Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat
wilayah, masyarakat, dan pemerintah. Negara dikatakan suatu organisasi
karena di dalamnya terdapat stuktur contohnya presiden yang dibantu oleh
wakil presiden dan menteri - menterinya. Terbentuknya suatu negara harus
mempunyai tiga syarat utama yaitu wilayah, masyarakat, dan
pemerintah.Setiap negara memiliki sistem atau bentuk pemerintahan
tersendiri.Bentuk-bentuk pemerintahan itu diantaranya Oligarki,Anarki,
Moboraksi, Diktator, dan Demokrasi.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi,
untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik
menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan
keadaan itu. Terbukti bahwa sejak Indonesia merdeka sampai saat ini
berbagai jenis demokrasi telah dijalankan di Indonesia.Demokrasi
mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia.Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia.Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama
yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku,
budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.

1
Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan
berpendapat dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan politik.Hal ini
seringkali terwujud dengan adanya aksi demonstrasi dimana rakyat turun ke
jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya kepada pemerintah.Dewasa
ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang mengatasnamakan demokrasi
dan beberapa diantaranya banyak menyita perhatian umum, baik dalam
negeri maupun luar negeri.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya
kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.
Setiap warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan, dimana
mereka diberi kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di Indonesia, hal
ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan
setiap lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan
dengan Demokrasi.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang
demokrasi telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang
Tubuh UUD 1945.Seluruh pernyataan dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa
dan semangat demokrasi.Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga
dilakukan secara demokratis.UUD 1945 merangkum semua golongan dan
kepentingan dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, demokrasi
bagi bangsa Indonesia adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.Budaya
demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada
akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai gotong royong atau
kebersamaan dan mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya
individualisme dan budaya liberal yang masuk melanda masyarakat dengan
melalui arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung karena kemajuan
teknologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?
2. Apa saja bentuk pelanggaran demokrasi di Indonesia?

2
3. Kasus suap di Mahkamah Konstitusi rusak tatanan demokrasi di
Indonesia
4. Bagaimana solusi untuk menangani kasus penyuapan di Mahkamah
Konstitusi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi
2. Mengetahui bentuk pelanggaran demokrasi di Indonesia
3. Mengetahui kasus suap di Mahkamah Konstitusi rusak tatanan
demokrasi di Indonesia
4. Mengetahui solusi untuk menangani kasus penyuapan di Mahkamah
Konstitusi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Demokrasi di Indonesia

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya
rakyat.kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti
pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan
yang sangat menenentukan. Kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui
pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga
Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak
kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang
sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang setiap warga negara


memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang menentukan
hidup mereka.Demokrasi juga dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan
yang dipegang oleh rakyat atau rakatlah yang mempunya kedaulatan
tertinggi.Demokrasi mengisinkan warga negaranya untuk berpartisipasi baik
secara langsung atau dengan perwakilan dalam perumusan, pengembangan,
dan juga pembuatan hukum.

Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk


rakyat.
2. Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos.
Demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara
memerintah dari rakyat.
3. Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi

4
hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga
Negara.
4. Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang
pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem
dimana rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan negara.
5. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu
kekuasaan melekat pada rakyat.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalahbentuk


pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan
dipergunakan untuk kepentingan rakyat.Prinsip demokrasi dan prasyarat
dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi
Negara Kesatuan RepublikIndonesia.Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan “soko guru
demokrasi”. Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

 Kedaulatan rakyat;
 Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
 Kekuasaan mayoritas;
 Hak-hak minoritas;
 Jaminan hak asasi manusia;
 Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
 Persamaan di depan hukum;
 Proses hukum yang wajar;
 Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
 Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
 Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang


demokratis, yaitu:

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan


semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut

5
perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan
pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan
keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan
semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan
dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara
para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan
paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan
dasar tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan
berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak
itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih
baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya
pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang
telah usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan
cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih
generasi tanpa pergolakan.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya,


demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir
seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah
sebagai berikut:

 Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan


politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

6
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi
dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).

2.2 Bentuk pelanggaran demokrasi di Indonesia


Seiring dengan berjalannya waktu, sistem demokrasi banya mengalami
pergeseran sehingga menjadikan terjadinya berbagai bentuk pelanggaran.
Sebagimana 6 contoh pelanggaran demokrasi yang pernah terjadi di
Indonesia.

1. Kegagalan Presiden Dalam Menjalankan Kekuasaan

Presiden dipilih langsung oleh rakyat.Ini membuat posisi presiden


presiden kuat dalam ati sulit untuk digulingkan.Namun, di parlemen tidak
terdapat partai yang dominan, termasuk partai yang mengusung
pemerintah.Ditambah lagi peran lagislatif yang besar pasca reformasi ini
dalam menentukan banyak kebijakan presiden.

2. Kesejahteraan Masyarakat yang Semakin Rendah

Tingkat kesejahteraan menurun setelah reformasi, yang justru saat


itulah dimulainya kebebasan berekspresi, berpendapat, dll.Ini aneh
mengingat sebenarnya tujuan dari politik adalah
kesejahteraan.Demokrasi atau sistem politik lainnya hanyalah sebuah

7
alat. Begitu pula dengan kebebasan dalam alam demokrasi, hanyalah alat
untuk mencapai kesejahteraan

3. Partai Politik Tidak Menjalankan Fungsinya

Fungsi partai politik paling tidak ada tiga: penyalur aspirasi rakyat,
pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama, dan sarana pendidikan
politik masyarakat. Selama ini dapat dikatakan ketiganya tidak berjalan.
Partai politik lebih mementingkan kekuasaan daripada aspirasi
rakyat.Fungsi partai politik sebagai pemusatan kepentingan-kepentingan
yang sama pun tidak berjalan mengingat tidak adanya partai politik.

4. Separatisme

Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll. Ini merupakan dampak dari


dianaktirikannya daerah-daerah tersebut semasa orde baru, yang tentunya
adalah kesalahan pemerintah dalam “mengurus anak”.Tentunya ini
membuat ketahanan nasional Indonesia menjadi lemah, mudah diadu
domba, terkurasnya energi bangsa ini, dan mudah dipengaruhi
kepentingan asing seperti pada ciri ciri masyarakat hukum adat .

5. KKN dan Birokrasi yang Berbelit Belit


Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian
keuangan pada negara. Korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat
tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.Korupsi di
Indonesia bukanlah hal yang baru, Indonesia merupakan salah satu
negara dengan jumlah kasus korupsi yang terbilang cukup banyak.Akan
tetapi banyak juga kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat atau
pemegang kekuasaan yang telah dibungkar oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).

8
2.3 Kasus suap di Mahkamah Konstitusi rusak tatanan demokrasi di
Indonesia

Kasus suap di MK rusak tatanan demokrasi di Indonesia

M. Satibi
Kamis, 3 Oktober 2013 - 09:19 WIB

Sindonews.com - Suap yang terjadi di lingkungan Mahkamah


Konstitusi (MK), telah merusak tatanan demokrasi. Ketua Mahkamah
Konstitusi Akil Mochtar tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Uang senilai miliaran rupiah diamankan dari kediaman
sang ketua. Jelas, suap MK menjadi daya rusak bagi tatanan demokrasi di
negeri ini.Hal itu diungkapkan pengamat politik Heri Budianto.

KPK telah menangkap tangan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil


Mochtar di kediaman dinasnya di Jl. Widya Chandra, Jakarta
Selatan.Bersama dengan Akil, turut ditangkap anggota Fraksi Partai Golkar
Chairun Nisa dari daerah pemilihan Kalimantan Selatan dan CH seorang
pengusaha.Bersama mereka turut disita uang senilai 2-3 miliar dalam bentuk
pecahan mata uang Singapura.

Peristiwa Ketua MK Akil Mochtar ditangkap KPK ini merupakan


kejadian paling menghebohkan dalam sejarah pemberantasan korupsi oleh
KPK.Ini juga merupakan penangkapan pejabat negara paling tinggi yang
pernah dilakukan oleh KPK. peristiwa ini juga sekaligus merupakan
kejadian yang paling memalukan dalam sejarah hukum Republik ini. Sulit
membayangkan peristiwa itu justru terjadi di salah satu lembaga negara
yaitu Mahkamah Konstitusi.

Diduga, Akil yang juga kader Partai Golkar, telah menerima uang
suap atas kasus sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas.Sebab, di tempat
terpisah KPK turut menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih dan
seorang swasta berinisial DH di Hotel Redtop, Jakarta Pusat.

9
Menurutnya, penangkapan Ketua MK Akil Mochtar dan anggota DPR
berinisial CHN, membuktikan bahwa korupsi merajalela.Tamparan keras
terjadi di MK, sebab selama ini MK dikenal sangat bersih dan mampu
membangun kinerja baik dan positif oleh publik.
"Namun kejadian ini sangat memalukan dan menunjukkan bahwa korupsi
tanpa pandang bulu, sudah menggerogoti semua institusi negara.Ini
membuktikan bahwa semua institusi negara rentan terhadap korupsi,"
katanya kepada Sindonews, Kamis (3/10/2013).
Dia mengatakan, peristiwa penangkapan oleh KPK ini juga
membuktikan bahwa sasaran mafia-mafia kasus dan korupsi adalah orang
nomor satu di institusi negara.
"Penangkapan Ketua MK ini bisa menjadi pintu masuk adanya praktik suap
dan kongkalingkong kasus di MK. Saya berharap KPK nantinya tidak hanya
menyidik kasus Kabupaten Gunung Mas, namun juga sengketa pilkada lain
yang bergulir di MK yang melibatkan Akil," pintanya.
Hal ini bukan tanpa alasan, lanjutnya, jika melihat beberapa sengketa
yang diputus MK. Kasus MK ini jelas mencederai demokrasi yang sudah
terbangun dengan baik.
"Bagaimana tidak, suara rakyat yang disampaikan dalam pilkada begitu
mudah diubah keputusannya, oleh lembaga yang memiliki kewenangan
tetap seperti MK," katanya.
"Ini penghianatan terhadap demokrasi, tidak bisa di tolerir.Kasus suap Ketua
MK ini merusak tatanan demokrasi yang sudah terbangun," sambungnya.

2.4 Solusi untuk menangani kasus penyuapan di Mahkamah Konstitusi


Dari kasus diatas terlihat jelas bahwa korupsi bukanlah hal yang asing
lagi bagi bangsa kita belakangan ini. Korupsi mengincar orang-orang nomor
1 di Indonesia contohnya saja MK ( Mahkamah Konstitusi) yang seharusnya
lembaga yang kita percaya sebagai penegak hukum nomor 1 ini pun tak
luput dari sasaran mafia korupsi. Korupsi memang menguntungkan bagi
pihak yang melakukannya tapi efekmya terasa oleh kita semua sebagai
rakyat.Efek dari korupsi begitu banyak yaitu kemiskinan, pengangguran,

10
dan masih banyak lagi yang tentunya merugikan kita sebagai
masyarakat.Kalau sudah seperti ini apa yang harus kita lakukan ?karna
hampir semua lembaga pernah tersandung kasus Korupsi, entah benar atau
hanya wacana saja untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Kita sebagai
masyarakat harus membantu mengingatkan kepada para wakil kita disana ,
bahwa yang mereka lakukan itu salah dan berdampak negatif kepada rakyat.
Seharusya para pemimpin kita di bekali agama yang kuat serta rasa
bertanggung jawab, agar tidak adalagi kasus korupsi / mengambil hak yang
bukan miliknya. Sebenarnya korupsi sudah merupakan budaya, mengapa
demikian ? karena sejak kecil kita sudah terbiasa dengan korupsi misalnya
datang terlambat, itu merupakan korupsi waktu yang dengan sengaja
ataupun tidak kita lakukan. Kemudian mencontek itu pun merupakan
korupsi yang sudah di anggap wajar oleh kita sejak kecil, mungkin kita
berfikir mencontek adalah hal yang wajar padahal tidak mencontek berarti
kita mendapatkan nilai yang seharusnya tidak kita dapatkan, atau dengan
kata lain kita mendapatkan nilai tersebut bukan dengan cara yang “Halal,
begitu pula korupsi. Jadi mulai sekarang marilah kita menjadi generasi yang
tidak terbiasa dengan budaya “korupsi” mulai dari hal kecil.
 Solusi dari Pemerintah
1. Evaluasi mekanisme rekrutmen calon hakim konstitusi
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan mekanisme rekrutmen
calon hakim konstitusi. Saat ini, syarat perekrutan hakim konstitusi
yang tercantum pada Pasal 15 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2003 tentang MK masih kerap terabaikan. Pasal tersebut
menyebutkan bahwa hakim konstitusi harus memenuhi syarat
integritas, kepribadian yang tidak tercela, adil, serta seorang
negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan. Catatan
ini diabaikan oleh tiga lembaga tempat lahirnya para hakim
konstitusi, yaitu pemerintah, Mahkamah Agung dan DPR .
2. Kedua, perlu ada perubahan regulasi agar mekanisme penunjukan
hakim konstitusi dari tiga lembaga tersebut seragam dan tidak
diserahkan kepada masing-masing institusi. Dalam UU MK,

11
mekanisme diserahkan kepada masing-masing lembaga pengusul.
MA, DPR, Presiden, Hal itu tidak tepat. Harus ada keseragaman
mekanisme.
3. Ketiga, memberikan keputusan agar MK mengambil langkah
internal untuk melakukan pengawasan secara lebih ketat. Tim
tersebut mempunyai fungsi yang penting sebagai upaya
pembenahan internal MK. tim tersebut diisi oleh orang-orang yang
memiliki kompetensi dan integritas serta gabungan dari unsur luar
dan dalam MK.
4. Keempat, memperbaiki bidang administrasi peradilan. Usulan ini
tak hanya ditujukan bagi MK namun juga bagi Mahkamah Agung.
Sebab, sudah beberapa kali tenaga administrator ditangkap Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat terlibat dalam jual-beli
putusan.
5. Dalam hal pengujian kelayakan dan kepatutan (fit and proper test),
kiranya KY harus dilibatkan. Selain itu, ahli, mantan hakim MK,
dan negarawan juga harus dilibatkan agar memastikan pengujian
terhadap calon hakim MK mendapat hasil yang memuaskan dan
menjamin bahwa kursi hakim MK tidak diisi orang sembarangan.
6. pengawasan terhadap hakim MK juga harus diperkuat, yaitu
dengan pengaturan yang lebih jelas. Dewan etik MK atau bahasa
dalam Perppu 1/2013, Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi,
memang harus melibatkan pihak luar. Setelah kasus 2013 dan awal
tahun ini, MK tidak boleh lagi menjadi lembaga yang “menutup
diri” atas dalih independensi hakim. Seperti banyak ahli dan
pengamat hukum sampaikan, hakim MK adalah juga manusia biasa
yang sangat mungkin terjerembab dalam kejahatan.
7. Revisi UU MK menjadi jalan yang dapat ditempuh. Pelibatan
banyak pihak dan masyarakat dalam revisi akan membantu
menghasilkan UU MK yang komprehensif sejalan dengan cita-cita
konstitusi. Perihal waktu yang lama, tidak sulit ditanggulangi.
Catatannya, pemerintah dan DPR (termasuk MK) memiliki

12
political will yang baik untuk betul-betul mau membenahi MK
agar kelak tidak benar-benar runtuh.
8. Secara sistem kelembagaan, untuk menjaga integritas dan
mencegah terjadinya korupsi MK telah melakukan
penandatanganan nota kesepahaman dengan KPK.
penandatanganan nota kesepahaman ini dapat membuat MK
menjadi lebih bersih dari tindak pidana korupsi.

 Solusi pribadi
1. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara internal
dan eksternal. Hal itu dilakukan untuk membantu proses
administrasi peradilan yang baik, lancar, dan transparan. seiring
kecepatan, ketepatan, dan transparansi itu ada, maka dengan
sendirinya potensi korupsi dapat diperkecil.
2. Melaksanakan dan menerapkan seluruh kebijakan yang telah dibuat
dengan melaksanakan penegakkan hukum tanpa pilih bulu terhadap
setiap pelanggaran KKN dengan aturan hukum yang telah
ditentukan dan tegas.
3. Mengerahkan dan mengidentifikasi strategi yang akan mendukung
terhadap pemberantasan KKN, Pemberhentian Jabatan yang diduga
secara nyata melakukan tindak korupsi dsb.
4. Melaksanakan Evaluasi , Pengendalian dan Pengawasan dengan
memberikan atau membuat mekanisme yang dapat memberikan
kesempatan kepada kepada Masyarakat, dan pengawasan
fungsional lebih independent.
5. pendekatan antara kelembagaan, regulasi, termasuk juga pelaku
usaha

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peristiwa Ketua MK Akil Mochtar ditangkap KPK ini merupakan kejadian
paling menghebohkan dalam sejarah pemberantasan korupsi oleh KPK.Ini
juga merupakan penangkapan pejabat negara paling tinggi yang pernah
dilakukan oleh KPK. peristiwa ini juga sekaligus merupakan kejadian
yang paling memalukan dalam sejarah hukum Republik ini. Sulit
membayangkan peristiwa itu justru terjadi di salah satu lembaga negara
yaitu Mahkamah Konstitusi. peristiwa penangkapan oleh KPK ini juga
membuktikan bahwa sasaran mafia-mafia kasus dan korupsi adalah orang
nomor satu di institusi negara. Kasus suap Ketua MK ini merusak tatanan
demokrasi yang sudah terbangun

3.2 Saran
Seharusya para pemimpin kita di bekali agama yang kuat serta rasa
bertanggung jawab, agar tidak adalagi kasus korupsi / mengambil hak yang
bukan miliknya.dan juga pengawasan terhadappara pejabat pemerintahan
lebih di perketat atau di fokuskan agar kejadian ini tidak terulang lagi,
karena dapat mengancam kedudukan Indonesia sebagai negara demokrasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suwanda, Made. Setyowati, Nanik dkk. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan


Untuk Perguruan Tinggi . Surabaya : Unesa University Press
https://nasional.sindonews.com/read/790200/13/kasus-suap-di-mk-rusak-tatanan-
demokrasi-di-indonesia-1380766757
https://news.okezone.com/read/2013/10/03/339/875717/suap-mk-rusak-tatanan-
demokrasi
https://news.okezone.com/read/2013/10/07/339/878101/ini-dia-solusi-
membendung-korupsi-di-negeri-ini
https://www.merdeka.com/peristiwa/pascakasus-patrialis-ini-cara-mk-perangi-
korupsi-di-internal.html

15
LAMPIRAN

Kasus suap di MK rusak tatanan


demokrasi di Indonesia
M. Satibi

Kamis, 3 Oktober 2013 - 09:19 WIB

Sindonews.com - Suap yang terjadi di lingkungan Mahkamah Konstitusi (MK), telah


merusak tatanan demokrasi. Hal itu diungkapkan pengamat politik Heri Budianto.
Menurutnya, penangkapan Ketua MK Akil Mochtar dan anggota DPR berinisial CHN,
membuktikan bahwa korupsi merajalela. Tamparan keras terjadi di MK, sebab selama ini
MK dikenal sangat bersih dan mampu membangun kinerja baik dan positif oleh publik.
"Namun kejadian ini sangat memalukan dan menunjukkan bahwa korupsi tanpa
pandang bulu, sudah menggerogoti semua institusi negara. Ini membuktikan bahwa
semua institusi negara rentan terhadap korupsi," katanya kepada Sindonews, Kamis
(3/10/2013).
Dia mengatakan, peristiwa penangkapan oleh KPK ini juga membuktikan bahwa sasaran
mafia-mafia kasus dan korupsi adalah orang nomor satu di institusi negara.
"Penangkapan Ketua MK ini bisa menjadi pintu masuk adanya praktik suap dan
kongkalingkong kasus di MK. Saya berharap KPK nantinya tidak hanya menyidik kasus
Kabupaten Gunung Mas, namun juga sengketa pilkada lain yang bergulir di MK yang
melibatkan Akil," pintanya.
Hal ini bukan tanpa alasan, lanjutnya, jika melihat beberapa sengketa yang diputus MK.
Kasus MK ini jelas mencederai demokrasi yang sudah terbangun dengan baik.
"Bagaimana tidak, suara rakyat yang disampaikan dalam pilkada begitu mudah diubah
keputusannya, oleh lembaga yang memiliki kewenangan tetap seperti MK," katanya.

"Ini penghianatan terhadap demokrasi, tidak bisa di tolerir. Kasus suap Ketua MK ini
merusak tatanan demokrasi yang sudah terbangun," sambungnya.

16

Anda mungkin juga menyukai