. Contohnya yaitu
tokoferol, vitamin C,vitamin E, betakaroten, flavonoid, dan senyawa fenolik. Antioksidan
sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap radikal bebas dan mencegah reaksi
berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Antioksidan sekunder ini
menghambat pembentukan senyawa oksigen reaktif. Prinsip kerja sistem antioksidan non
enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan
menangkap radikal bebas tersebut, sehingga radikal bebas tidak bereaksi dengan komponen
seluler.
Vitamin C adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat.
Vitamin C berfungsi sebagai senyawa pereduksi, misalnya proteksi oksidasi pada metabolisme
tirosin. Vitamin E adalah vitamin yang larut baik dalam lemak yang melindungi tubuh dari
radikal bebas. Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi kelelahan,
membantu memperlambat penuaan kerena oksidasi, mensuplai oksigen ke darah sampai dengan
seluruh organ tubuh, menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel
darah merah akibat racun.

Uji Sifat Reduksi Vitamin C


Vitamin C merupakan derivate heksosa merupakan suatu karbohidrat. Vitamin ini
berbentuk kristal berwarna putih, sangat larut air dan alkohol. Vitamin C mudah teroksidasi
menjadi asam dehidroaskorbat yang mudah pula tereduksi menjadi asam askorbat. Vitamin C
dalam sistem biologic berfungsi sebagai senyawa pereduksi, misalnya proteksi oksidasi
metabolisme tirosin dan reduksi besi feri menjadi besi fero dalam metabolisme besi.
Uji benedict merupakan uji reduksi suatu zat. Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga
sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat. Tembaga sulfat menyediakan ion tembaga, natrium
sitrat membantu menjaga ion tembaga dalam larutan, dan natrium karbonat bertindak sebagai
alkali ringan. Prinsip uji reduksi dengan benedict ini yaitu ketika gula yang mengandung

9
kelompok aldehida atau keto bebas diperlakukan dengan reagen benedict, gula dikonversi
menjadi enediol. Enediol adalah agen pereduksi yang kuat. Mereka mereduksi ion cuprie
( Cu2+) menjadi ion tembaga (Cu+) , yang bertanggung jawab atas perubahan warna reagen
benedict. Uji benedict bukan tes khusus untuk glukosa. Adanya gula pereduksi seperti glukosa,
galaktosa, fruktosa, dll; atau zat pereduksi apa pun seperti vitamin C, asam urin dalam jumlah
berlebih dalam urin dapat memberikan hasil tes positif benedict. Vitamin C merupakan zat
pereduksi yang kuat dengan adanya gugus enadiol. Larutan Benedict dipanaskan dan berubah
menjadi oranye / merah terhadap asam askorbat dan asam homogentisic atau gula.
Dari hasil uji, tabung 1 berisi vitamin C dapat mereduksi reagen benedict dengan
mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan berwarna coklat. Glukosa
dapat mereduksi reagen benedict. Pada tabung 2 yaitu glukosa menghasilkan endapan coklat
ketika dalam uji dengan reagen benedict, sehingga glukosa merupakan pereduksi karena dapat
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+.

10
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada uji laktat dehidrogenase dalam ragi, tabung 1 (yang ditambahkan dengan sodium
laktat 5%) setelah dipanaskan menjadi biru muda telah mengalami oksidasi. Sedangkan
tabung 2 (tanpa ditambah sodium laktat 5%) setelah dipanaskan tidak mengalami
perubahan warna sehingga tidak terjadi oksidasi.
2. Pada uji schardinger, tabung 1 setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi
biru agak pucat sehingga terjadi reduksi. Sedangkan pada tabung 2, tidak mengalami
perubahan warna sehingga tidak mengalami reduksi.
3. Pada uji oksidasi dan pengaruh vitamin, Jeruk (+air, +vit C, +vit E) tidak teroksidasi,
Pepaya (+air & +vit C) teroksidasi namun +vit E tidak teroksidasi, Anggur (+air & +vit
E) tidak teroksidasi namun + vit C teroksidasi, Apel (+air & + vit E) teroksidasi namun +
vit C tidak teroksidasi, Pisang (+ vit C & + vit E) teroksidasi namun +air tidak
teroksidasi.
4. Pada uji sifat antioksidan, sari jeruk yang ditambahkan dengan air tidak mengandung
antioksidan. Sedangkan sari jeruk yang ditambahkan dengan vitamin C dan E
mengandung antioksidan.
5. Pada uji reduksi vitamin C terhadap reagen benedict, tabung 1 (vitamin C) mengalami
perubahan warna sehingga terjadi reduksi reagen benedict oleh pereduksi vitamin C.
Sedangkan pada tabung 2 (glukosa) mengalami perubahan warna juga sehingga terjadi
reduksi benedict.
6. Pada hasil uji senyawa antioksidan dengan metode asam tiobarbiturat, dapat disimpulkan
bahwa vitamin E dapat menurunkan rata-rata grup uji yang diberikan oksidan karena
vitamin E termasuk antioksidan sebagai nilai yang didapat lebih kecil dari grup uji yang
diberikan oksidan. Grup kontrol merupakan grup penetap kadar awal. Disimpulkan
bahwa ada senyawa yang menaikkan atau menurunkan oksidan, senyawa yang
menurunkan oksidan yaitu antioksidan.

11
LAMPIRAN
Gambar 1. Hasil Buah Jeruk

Gambar 2. Hasil Buah Anggur

12
13
Gambar 3. Hasil Buah Apel

Gambar 4. Hasil Buah Pepaya

14
Gambar 5. Hasil Buah Pisang

15
Tugas Baca
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan radikal bebas dan faktor-faktor apakah yang memicu
terbentuknya radikal bebas?
Jawab :
Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan pada orbital terluarnya sehingga dapat bereaksi dengan molekul lain.
Radikal bebas dapat terbentuk melalui dua cara yaitu :
 Secara endogen, sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam
tubuh, dalam sel (intrasel) maupun ekstrasel.
 Secara eksogen, radikal bebas terbentuk akibat paparan polutan lingkungan, asap
rokok, obat-obatan, radiasi ionisasi atau sinar ultraviolet, makanan berlemak,
kopi,alkohol,obat,racun,peptisida, dan minyak jelatah (deepfrying).
2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan antioksidan dan klasifikasi antioksidan!
Jawab :
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan (radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif lain yang bersifat sebagai oksidator)
didalam tubuh. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
 Antioksidan primer, disebut juga antioksidan endogen atau antioksidan enzimatis.
 Antioksidan sekunder, disebut juga antioksidan eksogen atau antioksidan
nonenzimatis,karena diperoleh dari luar tubuh.
3. Jelaskan mekanisme kerja vitamin C dan flavonoid sebagai antioksidan!
Jawab :
Vitamin C merupakan antioksidan alami yang sifatnya larut air. Antioksidan yang larut
air akan bereaksi dengan radikal bebas atau oksidan dalam sitosol sel dan plasma darah.
Flavonoid merupakan chain-breaking antioksidan yang kuat. Sebagai antioksidan,
flavonoid dapat menghambat penggumpalan keping-keping sel darah, merangsang
produksi nitrit oksidan yang dapat melebarkan (relaksasi) pembuluh darah, dan juga
menghambat pertumbuhan sel kanker.

16
Daftar Pustaka
- Dr. Rika Yulia, S. Si., SpFRS., Apt. 2020. Antioksidan Hayati. Sidoarjo.
- Pujiadi, A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta
- Muray, Robert K. 2009. Biokimia Harper edisi 28. Jakarta
- Kuchel, Philip dan Gregori B. Ralston. 2006. Biokimia, Erlangga, Jakarta
- Poedjiadi A. dan Supriyanti, 2006. Dasar – Dasar Biokimia. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta
- Ahmad A. dan Patong R. 2012. Biochemistry and Biotechnology Laboratory, Department
of Chemistry. Hasanuddin University, Makassar.
- Pratical Biochemistry: A Student Companion. 2015
- Mark’s Essentials of Medical Biochemistry A clinical approach. Michael Lieberman.
Alisa peet. 2nd edition 2015
- M. Fadlinizal Abd Ghafar, et.al., “Flavoid, Hespiridin, Total Phenolic Content and
Antioxidan Activities from Citrus Species” Full Length Research Paper. 2010. vol 9
- Ade Aprilia. 2014. Get Healthy with Infused Water. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
- Desty Ervira Puspaningtyas, S.Gz. 2013. The Miracle of Fruits. Agro Media. Jakarta
Selatan
- Yuliana, Anna. 2018. BUKU AJARAN BIOKIMIA FARMASI. Surabaya
- Nollet, Leo. dkk. 2012. Food Biochemistry and Food Processing. USA : Willey
Blackwell.
- Wypych,George. 2020. Handbook of Antioxidants. Toronto : Chem Tec Publishing. p.59.
- Euis Reni Yuslianti. 2018. Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan. Yogyakarta. p.88
- Hoan Tjay, Tan dkk. 2008. Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. p.235
- Suhardjo dkk. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. P.64

17

Anda mungkin juga menyukai