Preliminary Study Heat Exchanger Pilot Plant
Preliminary Study Heat Exchanger Pilot Plant
Menurut Incropera dan Dewitt (1981), efektivitas suatu heat exchanger didefinisikan
sebagai perbandingan antara perpindahan panas yang diharapkan (nyata) dengan perpindahan
panas maksimum yang mungkin terjadi dalam heat exchanger tersebut. Secara umum pengertian
alat penukar panas atau heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan airbiasa sebagai air pendingin (cooling
water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari
alat penukar panas adala rradiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke
udara sekitar.
Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa ganda
(double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang berada di luar
dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai pipa (tube).
1.2 Prinsip Kerja Heat Exchanger
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan
kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang panas
akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak
langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi
dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai jenis
logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu: annullus/shell (pipa yang
berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).
A. Pararel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua
fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur keluaran
dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
B. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE
masuk dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya
mendekati suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efekrif
dari paralel flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hampir sama dengan paralel flow,
dimana aplikasi dari bentuk diferensial dari persamaan steady-state:
dQ U T t a" dL (1)
Berdasarkan Fungsinya
1. Heat exchanger
Heat exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran fluida panas yang
membutuhkan pendinginan ke aliran fluida temperatur rendah yang membutuhkan
pemanasan. Kedua fluida biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas dan
lainnya berbentuk cairan.
2. Condenser
Condenser adalah tipe lain dimana hidrokarbon atau gas lainnya yang mencair sebagian
atau seluruhnya dengan pemindahan panas.
3. Cooler – Chiller
Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun panas laten fluida yang
berbentuk uap kepada media pendingin, sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi cair.
Media pendingin biasanya digunakan air atau udara. Condensor biasanya dipasang pada
top kolom fraksinasi. Pada beberapa kasus refrijeran biasa digunakan ketika temperatur
rendah dibutuhkan. Pendinginan itu sering disebut ‘chiller’.
4. Reboiler
Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada dasar kolom (bottom)
distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih ada masih teruapkan. Media pemanas yang
digunakan adalah uap (steam). Reboiler bisa dipanaskan melalui media pemanas atau
dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah furnace atau fire tube
5. Heater – Superheater
Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki viskositas tinggi baik bahan
baku ataupun fluida proses dan biasanya menggunakan steam sebagai pemanas.
Superheater memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.
Berdasarkan Konstruksinya
1. Tubular Exchanger
Terdiri dari satu buah pipa yang diletakkan di dalam sebuah pipa lainnya yang
berdiameter lebih besar secara konsentris. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa kecil
sedangkan fluida yang lain mengalir di bagian luarnya. Pada bagian luar pipa kecil
biasanya dipasang fin atau sirip memanjang, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
permukaan perpindahan panas yang lebih luas. Double pipe ini dapat digunakan untuk
memanaskan atau mendinginkan fluida hasil proses yang membutuhkan area perpindahan
panas yang kecil (biasanya hanya mencapai 50 m2).
Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan atau
mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian yang
ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk memindahkan panas
dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi, double pipe Heat exchanger ini
juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini dapat dipasang dengan berbagai
macam fitting (ukuran).
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida
tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir
melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa
yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa
lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida
adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir
dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
lebih kecil.
Mekanisme perpindahan kalor double pipe terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena
terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur.
Relatif mahal
Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2)
Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
Fixed Tube Sheet merupakan jenis shell and tube Heat exchanger yang terdiri dari
tube-bundle yang dipasang sejajar dengan shell dan kedua tube sheet menyatu dengan
shell. Kelemahan pada tipe ini adalah kesulitan pada penggantian tube dan
pembersihan shell.
- Floating Tube Sheet
Floating Tube Sheet merupakan Heat exchanger yang dirancang dengan salah satu
tipe tube sheetnya mengambang, sehingga tube-bundle dapat bergerak di dalam shell
jika terjadi pemuaian atau penyusutan karena perubahan suhu. Tipe ini banyak
digunakan dalam industri migas karena pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan
fix tube sheet, karena tube-bundlenya dapat dikeluarkan, dan dapat digunakan pada
operasi dengan perbedaan temperatur antara shell dan tube side di atas 200oF.
- U tube/U bundle
U tube/U bundle merupakan jenis HE yang hanya mempunyai 1 buah tube sheet,
dimana tube dibuat berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada tube sheet
sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah di antara Shell and Tube Heat
exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnya setelah channel
headnya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan beda
temperatur yang tinggi. Masalah yang sering terjadi pada Heat exchanger ini adalah
terjadinya erosi pada bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan
aliran dan tekanan di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir dalam tube side
haruslah fluida yang tidak mengandung partikel-partikel padat.
Gambar . Shell and Tube Heat Exchanger
Jenis penukar panas shell and tube yang digunakan adalah 1 shell pass dan 2 tube pass (1-2
Exchanger) seperti gambar dibawah ini.
Susunan pipa dalam shell dapat berbentuk in-line (a) dan staggered (b)
Sedangkan susunan pipa yang ada didalam alat yang digunakan adalah in-line (a) dan
ratio antara Sn/D = Sp/D = 1.25. Gambar profil temperatur dari penukar panas ini adalah:
3) Kebocoran
- Penyebab: Tekanan dalam HE melebihi tekanan ijin
Tindakan: Kurangi tekenan sesuai dengan set point.2.
- Penyebab: shock pressure/tekanan mendadak
Tindakan: Hindari terjadinya tekanan mendadak dengan mengatur sistem sebaik
mungkin, membuka dan menutup sistem dengan smooth.
- Penyebab: Rusaknya gasket karena pengaruh serangan medium
Tindakan: Ganti gasket, jika perlu ganti dengan material lain yang lebih baik.
5) Tercampurnya media.
- Penyebab: Plate tidak terinstall dengan benarTindakan: Install plate sesuai
panduan.
6) -Penyebab: KorosiT
indakan: a. Cari penyebab korosi dan ganti plate baru Ganti dengan plate yang dengan
material yang tahan korosi.
DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, Agus. 2012. “Modul Praktikum Perpindahan Panas Double Pipe Heat
Exchanger”. Politeknik Negeri Bandung: Bandung
MC. Cabe, W.L, Smith, JC, Harriot, P, “ Unit Operation of Chemical Enginering”, 4th ed, Mc.Graw-Hill,
New York, 1985, Chapter 11, 12, 15.
Moehady, Bintang Iwhan. 2015. Bahan Ajar ”Teknik Perawatan Heat Exchanger”. Politeknik Negeri
Bandung: Bandung