KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
fthmb.tqn.com/FNqu5NQKAlkFC_Hy7nIlkWFfvtA=/3000x2000/filters:no_upscale():fill(FFC
C00,1)/about/mechanic-at-work-56a056b83df78cafdaa11621.jpg
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.
Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,
Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL
BASIC SERVICE TECHNIC
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ...................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 5
E. Saran Cara Penggunaan Modul ............................................................... 5
Kegiatan Pembelajaran 1 : Alat Perlindungan Diri ( APD ) Bahan Bakar,
Pelumas, Peralatan dan Pekerjaan Dasar ............................................................. 6
A. Tujuan ...................................................................................................... 6
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 6
C. Uraian Materi............................................................................................ 6
D. Aktifitas Pembelajaran.............................................................................. 28
E. Latihan / Tugas ........................................................................................ 28
F. Rangkuman .............................................................................................. 30
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 30
H. Kunci Jawaban ......................................................................................... 31
Kegiatan Pembelajaran 2: Dasar Engine dan Kelistrikan Engine Otomotif ........... 32
A. Tujuan ...................................................................................................... 32
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 32
C. Uraian Materi............................................................................................ 32
D. Aktifitas Pembelajaran.............................................................................. 82
E. Latihan / Tugas ........................................................................................ 83
F. Rangkuman .............................................................................................. 85
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 85
H. Kunci Jawaban ......................................................................................... 85
Penutup ................................................................................................................. 86
Glosarium .............................................................................................................. 87
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 88
iii
iv
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Basic Service Technic (BST) adalah merupakan kompetensi dasar yang di
perlukan dalam melaksakan perawatan berkala, diagnosis dan perbaikan komponen
kendaraan. Basic Service Technic (BST) terdiri dari:
1. Alat Perlindungan Diri, Peralatan Kerja, Bahan Bakar, Pelumas dan Pekerjaan
Dasar
2. Dasar Mesin dan komponen kelistrikan
Dan masing-masing kompetensi dasar di atas merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa terpisahkan sesuai fungsi sendiri-sendiri.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat :
1. Selalu mengutamakan faktor keselamatan kerja dalam setiap aktivitas ;
2. Memahami dan melakukan pekerjaan dasar kendaraan ringan otomotif dengan
baik sesuai SOP;
3. Mengetahui nama,fungsi, letak komponen serta prinsip kerja esin/ engine
kendaraan ringan otomotif;
4. Mengetahui nama, fungsi, letak komponen serta prinsip kerja kelistrikan kendaran
ringan otomotif;
5. Mengetahui nama, fungsi, letak komponen serta prinsip kerja sistem penggerak,
suspensi, kemudi dan rem kendaran ringan otomotif; dan
6. Memahami dan melakukan pekerjaan pemeliharaan berkala dan pemeriksaan
sebelum penyerahan unit kendaraan ringan otomotif dengan baik sesuai SOP
1
C. Peta Kompetensi
PETA KOMPETENSI MODUL
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)
2
Kompetensi Dasar (KD) Paket Keahlian
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem pengapian kerusakan sistem sistem pengapian
sistem pengapian konvensional dan pengapian konvensional dan
konvensional dan elektronis konvensional dan elektronis
elektronis elektronis
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem starter dan kerusakan sistem sistem starter dan
sistem starter dan pengisian starter dan pengisian
pengisian pengisian
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem kemudi kerusakan sistem sistem kemudi
sistem kemudi kemudi
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki roda
perawatan berkala Roda dan ban kerusakan roda dan ban
roda dan ban dan ban
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem suspensi kerusakan sistem sistem suspense
sistem suspense suspensi.
Menerapkan Melakukan berkala Mendiagnosis Memperbaiki
pelaksanaan Wheel wheel aligment kesalahan wheel wheel aligment
Alignment aligment
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem bahan bakar kerusakan sistem sistem bahan
sistem bahan bakar bensin bahan bakar bakar bensin
bensin bensin
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem bahan bakar kerusakan sistem sistem bahan
sistem bahan bakar Diesel bahan bakar bakar Diesel
Diesel Diesel
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem kopling kerusakan sistem sistem kopling
system kopling kopling
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem transmisi kerusakan sistem sistem transmisi
3
Kompetensi Dasar (KD) Paket Keahlian
sistem transmisi manual transmisi manual manual
manual
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem transmisi kerusakan sistem sistem transmisi
sistem transmisi otomatis transmisi otomatis otomatis
otoatis
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki poros
perawatan berkala poros kerusakan poros propeller,gardan
poros propeller,gardan propeller,gardan dan aksel roda
propeller,gardan dan aksel roda dan aksel roda
dan aksel roda
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem Air kerusakan sistem sistem Air
sistem Air Conditioning (AC) Air Conditioning Conditioning (AC)
Conditioning (AC) (AC)
Menerapkan Merawat berkala Mendiagnosis Memperbaiki
perawatan berkala sistem audio video kerusakan pada sistem audio
assesoris dan sistem sistem audio video video dan sistem
tambahan (GPS, dan sistem tambahan (GPS,
dsb) tambahan (GPS, dsb)
dsb)
Menerapkan Basic Service Tecnic Basic Service Basic Service
proses Basic ( BST ) selalu di Tecnic ( BST ) Technic ( BST )
Service Tecnic ( gunakan dalam selalu digunakan selalu digunakan
BST ) proses perawatan dalam proses dalam proses
berkala diagnosis perbaikan
kerusakan komponen
komponen
4
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kompetensi Basic Service Technic ( BST ) adalah terdiri dari :
1. Alat Perlindungan Diri, Peralatan Kerja, Bahan Bakar, Pelumas dan Pekerjaan
Dasar
2. Dasar Mesin dan komponen kelistrikan
3. Dasar Sistem penggerak, suspensi, kemudi dan rem
4. Pemeliharan berkala dan pemeriksaan sebelum penyerahan
(uraian lengkap pada kegiatan pembelajaran )
5
Kegiatan Pembelajaran 1 : Alat Perlindungan Diri, Peralatan Kerja, Bahan Bakar,
Pelumas dan Pekerjaan Dasar
A. Tujuan
Setelah belajar materi kegiatan belajar 1 ini peserta didik diharapkan:
1. Mampu memilih Alat Perlindungan Diri ( APD ), Peralatan Kerja, Bahan Bakar,
Pelumas dalam Pekerjaan Dasar
2. Mampu menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD ), Peralatan Kerja Bahan
Bakar, Pelumas dalam Pekerjaan Dasar
3. Mampu Merawat dan memelihara Alat Perlindungan Diri ( APD ), Bahan Bakar,
Pelumas Peralatan Kerja dalam Pekerjaan Dasar
C. Uraian Materi
6
1. PAKAIAN KERJA
(1) Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul-betul cocok sehingga merasa senang
dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan kancing
yang menonjol yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan pada
waktu bekerja. Kami anjurkan memakai seragam Mekanik Daihatsu (overall)
yang khusus didisain dengan memperhatikan hal-hal diatas.
(2) Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu
tertutup, kecuali terpaksa benar.
(3) Jagalah pakaian anda agar selalu bersih waktu bekerja sebab oli dan kotoran
pada pakaian anda akan mengotori kendaraan.
2. SEPATU KERJA
Pilihlah alas kaki yang kuat untuk kerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau
alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya
lebih memungkinkan pemakainya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai
sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.
3. SARUNG TANGAN
Pada waktu mengangkat benda benda berat atau memindahkan pipa buang yang
panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak perlu ada
7
suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan
pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan
di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya
sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung
tangan jangan dipakai.
8
DI BENGKEL
1. Jagalah agar tempat kerja anda selalu bersih. Apabila pekerjaan sudah selesai,
segala sesuatunya ditempatkan kembali pada tempatnya secara teratur.
2. Disamping menjaga agar stand kerja (work stand) selamanya bersih, suku-cadang
yang sudah dibongkar dan tidak lagi diperlukan tidak boleh dibiarkan begitu saja
tetapi harus dibuang atau ditempatkan ditempat yang telah ditentukan.
3. Tempat reparasi mesin, transmisi dan unit-unit pengaturan roda depan (alignment
units) harus bersih setiap saat.
4. Apabila perlu menghidupkan mesin atau menggerakkan kendaraan, mintalah izin
terlebih dahulu kepada instruktor.
5. Kendaraan-kendaraan yang akan diperbaiki diparkir ditempat yang telah ditentukan
didalam batas garis stall. jangan sampai keluar atau nongol sehingga mengganggu
kendaraan lain.
6. Jangan menempatkan atau memasang sesuatu, walaupun hanya untuk sementara,
di tengah jalan atau dipintu masuk atau ditempat yang akan mengganggu orang atau
mobil keluar.
7. Jangan meninggalkan kunci dan suku-cadang dilantai dimana anda atau orang lain
akan tersandung karenanya. Biasakan menempatkan mereka dibangku kerja atau
stand kerja.
8. Bersihkan segera setiap bahan bakar, oli atau gemuk yang tertumpah untuk
mencegah terpeleset dilantai.
9
PEMAKAIAN ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Perlengkapan listrik, hidrolis dan udara tekan dapat berbahaya apabila tidak
digunakan secara benar.
2. Karena itu mintalah izin atau petunjuk dari instruktor sebelum menggunakan.
3. Debu dan serbuk harus dibersihkan dari mesin dan perlengkapan seperti gerinda dan
bor setelah dipakai agar tetap bersih.
4. Alat harus dibersihkan setelah pekerjaan selesai, diperiksa satu persatu lalu disimpan
di kotak alat.
5. Bersihkan kotoran dan oli pada SST (alat servis khusus), tester, alat pengukur
(gauges), dll. lalu ditempatkan dengan baik ditempatnya yang benar.
10
III. PENCEGAHAN KEBAKARAN TINDAKAN PENCEGAHAN YANG DIPERLUKAN
Sasaran : Mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang tindakan pencegahan
terhadap kebakaran.
Tujuan : Banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bengkel dan
ada kemungkinan besar terjadi kebakaran. Karena itu tindakan pencegahan
yang diperlukan selama bekerja harus diketahui benar-benar.
1. Disamping mengetahui sistem alarm (tanda bahaya) pada waktu terjadi kebakaran,
semua pekerja harus bekerja sama untuk memadamkan kebakaran dan untuk ini
pekerja harus mengetahui dimana letak alat pemadam kebakaran serta mengetahui
bagaimana cara menggunakannya.
2. Kain yang basah karena bensin atau oli kadang-kadang dapat terbakar oleh percikan
api yang terjadi karena reaksi kimia. Karena itu kain seperti ini harus dibuang
kedalam tempat sampah yang terbuat dari logam dan tertutup.
11
3. Jangan mendekatkan suatu nyala api ketempat penyimpanan oli atau perlengkapan
pencuci bagianbagian yang mengandung caftan yang mudah terbakar.
4. Gas yang dihasilkan saat mengisi batterai dapat terbakar. Karena itu, hindarilah
nyala api, atau benda benda yang dapat menimbulkan percikan api dan tempat
tersebut. Khusus pada waktu melepas kabel pengisi baterai dari baterai setelah
melakukan pengisian, kontak harus dimatikan terlebih dahulu untuk mencegah
terjadinya percikan api. Jika tidak dimatikan, kemungkinan akan terjadi percikan api
yang dapat mengakibatkan kerusakan berat atau kecelakaan.
5. Kurangi kemungkinan membawa bahan bakar atau larutan pencuci kedalam bengkel.
Kalau perlu benar membawanya, masukkan kedalam kaleng yang tertutup rapat.
6. Jangan membuang oli, bensin dan lain-lain yang mudah terbakar kedalam saluran air
karena dapat menimbulkan kebakaran didalam sistem saluran pembuang kotoran.
Seharusnya buanglah kedalam drum-penampung.
7. Mesin mobil tidak boleh dihidupkan selagi masih terdapat kebocoran pada sistem
bahan bakar. Mesin boleh dihidupkan setelah kebocoran diperbaiki. Juga pada waktu
memperbaiki sistem bahan bakar, seperti melepas karburator misalnya, lepaskan
kabel negatif dari baterai untuk mencegah mesin hidup tiba-tiba.
12
a. Bila terdeteksi adanya hal yang tidak biasa pada perlengkapan kelistrikan, segera
putar switch ke posisi OFF dan hubungi foreman.
b. Bila ada konslet atau kebakaran pada sirkuit kelistrikan, putar switch ke posisi OFF
terlebih dahulu sebelum memadamkan api.
c. Laporkan apabila ada jalur kabel yang tidak benar atau perlengkapan kelistrikan yang
tidak terpasang dengan benar kepada foreman.
d.. Laporkan bila ada fuse yang putus kepada supervisor Anda karena fuse yang putus
menunjukkan adanya masalah kelistrikan.
13
V. KODE MODEL KENDARAAN
Sasaran : Untuk mengenal model-model kendaraan yang ditangani dan untuk
membedakan jenis kendaraan dan spesifikasinya berdasarkan kode model
kendaraan.
Tujuan : Agar tercapai pekerjaan perbaikan yang sempurna dan efisien anda harus
bisa memilih suku-cadang yang benar dan spesifikasi service yang tepat.
14
VI. CARA PENANGANAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
Sasaran : Mempunyai pengertian yang sempurna tentang jenis-jenis bahan bakar
dan pelumas yang dipergunakan serta pengetahuan tentang cara
menanganinya.
Tujuan : Terdapat banyak jenis bahan bakar dan pelumas yang dipakai pada
mobil dan diantaranya ada yang sangat beracun serta mudah terbakar
dan karenanya memerlukan penanganan yang hati-hati. Jika salah
dalam menggunakan jenis bahan bakar atau pelumas, masalah kritis
dapat timbul terhadap bagian-bagian mesin. Karena itu penting sekali
mengetahui berbagai jenis bahan bakar dan pelumas, cara
menggunakan serta cara menanganinya.
15
1. BENSIN
a. Bensin menguap dengan mudah bahkan pada suhu biasa sekalipun;
karena itu harus disimpan d ida l a m te mpa t yan g ked ap udara.
b. Bensin mudah sekali terbakar; karena itu nyala dan percikan api harus
dihindari jauh jauh dari tempat bensin.
c. Bensin menyebabkan karet mengembang, karena itu jagalah agar bensin
tidak menetesi bagian-bagian yang berkaret (terutama rem).
d. Bensin yang berwarna (merah, biru) mengandung tetraethyl lead yang amat
beracun, karena itu jangan dipakai untuk membersihkan suku-cadang dan
sebagainya.
e. Menurut kadar oktan, ada dua jenis bensin; bensin biasa dan bensin oktan
tinggi. Hati-hati jangan sampai salah menggunakan bensin biasa untuk
mesin dengan ratio kompresi tinggi karena mesin dengan ratio kompresi
tinggi memerlukan bensin oktan tinggi.
Jika bensin digunakan pada kendaraan ber-mesin diesel, pompa iniektor dan
nozzel akan hangus dan rusak. Hati-hati jangan sampai salah bahan bakar.
16
3. OLI MESIN
a. Berhubung kualitas oli mesin yang digunakan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap umur mesin, penting sekali memilih oli yang berkualitas dan
berviskositas yang tepat.
b. Kadar oli mesin umumnya diklasifikasi menurut sistem Klasifikasi Service
API (American Petroleum Institute) Untuk kendaraan DAIHATSU kadar
seperti dibawah ini yang dipakai.
c. Oli berkadar rendah kehilangan efektifitas lebih cepat dari oli berkadar
tinggi, karenanya harus lebih sering diganti. Untuk jarak penggantian lihat
petunjuk dalam buku Prosedur Perneliharaan.
d. Kualitas oli yang dibutuhkan oleh mesin diesel berbeda dari oli untuk mesin
bensin, karena itu untuk mesin diesel memerlukan oli khusus.
* Klasifikasi kadar oli menurut API tergantung pada kondisi mesin yang
digunakan
17
e. Untuk mempertahankan sifat pelumasan dan kemudahan start mesin,
viskositas (SAE No. *) oli mesin harus dipilih secara tepat sesuai dengan suhu
udara.
* Indeks SAE (Society of Auto-motive Engineers) mengenai kadar viskositas oli
yang harus dipakai tergantung pada suhu udara.
18
5. MINYAK TRANSMISI OTOMATIS
a. Untuk Transmisi Otomatis dari mobil Daihatsu, salah satu dari dua jenis
minyak yakni minyak "F" atau "Dexron II" dipakai, tergantung pada jenis
transmisi otomatis tersebut.
b. Berhubung transmisi disesuaikan dengan sifat-sifat jenis minyak yang dipakai
(minyak mempunyai koefisien gesekan yang berbeda beda), mereka tidak
bisa dipertukarkan, Untuk penggunaan setiap jenis oli, ikuti petunjuk -petunjuk
yang terdapat pada buku pedoman reparasi.
19
6. MINYAK POWER STEERING
a. Pakailah minyak transmisi otomatis jenis "Dextron" atau "Dexron II" atau
minyak power steering yang berkualitas sama dengan "Dexron" atau "Dexron
II"
b. Minyak transmisi otomatis jenis "F" dapat merusak sistem kemudi dan
menimbulkan suara abnormal, jadi tidak boleh digunakan.
20
8. GEMUK
a. Dianjurkan menggunakan jenis-jenis gemuk yang ada dalam daftar dibawah
ini untuk penyervisan kendaraan Daihatsu. Penggunaan dari setiap jenis
gemuk sebagai dilukiskan dibawah tergantung pada daerah pemakaiannya.
* National Lubricating Grease Institute (Lembaga Minyak Pelumas Nasional)
di Jepang telah membuat nomor yang tetap: makin tinggi nomornya, makin
tinggi kekerasannya.
b. Dalam keadaan bagaimanapun gemuk dengan bahan dasar yang berbeda
tidak boleh dipakai bersama, karena hal ini akan mengurangi effisiensi.
c. Debu pasir atau debu logam yang tercampur dengan minyak pelumas akan
menye babkan terjadi goresan pa da permukaan bantalan serta
menimbulkan suara abnormal. Karena itu kaleng gemuk harus segera
ditutup setelah dipakai. Juga jangan biarkan air masuk ke minyak pelumas
karena hal ini akan mempercepat kerusakan minyak pelumas.
d. Lumasilah bagian-bagian yang telah dibersihkan dan dikeringkan, dengan
gemuk. Bagian-bagian bantalan condong untuk cepat berkarat setelah
dibersihkan, oleh karenanya lumasilah dengan gemuk, bila perlu berilah zat
anti karat.
21
VII. CARA PENANGANAN KENDARAAN LANGGANAN
Sasaran : Mendapatkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan apa yang
harus diambil pada waktu menangani kendaraan langganan.
Tujuan : Mencegah kerusakan atau pengotoran terhadap kendaraan pada
waktu melakukan pekerjaan servis; mewajibkan mekanik
menangani kendaraan langganan seperti melayani mobil sendiri.
Ini merupakan dasar daripada servis andalan. Untuk mencapai ini,
perhatikanlah peraturan-peraturan dibawah ini sementara anda
bekerja.
22
PERATURAN TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KENDARAAN
1. Selama bekerja, pakailah selalu fender cover (tutup spatbor), seat cover (tutup
tempat duduk) dan tutup lantai agar tidak merusak kendaraan atau
mengotorinya.
2. Tutup spatbor dan tutup tempat duduk mudah sekali kotor dan harus
dibersihkan secara teratur agar selalu bersih.
3. Oli atau gemuk yang ada ditangan anda atau di perkakas dapat mengotori mobil
dan menyebabkan orang tergelincir. Karena itu tangan dan perkakas harus
dijaga agar tetap bersih.
4. Jangan sekali-sekali memasukkan perkakas yang tajam atau yang ujungnya
runcing kedalam kantong baju karena kernungkinan merusak kendaraan dan
dapat melukai anda sendiri misalnya bila anda terjatuh.
5. Hapuslah selalu minyak dan oli yang tertumpah sehingga kendaraan tidak
dalam keadaan kotor. Jika minyak atau oli yang tertumpah dibiarkan begitu
saja, langganan dapat mengira bahwa kendaraannya bocor, lalu membawa
kembali pada anda yang berarti suatu hal yang tidak menyenangkan bagi kedua
belah pihak.
23
VIII. CARA PEMAKAIAN ALAT- ALAT YANG BENAR & AMAN
Sasaran : Mengetahui dengan jelas cara memakai alat-alat tangan dengan
benar dan aman.
Tujuan : Berbagai macam alat tangan digunakan pada waktu menyervis
kendaraan. Tujuan utama adalah agar pekerjaan dilaksanakan
dengan aman, tepat dan cepat. Untuk mencapai ini anda harus
bisa memilih alat yang paling tepat serta mengetahui bagaimana
menggunakannya dengan benar.
24
1. KUNCI PAS
FUNGSINYA : Membuka dan mengencangkan mur dan baut.
1. Pilihlah ukuran yang tepat dengan mur atau baut lalu dimasukkan dalam -dalam,
tidak hanya pinggir kunci.
2. Mulut kunci pas miring 15° terhadap gagangnya sehingga dapat digunakan
secara terbalik pada tempat yang sempit.
3. Agar tidak terjatuh pada waktu mengencangkan atau mengendorkan, kunci
digunakan dengan posisi menarik. Apabila perlu mendorong, gunakan telapak
tangan agar jari tangan tidak rusak atau terluka. (Hal ini berlaku juga apabila
25
menggunakan kunci yang lain seperti kunci ring atau kunci soket).
4. Jangan memperpanjang kunci pas dengan sambungan lain atau memukulnya
dengan palu dalam usaha membuka mur atau baut.
5. Apabila diperlukan kekuatan yang cukup besar dalam membuka atau
mengencangkan pakailah kunci ring atau kunci soket. Kunci pas akan slip dan
dapat merusak mur atau baut.
2. KUNCI RING
FUNGSINYA : Kunci ring (box end wrench) digunakan untuk membuka dan
mengencangkan mur atau baut. Berbeda dengan kunci pas, kunci
ring mencekam mur dan baut pada keenam sisinya tanpa slip pada
waktu melakukan pengencangan atau membuka dengan kuat.
26
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU MENGGUNAKAN
KUNCI RING
1. Karena kunci ring mempunyai 12 lekukan sisi, is dapat digunakan dengan
hanya memutarnya sedikit, ini berbeda dengan kunci pas.
2. Karena pekerjaan dengan menggunakan kunci ring lebih lambat daripada
dengan kunci pas, sedapat rnungkin kunci ring hanya digunakan pada waktu
putaran pertama dan terakhir.
3. Pilihlah kunci ring dengan ukuran yang tepat dan masukkan sedalam -dalamnya
dan setepat-tepatnya kedalam mur. Pada waktu membuka, jangan memukul
kunci ring dengan palu.
3. KUNCI SOKET
FUNGSINYA : Kunci soket dipakai dengan kombinasi dengan berbagai jenis
gagang dan sambungan untuk pekerjaan mengendor atau mengencangkan yang
walaupun dalam posisi sulit dapat dikerjakan dengan aman dan cepat.
27
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU MENGGUNAKAN
KUNCI SOKET
1. Pilihlah soket yang berukuran sesuai dengan mur atau baut. Masukkan
sepenuhnya serta paskan posisinya terhadap mur atau bautnya.
2. Sambungkan dengan sambungan menggunakan adaptor soket.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas
yang ada.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang
layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .
E. Latihan / Tugas
Soal
28
a. Jangan berada di dekat kabel listrik yang rusak atau terlilit.
b. Untuk mencegah terjadinya konslet, jangan pernah menyentuh
perlengkapan kelistrikan dengan tangan basah.
c. Jangan pernah menyentuh switch-switch berlabelkan ―Rusak‖ ("Out of
Order").
d. Saat melepas plug,tarik kabelnya, tariklah plug itu sendiri.
e. Jangan melewatkan kabel melalui tempat yang basah atau terendam oli,
permukaan-permukaan yang dipanaskan, atau melewati sudut-sudut
yang tajam.
2. Pilihlah jawaban yang paling tepat dalam hal penggunaan sarung tangan
dibawah ini adalah . . . .
a. Sarung tangan adalah perlengkapan perlindungan diri setiap pekerjaan
b. Sarung tangan di pakai saat melepaskan Gear box steering
c. Sarung tangan tidak boleh digunakan pada pekerjaan pengecoran
d. Sarung tangan tidak boleh digunakan pada pe kerjaan mengerinda dan
pekerjaan mesin yang hidup
e. Sarung tangan tidak boleh di pakai pada pekerjaan melepas roda
29
5. Pada kode kendaraan Daihatsu Terios di dapat MHKP3CA1JAK00736 arti
huruf C adalah ?
a. Kode wilayah regional pembuat (Asia)
b. Kode negara pembuat (Indonesia)
c. Nomor sasis kendaraan
d. Kode produksi (Daihatsu)
e. Kode mesin (3SZ-VE)
F. Rangkuman
1. Materi tentang Alat Perlindungan Diri ( APD ), Peralatan kerja , Bahan Bakar,
Pelumas dalam pekerjaan dasar kendaraan ringan otomoti terdiri dari :
a. Pakaian kerja
b. Spesifikasi kendaraan,
c. Bahan bakar
d. Pelumas
30
modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan dengan sendirinya
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan
ketuntasan minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat menca pai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.
H. Kunci Jawaban
1. d
2. d
3. a
4. c
5. e
31
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : DASAR ENGINE DAN KELISTRIKAN ENGINE
OTOMOTIF
A. Tujuan
Setelah belajar materi kegiatan belajar 2 ini pesertadiharapkan:
1. mampu Merawat berkala peleg dan ban
2. mampu mendiagnosis kerusakan peleg dan ban
3. mampu memperbaiki peleg dan ban
C. Uraian Materi
32
SARINGAN UDARA DENGAN ELEMEN SARINGAN KERTAS
33
MEMBERSIHKAN ELEMEN SARINGAN
CARA MELEPAS ELEMEN
Tutup Saringan
Saringan udara
Clamp pengikat
34
4. Membersihkan bagian dalam bak
saringan.
(1) Pertama-tama pakailah kain untuk menghapus debu pada bagian dalam bak
saringan, kemudian tiupkan udara tekan pada bak tersebut
Usahakan benar-benar agar jangan ada kotoran yang masuk kedalam
karburator.
(2) Periksa apakah perapat pada bak atau pada tutup tidak terlepas/melejit. Jika
terlepas, perbaikilah bila pemasangannya tidak betul.
Perapat yang terpasang tidak betul, (melejit) mengakibat -kan udara yang
masuk ke dalam bak saringan tidak tersaring.
PEMASANGAN
35
II. OLI MESIN – MEMBANTU MESIN BERPUTAR DENGAN LEMBUT
36
APA YANG DIPERBUAT OLEH OLI TERHADAP MESIN
37
2. Menguras oli mesin.
(1) Angkat kendaraan dan
tempatkan panci penampung
dibawah lubang pembuang oli.
Kendaraan harus dalam kea-
daan rata.
(2) Kendorkan sumbat beberapa
putaran menggunakan kunci.
(3) Sambil menekankan sumbat
terhadap karter (panci oli),
sumbat diputar lalu tariklah
(4) Kuras oli sampai habis.
38
Jika lampu peringatan tekanan
oli tidak mati setelah mesin
hidup berarti pengisian oli
kurang. Matikan segera mesin-
nya.
Untuk kendaraan yang meng-
gunakan pengukur tekanan oli,
jarum penunjuk harus bergerak.
(2) Matikan mesin dan tunggu kira-
kira 3 menit sebelum
memeriksa tinggi permukaan oli
dengan tangkai pengukur
permukaan oli (stick oil).
Periksa tinggi permukaan pada
saat kendaraan berada dalam
keadaan rata (tidak miring).
Lihat tinggi permukaan pen-
gukur oli pada tangkai. Ber-
sihkan tangkai pengukur
dengan lap bersih masukkan
kembali dan angkat keluar lalu
baca kembali.
(3) Jika tinggi permukaan oli
dibawah tanda L tambah oli lalu
periksa kembali dengan cara
yang sama.
3. Periksa kembali pekerjaan anda.
(1) Periksa sekali lagi apakah tidak
terdapat kebocoran pada
sumbat pembuang oli.
(2) Periksa bahwa tutup pengisi oli
terpasang dengan sempurna
dan bahwa tangkai pengukur oli
sudah dimasukkan kembali
dengan baik.
39
III SARINGAN OLI – MEMBERSIHKAN KOTORAN PADA OLI MESIN
40
Oil filter menyaring kontaminasi dari oli mesin, seperti partikel logam, dan menjaga
oli mesin tetap bersih.
Terdapat check valve untuk mempertahankan oli didalam filter ketika mesin
dimatikan. Ini juga filter selalu terisi oli saat mesin dihidupkan.
Juga terdapat sebuah relief valve untuk membiarkan oli mengalir ke mesin saat
filter tersumbat.
Oil filter adalah komponen yang penggantiannya berkala, dan harus diganti
assembly pada jarak yang ditentukan.
MEMASANG
41
2. Isi oli dan cek tinggi permukaannya.
3. Memeriksa kebocoran oli.
Hidupkan mesin dan periksa kebocoran oli dengan pandangan mata dan
rabalah dengan tangan.
SASARAN : Mengerti betul cara mengganti dan cara menyetel kekencangan tali
kipas (drive belt).
FUNGSI : Tali penggerak meneruskan tenaga mesin dari puli poros engkol
untuk menggerakkan bagian-bagian pembantu mesin yang lain
seperti pompa air, power steering pump, A/C compressor .
Biasanya tali penggerak baru masih elastis, tetapi elastisitasnya
hilang setelah dipergunakan.
Normalnya kendaraan mempunyai dua atau tiga belt.
Drive belt harus diperiksa tension dan keausan, dan ganti secara
berkala.
Alternator pully
Power steering
pump pully
42
MENGGANTI TALI KIPAS
MEMBUKA
Kendorkan baut
1. Kendorkan beberapa putaran penyetel
baut panjang alternator, dan
baut penyetelnya
43
PEMASANGAN
1. Memasang tali kipas.
(1) Pasanglah tali kipas pada pully
poros engkol dan pully pompa
air. kern udian pada pully alter-
nator.
(2) Jika tali kipas terlalu tegang
sehingga sulit masuk ke pully
alternator, gunakan obeng
untuk memasukkannya.
2. Menyetel ketegangan tali kipas.
(1) Kencangkan baut penyetel,
ketegangan tali kipas sampai
alternator tidak dapat ditarik ke
belakang.
(2) Masukkan batang pengungkit
diantara blok silinder dan
alternator, kemudian ungkitlah
alternator kebelakang.
Jangan mengungkit pada tutup
valve timing.
1. Saat tangan yang satu
mengungkit alternator,
periksalah ketegangan tali
kipas dengan tangan yang
lain.
2. Jika ketegangan tali kipas
kurang, setel hingga ukuran
standar, sambil menekan
batang pengungkit sedikit
demi sedikit.
3. Jika ketegangan tali kipas
sudah sesuai dengan
standar, kencangkan baut
penyetelnya.
Setel tali kipas yang baru
44
sedikit lebih kencang.
Kekendoran akan
menyebabkan tali kipas slip,
tetapi apabila terlalu tegang,
bantalan alternator dan
pompa air akan cepat aus.
Karena itu kekencangannya
harus menurut standar.
3. Kencangkan baut-baut alternator.
Kencangkan baik-baik baut baut
panjang alternator dan penye-
telnya.
45
MENGGANTI RADIATOR
MEMBUKA
(1) Kuras air dalam radiator. Semprotkan udara pada sistem pendingin apabila
radiator dan mesin panas sehingga air pendingin menjadi dingin sebelum di
kuras.
(2) Tempatkan penampung air dibawah radiator, kemudian kendorkan sumbat
beberapa putaran.
Jika air pendingin tahan lama (long life coolant) akan dipakai kembali,
penampung air harus bersih.
(3) Untuk mempercepat pengurasan, bukalah tutup radiatornya.
46
(4) Lepaskan slang radiator.
1. Buka klem-klem jenis pegas
seperlunya (jangan berlebihan).
2. Kendorkan klem-klem jenis
kawat dengan kunci soket 10
mm.
3. Jika selang menempel pada
pipa sehingga sukar dilepas,
gunakan obeng kecil untuk
membukanya.
47
Jika radiator terpaksa dikuras
selagi masih panas, tekanan
harus dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
48
PEMASANGAN
1. Pasang radiator dan selubung kipas.
Hati-hati jangan sampai merusak sirip-sirip pada waktu memasang radiator.
2. Memasang slang-slang.
Pasang slang demikian rupa
sehingga mentok penahan.
Pasangkan klem-klem pengikat
slang antara ujung pipa dan
penahan.
Hati-hati jangan mengeraskan
skrup klem berlebihan.
3. Sambungkan slang penyalur air
radiator.
4. Isi radiator dengan air pendingin.
(1) Untuk mengeluarkan udara dari
sistem pendingin, kendorkan
klem pada slang bypass (atau
slang masuk ke heater) dan
lepaskan slang dari saluran
keluar sambungan rumah
termostat.
(2) Isi radiator dengan air pendingin kembali sampai air mulai keluar dari
sambungan rumah termostat.
Pada waktu mengisi radiator udara didalam saluran air pendingin mesin
sebagian akan keluar melalui lubang katup pada termostat, tetapi memakan
waktu cukup lama. Karena itu, apabila pada waktu reparasi diperlukan
pengurasan air pendingin, maka keluarkanlah udara dari saluran air pen-
dingin mesin. Jika tidak, mesin dapat rusak karena kekurangan pendinginan.
(3) Sambungkan kembali slang
pada union penyalur air keluar
rumah termostat lalu ken-
cangkan klemnya.
(4) Isi kembali radiator dengan air
hingga tangki atas penuh
kemudian hidupkan mesin
selama beberapa menit.
49
(5) Jika permukaan air turun, tambah lagi airnya.
(6) Apabila air tidak turun, tutup radiator dipasang.
Turunnya air berarti masih terdapat udara yang berusaha keluar.
5. Periksa tinggi air didalam tangki
cadang-an. Tambah air apabila
permukaannya berada dibawah
tanda ―Full‖, Kecuali pada waktu
memperbaiki sistem pending-in,
memeriksa,tinggi air didalam tangki
cadangan, tutup radiator tidak
perlu dibuka.
6. Periksa kembali setelah pekerjaan
selesai.
(1) Semua baut, klem dan sumbat
telah terpasang baik.
(2) Tidak terdapat kebocoran pada
sambungan sambungan sistem
pendingin,
PERHATIAN:
Jangan melakukan pekerjaan ini
dengan segera setelah kendaraan
dihidupkan, sebab cairan pendingin
akan menjadi sangat panas (tutup
radiator akan menjadi sangat panas
saat disentuh).
50
(1) Kendurkan tutup radiator 45º untuk melepaskan tekanan di dalam radiator.
(2) Lepaskan tutup radiator setelah tekanan di dalam radiator telah dibebaskan.
(3) Kendurkan sumbat penguras radiator dan sumbat penguras mesin untuk
menguras cairan pendingin
(4) Lepaskan slag reservoir untuk mengeluarkan cairan pendingin di reservoir
(5) Bilas (siram) sistem pendingin dengan air sampai air yang keluar dari lubang
penguras menjadi jernih.
51
VI. POMPA AIR – MEMOMPA AIR PENDINGIN KE SELURUH SISTEM
PENDINGINAN
52
MENGGANTI POMPA AIR
MELEPAS
Buang air pendingin radiator.
1. Lepaskan tali kipas pompa.
2. Lepaskan selubung kipas sebelah
atas, kipas dan puli.
Hati-hati jangan sampai merusak
sirip-sirip radiator.
3. Kendorkan klem-klem pada slang
pompa, lalu lepaskan slang.
4. Buka baut-baut pompa.
(1) Berhubung panjang baut mung-
kin berbeda-beda, berilah
catatan waktu akan dibuka.
(Sebaiknya dicatat mengapa
dipakai baut panjang/pendek,
atau bentuk bautnya dsb.)
(2) Jika gasket pompa menempel, pelepasan-nya dilakukan dengan memukul
puli pompa dengan palu plastik.
5. Bersihkan bagian tempat pemasangan pompa air. Buka gasket lama dengan
alat pengerik gasket (gasket scraper).
MEMASANG
Pasang pompa air pada blok silinder dengan
gasket baru.
(1) Berilah perekat gasket sama rata di kedua
bagian dari gasket ditempel pada blok
silinder.
(2) Pasang pompa air dan kencangkan baut
dengan tangan untuk meyakinkan bahwa
baut terpasang dengan benar pada dratnya.
Jika baut terpasang miring tidak bisa diputar
dengan tangan, jangan dipaksa dikeraskan
dengan kunci soket, atau sejenisnya.
53
1. Mengencangkan baut-baut pompa.
Kencangkan baut-baut bergantian
dan sama kuat.
Akhirnya, kencangkan pada
momen spesifikasi.
2. Hubungkan semua slang dan ken-
cangkan klem-kelmnya.
3. Pasang puli, kipas dan selubung kipas.
4. Pasang tali kipas.
5. Untuk penyetelan kekencangan tali kipas Isi radiator dengan air pendingin.
6. Periksa sekali lagi setelah pekerjaan selesai seluruhnya.
(1) Periksa bahwa tidak ada kebocoran dari tempat tempat pemasangan pompa
air atau sambungan sambungan slang.
(2) Periksa bahwa semua baut dan mur terkunci dengan aman.
54
BAGAIMANA KERJA THERMOSTAT
Termostat tertutup.
Air mengalir dari pompa ke kantong air melalui slang by-pass. .
Termostat terbuka.
Air dapat mengalir melalui radiator untuk
pendinginan.
55
KERJA TERMOSTAT
Pada waktu wax dingin, katup tertutup dan air pendingin tidak dapat mengalir melalui
radiator dan mesin. , ka-
Diaphragm karet
Wax
Kotak Wax
Pada waktu wax panas, wax mengembang dan mendorong tuas keluar sehingga
katup pun terbuka.
Pada waktu wax dalam keadaan dingin, katup tertutup oleh tarikan pegas.
56
MENGGANTI TERMOSTAT
MEMBUKA
57
PEMASANGAN
1. Bersihkan pipa saluran keluar air
dan permukaan pemasangan
dengan rumah termostat.
Apabila menggunakan pengikis
gasket, hati-hati jangan sampai
bagian-bagian aluminium ikut
2. Memasang termostat.
Pasang termostat sebaik-baiknya
pada rumah termostat.
3. Pasang gasket baru pada permukaan.
(1) Sebagai usaha mencegah kebocoran, berilah perapat cair pada gasket baru.
(2) Kencangkan baut-baut secara bergantian dan sama kuat; dengan
menggunakan kunci momen, kencangkan baut-baut pada momen spesilikasi.
4. Pasang slang masuk radiator dan klem.
5. Isi radiator dengan air pendingin.
6. Periksa kembali setelah pekerjaan selesai.
(1) Hidupkan mesin dan periksa kebocoran pada semua sambungan.
(2) Periksa apakah baut clamp selang dan sumbat penguras telah dikencangkan
denan baik ?
58
MENGUKUR TEKANAN KOMPRESI
59
2. Buka semua busi.
(1) Pegang tutup busi dan tarik
Jangan menarik kabel busi itu
sendiri karena dapat merusak
kawat tahanan yang adadidalam
busi.
4. Pasangkan tachometer.
(1) Hubungkan kabel listrik tacometer ke masing – masing terminal positif dan
egative baterai.
Hati-hati bahwa kutub kutub terminal baterai jangan sampai tertukar.
(2) Hubungkan kabel penerima dari tachometer ke terminal negatil.
(3) Setel tacometer sesuai petunjuk instruktor.
60
Coil Tachometer
Battery
5. Mengukur kompresi.
(1) Mengukur kompresi adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh dua orang.
(2) Seorang (asisten) duduk di kursi pengemudi sambil menekan pedal gas
sampai habis. Ini dimaksudkan agar katup trotel terbuka lebar.
(3) Tehnisi lainnya mendorong alat pengukur kompresi sekuat -kuatnya kelubang
busi, lalu menyuruh asistennya memutar mesin (dengan starter)
61
(4) Asisten menekan pedal gas
Tacorneter harus Arnbililan angka
sepenuhnya dan memutar menunjukkan angka pembacaan yang
diatas 250 rpm. maksimum setelah
rnesin.
gerakan jarum stabil.
UNTUK REFERENSI
Jika kompresi silinder pada salah satu silinder atau Iebih ternyata ren dah,
Tuang.sejumlah oli mesin kedalam silinder melalui lubang busi, lalu ukur
kembali kompresinya.
Jika penambahan oil membantu perbaikan kompresi, kemungkinan terdapat
kerusakan atau keausan pada cincin-cincin torak dan/atau lubang silinder.
Jika tekanan tetap rendah setelah ditambah oli mesin, mungkin katup
menempel atau duduknya katup tidak sempurna, atau terdapat kebocoran
pada gasket.
62
IX CELAH KATUP - MENJAMIN KEHALUSAN MESIN
63
Kumpulkan komponen-komponen dan baut-baut sejenis sehingga tidak akan
salah pada waktu memasang kembali.
3. Periksa momen baut-baut kepala silinder (untuk baut konvensional) dan baut-
baut pengikat camshaft.
Saat mesin dingin, gunakan gauge ketebalan untuk memeriksa dan setel celah
valve. Pemeriksaan ini mungkin ditiadakan jika mesin berputar halus tanpa
noise abnormal.
PETUNJUK:
Celah valve yang berlebihan menimbulkan noise lantaran ketukan pada valve oleh
cam.
4. Tempatkan silinder No. 1 pada posisi Titik Mati Atas dari langkah kompresi.
(1) Putar pull poros engkol
searah jarum jam hingga
alur V pada puli lurus
dengan tanda waktu 0.
Kalau perlu busi dibuka
semua. Karena ini
memungkinkan poros
engkol berputar dengan
mudah apabila tidak
terjadi kompresi
64
(2) Buka tutup distributor dan cek
bahwa elektroda rotor distel
searah dengan terminal kabel
tekanan tinggi untuk silinder
No. 1 pada tutup distributor.
Jika sama arahnya, silinder
No. 1 berada pada posisi Titik
Mati Atas dari langkah Tutup Distributor
Rotor
Kompresi.
Untuk referensi
Pada mesin 4 atau 6 silinder biasa,
cara yang sederhana untuk
menentukan apakah Silinder No. 1
berada pada posisi TMA (Titik Mati
Atas) tanpa membuka tutup
distributor adalah sebagai berikut,
asalkan kepala silinder belum pernah
diganti:
(1) Tempatkan alur V pada puli
poros engkol sejajar dengan
tanda waktu 0. Jika kedua pusrod
Gerakan kecil naik turun dari lengan
katup hisap dan buang dari penumbuk katup dapat dirasakan
silinder No. 1 dapat diputar karena adanya celah katup.
Pada mesin jenis OHC (poros kam diatas)
dengan mudah dengan jari, tanpa
berarti silinder No. 1 berada pada batang penumbuk, cek gerakan naik
turun ini untuk mengetahui apakah
posisi TMA (Titik Mati Atas)
silinder No. 1 berada pada posisi TMA.
langkah kompresi.
65
(2) Jika salah satu pusrod tidak bisa diputar, putarlah pusrodpusrod katup hisap
dan buang dari silinder No. 4 (untuk mesin 6 silinder (segaris), adalah
pusrod silinder No. 6).
Jika kedua pusrod silinder No. 4 tersebut berputar dengan mudah, berarti
silinder No. 4 berada pada posisi TMA langkah kompresi. Maka putarlah puli
poros engkol 360° searah jarum jam.
(3) Jika TMA tidak bisa dibetulkan demikian, pengecekan dilakukan dengan jalan
membuka tutup distributor seperti diterangkan sebelumnya.
5. Periksa celah katup menggunakan ketebalan (feeler) yang telah ditentukam bila
perlu distel.
(1) Pada waktu silinder No. 1 berada pada posisi TM A cari langkah kompresi,
pengecekan celah katup dapat dilakukan seperti terlihat pada gambar
dibawah.
Katup-katup yang dapat disetel dan lokasinya berbeda-beda tergantung
pada jenis mesin, disain katup dan pengaturannya. Karena itu lihat prosedur
yang ada pada buku pedoman reparasi masing -masing jenis.
(1) Kecuali jika diinstruksikan melakukan penyetelan pada waktu mesin
dingin, pemeriksaan celah katup dilakukan setelah mesin dipanasi untuk
mengetahui efisiensi mesin pada kondisi pengendaraan yang
sebenarnya.
(2) Spesifikasi dingin untuk celah-celah katup seperti terdapat pada buku
pedoman reparasi, umumnya berlaku untuk mesin dingin pada waktu
kepala silinder telah dilepas. Setelah mesin dipanasi, pakailah spesifikasi
'panas' pada waktu melakukan penyetelan.
Penyetelan celah katup untuk kedua kondisi, dingin dan panas, sebaiknya
dilakukan pada waktu mesin tidak hidup. Pengecekan yang di lakukan pada
waktu mesin hidup dapat merusak alat pengukur ketebalan (feeler). (Untuk
mesin jenis OHC (Poros Kam diatas), oli akan terpercik, karena itu penyetelan
dilakukan pada waktu mesin mati).
66
(2) Sisipkan alat pengukur
ketebalan dengan
ketebalan spesifikasi
diantara batang katup
dan lengan penumbuk
katup, lalu periksa celah
yang ada.
(3) Celah katup dalam keadaan baik apabila pengukur dapat didorong masuk
pada waktu berusaha menemukan adanya gesekan (tahanan) kecil. Jika
celah terlalu besar atau terlalu kecil, kendorkan mur pengunci dan lakukan
penyetelan.
67
(1) Sisipkan alat pengukur denagn
ketebalan spesifikasi tariklah untuk
mengecek tahanan geseknya.
68
(4) Putar kembali puli poros
engkol searah jarum jam
360° sehingga alur V
pada puli sejajar dengan
tanda waktu 0 (berarti
silinder No. 4 berada
pada posisi TM A
langkah kompresi). Celah
katup dari silinder
silinder yang lain harus
diperiksa seperti
pengecekan terdahulu.
69
7. Periksa kembali setelah pekerjaan selesai.
(1) Periksa bahwa tidak ada bagian yang tertinggal dan bahwa semua
mur dan baut telah dikencangkan.
(2) Cek bersama instruktor hal-hal berikut:
Terbuka dan tertutupnya katup trotel (katup gas);
Putaran idling mesin.
70
BAGAIMANA PENGAPIAN TERJADI TEPAT PADA WAKTUNYA
71
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN WAKTU PENGAPIAN
72
1. Jika idling terlalu tinggi,
mekanisme advancer (alat
untuk memajukan) akan
bekerja yang berarti tidak
mungkin melakukan
penyetelan atas saat
pengapian.
2. Sekrup penyetel karburator
berbeda-beda menurut jenis
mesin, juga terdapat
berbagai sekrup penyetel
tergantung pada tujuannya.
Karena itu tanyakanlah
kepada instruktor petunjuk-
petunjuk apabila akan
melakukan penyetelan.
5. AC dimatikan pada waktu melakukan penyetelan putaran idling.
6. Periksa saat pengapian menggunakan timing light.
(1) Soroti tanda waktu pada tutup roda gigi waktu menggunakan timing light
untuk melihat apakah alur V pada puli poros engkol bertepatan dengan tan da
(sudut) saat pengapian.
Jika tanda saat pengapian kotor sehingga pembacaan sulit dilakukan, matikan
mesin dan tanda waktu dibersihkan dengan kain. Untuk pembacaan yang
lebih jelas, berikan kapur tanda tersebut.
73
(2) Jika alur pada pull poros engkol tidak bertepatan dengan tanda saat
pengapian sebagaimana rnenurut spesifikasi, kendorkan baut klem distributor
sedemikian sehingga dapat diputar dengan mudah.
74
(4) Kencangkan dengan baik, baut klem distributor dan cek kembali saat
pengapian.
75
MENGGANTI DISTRIBUTOR MEMBUKA
1. Tempatkan silinder No. 1 pada posisi scat pengapian sebelum TMA dari
langkah kompresi.
(1) Putar puli poros engkol searah jarum jam hingga alur V dari puli
bertepatan dengan tanda waktu pengapian spesifikasi.
(2) Lihat Bagian mengenai "Celah Katup" untuk mengetahui cara
pengecekan posisi TMA dari langkah kompresi.
76
2. Lepaskan kabel tegangan tinggi dari busi dan koil pengapian.
Kabel tegangan tinggi ditarik pada tutupnya. Jangan sekali-kali menarik
kabel saja karena dapat merusak bagian dalam kabel.
77
4. Lepaskan kabel koil pengapian dan slang vakum.
78
PEMASANGAN
1. Cocokkan slot dari poros pompa oli.
79
(1) Dorong distributor kedalam blok silinder sampai terdapat lebih kurang 30
mm antara flens distributor dan blok silinder. Dengan mengusahakan
advancer distributor tetap paralel terhadap blok silinder, rotor diputar kira -
kira 10° kearah busi no. 3.
(2) Dorong distributor sepenuhnya kedalam blok silinder. Jika
pemasangannya benar, maka rotor akan menghadap kearah busi silinder
No. 2 dan liens distributor akan berhubungan rapat dengan blok silinder.
(3) Perhubungan yang tidak rapat antara liens distributor dan blok silinder
berarti poros distributor tidak tersambung dengan balk dengan poros
pompa oli Dalam hal seperti ini, diperlukan pemasangan kembali.
Jika distributor tidak terpasang dengan sempurna pada blok silinder, pompa
oli tidak akan berfungsi yang akan mengakibatkan mesin berhenti bekerja.
80
6. Stel saat pengapian.
81
8. Pasang kembali kabel tegangan tinggi ke semua busi.
Kabel-kabel tegangan tinggi dihubungkan dengan busi dengan urutan searah
jarum jam dari distributor pada urutan pengapian 1-34-2.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta didik/siswa membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang
kurang jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas
yang ada.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang
layak digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan
.
82
E. Latihan / Tugas
Soal
1. Nama komponen pada gambar dibawah ini berdasarkan urutan angka yang
benar adalah . . . .
83
3. Fire Order ( FO ) untuk mesin 4 cylinder adalah......... ?
a. 1-3-4-2
b. 1-2-4-3
c. 1-4-2-3
d. 1-2-3-4
e. 1-3-2-4
Ex In ex In ex in ex in
√ √ √ √ a
√ √ √ √ b
√ √ √ √ c
√ √ √ √ d
√ √ √ √ e
84
5. Pada saat mesin menjadi panas dan suhu air pendingin
meningkat, katup termostat terbuka sehingga air pendingin dapat
mengalir melalui radiator Suhu air pendingin diatur antara ..........
a. 80 — 110°C.
b. 80 — 120°C.
c. 80 — 100°C.
d. 70 — 100°C.
e. 60 — 100°C.
F. Rangkuman
1. Materi Basic Serve Technic ( BST ) dalam pekerjaan dasar engine /mesin
terdiri dari : (a) sistem pendingin air, (b) saringan udara, (c) mekanisme
katup merupakan komponen uama untuk pekerjaan tune up engine
kendaraan ringan otomotif
H. Kunci Jawaban
1. d
2. d
3. a
4. b
5. c
85
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul diklat dengan judul‖ Basic Servive Technic ( BST )‖ ini memuat materi
tentang:
1. Alat Perlindungan Diri (APD), Alat Perlindungan Diri, Peralatan Kerja, Bahan
Bakar, Pelumas dan Pekerjaan Dasar.
2. Dasar Engine dan Kelistrikan Engine Otomotif.
Dua materi Basic Servive Technic (BST) diatas secara spesifik belum terinci pada
modul modul yang ada di lingkungan Sekolah Menegah Kejuruan progam keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif ( TKRO ), sedangkan kompetensi dasar yang
harus di miliki peserta didik sebelum masuk kompetensi inti dan kompetensi lanjutan
BST merupakan hal yang mendasar.
.
B. Tindak Lanjut
Diharapkan setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran peserta didik lebih
kompeten untuk melakukan pekerjaan: menerapkan perawatan, melakukan
perawatan, mendiagnosis kerusakan serta melakukan perbaikan pada setiap
sistem yang ada pada kendaran.
86
GLOSARIUM
87
DAFTAR PUSTAKA
D-STEP PT Astra Daihatsu Motor, Jakarta, 2010
88
MODUL
IMMOBILIZER DAN
MULTIPLEX COMMUNICATION SYSTEM
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
Latar belakang ................................................................................................ 1
Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 1
Garis Besar ..................................................................................................... 2
Prinsip Cara Kerja ........................................................................................... 6
Pertanyaan 1 ................................................................................................... 11
Pertanyaan 2 ................................................................................................... 11
A. Rangkuman .............................................................................................. 13
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 13
C. Kunci Jawaban ......................................................................................... 13
3
4
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sistem engine immobilizer adalah sistem pencegah pencurian kendaraan. Sistem
ini mencegah mesin dapat dihidupkan dengan kunci yang tidak dikenali nomor kodenya
oleh kendaraan tersebut yang telah disetel sebelumnya. Bila sistem ini sudah di-set ke
dalam kendaraan, lampu indikator keamanan akan menyala menandakan bahwa sistem
telah dipasang.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :
1. Menelaah sistem kemudi pada mobil
2. Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi pada mobil
3. Memperbaiki sistem kemudi pada mobil
4. Menelaah peleg dan ban
5. Mendiagnosiskerusakan peleg dan ban
6. Memperbaiki peleg dan ban
7. Menelaah sistem suspensi
8. Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi
9. Memperbaiki sistem suspensi
10. Menelaah wheel alignment
11. Mendiagnosis kesalahan wheel alignment
12. Melaksanakan wheel alignment
1
Security indicator light
Garis Besar
Transponder chip
(ID code) Sistem engine immobilizer
Key adalah sistem pencegah
cylinder Immobilizer Engine
ECU ECU
Injector pencurian kendaraan.
Ignition key
Sistem ini mencegah mesin
Immobilizer coil
dapat dihidupkan dengan
kunci yang tidak dikenali
nomor kodenya oleh
kendaraan tersebut yang
telah disetel sebelumnya.
Bila sistem ini sudah di-set ke dalam kendaraan, lampu indikator keamanan akan
menyala menandakan bahwa sistem telah dipasang.
Sistem engine immobilizer terdiri dari transponder chip, transponder key coil, transponder
key amplifier, transponder key ECU, ECU mesin, dan lain-lain.
Ada dua tipe sistem engine immobilizer, ada yang dikontrol dengan pemisahan ECU
(transponder key ECU), dan yang lain dikontrol dengan ECU (ECU mesin) yang disatukan
dengan transponder key ECU.
*ID code (transponder key code)
Fungsi
1. Fungsi set/unset engine immobilizer
Ketika kunci dikeluarkan dari silinder kunci kontak, lampu indicator keamanan mulai
berkedip pada interval 2 detik (ON selama 0.2 sec. dan OFF selama 1.8 detik) untuk
menginformasikan bahwa engine immobilizer bekerja.
Ketika kunci dimasukkan pada silinder kunci kontak, sebuah medan magnit dibentuk
disekitar silinder. Hasilnya, transponder (communications IC chip) yang dijadikan satu
pada pegangan kunci mengirim kode ID, dimana setelah diperiksa kembali kode ID
sebelumnya telah disimpan pada kendaraan.
Jika pemeriksaan ini menginformasikan bahwa kode ID sesuai, sistem immobilizer di –
nonaktif-kan, lampu indicator keamanan menyala dan mesin dapat dihidupkan. Dengan
kata lain, jika kode ID dikirim oleh kunci kontak tidak diakui atau kode ID tidak
sepenuhnya setuju dengan registerasi, mesin tidak dapat dihidupkan.
2
[REFERENSI]* : Pada IC yang mempunyai fungsi pengiriman gelombang radio dari
frequensi asli dan mengirimkannya kembali dengan mengganti frekuensi yang lain.
Komunikasi 1
(Antara Key trans ponder dan Immobilizer ECU)
Immobilizer ECU
ID
ID ID ID ID ID ID
Matching???
ID ID ID ID
Registered ID
Ketika kunci dimasukkan ke silinder kunci kontak, pembacaan kode ID pada kunci oleh
immobilizer coil yang terdapat pada silinder kunci kontak, selanjunya pengiriman informasi
ke immobilizer ECU melalui communication line.
Konfirmasi jika ID yang dibaca oleh immobilizer coil sesuai dengan ID yang di-registerasi
pada immobilizer ECU atau tidak.
Jika kode sesuai, immobilizer ECU mulai komunikasi dengan EFI ECU
Komunikasi 2
Immobilizer ECU dan EFI ECU menggunakan kode rolling untuk komunikasi
unication
ID ID ID ID Rolling code
Memorized code
Registered ID
3
1. Immobilizer ECU mengirim informasi (rolling code) ke EFI ECU.
2. EFI ECU konfirmasi, jika menerima informasi yang sesuai dengan kode rolling
disimpan pada pada EFI ECU.
4
Lokasi
Transponder kunci ECU
mengkontrol sistem
immobilizer mesin yang
terdiri dari komponen:
1. Ignition key
(Transponder chip is built
in)
Sebuah transponder (Chip)
disatukan pada pegangan
kunci kontak. Magnetic field
dihasilkan oleh immobilizer
coil, chip ini mengirim kode
ID.
Selain itu, kode ID berbeda, tergantung pada kunci kontak.
2. Ignition coil
Ketika arus listrik mengalir pada coil immobilizer coil , selanjutnya immobilizer ECU
mengatur , sebuah medan magnit yang dihasilkan dan kode ID dierima dari kunci.
3. Immobilizer ECU
· Coil immobilizer coildiberi tenaga dan komunikasi transponder dilakukan.Selanjutnya ,
pemeriksaan kode ID dilakukan oleh EFI ECU.
· Hal ini memungkinkan
untuk meregister sampai
empat kunci. Setiap battery
dilepas , memory kode ID
pada kunci yang telah
diregisterasi tiadak akan
hilang.
4. Engine ECU
Kode ID disatukan oleh sinyal dari immobilizer ECU, langsung mengontrol injeksi bahan
bakar.
5. Security indicator light (Lampu indicator diletakkan pada combination meter)
5
Prinsip cara kerja
6
Ketika kunci kontak dikeluarkan dari silinder kunci kontak , key unlock warning switch
diputar off. Immobilizer ECU mendeteksi sinyal ini dan mengatur sistem immobilizer dan
security indicator light berkedip.
2. Prinsip cara kerja engine immobilizer unset (immobilizer ECU control type)
7
(1) Memasukkan kunci kontak
Ketika kunci kontak dimasukkan kedalam sislinder kunci kontak , key unlock warning
switch diputar on. Immobilizer ECU mendeteksi sinyal dan ECU mengirimkan power ke
immobilizer coil dan menghasilkan medan magnet disekitar key cylinder.
8
(2) Sistem unset Engine immobilizer system
Dengan memproduksi magnetic field disekitar silinder kunci kontak , sinyal kode ID
diregisterasi pada chip transponder yang disatukan pada kunci yang ditransmisikan ke
immobilizer coil.
Coil immobilizer mengirim sinyal ke ECU immobilizer.
ECU Immobilizer memeriksa kode ID yang diterima kode kunci dengan kode ID yang
diregisterasi. Jika ECU memutuskan bahwa sinyal ini sesuai, ia akan mengirim dan
menerima sinyal dengan menggunakan komunikasi line khusus untuk memerintahkan
“mesin hidup” ke engine ECU, menyebabkan sistem engine immobilizer tidak di-set.
9
(3) Menentukan security indicator light padam
Ketika ECU immobilizer ECU tidak men-set sistem immobilizer mesin, lampu security
indikator berhenti berkedip dan lampu padam.
10
Pertanyaan- 1
Tandailah setiap pernyataan berikut ini tentang komponen sistem immobilizer Benar atau
Salah.
Pertanyaan- 2
Tempat kosong (1 sampai 4) pada paragraph berikut ini tentang prinsip kerja immobilizer
mesin tidak di-set , pilih kata yang sesuai (a sampai d).
11
a. Immobilizer ECU
b. Immobilizer coil
c. ID code
d. Engine ECU
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
12
A. Rangkuman
Materi Immobilizer :
Sistem engine immobilizer adalah sistem pencegah pencurian kendaraan. Sistem
ini mencegah mesin dapat dihidupkan dengan kunci yang tidak dikenali nomor
kodenya oleh kendaraan tersebut yang telah disetel sebelumnya..
Bila sistem ini sudah di-set ke dalam kendaraan, lampu indikator keamanan akan
menyala menandakan bahwa sistem telah dipasang.
C. Kunci Jawaban
Pertanyaan No. 1
1. ( Benar )
2. ( Benar )
3. ( Benar )
Pertanyaan No.2
1.B
2.A
3.C
4.D
13
MPX
MULTIPLEX COMMUNICATION SYSTEM
Belakangan ini, terobosan dalam tekhnologi ECU dan sensor secara pesat menjadi
kesatuan informasi yang berkembang untuk mengoperasikan kendaraan. Hal ini
menyebabkan bertambahnya berat kendaraan yang disebabkan oleh bertambahnya
komponen electronic, yang merupakan suatu masalah. Untuk menanggulangi hal ini
setiap manufacturer sudah secara aktif mengembangkan MPX.
Keuntungannya adalah :
1. Efisiensi Wiring Harnes ( Kabel )
2. Mengurang switch dan Sensor
14
Multiplex Communication System (MPX) terdiri dari tiga bagian.
• Gambaran MPX
• Fungsi MPX
• Fungsi Diagnosis
Ini adalah pelatihan studi mandiri, jadi penguasaan materi menjadi tanggung jawab
teknisi sendiri. Pembahasan mengenai Diagnosis Teknisi (MPX) bukan merupakan
pelatihan dalam kelas. Jika ada yang tidak dimengerti, tanyakan pada teknisi senior
atau instruktur. Bagian ini adalah penjelasan fungsi Diagnosis.
Uraian
MPX dapat dibagi ke dalam
dua sistem, satu adalah LIN
dan lainnya adalah CAN.
LIN memakai komunikasi
diantara ITC (body
integrated ECU) dan
meter ECU.
CAN memakai
komunikasi diantara EFI
ECU, AT ECU, Meter
ECU, ABS, VSC dan
DLC, dll.
MPX yang lain
Sirtem tersebut dikontrol oleh persambungan langsung EPS, Steering position sensor, G
& Yaw rate sensor ke VSC, Air bag ECU
Berdasarkan yang telah disebutkan di atas, perlu untuk memahami poin-poin berikut
untuk mencari malfungsi pada sistem yang dikontrol oleh MPX.
Input signal jenis apakah (dari switch dan sensor) yang dikirim ke setiap ECU? Dan
ECU manakah yang mengirim sinyal, dari ECU yang mana?
Actuator mana yang dikontrol ,oleh sinyal apa?
PETUNJUK:
Adalah perlu untuk merujuk pada Pedoman Servis, dll., untuk memahami poin-poin yang
berbeda pada setiap model, dan spesifikasi sistem pada kendaraan yang bermasalah.
15
Bagaimana Melaksanakan
Diagnosis
1. Untuk CAN
(1) Menggunakan DS-II
Periksa apakah kode
diagnosis terdapat
pada ECU,
menggunakan DS-II.
2. Untuk LIN
(1) Menggunakan meter output
Hubungkan T terminal dan ground terminal di dalam DLC connector.
Periksa apakah kode diagnosis terdapat dalam ECU, dengan memeriksa output pada
combination meter.
Catatan:
Kode diagnosis pada sistem LIN dapat diperiksa hanya melalui meter output.
(2) Jika kode diagnosis adalah output
Ya
Lihat bagian trouble shooting menurut "DTC code “.
(3) Jika kode diagnosis bukan output
Tidak
Lihat bagian trouble shooting menurut gejala trouble.
16
DTC adalah Output
Cara Melaksanakan
Diagnosis
Untuk CAN
Ketika DTC adalah Output
1. Communication trouble
dapat dipisahkan ke
dalam 4 jenis utama:
pemotongan, pemutusan,
short-circuit dan puncak
dari gulungan kawat
yang tidak tepat.
PETUNJUK:
・Pemotongan dan pemutusan:
Hanya sebagian dari line yang tidak dapat digunakan untuk komunikasi.
・ Rangkaian hubung singkat (dengan ground atau dengan power circuit)
Dikarenakan penghentian
semua komunikasi, semua
fungsi terkait komunikasi
juga turut berhenti.
・Puncak gulungan kawat
(Puncak gulungan kawat
tidak sesuai dengan nilai
spesifikasi)
Dikarenakan tidak dapat
mengenali signal, semua
fungsi yang terkait
komunikasi juga turut
berhenti.
(1) Penyebab pemotongan dan pemutusan Line break pada wire harness.
Pemutusan connector atau down time pada ECU (kerusakan pada ECU power supply
atau ground, trouble di dalam ECU)
(2) Penyebab-short-circuit
Short circuit di dalam wire harness atau garis komunikasi di dalam ECU.
(3) Penyebab puncak gulungan yang salah
Puncak gulungan wire yang tidak tepat menyebabkan pengiriman data yang tidak tepat.
17
2. Saat kesalahan
komunikasi terjadi,
lakukan diagnosis pada
engine ECU
Dengan memeriksa
diagnosis pada DLC, adalah
mungkin untuk menentukan
apakah malafungsi adalah
kesalahan komunikasi
antara DS-II dan masing-
masing ECU.
(1)Kesalahan komunikasi
Masalah komunikasi antara
DS-II dan masing-masing
ECU. Periksa masing-
masing ECU untuk sumber
tegangan dan rangkaian
ground .
Periksa wire harness antara
DLC dan ground terminal
pada DLC.
PETUNJUK
Jika input dan output ke masing-masing ECU cacat, dapat menyebabkan fungsi yang
tidak tepat pada ECU.
Oleh karena itu perlu untuk memeriksa semua input dan output signal pada masing-
masing ECU, tidak hanya sumber tegangan dan rangkaian ground.
Selanjutnya, beberapa input dan rangkaian ground ke ECU dibagi ke dalam dua terminal.
Pastikan untuk memeriksa kedua rangkaian terhadap rangkaian terbuka atau hubung
singkat.
18
DTC bukan Output
Periksa diagnosis di setiap sistem.
PETUNJUK:
Lakukan trouble diagnosis sambil
merujuk pada Pedoman Servis
dan wiring diagram, karena
diagnosis berbeda tergantung
pada model.
Selain itu, metoda ditunjukkan
sebagai berikut.
2.Pemeriksaan aktuator
Lakukan ACTIVE TEST dengan DS-II.
(1) Malafungsi tunggal pada aktuator
(2) Malafungsi pada rangakaian input ECU
19
20
Untuk LIN
Ketika DTC merupakan Output
1. Masalah komunikasi dapat
dipisahkan ke dalam 2 jenis
utama: Rangakaian terbuka ,
pemutusan dan hubung singkat-
circuit.
PETUNJUK:
・Kabel putus dan pemutusan:
Hanya sebagian dari garis tidak
dapat digunakan untuk komunikasi.
・Rangkaian hubung singkat dengan
ground atau dengan power circuit:
Normal Abnormal Dikarenakan penghentian semua
komunikasi, semua fungsi terkait
dengan komunikasi juga berhenti.
(1) Penyebab pemutusan
Periksa open wire antara ITC dan meter
Periksa pemutusan connector antara ITC dan meter ECU.
(2) Penyebab rangkaian hubung singkat
Short circuit di dalam wire harness atau garis komunikasi di dalam ECU atau ITC.
2. Kode Diagnosis:
Terdapat dua kode diagnosis
Satu adalah 0011 untuk malfungsi ITC communication:
Kesalahan pada komunikasi antara ITC ECU dan meter assembly
Lainnya adalah 0021 untuk (LIN communication line short-circuit):
Gangguan penerimaan tidak terjadi secara terus –menerums selama 1.5 detik.
CATATAN:
Area pemeriksaan kedua kode:
(1) Fuse block assembly (ITC)
(2) Combination meter assembly (Meter ECU)
(3) Wire harness dan connector
Namun, area yang harus diperiksa berbeda dan merujuklah pada pedoman servis untuk
lebih detilnya.
21
Ketika DTC tidak ada
output
Periksa diagnosis di setiap
sistem.
PETUNJUK:
Lakukan trouble diagnosis
sambil merujuk pada
Pedoman Servis dan wiring
diagram, karena diagnosis berbeda tergantung pada model.
Selain itu, metode umum ditunjukkan sebagai berikut.
22
PETUNJUK:
Beberapa power supply circuit dibagi ke dalam dua terminal. Pastikan memeriksa kedua
terminal untuk kontinuitas dengan mengukur tegangan.
23
Pertanyaan- 1
Manakah pernyataan berikut ini tentang prosedure sistem troubleshooting MPX yang
salah False.
A. Rangkuman
MPX (multiplex communication) System adalah suatu komunikasi yang mengirimkan
dan/atau menerima dua atau lebih data menggunakan satu jalur komunikasi.
Keuntungannya adalah :
1. Efisiensi Wiring Harnes ( Kabel )
2. Mengurang switch dan Sensor
24
C. Kunci Jawaban
Pertanyaan No. 1
1. ( Benar )
2. ( Benar )
3. ( Benar )
Pertanyaan No.2
1.B
2.A
3.C
4.D
25
26