Kelompok 2
Isabella 201650133
Leader Blindspot
Banyak pemimpin memiliki titik buta ˗˗ hal-hal yang mereka tidak sadari atau tidak
mereka kenali sebagai masalah ˗˗ yang membatasi efektivitas mereka dan menghambat
kesuksesan karier mereka. Salah satu titik buta yang sangat merusak adalah menampilkan
gaya agresif, konfrontatif, atau dikenal sebagai being a jerk.
A. Model of Personality
Para peneliti menyelidiki apakah ada ciri-ciri yang bisa ditanggapi dengan cermat yang
terkait dengan kepemimpinan yang efektif. Mereka telah memeriksa ribuan sifat selama
bertahun-tahun, temuan mereka telah disaring menjadi lima dimensi umum yang
menggambarkan kepribadian, ini sering disebut sebagai Big Five personality dimensions. Big
Five personality dimensions merupakan gambaran ekstroversi individu, kesesuaian,
kesadaran, stabilitas emosional, dan keterbukaan
Locus of Control
Lokus kontrol seseorang menentukan apakah ia menempatkan tanggung jawab
utama di dalam diri atau pada kekuatan luar. Orang yang percaya tindakan mereka
menentukan apa yang terjadi pada mereka memiliki locus of control internal (internal)
yang tinggi, sedangkan mereka yang percaya kekuatan luar menentukan apa yang
terjadi pada mereka memiliki locus of control eksternal (eksternal) yang tinggi.
Penelitian telah menunjukkan perbedaan nyata dalam perilaku antara internal
dan eksternal di berbagai pengaturan
Internal secara umum lebih termotivasi sendiri, berada dalam kontrol yang
lebih baik dari perilaku mereka sendiri, lebih berpartisipasi dalam kegiatan
sosial dan politik, dan lebih aktif mencari informasi. Ada juga bukti bahwa
internal lebih mampu menangani informasi yang kompleks dan
penyelesaian masalah, dan bahwa mereka lebih berorientasi pada
pencapaian daripada eksternal.
Orang-orang dengan locus of control eksternal yang tinggi biasanya lebih
suka memiliki situasi kerja yang terstruktur dan terarah. Mereka lebih
mampu daripada internal untuk menangani pekerjaan yang membutuhkan
kepatuhan dan kesesuaian, tetapi mereka umumnya tidak seefektif dalam
situasi yang membutuhkan inisiatif, kreativitas, dan tindakan independen.
Authoritarianism
Keyakinan bahwa perbedaan kekuasaan dan status harus ada dalam organisasi
yang disebut otoriterisme. Individu yang memiliki tingkat kepribadian yang tinggi ini
cenderung untuk mematuhi aturan dan nilai-nilai konvensional, mematuhi otoritas
yang mapan, menghormati kekuasaan dan ketangguhan, menilai orang lain secara
kritis, dan tidak menyetujui ekspresi perasaan pribadi. Seorang pemimpin yang sangat
otoriter cenderung sangat bergantung pada otoritas formal dan tidak mungkin ingin
berbagi kekuasaan dengan bawahan.
Value adalah keyakinan mendasar yang dianggap penting oleh individu dan relatif
stabil dari waktu ke waktu, dan hal tersebut berdampak pada sikap, persepsi, dan tingkah
laku. Value adalah apa yang menyebabkan seseorang lebih memilih menyelesaikan dengan
cara satu dibanding cara lain. End value yang biasa disebut terminal value adalah keyakinan
mengenai tujuan dan hasil yang layak dicapai. Instrumental value adalah keyakinan mengenai
perilaku yang sesuai untuk mencapai tujuan.Setiap individu memiliki instrumental value dan
end value yang berbeda, maka penting sekali untuk memahami value sendiri mana yang
sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif.
Value membantu menentukan sikap yang dimiliki seorang pemimpin terhadap dirinya dan
bawahannya. Sikap adalah sebuah evaluasi baik positif atau negatif mengenai seseorang,
kejadian, dll. Sikap seorang pemimpin terhadap bawahannya mempengaruhi bagaimana dia
berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Suatu teori dikembangkan oleh Douglas
McGregor berdasarkan pengalamannya sebagai manager, konsultan, dan pelatihannya
sebagai psikologis. Ia mengungkapkan ada 2 asumsi mengenai sikap alamiah manusia, yaitu
teori X dan teori Y.
Teori X
Menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan secara
alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka
manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam mengoperasikan
perusahaannya.
Menurut Teori X ini, manajemen harus secara tegas melakukan intervensi untuk
menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen ini menyimpulkan bahwa
pekerja pada dasarnya :
Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini sebenarnya hanya
minoritas, namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan
yang banyak atau perusahaan manufaktur yang berskala besar, manajemen teori X ini
mungkin diperlukan.
Teori Y
Menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan
menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil kerjanya yang baik,
bekerja penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk menerima tantangan.
Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen akan cenderang menggunakan
gaya manajemen partisipatif. Teori Y ini beranggapan bahwa karyawannya :
1. Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki motivasi yang kuat
untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2. Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan bimbingan
dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
4. Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif.
Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen berdasarkan Teori
Y ini, semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki lebih banyak
tanggung jawab.
Teori atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab peristiwa atau
perilaku. Atribusi internal yaitu karakteristik orang yang menyebabkan perilaku dan atribusi
eksternal yaitu situasi yang menyebabkan perilaku. Atribut itu penting, karena membantu
orang memutuskan bagaimana menangani suatu situasi. Ada tiga faktor yang mempengaruhi
apakah atribusi internal atau eksternal:
1. Kekhasan. Apakah perilaku itu tidak biasa dilakukan orang tersebut (berbeda dengan
orang yang menunjukkan perilaku yang sama dalam banyak situasi). Jika perilakunya
berbeda, pengamat mungkin akan membuat atribusi eksternal.
2. Kontingensi. Apakah orang yang diamati memiliki riwayat berperilaku dengan cara
yang sama. Orang umumnya membuat atribusi internal mengenai perilaku yang
konsisten.
3. Konsensus. Apakah orang lain cenderung merespons situasi yang sama dengan cara
yang sama. Seseorang yang telah mengamati orang lain menangani situasi serupa
dengan cara yang sama kemungkinan akan membuat atribusi eksternal.
COGNITIVE DIFFERENCES
Cognitive style merujuk tentang bagaimana seseorang memproses, mengartikan, dan
menggunakan informasi. Biasanya pendekatan kognitif yang terkenal adalah left vs right
brained thinking patterns
Whole brain concept adalah sebuah pendekatan dimana tidak hanya memperhatikan apakah
seseorang yang menggunakan dominan otak kiri, maupun otak kanan tetapi juga
memperhatikan apakah seseorang menggunakan pemikiran konseptual atau eksperimental;
yang dimana hal ini membentuk sebuah empat kuadran otak yang berhubungan dengan gaya
pemikiran yang berbeda
Hermann’s Whole Brain Model
• A. upper • D. Upper
left Right
(Scientist) (Artist)
logical holistic
analytical intuitive
fact based integrating
quantitative synthesizing
organized interpersonal
sequential feeling based
planned kinesthetic
detailed emotional
• B. Lower • C. Lower
Left Right
(Manager) (Teacher)
Quadrant A
Orang orang yang berada di kuadran A adalah orang orang yang berpikir secara logis,
menganalisa fakta, dan memproses angka. Orang orang yang berada di kuadran A ini
biasanya dominan rasional dan realistis, serta berpikir kritis dan menyukai hal hal yang
berkaitan dengan angka. Kuadran A biasanya berisi orang dengan pemikiran “ilmuan”
Jika seorang leader dengan kuadran A, biasanya orang tersebut lebih directive dan juga
authoritative. Leader berfokus pada task
Quadrant B
Di kuadran B, orang tersebut menyukai planning, careful, detailed review. Orang orang ini
biasanya orang orang yang teratur (well organized), realibel, dan rapi (neat). Leader dengan
kuadran B biasanya conservative, jadi mereka cenderung menghindari resiko. Orang kuadran
B biasanya procedural, harus mengikuti prosedur dan aturan.
Quadrant C
Kuadran C diasosiasikan dengan orang yang memperhatikan hubungan intrapersonal. Maka
orang orang di kuadran C cenderung lebih sensitive dan menyukai interaksi, dan mengajari
orang lain. Orang orang di kuadran C biasanya emosional, ekspresif, out-going, dan suportif.
Leader dengan kuadran C berkarakteristik friendly, trusting dan emphatic. Mereka akan lebih
memperhatikan perasaan orang lain dibandingkan dengan task.
Quadrant D
Di kuadran D, orang biasanya lebih memperhatikan big picture dibanding dengan details.
Orang orang di kuadran D ini biasanya visionary, imaginative, suka berspekulasi dan break
the rules, menyukai tantangan dan juga impulsive. Leader dengan kuadran D menyukai
perubahan, experiment, resiko dan biasanya leader seperti ini akan memperbolehkan
bawahannya untuk bebas dan fleksibel.
1. Pahami kepribadian Anda sendiri dan bagaimana Anda bereaksi terhadap orang lain
Hindari menilai orang berdasarkan pengetahuan yang terbatas, dan sadari
bahwa setiap orang memiliki segi berbeda dengan kepribadian mereka. Belajarlah
untuk mengendalikan frustrasi Anda untuk membantu Anda menjaga tipe kepribadian
yang berbeda tetap fokus pada tujuan dan tugas yang diperlukan untuk mencapainya.