GIZI
RSIA ILANUR
2015
Lampiran Peraturan Direktur RSIA ILANUR
Nomor : …../PER-DIR/RSI-SR/III/2015
Tanggal : 17 September 2015
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan standar pelayanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
RSU dr SUYUDI yang bermutu dan berkualitas, maka diperlukan suatu pedoman
sehingga pelayanan gizi yang dilaksanakan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Instalasi Gizi RSIA ILANUR sebagai salah satu penunjang pelayanan di rumah sakit ini
membutuhkan tenaga terampil yang dapat berkerja efektif, efisien dan berkualitas.
Buku pedoman pelayanan instalasi gizi RSIA ILANUR ini merupakan standar dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit sesuai dengan SDM yang dimiliki
dimana diuraikan tentang standar ketenagaan, standar fasilitas, tata laksanakan,
pelayanan, logistic, sanitasi makanan dan keselamatan kerja hingga pengawasan dan
pengendalian mutu.
Dengan adanya buku pedoman pelayanan instalasi gizi RSIA ILANUR ini, semoga
tercapainya pelayanan kesehatan terutama pelayanan di instalasi gizi terus meningkat dan
berkembang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum
BAB V LOGISTIK
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Pelaksana
D. Penentuan Kebutuhan
E. Pemesanan Bahan Makanan
F. Penerimaan Bahan Makanan
G. Penyimpanan Bahan Makanan
H. Penyaluran Bahan Makanan
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A) LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai aspek
diperlukan berbagai manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara
lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena seara langsung berpengaruh terhadap
kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, umur harapan
hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai orang yang
sehat dan berstatus gizi baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi dalam keluarga maupun
pelayanan gizi pada individu yang karena satu hal mereka harus tinggal di suatu institusi
kesehatan, diantaranya rumah sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai satu sistem rujukan.
Dalam rumah sakit terdapat berbagai upaya yang ditujukan guna pemulihan penderita. Instalasi
gizi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang saling munjang dan
tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan lainnya. Instalasi gizi di rumah sakit merupakan salah
satu pelayanan non medik rumah sakit yang berfungsi untuk mengolah dan mengatur makanan
dan minuman pasien setiap hari dan juga sebagai ruang konsultasi gizi.
Oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak setiap orang,
memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperolah hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan
gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien,
yang berarti pula memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.
Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah
untuk diri dan keluarga. Hal ini sejalan dengan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan,
dimana telah berkembang terapi gizi medis yang merupakan kesatuan dari asuhan medis, asuhan
keperawatan dan asuhan gizi.
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di Intitusi
Kesehatan (Rumah Sakit), Puskesmas dan Institusi Kesehatan lainnya yang memenuhi kebutuhan
gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit melibatkan input, proses dan output. Input
meliputi dana/ biaya, sarana prasarana, tenaga kerja, metode yang dipakai serta peralatan.
Proses meliputi perencanaan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu, perhitungan
kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, teknik persiapan bahan makanan,
pengolahan bahan makanan dan cara pelayanan/ distribusi makanannya. Sedangkan Ouput
melipui kualitas makanan serta tingkat kepuasan pasien.
Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit bisa secara Sistem Outsourcing atau
Sistem Swakelola. Pada sistem outsourcing, pengusaha jasa boga atau catering selaku
penyelenggara makanan dimana ahli gizi rumah sakit merencanakan menu, menentukan standart
porsi dan memesan makanan serta mengawasi mutu dan jumlah makanan yang dipesan sesuai
dengan spesifikasi standart hidangan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dalam lembar kontrak
kerja.
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Instalasi gizinya menggunakan Sistem outsourcing dalam
penyelenggaraan makanan untuk pasien, untuk keluarga pasien.
Makanan yang disediakan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah ini adalah sistem outsourcing
dan menurut standar yang ditetapkan oleh Depkes serta yang berpedoman kepada kebijakan
pihak manajemen rumah sakit.
B) RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pokok pelayanan gizi di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah ini terdiri dari :
1. Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
2. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
3. Konsultasi Gizi Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan
Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien, maka perlu dibentuk Tim Asuhan
Gizi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, termasuk pelayanan
klinik gizi yang merupakan bagian dari Instalasi Rawat Jalan, tapi untuk sementara ini Panitia
Asuhan dan Klinik Gizi di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah belum berjalan dan masih dalam proses.
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang
melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna dan merupakan Rumah Sakit swasta
dengna peralatan medis terlengkap di Wilayan Sumatera Barat.
Dengan didukung oleh Tim Dokter dan spesialis yang berpengalaman, RSIA ILANUR
sebagai salah satu fasilitas pelayanan eksehatan yang ada di Kota Padang khususnya terus
melakukan peningkatan dan pengembangan baik pada sisi pelayanan maupun peralatan medis
dan penunjang medis disertai pembangunan fasiltias gedung baru.
C) BATASAN
OPERASIONAL
Batasan operasional di bawah ini merupakan batasan istilah, yang dipandang sesuai
dengan kerangka konsep pelayanan gizi.
2. Pelayanan Gizi
adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di Institusi Kesehatan (rumah sakit),
untuk memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
7. Terapi Gizi
adalah pelayanan gizi yang telah diberikan kepada klien/ pasien untuk penyembuhan penyakit
sesuai dengan hasil diagnosis, termasuk konseling, baik sebelum perawatan dalam dan
sesudah perawatan.
8. Terapi Diet
adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
11. Nutrionist
adakag seseorang yang diberikan tugas, tangung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksanaan
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
12. Dietisien
adalah seseorang nutritionist yang telah mendalami pengetahuan dan keterampilan dietetic, baik
melalui lembaga pendidikan formal maupun pengelaman bekerja dengan masa kerja minimal 1
tahun atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) dan bekerja di unit
pelayan yang menyelenggarakan terapi dietetic.
14. Klien
adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien rumah sakit yang sudah berstatus rawat
jalan.
D) LANDASAN HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan dalam pelayanan gizi di
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah ini memerlukan peraturan perundang-undangan pendukung.
2. Sub PJ Sekretariat
a) Tugas Pokok : bertanggung jawab atas semua laporan jumlah pasien, menulis pola
makan pasien dan alat tulis serta mekanan pasien dan makanan cair.
b) Wewenang : dalam menjalankan tugas Sub PJ Sekretariat mempunyai wewenang
sebagai berikut :
1) Mendapat/ meminta informasi dan pengarahan dari PJ Gizi
2) Mengkoordinasikan dengan PJ mengenai stock makanan cair
c) Uraian Tugas :
1) Melengkapi stock makanan cair
2) Membuat laporan biaya makan pasien
3) Membuat laporan biaya catering setiap minggu
4) Membuat laporan bulanan jumlah pasien
5) Membuat laporan bulanan jumlah diet pasien
d) Pendidikan Sub PJ Sekretariat yaitu S1 Gizi
e) Masa kerja di RSIA ILANUR selama ….................. f)
Pengalaman kerja di Rumah Sakit selama 11 tahun
B) DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Kuantitas SDM Gizi
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Gizi RSIA ILANUR ini berdasarkan shift dan non shift.
Tenaga kerja di Instalasi Gizi RSIA ILANUR saat ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari 2 shift
yaitu pagi dan siang dengan komposisi sebagai berikut :
a) Shift Pagi
Yang bertugas minimal 10 orang tenaga kerja.
Terdiri dari :
1 orang Kepala Instalasi Gizi
1 orang Sub PJ Sekretaris
1 orang Sub PJ Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap & Poli Gizi
1 orang Sub PJ Pengadaan Makanan
3 orang penyaji pasien
3 orang distribusi
b) Shift Siang
Yang bertugas 6 orang Tenaga kerja
Terdiri dari :
2 orang penyaji pasien
3 orang distribusi
Diantara tenaga kerja shift terdapat tenaga kerja non shift yang bertugas pada pagi hari
yaitu Kepala Instalasi Gizi.
Jenis pendidikan dan pelatihan di Instalasi Gizi RSIA ILANUR ini hanya mencakup
pendidikan dan pelatihan non formal (internal maupun eksternal) saja, yaitu
sebagai berikut :
Orientasi Karyawan baru
Tujuan :
Mempersiapkan calon karyawan gizi dalam mengenal lingkungan tempat bekerja,
sistem yang ada di pelayanan gizi, serta tugas yang akan diembannya sehingga
diharapkan calon karyawan gizi dapat menghayati hal-hal yang akan dihadapi
termasuk yang berkaitan dengan tugasnya dan tujuan unit pelayanan gizi.
Seminar
Tujuan :
Meningkatkan kapasitas dan wawasan keilmuan karyawan gizi agar menjadi tenaga
yang lebih profesional sehingga mampu meningkatkan kinerja pelayanan gizi di
tempatnya bekerja. Selain itu juga akan mempengaruhi jenjang karier yang
sesuai dengan keprofesiannya.
Pelatihan
Pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga gizi yang dilaksanakan
melalui pelatihan internal dan eksternal bagi karyawan gizi RSIA ILANUR
B) STANDAR FASILITAS
Agar kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSIA ILANUR dapat berjalan
optimal, maka perlu didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik
untuk Ruang Konsutasi Gizi maupun Ruang Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi.
4) Ruang Pengawas
Selain ruangan untuk mengawasi semua kegiatan di daput gizi, ruangna ini
juga dipergunakan sebagai tempat untuk membahas masalah-masalah serta tempat
unuk administrasi.
Macam peralatan dan perlengkapan :
Meja
Kursi
Komputer
Lemari
Jam Dinding
Komputer
Printer
Alat tulis menulis
PENERIMAAN MAKANAN
DARI CATERING
SESUAI PERMINTAAN
DAN DIIT PASIEN
DISTRIBUSI MAKANAN DI
INSTALASI GIZI SESUAI
DIIT PASIEN DAN
RUANG RAWAT INAP
MENGGUNAKAN BAKI
& PERALATAN MAKAN
DISTRIBUSI MAKANAN KE
RUANG RAWAT INAP
MENGGUNAKAN KERETA
MAKANAN SESUAI
RUANGANNYA
PEMBUANGAN MENGUMPULKAN ALAT-
SAMPAH ALAT MAKAN DENGAN
SEMENTARA MENGGUNAKAN KERETA
MAKAN
SESUAI RUANGAN
A) Pendahuluan
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di institusi
kesehatan (Rumah Sakit), Puskesman dan institusi kesehatan lainnya yang memenuhi
kebutuhan gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit melibatkan input, proses dan output. Input
meliputi dana/ biaya, sarana prasarana, tenaga kerja, metode yang dipakai serta peralatan.
Proses meliputi perencanaan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu,
perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, teknik persiapan
bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan cara pelayanan/ distribusi makanannya.
Sedangkan Output meliputi kualitas makanan serta tingkat kepuasan pasien.
B) Latar Belakang
Bentuk penyelenggaraan makanan dirumah sakit bisa secara Sistem Outsourcing atau
Sistem Swakelola. Pada sistem outsourcing, pengusaha jasa boga catering selaku
penyelenggara makanan dimana ahli gizi rumah sakit merencanakan menu, menentukan
standart prosi dan memesan makanan serta mengawasi mutu dan jumlah makanan yang
dipesan sesuai dengan spesifikasi standart hidangan yang telah ditetapkan oleh rumah
sakiti dalam lembar kontrak kerja. Rumah Sakit Islam Siti Rahmah ini, Instalasi Gizinya
menggunakan sistem outsourcing dalam penyelenggaraan makanan untuk pasien.
C) Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat,
dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
D) Tujuan
Umum
Meningkatkan pelayanan gizi yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Khusus
Menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan serta
pelayanan gizi yang layak dan memadai bagi konsumen yang membutuhkannya sehingga
tercapainya status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet/ makanan yang tepat.
E) Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di RSIA ILANUR adalah pasien.
Penyajian makanan di RSIA ILANUR ini khususnya kepada pasien memperhatikan hal-
hal seabgai berikut :
(1) PRINSIP WADAH
Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan tertutup dengan
tujuan : makanan tidak terkontaminasi silang, bila saru jenis makanan tercemar
yang lainnya dapat diamankan.
(2) PRINSIP KADAR AIR
Penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi seperti kuah atau
susu. Makanan yang mengandung kadar air tinggi dicampur pada saat
menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak/ basi.
(3) PRINSIP EDIBLE PART
Setiap bahan makanan/ makanan yang disajikan dalam penyajian adalah bahan
makanan/ makanan yang dapat dimakan termasuk garnis.
(4) PRINSIP PEMISAHAN
Makanan yang ditempatkan dalam wadah, harus dipisahkan menurut jenis
makanannya masing-masing tidak dicampur agari tidak terjadi kontaminasi
silang.
(5) PRINSIP PANAS
Setiap penyajian yang disedian panas diusahakan tetap dalam keadaan panas
seperti sup.
(6) PRINSIP ALAT BERSIH
Setiap peralatan yang digunakan harus bersih sudah dicuci dengan cara hygienis
dan dalam kondisi baik, utuh, tidak rusah, tidak cacat atau bekas dipakai dengan
tujuan untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang
rapi.
(7) PRINSIP HANDLING
Setiap penanganan makanan tidak kontak langsung dengan anggota tubuh
dengan menggunakan sarung tangan sekali pakai bertujuan mencegah
pencemaran dari tubuh serta memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi.
INAP A) Pendahuluan
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di
institusi kesehatan (Rumah Sakit), Puskesmas dan institusi kesehatan lainnya yang
memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakti,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasin.
B) Latar Belakang
Sering terjadi kondiis pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan
gizinya. Pengaruh tersebut bisa berjalan timbal balik. Hal tersebut diakibatkan karena
tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ
yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Disamping itu, masalah gizi lebih obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, darah tinggi dan penyakit
kanker memerlukan terapi gizi medis untuk membantu penyembuhannya.
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya
harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme.
Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi organ tubuh
selama proses penyembuhan, oleh karena itu pemberian diet pasien harus dievaluasi dan
diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium,
baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di
laur rumah sakit merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan terutama tenaga
yang bergerak di bidang gizi.
C) Pengertian
Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi dimulai dari perencanaan diet hingga
evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap.
D) Sasaran
Sasaran pelayanan gizi di ruang rawat inap adalah Pasien yang rawat inap di RSU
dr SUYUDI dan keluarganya
E) Tujuan
Umum
Mencapai pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit melalui pelayanan dengan
terapi gizi yang optimal kepada pasien untuk menunjang fungsi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien.
Khusus
Tercapainya pelayanan gizi yang optimal sebagai bagian terapi dalam pelayanan
paripurna kepada pasien sehingga dapat memperpendek masa rawat
F) Tatalaksana Pelayanan Gizi Rawat Inap di Instalasi Gizi RSIA ILANUR
Pasien Yang Tidak Memerlukan Terapi Nutrisi
1) Setiap pasien baru rawat inap dilakukan anamnesis riwayat nutrisi, perubahan berat
badan dan asupan makan beberapa hari sebelum masuk rumah sakit yang akan
digunakan untuk penilaian status gizi awal.
2) Anamnesis gizi dilakukan pada hari pertama pasien masukr awat inap atau paling
lambat 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
Distirbusikan makanan sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien yang
tertuan dalam etiket makan masing-masing pasien yang berisi nama jelas, kamar,
diet serta permintaan khusus pasien sesuai dengan diet pesanan dan pola
kebiasaan makannya.
B) Latar Belakang
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
penentuan diagnosis gizi pasien, macam/ jenis diet, cara pemberian serta kosneling gizi.
Bertujuan memberi pelayanan gizi kepada pasien rawat jalan yang dirujuk dari
dokter yang bertanggungjawab mengenai pasien tersebut. Selain itu pelayanan gizi rawat
jalan atas permintaan pasien agar memperoleh gizi yang sesuai dengan penyakitnya guna
mencapai status gizi yang optimal untuk mempercepat penyembuhan tetapi tetap harus
menjalan pemeriksaan oleh dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut, baru
kemudian membuat surat rujukan ke bagian gizi.
C) Pengertian
Suatu kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk menanmkan dan
meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku sehingga membantu pasien mengatasi
masalah gizinya.
D) Tujuan
Memberikan informasi tentang gizi khususnya tentang pola makan serta porsinya
yang sesuai dengan penyakitnya sehingga pasien memiliki kebiasaan makan yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.
B) Tujuan
Mengembangkan dan menerapkan standar dan tata laksana baru.
C) Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian di Instalasi Gizi RSIA ILANUR meliputi :
1) Daya Terima Makanan Pasien Rawat Inap
2) Daya Terima Makanan Karyawan RSIA ILANUR
3) Asupan Makanan Pasien Rawat Inap
D) Langkah-langkah
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan gizi terapan :
1) Membuat proposal penelitian
2) Melaksanakan penelitian
3) Menganalisa data yang diperoleh
4) Membuat pelaporan penelitian dan dokumen hasil penelitian
5) Sosialisasi penelitian
ALUR PELAYANAN GIZI
PASIEN
PERHITUNGAN
ZAT GIZI
PEMESANAN DIET
KE UNIT GIZI
PENYAJIAN DAN
PENDISTRIBUSIAN
PENCATATAN DATA
PARA REKAM MEDIS
MONITORING DATA
EVALUASI (SESUAI
KEBUTUHAN)
KONTROL GIZI
RAWAT
JALAN
BAB V
SANITASI MAKANAN DAN KESELAMATAN KERJA
A) SANITASI MAKANAN
1. Pengertian
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencehagan yang menitikberatkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari seagal
bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pendistribusian sampai pada saat
makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi.
2. Tujuan
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit bertujuan untuk :
a) Tersediannya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen
b) Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui
makanan
c) Terwujudnya prilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan
b) Prosedur Kerja
Prilaku penjamah makanan yang tidak menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan
prosedur kerja, bisa mengakibatkan terjadinya kontaminasi terhadap makanan. Oleh
karena itu, untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka tiap-tiap kegiatan di
Instalasi Gizi RSIA ILANUR terdapat prosedur kerja :
1) Mencuci tangan dengan air
2) mencuci tangan dengan handrub
3) Pencucian peralatan makan
4) Pencucian peralatan makan pada pasien dengan penyakit menular
5) Kebersihan bak pencucian
6) Kebersihan dinding
7) Kebersihan lingkungan dapur
8) Kebersihan saluran pembuangan air kotor
9) Kebersihan lantai
10) Kebersihan almari kaca
11) Kebsersihan kereta makan
12) Kebersihan lemari penyimpanan makanan basah
13) Bongkar besar dapur gizi
14) Pembersihan langit-langit dan lubang angin
15) Pembersihan pintu dan jendela
16) Pembersihan kaca
c) Upaya Pengendalian
1) Proses Penyimpanan
Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kontaminasi maka di Instalasi Gizi RSU dr
SUYUDI :
a) Penyimpanan bahan makanan cair di Instalasi RSU dr SUYUDI di lemari
tertutup dan kering
b) Bahan makanan mentah (buah) disimpan dalam lemari es.
B) KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan erat dengan
kejadian yang disebabkan akibat kelalaian petugas yang dapat mengakibatkan kontaminasi
bakteri terhadap makanan
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses penyelenggaraan
makanan yaitu dikarenakan pekerjaan yang terorganisir dengan baik, dikerjakan sesuai dengan
prosedur, tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba dan tidak
direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan, makanan maupun dapat
melukai petugas.
1. Pengertian
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam
rangka menghindari kecelakana yang terjadi akibat keselahan kerja petugas ataupun
kelalaian dan kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, syarat-syarat keselamatan kerja
meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan :
a) Mencegah dan menurangi kecelakana kerja
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atua
kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi perlindungan pada pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/ psikis,
keracunan, infeksi dan penularan
i) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
k) Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
3. Prinsip
Prinsip keselamtan kerja dalam proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSU dr
SUYUDI
a) Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggungjawab dan terciptanya
kebiasan kerja yang baik oleh pegawai
b) Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari pegawai
c) Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan
d) Perawatan pada peralatan dilakukan secara kontinyu sehingga peralatan tetap dalam
kondisi yang layak
e) Adanya pelatihan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai
f) Adanya fasilitas pelindung dan peraltana pertolongan pertama yang cukup
g) Adanya petunjuk penggunaan peralatan keselamatan kerja
4. Prosedur
a) Ruang Pendistribusian Makanan di Instalasi Gizi
Keamanan kerja di ruang pendistribusian makanan RSIA ILANUR ini terlaksana sesuai
prosedur kerja sebagai berikut :
1) Tidak mengisi panci/ piring terlalu penuh
2) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
3) Meletakan alat dengan teratur dan rapi
4) Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi tempat tersebut
sampai penuh
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN
GIZI
A) PENGERTIAN
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana
sesuai dengan standart, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan
2. Pengendalian
Pengendalian yaitu perbaikan pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang telah ditetapkan
3. Evaluasi
Evaluasi yaitu sistem penilaian dan tindak lajut dari hasil pelaksanaan kegiatan
B) TUJUAN
Agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan dapat
mencapai sasaran yang dikehendaki
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Instalasi Gizi RSIA ILANUR ini terdiri dari :
a) Pengadaan Makanan
1) Formulit daftar diet dan permulaan makanan
b) Penyelenggaraan Makanan
1) Buku laporan harian
2) Buku laporan pasien baru, pasien pulang dan perubahan diet
3) Buku laporan jumlah pasien, jumlah pasien pulang, jumlah pasien baru, t.t dinas pati
dan sore
c) Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
1) Formulir pasien tentang catatan makanan sisa yang tidak dihabiskan
2) Formulir permintaan makanan pasien baru dan perubahan diet
2. Tujuan
Agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
3. Nama Indikator
a) Indikator Mutu
1) Angka keterlambatan penyediaan makanan pagi pasien rawat inap > 30 menit
2) Angka keterlambatan penyediaan makanan siang pasien rawat inap > 30 menit
3) Angka keterlambatan penyediaan makanan sore pasien rawat inap waktu > 15 menit
BAB VII
PENUTUP
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan kegiatan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
gizi masyarakat rumah sakit termasuk karyawan dan pengunjung rumah sakit. Pelayanan gizi
yang bermutu akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien sehingga
memperpendek lama hari rawat dan penghematan biaya pengobatan.
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah merupakan rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan
menu kepada pasien, dimana penyelenggaraan makanannya menggunakan sistem outsourcing
untuk pasien.
Pedoman pelayanan gizi RSIA ILANUR ini bermanfaat bagi pengelola rumah sakit dalam
mengevaluasi kemajuan perkembangan pelayanan gizi. Pedoman ini dilengkapi dengan lampiran
tentang format pencatatan, pelaporan dan formulir lain yang diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan makan.
Dengan mengacu kepada buku PGRS tahun 2003, kami berharap penyelenggaraan makan bagi
pasien di RSIA ILANUR sudah sesuai dengan standart yang ada di Pedoman Gizi Rumah Sakit.
LAMPIRAN
2m
R. Cuci Alat 2m
R
R
3m
.
Meja
P
Distribusi
e
1m
n
g
ol
a
h
a 4
n
Sm
ack
2
STANDAR DIET
RSIA ILANUR
MAKANAN BIASA
Diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan makanan khusus karena penyakitnya. Makanan
harus cukup energi, protein, dan zat-zat gizi lain. Salah satu standar makanan biasa yang
mengandung antara 1100 – 2500 kilokalori sehari dapat diberikan.
Makanan yang tidak boleh diberikan adalah makanan yang terlalu merangsang saluran
pencernaan seperti makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman
yang mengandung alkohol.
MAKANAN LUNAK
Diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu dan pasien dengan suhu badan meninggi.
Makanan harus cukup energi, protein, dan zat gizi lain. Salah satu standar makanan lunak yang
mengandung 900 – 1900 kilokalori sehari dapat diberikan. Syarat-syarat makanan lunak adalah
mudah cerna, tidak banyak mengandung serat, tidak menimbulkan gas, tidak mengandung bumbu
yang merangsang, tidak digoreng, dan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
Diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, menderita infeksi akut, seperti
gastronteritis, tifus abdominalis; kurang kalori protein (KKP) dengan nafsu makan yang sudah
membaik, tetanus dan sukar menelan.
Makanan diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi, terutama
energi dan tiamin. Salah satu standar makanan saring yang mengandung 900-1700 kilikalori
sehari dapat diberikan.
Syarat makanan saring adalah mudah dicerna, rendah serat, tidak menimbulkan gas, tidak
merangsang saluran pencernaan, dan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
MAKANAN CAIR
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan
muntah, dengan kesadaran menurun, suhu badan sangat tinggi, tetanus dengan keadaan belum
dapat membuka mulut cukup lebar, tifus abdominalis dan Kurang Kalori Protein (KKP) berat
dengan berat badan lebih dari 7 kg dan umur lebih dari 1 tahun. Makanan ini mengandung cukup
energi dan protein tapi rendah zat besi, tiamin, dan vitamin. Makanan cair standar mengandung
1000 kilokalori tiap 1000ml tapi atas permintaan khusus dapat dibuat makanan cair yang
mengandung 1200 kilikalori tiap 1000ml.
Syarat-syarat makanan cair:
a. Jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan energi;
b. Makanan tidak merangsang;
c. Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa karet yang
digunakan untuk bayi dan anak;
d. Bila tidak melalui pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa; dan
e. Diberikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari).
a. Maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung sagu, hunkwe, tepung kanji, gula, margarin,
minyak kelapa, dan minyak kacang.
b. Susu sapi, sari kedele, telur dicampur dalam makanan, bubur kacang hijau saring.
c. Sari buah dari jeruk, tomat, pepaya, sirsak, apel; sari sayur dari bayam, labu kuning, dan wortel.