Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMBAHASAN ALAT

3.1. Monitor Defribillator

Gambar 3.1 AED Monitoring Meducore Standard 2

3.1.1 Spesifikasi Alat


Nama Alat : AED Monitoring
Merk Alat : Weinmann
Tipe Alat : Meducore Standard 2
Negara Asal : Germany
Dimension (WxHxD) : 242 mm x 137 mm x 130 mm
Weight (dengan baterai) : 2.75 kg
Tegangan : 12 – 15.1 V
EKG : 6 Channel

3.1.2 Pengenalan Alat


Berbeda dengan Heart Attack (serangan jantung) yang korbannya
sulit bernafas namun masih dalam keadaan sadar akibat adanya sumbatan
pada arteri jantung, Cardiac Arrest adalah gangguan arys listrik
(electrical impulses) dalam jantung sehingga menghambat aktivitas
pemompaan aliran darah yang membawa oksigen ke jantung menjadi
6
terganggu. Heart Attack atau serangan jantung dapat berujung pada
Cardiac Arrest. Kondisi ini tentunya mengganggu asupan oksigen tidak
hanya untuk jantung tetapi juga organ tubuh penting lainnya seperti otak
dan paru-paru. Tidak tersedianya asupan oksigen pada otak selama 4-6
menit saja dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak yang tidak
bias diobati atau diperbaiki lagi.
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan shock
listrik pada jantung dengan waktu yang relative singkat dan intensitas
yang tinggi, yang dilakukan pada saat keadaan darurat apabila terjadi
fibrilasi pada jantung. Defibrillator ini menghasilkan counter shock yang
dilakukan pada pasien dengan tujuan mengkonversi aritmia dan fibrilasi
agar kembali ke irama sinus jantung yang normal.
Meducore Standard 2 adalah mobile external defibrillator dengan
fungsi monitoring. Alat ini digunakan untuk mengukur dan monitor
parameter vital juga untuk semi-automated atau manual defibrilasi
jantung.
Parameter vital pada Meducore Standard 2 adalah:
 ECG dengan 6 Lead
Electrocardiograph atau ECG adalah alat yang digunakan
untuk mendeteksi sinyal listrik dari jantung dan hasil tadi
ditampilkan pada display berupa pulsa (gelombang) PQRST.
Pendeteksian sinyal ini digunakan dengan cara menempelkan
sadapan elektroda. Elektroda ini yang nantinya akan
menghantarkan isyarat elektrik tubuh pasien menuju mesin ECG.
 SPO2 (Pulse Oximetri)
SPO2 digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam
darah, dengan metode non-invasive. Dalam pengukuran pulse
oximeter kadar oksigen dilambangkan sebagai SPO2 dan hasil
pengukurannya ditampilkan dalam persentasi, dan juga pulse
oximeter dapat menampilkan pengukuran denyut jantung (pulse
rate), dan pengukurannya ditampilkan dalam bpm (beat per
minute). Cara kerja pulse oximeter adalah dengan memanfaatkan
7
sifat dari haemoglobin yang dapat menyerap cahaya infra merah
dan denyut alami di dalam arteri untuk mengukur kadar oksigen
dalam tubuh, secara elektronik alat ini menggunakan sumber
cahaya infra merah dan cahaya merah yang berbeda panjang
gelombangnya, pendeteksi cahaya (sensor), dan mikroprosesor
yang berfungsi untuk membandingkan dan menghitung perbedaan
haemoglobin yang kaya oksigen dan haemoglobin yang
kekurangan oksigen, untuk kemudian membandingkan perbedaan
tersebut dan menampilkan kadar oksigen dan pulse rate.
 Non-Invasive Blood Pressure (NIBP) monitoring
Digunakan untuk memonitori tekanan darah pada orang
dewasa, anak-anak dan bayi, tanpa harus melukai pasien. Untuk
mengukur tekanan darah dengan non-invasive maka caranya
adalah dengan memberikan suplai udara kedalam manset yang
dipasang di tangan agar udara yang disuplai ke dalam manset
dapat memberikan tekanan pada bagian yang diukur dan darah
dapat diukur tekanannya, kemudian akan ditampilkan pada
display.
Pada alat ini juga menyediakan fungsi terapi
 Manual Defibrillator
Jika diperlukan, pengguna dapat menentukan energy shock
dan mengirimkan ke pasien secara manual
 Semi-Automatic Defibrillation (untuk pasien berumur ≥1)
Dalam mode AED perangkat akan memandu pengguna untu
melakukan resusitasi melalui instruksi suara atau video.
Perangakat secara otomatis melakukan analisis EKG, dan jika
perlu pengisian energi yang akan diberikan ke pasien. Shock
diberikan secara manual.

8
3.1.3 Bagian Alat
1. Overview

Gambar 3.2 Device Moducore Standard 2

1. ECG connection for ECG cable


2. Display
3. Alarm light
4. Power supply connection
5. Security seal
6. Loudspeaker
7. SD card slot
8. Pad connection for trunk cable
9. SpO2 port for pulse oximetry sensor connecting cable
10. Connection for NIBP connecting tube
11. Battery compartment with battery

9
2. Control Panel

Gambar 3.3 Control Panel Meducore Standard 2

1. Line power indicator


2. Battery status indicator
3. Shock button
4. Shock standby indicator
5. Alarm button
6. Menu button
7. Navigation knob
8. On/Off button
9. Function button
10. NIBP button
11. Event button
12. View button

10
3. Komponen

Gambar 3.4 Komponen Moducore Standard 2

1. SoftTip® pulse oximetry sensor, size M, reusable


2. Pulse oximetry sensor connecting cable
3. SpO2 connector
4. ECG electrodes for adults and children
5. ECG connector
6. ECG cable
7. Defibrillation electrodes for adults
8. Pad connector
9. Trunk cable
10. SD card
11. NIBP connecting tube
12. NIBP cuff, adult, for 23-33 cm upper arm circumference,
reusable

11
4. Aksesoris

Gambar 3.5 Aksesoris Moducore Standard 2

1. Charging station for battery WM 45045


2. Protective transport bag
3. ECG cable
4. DEFIview PC software
5. Adapter tube for connection of NIBP disposable cuffs for
neonates
6. Disposable pulse oximetry sensor
7. NIBP cuff
8. SoftTip® pulse oximetry sensor, reusable
9. Ear-clip pulse oximetry sensor, reusable
10. Wrap pulse oximetry sensor, reusable
11. Power supply unit and charger
12. Defibrillation electrodes for children

12
3.1.4 Prinsip Kerja Alat
Secara garis besar prinsip kerja alat ini yaitu melakukan discharge
berdasarkan pulsa R jantung. Saat ECG mendeteksi pulsa R maka akan
ada nada perintah untuk melakukan discharge sekitar 30ms setelah
pulsa R. Discharge dilakukan dengan menekan tombol shock, saat
tombol shock ditekan maka akan terjadi buang muatan listrik ke pasien
melalui pad yang telah dipasang pada dada pasien.

3.1.5 Function Check


Function check adalah pengecekan awal sebelum alat digunakan.
Function check dilakukan setiap sebelum penggunaan alat, setelah alat
diperbaiki dan setelah alat dibersihkan.
Sebelum melakukan function check ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Alat tidak berhubungan dengan pasien
2. Baterai yang digunakan minimal terisi 2 batang, jika baterai lemah
atau kosong maka function check tidak bisa digunakan.
3. SD card berada pada slot SD card
4. Kabel koneksi SPO2 terhubung dengan SPO2

Berikut langkah-langkah melakukan function check:


1. Periksa bagian-bagian berikut
 Alat
 Elektroda defibrillator
 Electrode ECG
 Kabel ECG
 Kabel koneksi SPO2
 SPO2
 Kabel NIBP
 Manset NIBP
2. Ganti jika perlu

13
3. Cek tanggal kadaluarsa elektroda ganti jika perlu
4. Hidupkan alat
5. Pilih menu Function Check di start menu

6. Sambungkan konektor pad ke tahanan


7. Ketika semua komponen sudah berwarna hijau, tekan tombol start

8. Tekan tombol charging. Pengisian kapasitor sampai 30 J dan


energinya dipertahankan sampai 30 detik

14
9. Jika kapasitor terisi penuh maka tombol shock akan berkedip :

tekan tombol shock


10. Tes system alarm :

 Jika alarm terdengar maka tekan tombol Yes

 Jika LED menyala merah maka tekan tombol Yes

15
11. Jika alarm system berfungsi : tekan tombol Yes
12. Jika salah satu alarm system tidak berfungsi : tekan tombol No

13. Saat uji fungsi tombol tekan semua tombol satu persatu kecuali
tombol On/Off
14. Jika diperlukan : tekan tombol menu dua kali untuk membatalkan
uji fungsi tombol
Laporan status akan muncul (contoh):

15. Lanjutkan sesuai dengan tabel berikut


Tampilan Arti Tindakan
Device is ready to use Uji fungsi berhasil Menggunakan perangkat
tanpa batasan

16
Device in not ready to use Uji fungsi gagal Hubungi agen resmi dealer
atau produsen
Device ia ready to use. The Uji fungsi bersail dengan Menggunakan perangkat
service symbol flashes in catatan semestinya, tetapi perangkat
the start menu diperiksa
16. Akhiri uji fungsi dengan menekan tombol Ok. Menu baru akan
muncul
17. Lepaskan konektor pad dari tahanan
18. Hubungkan elektroda defibrillator
19. Jika perlu: Sambungkan kabel ECG ke kabel ECG titik sambungan
20. Jika perlu: Sambungkan manset NIBP ke sambungan NIBP
menggunakan tabung penghubung NIBP.

3.1.6 Pengoperasian Alat


1. Persiapan Alat
a. Cek unit dan kelengkapan lainnya dari kerusakan, jika perlu
ganti komponen yang rusak.
b. Cek elektroda ECG, pad defibrillator, SPO2 sensor dan NIBP
apakah ada kerusakan atau tidak, jika ada kerusakan makan
ganti bagian yang rusak.
2. Pengoperasian
a. Hidupkan alat dengan menekan tombol On/Off
b. Pilih Function Check dan confirm
c. Lakukan function check sesuai petunjuk
d. Setelah melakukan function check, pilih mode pengoperasian.
Ada tiga mode yaitu monitor mode, AED mode dan manual
mode.
 Cara mengaktifkan mode monitor :
1. Monitor ECG
- Pilih jenis pasien
- Pasang elektroda ECG
- Pasang konektor ECG dan elektroda pada pasien

17
- Pemilihan lead ECG, dengan menekan tombol fungsi
Lead
2. Monitor NIBP
- Pilih jenis pasien
- Hubungkan SpO2 sensor
- Pasang manset pada pasien
- Pilih tombol fungsi NIBP
- Pilih tombol fungsi start untuk memulai pengukuran
 Cara mengaktifkan AED mode
- Tekan tombol fungsi AED
- Hubungkan elektroda defibrillator ke alat
- Pasang elektroda ke dada pasien
- Saat melakukan defibrilasi ikuti petunjuk suara dan
petunjuk AED. Perangkat akan menganalisis irama
jantung dan memberitahu kapan akan melakukan shock
- Jika perangkat meminta untuk melakukaan shock, tekan
tombol shock
- Jika perangkat meminta untuk melakukan CPR, maka
lakukan CPR
 Cara mengaktifkan manual mode
- Tekan tombol fungsi manual
- Hubungkan elektroda defibrillator kea lat
- Pasang elektroda defibrillator pada dada pasien
- Pemilihan shock energy, tekan tombol fungsi untuk
memilih shock energy
- Pilih predefined shock energy
- Melakukan defibrillasi cek ECG
- Periksa derivasi ECG untuk memastikan apakah shock
masih diperlukan
- Tekan tombol shock, saat melakukaan shock jangan
menyentuh pasien karena energy shock yang sangat besar

18
e. Setelah alat digunakan, matikan alat dengan menekan tombol
On/Off selama 2 detik.
f. Lepaskan semua konektor dan rapikan alat.

3.1.7 Pembahasan
Pada kali ini penulis akan membahas tentang perbedaan alat
defibrillator yang menggunakan pad dan Pedal.
1. Pad
Pada kebanyakan alat defibrillator yang digunakan untuk
keadaan darurat menggunakan pad.
AED (Automated External Defibrillator) adalah alat stimulator
detak jantung portable menggunakan listrik tegangan tinggi untuk
memulihkan korban cardiac arrest akibat serangan jantung dan
lainnya. Penggunaan AED harus dibarengin dengan CPR
(Cardiopulmonary Resucitation). AED mulai banyak ditemukan
ditempat umum seperti bandara, rumah sakit, stasiun dan masih
banyak lagi.
a) Sticker Pad

Gambar 3.6 Sticker Pad

Sticker pad atau bantaalan tempel berbentuk seperti stiker


yang harus dilepaskan lapisan stikernya sebelum direkatkan.

19
Gambar 3.7 pemasangan pad pada pasien

2. Pedal

Berbeda dengan defibrillator yang menggunakan pedal sebagai


elektrodanya, biasanya defibrillator dengan elektroda ini adanya di
rumah sakit.

Gambar 3.8 Pedal


Defibrillator dengan menggunakan elektroda pedal lebih
dikenal karena biasa digambarkan di dalam film ataupun televisi.
Sebelum pedal dihubungkan ke pasien sebaiknya diberikan gel
terlebih dahulu.

Gambar 3.9 Penempatan Pedal

20
Pedal terbagi menjadi 2 yaitu pedal eksternal dan pedal
internal
 Pedal Eksternal

Gambar 3.10 Pedal Eksternal

 Pedal Internal

Gambar 3.11 Pedal Internal

Perbedaan kedua pedal ini adalah jika pedal internal digunakan


saat pembedahan atau langsung ke jantung pasien (invasive),
sedangkan pedal eksternal digunakan saat keadaan darurat, pedal
jenis ini bersifat tidak melukai pasien (non-invasive).

3.1.8 Pemeliharaan dan Perbaikan


Lakukan perawatan secara teratur dengan dibersihkan dan
didisinfektan. Perawatan, kontrol teknis keamanan sesuai dengan

21
tindakan perawatan seperti inspeksi dan pekerjaan penggantian hanya
boleh dilakukan oleh produsen atau ahli.
1. Pemeliharaan
a. Alat
- Bebas perawatan
- Pemeriksaan setiap 2 tahun
b. Baterai
- Bebas perawatan
- Pemeriksaan setiap 3 bulan ketika baterai disimpan didalam alat
- Pemeriksaan setiap 5 bulan ketika baterai tidak disimpan di
dalam alat
- Direkomendasikan ganti baterai setelaah 2 tahun.
c. Akesoris
- Pemeriksaan yang berbeda untuk setiap aksesoris. Baca petunjuk
yang ada
2. Perbaikan
a. Masalah : Function check tidak berjalan
Analisa : Baterai lemah
Tindakan : Ganti baterai dengan yang terisi penuh
b. Masalah : Alarm ECG konektor muncul
Analisa : Alat tidak bisa mendeteksi kabel ECG
Tindakan : Ganti kabel ECG
c. Masalah : Alarm cek pad elektroda muncul ketika pad
terpasang di alat dan pasien
Analisa : Elektroda yang dipasang tidak benar
Tindakan : Pasang elektroda sesuai petunjuk

22

Anda mungkin juga menyukai