• Kondisi kesetimbangan fasa cair uap tiga bahan kimia di atas dapat diidentifikasi besaran variabel-variabel di atas,
bila mana P, x1 dan x2 diketahui atau T, x1 dan x2 diketahui yang mana kondisi kesetimbangan ini memiliki 3 derajat
kebebasan variabel F
• Secara umum derajat kebebasan kesetimbangan F fasa banyak dan bahan banyak dimana jumlah fasa dinyatakan
sebagai p dan jumlah bahan kimia dalamnya sebanyak N dinyatakan oleh persamaan
• 𝐹 =2−𝜋+𝑁
8.2.1 Kesetimbangan cair-uap campuran 2 bahan kimia (biner)
• Campuran dua bahan kimia dalam kesetimbangan uap cair memiliki derajat kebebasan F=2 – 2 + 2 =2.
• Derajat kebebasan 2 memberikan pengertian bahwa kuantifikasi kesetimbangan cair-uap 2 campuran bahan
kimia memerlukan 2 variabel yang diketahui
• Bila variabel Tekanan dan fraksi mol komponen 1 dalam fasa cair diketahui, tekanan P dan komposisi bahan
kimia 1 y1 dalam fasa uap dapat dihitung dan x2 dan y2 langsung dapat dicari ketika x1 dan y1 sudah
diketahui
• Hubungan antara T dengan x1 pada setiap tekanan P dibuatkan dalam bentuk diagram kesetimbangan cair
uap
• Pada tekanan P, T dapat dievaluasi nya pada berbagai fraksi mol bahan 1 dalam uap y1 yang hubungan
digambarkan dalam diagram kesetimbangan uap cair
• Pada setiap P, kesetimbangan cair-uap dua bahan kimia (biner) memberikan data T vs x1 dan T vs y1 yang
digambarkan dalam satu gambar yang disebut sebagai kurva kesetimbangan cair-uap dua bahan kimia
• Untuk temperatur T yang ditetapkan, maka P dievaluasi untuk setiap x1 dan untuk setiap y1 yang ini
menghasilkna kurva kesetimbangan cair-uap P vs x1 dan P vs y1.
• Pada masing-masing kurva kesetimbangan, diagram hubungan antara fraksi mol bahan kimia 1 pada fasa uap
jenuh dengan fraksi mol bahan kimia 1 pada fasa cair jenud dapat dikonstruksi
P1,sat Uap lewat jenuh
T2,sat
Cair lewat dingin
uh
Ua
pj
en
en
Ca
ir
uh
Ca
ir j
e
g)
Em
nu
ilin
Di bu
h
di
( Bo
h n
(B (D
ih oi ew
w)
Di d
lin )
De
g)
n(
bu
Em
nuh
p je Cair lewat dingin
Ua Uap lewat jenuh T1,sat
P2,sat
Gambar 8.1 Kurva kesetimbangan P-xy untuk Gambar 8.2 Kurva kesetimbangan T-xy untuk
campuran furan sebagai bahan 1 dan carbon campuran furan sebagai bahan 1 dan carbon
tetrachloride sebagai bahan 2 pada temperatur tetrachloride sebagai bahan 2 pada tekanan
30 oC 101,3 kPa
Gambar 8.3 Diagram hubungan y1 (fraksi mol bahan kimia 1 dalam fasa uap jenuh)
dengan x1 (fraksi mol bahan kimia 1 dalam fasa cair jenuh) dalam
kesetimbangangan tekanan tetap atau temperatur tetap
8.2.1.1 Proses penguapan campuran Biner pada tempetatur tetap
• Diagram P-x1-y1 pada Gambar disamping merupakan kurva
kesetimbangan fasa cair uap campuran Asetonitril sebagai bahan 1 dan
Nitrometana sebagai bahan 2 pada temperatur 75 °C.
• Campuran dengan kondisi a berada pada P=80 kPa, T= 75 °C yang berada
pada fasa cair lewat dingin
• Campuran kondisi a di atas diturunkan tekanannya ke P=67 kPa sehingga
mencapai fasa air jenuh sebagai kondisi b.
• Campuran kondisi b mengalami kesetimbangan cair jenuh dengan uap
jenuh kondisi b’.
• Campuran kondisi b diturunkan tekanan sehingga penguapan yang
menghasilkan uap jenuh dalam kondisi kesetimbangan dengan cair jenuh
terjadi sepanjang perubahan tekanan dari kondisi a ke kondisi c.
• Campuran kondisi c pada tekanan 60 kPa merupakan uap jenuh dengan
kondisi kesetimbangan dengan cair jenuh kondisi c’.
• Uap jenuh kondisi c diturunkan tekanannya pada temperatur tetap ini ke
kondisi d dengan tekanan 47 kPa yang mengubah keadaan ke uap lewat
jenuh
Kurva kesetimbangan P-x1-y1 fasa cair uap campuran
Asetonitril sebagai bahan 1 dan Nitrometana sebagai
bahan 2 pada temperatur 75 °C.
8.2.2.2 Proses penguapan campuran Biner pada tekanan tetap
• Diagram T-x1-y1 pada Gambar disamping merupakan kurva
kesetimbangan fasa cair uap campuran Asetonitril sebagai bahan 1 dan
Nitrometana sebagai bahan 2 pada tekanan 70 kPa.
• Campuran dengan kondisi a berada pada P=70 kPa, T= 72 °C yang berada
pada fasa cair lewat dingin
• Campuran kondisi a di atas dinaikan temperatur T=76,5 oC sehingga
mencapai fasa air jenuh sebagai kondisi b.
• Campuran kondisi b mengalami kesetimbangan cair jenuh dengan uap
jenuh kondisi b’.
• Campuran kondisi b dinaikan temperatur sehingga penguapan yang
menghasilkan uap jenuh dalam kondisi kesetimbangan dengan cair jenuh
terjadi sepanjang perubahan temperatur dari kondisi a ke kondisi c.
• Campuran kondisi c pada temperatur T merupakan uap jenuh dengan
kondisi kesetimbangan dengan cair jenuh kondisi c’.
• Uap jenuh kondisi c dinaikkan temperatur dari 76,5 oC pada tekanan
tetap ini ke kondisi d dengan temperatur 79,5 oC yang mengubah
keadaan ke uap lewat jenuh Kurva kesetimbangan T-x1-y1 fasa cair uap campuran
Asetonitril sebagai bahan 1 dan Nitrometana sebagai
bahan 2 pada tekanan 70 kPa .
8.2.2.3 Proses penguapan campuran Biner yang memiliki titik
Azeotrop
• Satu komposisi bahan kimia 1 untuk bahan kimia tertentu saja dalam
campuran biner untuk fasa cair jenuh dengan fraksi mol x1 dapat
menghasilkan fraksi massa fasa uap jenuh y1 dengan nilai yang sama
dengan x1 .
• Kondisi x1=y1 yang ditemukan pada campuran biner tertentu dalam
kesetimbangan fasa cair-uap disebut sebagai campuran biner azeotrop
seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping
• Titik dimana x1=y1 disebut sebagai titik azetrop
• Keberadaan titik azeotrop memberikan pembatasan bahwa pada titik
azeotrop ini tidak terjadi peristiwa pemisahan bahan kimia i dengan cara
penguapan
• Diagram x1-y1 untuk kondisi campuran yang memiliki titik azeotrop ini
diberikana pada Gambar 8.5
• Tekanan didih (bubble point) campuran dengan fraksi mol bahan i dalam fasa cair sebesar 𝑥! pada
temperatur tetap T diperoleh dari hubungan
∑3
! 𝑦! = 1 atau 𝑃 = ∑3
! 𝑥! 𝑃!,)*+
• Tekanan embun (dew point) campuran dengan fraksi mol bahan i dalam fasa uap sebesar 𝑦! pada
temperatur tetap T diperoleh dari hubungan
7
∑3
! 𝑥! = 1 , ∑3
! 𝑦! 𝑃/𝑃!,)*+ = 1 , maka P = /#
∑.
#
0#,'()
Kasus 8.1
Campuran cair Aseton sebagai bahan 1 dengan Acetonitril sebagai bahan 2 dan Nitrometan sebagai bahan 3
diuapkan pada temperatur 80 oC. Komposisi campuran ini untuk fraksi mol masing-masing bahan adalah 0,45
untuk bahan 1; 0,35 untuk bahan 2 dan 0,2 untuk bahan 3. Tekanan didih untuk masing masing komponen
sebagi Psat pada temperatur 80 oC adalah 195,75 kPa untuk bahan 1; 97,94 kPa untuk bahan 2 dan 50,32 kPa
untuk bahan 3. Hukum Raoult diberlakukan pada larutan ini. Tentukan tekanan didih campuran cair di atas.
Temperatur didih murni masing-masing bahan murni dalam K dinyatakan oleh persamaan
$>?$,$ #>>@,@?
𝑇",./0 = 33,424 + dan 𝑇#,./0 = 53,424 +
">,@A"@B2CD 1 "?,#@$#>2CD 1
Tentukan temperatur didih dari campuran di atas pada tekanan di atas.
Solusi Kasus 8.7
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran cair: x1=0,85; x2=0,15
• Temperatur didih masing bahan dalam keadaan murni pada pada tekanan P=101,33 kPAadalah
$>?$,$ $>?$,$
𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
Kasus 8.3
$>?$,$ $>?$,$
• 𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
• 𝑃 = 𝑦"𝑃",./0 + 𝑦#𝑃#,./0 , 𝑦" = 𝑥"𝑃",./0 /𝑃 , 𝑦# = 𝑥#𝑃#,./0 /𝑃
• T= 333,9 K , 𝑃",./0 = 87,04 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 115,54 𝑘𝑃𝑎 dan
'!1!,'() BG,E?
𝑦" = 1
= 0,85 𝑥 "E".$$ = 0,73019
'"1",'() ""@,@?
𝑦# = = 0,15 𝑥 = 0,17103 , dan periksa 𝑦" + 𝑦# = 0,73019 + 0,17103 = 0,9012 ≠ 1
1 "E".$$
• T= 335 K , 𝑃",./0 = 90,98 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 119,91 𝑘𝑃𝑎 ,
'!1!,'() AE,AB
𝑦" = 1
= 0,85 𝑥 "E".$$
= 0,7632
5"'"1",'() ""A,A"
𝑦# = = 0,15 𝑥 = 0,1775 , dan periksa 𝑦" + 𝑦# = 0,7632 + 0,1775 = 0,9407 ≠ 1
1 "E".$$
• T= 336,59 K , 𝑃",./0 = 96,93 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 126,46 𝑘𝑃𝑎 , maka
'!1!,'() A>,A$
𝑦" = = 0,85 𝑥 = 0,813131
1 "E".$$
'"1",'() "#>,?>
𝑦# = = 0,15 𝑥 = 0,1871977 ,
1 "E".$$
dan periksa 𝑦" + 𝑦# = 0,813131 + 0,1871977 = 1,0003287 : sudah dekat ke 1 . Maka T didih nya adalah 336,59 K
8.3.2.3 Penentuan temperatur embun campuran kesetimbangan cair-
uap tekanan tetap sebagai gas ideal dan larutan ideal (Hukum Raoult)
• Hubungan temperatur kesetimbangan fasa cair uap bahan murni pada tekanan tetap P dinyatakan oleh
tekanan uap bahan i murni dinyatakan oleh persamaan Antoine
4#
𝑇!,)*+ = − 𝐶!
9# -:; ,
• Bila syarat di atas belum menghasilkan angka 1, perbaiki tebakan T , perkirakan 𝑃!,)*+ dan evaluasi kembali
0# , 0# ,
𝑥! = sehingga periksa ∑3
! harus menghasilkan angka 1
,#,'() ,#,'()
Kasus 8.4
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada tekanan 101,33 kPa dalam fasa uap.
Komposisi campuran ini memiliki fraksi mol bahan 1 adalah 0,40. Campuran ini berada dalam kesetimbangan fasa.
Fasa uapnya mengikuti perilaku gas ideal. Fasa cairnya mengikuti perilaku larutan ideal.
Tekanan uap murni masing-masing bahan dalam kPa dinyatakan oleh persamaan
$>?$,$" #>>@,@?
ln 𝑃",./0 = 16,59158 − dan ln 𝑃#,./0 = 14,25326 −
42$$,?#? 42@$,?#?
Temperatur didih murni masing-masing bahan murni dalam K dinyatakan oleh persamaan
$>?$,$ #>>@,@?
𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 dan 𝑇#,./0 = 53,424 + "?,#@$#>2CD 1
Tentukan temperatur embun dari campuran di atas pada temperatur di atas.
Solusi Kasus 8.8
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran uap: y1=0,4; y2=0,6
• Temperatur didih masing bahan dalam keadaan murni pada pada tekanan P=101,33 kPa adalah
$>?$,$ $>?$,$
𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
Kasus 8.4
$>?$,$ $>?$,$
• 𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
&# 1 &!1 &"1
• 𝑥! = , sehingga 𝑥" = dan 𝑥# =
1#,'() 1!,'() 1",'()
• T= 333,9 K , 𝑃",./0 = 87,04 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 115,54 𝑘𝑃𝑎 dan
&!1 "E".$$
𝑥" = = 0,4 𝑥 = 0,4656318
1!,'() BG,E?
&"1 "E".$$
𝑥# = 1",'()
= 0,6𝑥 ""@,@? = 0,5262 dan periksa 𝑥" + 𝑥# = 0,4656318 + 0,5262 = 0,9918 ≠ 1
𝑛( + 𝑛' = 1
• Bila fraksi mol bahan i dalam campuran adalah 𝑧! , fraksi mol
bahan i dalam fasa cair adalah 𝑥! dan fraksi mol bahan i dalam Campuran
fasa uap adalah 𝑦! , maka neraca massa bahan i dinyatakan Cair-uap
Banyak
𝑥! 𝑛( + 𝑦! 𝑛' = 𝑧! , bahan P,T
1 mol
𝑥! (1 − 𝑛' ) + 𝑦! 𝑛' = 𝑧! P,T, zi
0# ,#,'()
bila 𝐾! = = , maka
1# ,
<# =# <# =#
𝑦! = dan ∑3
! =1 Cair campuran
75>* =# -7 75>* =# -7
Banyak bahan
• Nilai 𝑧! dan 𝐾! diketahui, maka 𝑛' bisa dihitung dari persamaan nl mol
di atas P,T, xi
Kasus 8.5
Evaluasi wujud campuran Aseton sebagai bahan 1 dengan Acetonitril sebagai bahan 2 dan Nitrometan sebagai bahan 3 pada
temperatur 80 oC dan tekanan 110 kPa. Komposisi campuran ini untuk fraksi mol masing-masing bahan adalah 0,45 untuk bahan 1;
0,35 untuk bahan 2 dan 0,2 untuk bahan 3. Tekanan didih untuk masing masing komponen sebagi Psat pada temperatur 80 oC adalah
195,75 kPa untuk bahan 1; 97,94 kPa untuk bahan 2 dan 50,32 kPa untuk bahan 3. Hukum Raoult diberlakukan pada larutan ini.
Solusi Kasus 8.5
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran cair: x1=0,45; x2=0,35 dan x3=0,2.
• Tekanan didih masing bahan dalam keadaan murni pada temperatur 80 oC adalah n cair: P1,sat=195,75 kPa; P2,sat=97,94 kPa dan
P3,sat=50,32 kPa.
• Tekanan didih campuran ini pada temperatur 80 oC :maka 𝑃 = ∑L
K 𝑥K 𝑃K,MNO ,
𝑃 = 0,45 𝑥 195,75 + 0,35 𝑥 97,94 + 0,2 𝑥 50,32 𝑘𝑃𝑎 = 132,4 𝑘𝑃𝑎
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran uap: y1=0,45; y2=0,35 dan y3=0,2.
P
• Tekanan embun campuran ini pada temperatur 80 oC :P = @ A? ,
∑?
B?,CDE
P
𝑃= F,GH F,LH F,M 𝑘𝑃𝑎 = 101,52 𝑘𝑃𝑎
R R
IJH,KH JK,JG HF,LM
• Tekanan campuran ini adalah 110 kPa yang berada di atas tekanan embunnya 101,52 kPa dan di bawah tekanan didih nya 132,4
kPa pada temperatur 80 oC .
• Maka dari itu, wujud campuran dengan kondisi di atas adalah campuran fasa cair dan fasa uap.
Kasus 8.6
Campuran Aseton sebagai bahan 1 dengan Acetonitril sebagai bahan 2 dan Nitrometan sebagai bahan 3 berada pada
temperatur 80 oC dan tekanan 110 kPa. Komposisi campuran ini untuk fraksi mol masing-masing bahan adalah 0,45
untuk bahan 1; 0,35 untuk bahan 2 dan 0,2 untuk bahan 3. Tekanan didih untuk masing masing komponen sebagi Psat
pada temperatur 80 oC adalah 195,75 kPa untuk bahan 1; 97,94 kPa untuk bahan 2 dan 50,32 kPa untuk bahan 3.
Hukum Raoult diberlakukan pada larutan ini. Tentukan jumlah mol fasa uap dan fasa cair dalam 1 mol campuran.
Tentukan komposisi setiap bahan pada fasa cair dan fasa uap.
Solusi Kasus 8.6
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran uap: z1=0,45; z2=0,35 dan z3=0,2.
• Tekanan didih masing bahan dalam keadaan murni pada temperatur 80 oC adalah n cair: P1,sat=195,75 kPa;
P2,sat=97,94 kPa dan P3,sat=50,32 kPa.
• Tekanan didih campuran ini pada temperatur 80 oC :maka 𝑃 = ∑% ! 𝑥! 𝑃!,./0 ,
𝑃 = 0,45 𝑥 195,75 + 0,35 𝑥 97,94 + 0,2 𝑥 50,32 𝑘𝑃𝑎 = 132,4 𝑘𝑃𝑎
" "
• Tekanan embun campuran ini pada temperatur 80 oC :P = . /# , 𝑃 = 1,23 1,63 1," 𝑘𝑃𝑎 = 101,52 𝑘𝑃𝑎
∑# 9 9
0#,'() !43,53 45,42 31,6"
• Tekanan campuran ini adalah 110 kPa yang berada di atas tekanan embunnya 101,52 kPa dan di bawah tekanan
didih nya 132,4 kPa pada temperatur 80 oC .
• Maka dari itu, wujud campuran dengan kondisi di atas adalah campuran fasa cair dan fasa uap.
• K1 = P1,sat/P=195,75/110 =1,7795; K2 = P2,sat/P=97,94/110 =0,8904; K3 = P3,sat/P=50,32/110 =0,4575
I# <# E,?@ ' ",GGA@ E,$@ ' ",BAE? E,# ' E,?@G@
• ∑%
! = + + = 1, maka nv = 0,73787320 mol dan
"9J* < # 2" "9J* (",GGA@2") "9J* (E,BAE?2") "9J* (E,?@G@2")
nl = 0,2621268 mol
Kasus 8.6
Campuran Aseton sebagai bahan 1 dengan Acetonitril sebagai bahan 2 dan Nitrometan sebagai bahan 3
berada pada temperatur 80 oC dan tekanan 110 kPa. Komposisi campuran ini untuk fraksi mol masing-masing
bahan adalah 0,45 untuk bahan 1; 0,35 untuk bahan 2 dan 0,2 untuk bahan 3. Tekanan didih untuk masing
masing komponen sebagi Psat pada temperatur 80 oC adalah 195,75 kPa untuk bahan 1; 97,94 kPa untuk bahan
2 dan 50,32 kPa untuk bahan 3. Hukum Raoult diberlakukan pada larutan ini. Tentukan jumlah mol fasa uap
dan fasa cair dalam 1 mol campuran. Tentukan komposisi setiap bahan pada fasa cair dan fasa uap.
Solusi Kasus 8.6
• K1 = P1,sat/P=195,75/110 =1,7795; K2 = P2,sat/P=97,94/110 =0,8904; K3 = P3,sat/P=50,32/110 =0,4575
<# =# N,OP 1 7,QQRP N,UP 1 N,VRNO N,W 1 N,OPQP
• ∑3
! = + + = 1, maka nv = 0,73787320 mol dan
75>* =# -7 75>* (7,QQRP-7) 75>* (N,VRNO-7) 75>* (N,OPQP-7)
nl = 0,2621268 mol
N,OP 1 7,QQRP N,UP 1 N,VRNO
• 𝑦7 = 75N,QUQVQUW1(7,QQRP-7) = 0,5084; 𝑦W = 75N,QUQVQUW(N,VRNO-7) = 0,339;
N,W 1 N,OPQP
𝑦U = = 0,152568
75N,QUQVQUW(N,OPQP-7)
0! N,PNVO 0" N,UUR
• 𝑥7 = = = 0,285677 =; 𝑥W = = = 0,3808;
=! 7,QQRP =" N,VRNO
06 N,7PWPXV
𝑥U = = = 0,3335166
=6 N,OPQP
8.3.3 Korelasi kesetimbangan cair-uap sebagai gas ideal dan larutan
tidak ideal sebagai modifikasi Hukum Raoult
• Koefisien fugasitas fasa uap bahan i dalam campuran gas ideal adalah 𝜙2 K,S = 1
• Koefisien aktifitas bahan i dalam campuran fasa cair 𝛾K,T sebagai larutan tidak ideal dengan fraksi mol 𝑥K didefinsikan sebagai
S?,YZ UVU?,CDE
𝛾K,T ≠ 1 , maka 𝑓6K,T = 𝛾K,T 𝑥K 𝑓K,T dan 𝑓K,T = 𝑃K,MNO , sehingga 𝜙K,MNO exp =1
WX
𝑓6K,T = 𝛾K,T 𝑥K 𝑃K,MNO
• Hubungan fugasitas fasa uap bahan i dalam campuran dengan fraksi mol nya yi dan tekanan P dinyatakan
𝑓6K,S = 𝑦K 𝑃
• Korelasi kesetimbangan cair-uap berlaku 𝑓6K,T = 𝑓6K,S dalam bentuk hubungan berikut
Y [?,Y \?,Y Y [?,Y U?,CDE
𝐾K = Z? = U
atau 𝐾K = Z? = U
dan ∑L L
K 𝑥K = 1 , ∑K 𝑦K = 1
? ?
]
• Hubungan tekanan uap bahan i murni dinyatakan oleh persamaan Antoine : ln 𝑃K,MNO = 𝐴K − XR^?
?
• Tekanan didih (bubble point) campuran dengan fraksi mol bahan i dalam fasa cair sebesar 𝑥K pada temperatur tetap T diperoleh
dari hubungan
∑L
K 𝑦K = 1 atau 𝑃 = ∑L
K 𝛾K,T 𝑥K 𝑃K,MNO
• Tekanan embun (dew point) campuran dengan fraksi mol bahan i dalam fasa uap sebesar 𝑦K pada temperatur tetap T diperoleh
dari hubungan
Y? U P
∑LK 𝑥K = 1 , ∑L
K [ U = 1 , maka P = @ A?
?,Y ?,CDE ∑?
[?,Y B?,CDE
Kasus 8.7
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada temperatur 318,15 K. Komposisi campuran ini memiliki
fraksi mol bahan 1 adalah 0,25. Fasa uapnya mengikuti perilaku gas ideal. Koefisien aktifitas fasa cairnya untuk masing masing bahan
memiliki hubungan dengan komposisi dan fraksi molnya seperti persamaan berikut
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ dan ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_
Tekanan uap murni masing-masing bahan dalam kPa dinyatakan oleh persamaan
`ab`,`P _aac,cb
ln 𝑃P,MNO = 16,59158 − dan ln 𝑃_,MNO = 14,25326 −
XV``,b_b XVc`,b_b
Tentukan tekanan didih dari campuran di atas pada temperatur di atas.
Solusi Kasus 8.5
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran cair: x1=0,25; x2=0,75
• Tekanan didih masing bahan dalam keadaan murni pada temperatur 318,15 K adalah
`ab`,`P `ab`,`P
ln 𝑃P,MNO = 16,59158 − XV``,b_b = 16,59158 − `Pd,PcV``,b_b = 3,7957 maka 𝑃P,MNO = 44,51 𝑘𝑃𝑎
_aac,cb _aac,cb
ln 𝑃_,MNO = 14,25326 − = 14,25326 − = 4,1842 maka 𝑃_,MNO = 65,61 𝑘𝑃𝑎
XVc`,b_b `Pd.PcVc`,b_b
• Koefisien aktifitas komponen dalam larutan adalah
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ = 2,771 − 0,00523 𝑥 318.15 0,75_ = 0,6222 maka 𝛾P = 1,8629
ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_ = 2,771 − 0,00523 𝑥 318.15 0,25_ = 0,06913 maka 𝛾P = 1,0716
Kasus 8.7
• Tekanan didih campuran ini pada temperatur 318,15 oC :maka 𝑃 = ∑3
! 𝛾! 𝑥! 𝑃!,)*+ ,
𝑃 = 𝛾7 𝑥7 𝑃7,)*+ + 𝛾W 𝑥W 𝑃W,)*+
𝑃 = 1,8629𝑥0,25 𝑥44,51 + 1,0716𝑥0,75 𝑥65,64 𝑘𝑃𝑎 = 73,48 𝑘𝑃𝑎
• Fraksi mol bahan 1 dalam kesetimbangan ini
%!1!,!,'() 7,VXWR1N,WP 1OO,P7
𝑦7 = ,
= QU,OV
= 0,282
Kasus 8.8
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada temperatur 318,15 K berada pada fasa
uap. Komposisi campuran ini memiliki fraksi mol bahan 1 adalah 0,60. Campuran ini berada dalam kesetimbangan
fasa. Fasa uapnya mengikuti perilaku gas ideal. Koefisien aktifitas fasa cairnya untuk masing masing bahan memiliki
hubungan dengan komposisi dan fraksi molnya seperti persamaan berikut
ln 𝛾" = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥## dan ln 𝛾# = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥"#
Tekanan uap murni masing-masing bahan dalam kPa dinyatakan oleh persamaan
$>?$,$" #>>@,@?
ln 𝑃",./0 = 16,59158 − dan ln 𝑃#,./0 = 14,25326 −
42$$,?#? 42@$,?#?
Tentukan tekanan embun dari campuran di atas pada temperatur di atas.
Solusi Kasus 8.6
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran uap: y1=0,60; y2=0,40
• Tekanan didih masing bahan dalam keadaan murni pada temperatur 318,15 K adalah
$>?$,$" $>?$,$"
ln 𝑃",./0 = 16,59158 − = 16,59158 − = 3,7957 maka 𝑃",./0 = 44,51 𝑘𝑃𝑎
42$$,?#? $"B,"@2$$,?#?
#>>@,@? #>>@,@?
ln 𝑃",./0 = 14,25326 − = 14,25326 − = 4,1842 maka 𝑃",./0 = 65,61 𝑘𝑃𝑎
42@$,?#? $"B."@2@$,?#?
Kasus 8.8
7
• Tekanan embun campuran ini pada temperatur 318,15 K:maka 𝑃 = /# ,
∑.
#
f#,% 0#,'()
7
𝑃= /! /"
5
f!0!,'() f"0",'()
𝛾W dan 𝛾W merupakan fungsi x1 dan x2 yang belum diketahui, maka solusi ini dilakukan dengan cara trial
dan error
7
𝑃= /! /"
5
ghi ",55!j1,113"6 k l"
" 0!,'() ghi ",55!j1,113"6 k l"
! 0",'()
7
𝑃= 1,m 1.2
5
ghi ",55!j1,113"6 l 6!n,!3 l"
" 22,3! ghi ",55!j1,113"6 l 6!n,!3 l"
! m3,m!
%!1!,!,'() "
\]^ W,QQ7-N,NNPWU / 1" 1OO,P7 1!
𝑦7 = = = 0,6
, ,
\]^ W,QQ7-N,NNPWU / 7-1! " 1OO,P7 1!
= 0,6
,
Tebakan x1=0,7, maka P diperoleh 63,5 kPa, periksa y1 memberikan angka 0,542 sehingga belum cocok.
Tersukan naikkan tebakan dengan perhitungan di Excell. Hasilnya untuk x1 =0,8168 diperoleh P=62,885 kPa
dan pemeriksaan ini memberikan y1 = 0,60000747. y1 yang diberikan cocok dengan 0,6.
Kasus 8.9
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada tekanan 101,33 kPa dalam fasa cair. Komposisi
campuran ini memiliki fraksi mol bahan 1 adalah 0,85. Campuran ini berada dalam kesetimbangan fasa. Fasa uapnya mengikuti
perilaku gas ideal. Koefisien aktifitas fasa cairnya untuk masing masing bahan memiliki hubungan dengan komposisi dan fraksi
molnya seperti persamaan berikut
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ dan ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_
Temperatur didih murni masing-masing bahan murni dalam K dinyatakan oleh persamaan
`ab`,` _aac,cb
𝑇P,MNO = 33,424 + Pa,coPcdVpq U dan 𝑇_,MNO = 53,424 + Pb,_c`_aVpq U
Tentukan temperatur didih dari campuran di atas pada temperatur di atas.
Solusi Kasus 8.7
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran cair: x1=0,85; x2=0,15
• Temperatur didih masing bahan dalam keadaan murni pada pada tekanan P=101,33 kPAadalah
`ab`,` `ab`,`
𝑇P,MNO = 33,424 + Pa,coPcdVpq U = 33,424 + Pa,coPcdVpq PrP,`` = 337,7 K
_aac,cb _aac,cb
𝑇_,MNO = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
Pb,_c`_aVpq U Pb,_c`_aVpq PrP.``
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,85_ = 0,0230 maka 𝛾P = 1,023
ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,15_ = 0,7396maka 𝛾P = 2,0951
Kasus 8.9
`ab`,` `ab`,`
• 𝑇P,MNO = 33,424 + Pa,coPcdVpq U = 33,424 + Pa,coPcdVpq PrP,`` = 337,7 K
_aac,cb _aac,cb
𝑇_,MNO = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
Pb,_c`_aVpq U Pb,_c`_aVpq PrP.``
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,85_ = 0,0230 maka 𝛾P = 1,023
ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,15_ = 0,7396maka 𝛾P = 2,0951
• 𝑃 = 𝑦P 𝑃P,MNO + 𝑦_ 𝑃_,MNO , 𝑦P = 𝛾P 𝑥P 𝑃P,MNO /𝑃 , 𝑦_ = 𝛾_ 𝑥_ 𝑃_,MNO /𝑃
• T= 333,9 K , 𝑃P,MNO = 87,04 𝑘𝑃𝑎, 𝑃_,MNO = 115,54 𝑘𝑃𝑎 dan
[I ZI UI,CDE ds,rb
𝑦P = U
= 1,023 𝑥 0,85 𝑥 PrP.`` = 0,747
[M ZM UM,CDE PPc,cb
𝑦_ = = 2,0951 𝑥 0,15 𝑥 = 0,353 , dan periksa 𝑦P + 𝑦_ = 0,747 + 0,353 = 1,105 ≠ 1
U PrP.``
• T= 331 K , 𝑃P,MNO = 77,34 𝑘𝑃𝑎, 𝑃_,MNO = 104,62 𝑘𝑃𝑎 , hitung kembali 𝛾P dan 𝛾_ maka
[I ZI UI,CDE ss,`b
𝑦P = = 1,02365 𝑥 0,85 𝑥 = 0,664
U PrP.``
[M ZM UM,CDE Prb,a_
𝑦_ = U
= 2,1182 𝑥 0,15 𝑥 PrP.`` = 0,328 , dan periksa 𝑦P + 𝑦_ = 0,664 + 0,328 = 0,992 ≠ 1
• T= 331,2 K , 𝑃P,MNO = 77,98 𝑘𝑃𝑎, 𝑃_,MNO = 105,35 𝑘𝑃𝑎 , hitung kembali 𝛾P dan 𝛾_ maka
[I ZI UI,CDE ss,od
𝑦P = U
= 1,02363 𝑥 0,85 𝑥 PrP.`` = 0,6696
[M ZM UM,CDE Prc,`c
𝑦_ = U
= 2,1166 𝑥 0,15 𝑥 PrP.`` = 0,33008 , dan periksa 𝑦P + 𝑦_ = 0,6696 + 0,33008 = 0,9997 : sudah dekat ke 1
Kasus 8.10
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada tekanan 101,33 kPa dalam fasa uap. Komposisi
campuran ini memiliki fraksi mol bahan 1 adalah 0,40. Campuran ini berada dalam kesetimbangan fasa. Fasa uapnya mengikuti
perilaku gas ideal. Koefisien aktifitas fasa cairnya untuk masing masing bahan memiliki hubungan dengan komposisi dan fraksi
molnya seperti persamaan berikut
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ dan ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_
Tekanan uap murni masing-masing bahan dalam kPa dinyatakan oleh persamaan
`ab`,`P _aac,cb
ln 𝑃P,MNO = 16,59158 − dan ln 𝑃_,MNO = 14,25326 −
XV``,b_b XVc`,b_b
Temperatur didih murni masing-masing bahan murni dalam K dinyatakan oleh persamaan
`ab`,` _aac,cb
𝑇P,MNO = 33,424 + Pa,coPcdVpq U dan 𝑇_,MNO = 53,424 + Pb,_c`_aVpq U
Tentukan temperatur embun dari campuran di atas pada temperatur di atas.
Solusi Kasus 8.10
• Komposisi bahan-bahan dalam campuran uap: y1=0,4; y2=0,6
• Temperatur didih masing bahan dalam keadaan murni pada pada tekanan P=101,33 kPa adalah
`ab`,` `ab`,`
𝑇P,MNO = 33,424 + Pa,coPcdVpq U = 33,424 + Pa,coPcdVpq PrP,`` = 337,7 K
_aac,cb _aac,cb
𝑇_,MNO = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
Pb,_c`_aVpq U Pb,_c`_aVpq PrP.``
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
ln 𝛾P = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥__ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,4_ = 0,0230 maka 𝛾P = 1,023
ln 𝛾_ = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥P_ = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,9 0,6_ = 0,7396maka 𝛾P = 2,0951
Kasus 8.10
$>?$,$ $>?$,$
• 𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Jadi temperatur rata-rata T = (T1,sat+T2,sat)/2 = (337,7+330,08)/2 = 333,9 K sebagai tebakan awal temperatur
&# 1 &!1 &"1
• 𝑥! = , sehingga 𝑥" = dan 𝑥# =
5# 1#,'() 5!1!,'() 5"1",'()
• Iterasi 1 : 𝛾" = 1 dan 𝛾# = 1
• T= 333,9 K , 𝑃",./0 = 87,04 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 115,54 𝑘𝑃𝑎 dan
&!1 "E".$$
𝑥" = = 0,4 𝑥 = 0,4656318
1!,'() BG,E?
&"1 "E".$$
𝑥# = = 0,6𝑥 = 0,5262 dan periksa 𝑥" + 𝑥# = 0,4656318 + 0,5262 = 0,9918 ≠ 1
1",'() ""@,@?
• T= 333,675 K , 𝑃",./0 = 86,2599 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 114,663 𝑘𝑃𝑎 dan
&!1 "E".$$
𝑥" = = 0,4 𝑥 = 0,469881924
1!,'() B>,#@AA
&"1 "E".$$
𝑥# = = 0,6𝑥 = 0,530230449
1",'() ""?,>>$
dan periksa 𝑥" + 𝑥# = 0,469881924 + 0,530230449 = 1,000112374
Ini sudah sangat dekat ke angka 1, maka temperatur embun iterasi untuk campuran uap di atas adalah 333,675 K
Kasus 8.10
$>?$,$ $>?$,$
• 𝑇",./0 = 33,424 + ">,@A"@B2CD 1 = 33,424 + ">,@A"@B2CD "E",$$ = 337,7 K
#>>@,@? #>>@,@?
𝑇#,./0 = 53,424 + = 53,424 + = 330,08
"?,#@$#>2CD 1 "?,#@$#>2CD "E".$$
• Iterasi 2: T = 333,675 K, x1 = 0,4698 dan x2 = 0,5302
&# 1 &!1 &"1
• 𝑥! = , sehingga 𝑥" = dan 𝑥# =
5# 1#,'() 5!1!,'() 5"1",'()
ln 𝛾" = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥## = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,675 0,4698# = 0,2881 maka 𝛾" = 1,3339
ln 𝛾# = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥"# = 2,771 − 0,00523 𝑥 333,675 0,5302# = 0,2262 maka 𝛾" = 1,2538
• T= 333,675 K , 𝑃",./0 = 86,2599 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 114,663 𝑘𝑃𝑎 dan
&!1 E,? "E".$$
𝑥" = 5 = ",$$$A 𝑥 B>,#@AA = 0,352262065
!1!,'()
&"1 E,> "E".$$
𝑥# = 5"1",'()
= ",#@$B 𝑥 ""?,>>$ = 0,422888445
dan periksa 𝑥" + 𝑥# = 0,352262065 + 0,422888445 = 0,77515051. Ini masih kecil dari 1
Lakukan perubahan temperatur sehingga 𝑥" + 𝑥# mendekati 1. Untuk ini, T=326,7, maka x1=0,4653126 dan
x2=0,5347605 sehingga 𝑥" + 𝑥# = 1,0000731. Ini sudah dekat ke 1
• Lanjutkan Iterasi 3: T = 326,7 K, x1 = 0,4653126 dan x2 = 0,53476
Kasus 8.10
• Lanjutkan Iterasi 3: T = 326,7 K, x1 = 0,4653126 dan x2 = 0,53476
ln 𝛾" = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥## = 2,771 − 0,00523 𝑥 326,7 0,4653126# = 0,3034 maka 𝛾" = 1,3545
ln 𝛾# = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥"# = 2,771 − 0,00523 𝑥 326,7 0,53476# = 0,2298 maka 𝛾" = 1,2583
• T= 326,7 K , 𝑃",./0 = 64,636 𝑘𝑃𝑎, 𝑃#,./0 = 89, 948 𝑘𝑃𝑎 dan
&!1 E,? "E".$$
𝑥" = 5 = ",$@?@ 𝑥 >?,>$> = 0,462958557
!1!,'()
&"1 E,> "E".$$
𝑥# = 5 = ",#@B$ 𝑥 BA,A?B = 0,537147522
"1",'()
Periksa 𝑥" + 𝑥# = 0,462958557 + 0,537147522 = 1,000106079. Ini sudah sangat dekat dengan 1
• Maka temperatur embun campuran uap di atas pada tekanan P=101,33 kPa adalah 326,7 K.
Kasus 8.11
Campuran Metanol sebagai bahan 1 dengan Metil Asetat dilangsungkan pada temperatur 318,15 K. Tentukan tekanan
dan komposisi yang memberikan campuran sebagai campuran azeotrop. Koefisien aktifitas fasa cairnya untuk masing
masing bahan memiliki hubungan dengan komposisi dan fraksi molnya seperti persamaan berikut
ln 𝛾" = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥## dan ln 𝛾# = 2,771 − 0,00523 𝑇 𝑥"#
Tekanan uap murni masing-masing bahan dalam kPa dinyatakan oleh persamaan
$>?$,$" #>>@,@?
ln 𝑃",./0 = 16,59158 − 42$$,?#? dan ln 𝑃#,./0 = 14,25326 − 42@$,?#?
Solusi Kasus 8.11
• Tekanan didih masing bahan dalam keadaan murni pada temperatur 318,15 K adalah
$>?$,$" $>?$,$"
ln 𝑃",./0 = 16,59158 − 42$$,?#? = 16,59158 − $"B,"@2$$,?#? = 3,7957 maka 𝑃",./0 = 44,51 𝑘𝑃𝑎
#>>@,@? #>>@,@?
ln 𝑃#,./0 = 14,25326 − 42@$,?#? = 14,25326 − $"B."@2@$,?#? = 4,1842 maka 𝑃#,./0 = 65,61 𝑘𝑃𝑎
• Volalitas relatif 𝛼 dinyatakan
6 ",* 5!,% -!,%
7 6 ",*
7
𝛼= 6 !,* 5",% -",% , untuk gas ideal, 6 !,* = 1, untuk kondisi tekanan rendah 𝑓",) = 𝑃",./0 dan 𝑓#,) = 𝑃#,./0 , jadi
7 7
Fasa Cair I
Fasa
Cair II
8.4.1 Bentuk peta fasa cair-cair terhadap temperatur dan komposisi
campuran dua bahan
Fasa Cair I
Fasa
Cair II
Fasa Cair I
Fasa
Cair II
Kasus 8.13
Anda hendak membentuk campuran cair bahan Benzena sebagai bahan 1 dengan bahan Isooktana sebagai bahan 2
pada tekanan 101,33 kPa dan temperatur 200 oC dengan nilai fraksi mol bahan 1 sebagai x1 = 0,25. Besaran energi
Gibbs ekses campuran ini dinyatakan oleh persamaan
𝑔*' = 𝑥" 𝑥# 𝐴 + 𝐵 𝑥" − 𝑥# dimana A=1616 J/mol dan B=-122 J/mol.
Periksa campuran ini apakah berwujud campuran satu fasa cair atau dua fasa cair.
a
I Fas iv. Garis merah putus-putus yang disebut
Cair Dua fasa a Cair b
a II
Fa
s cair sebagai garis tie-line menghubungkan
titik a pada fasa cair I yang setimbang
dengan titik β pada fasa cair II
https://www.redalyc.org/journal/429/42959945004/html/
Kasus 8.15
Diagram terner campuran bahan Air (1)-
Etilen Glikol (2) dan Furfural (3) diberikan
pada gambar sebelah ini.
Tunjukkan dalam gambar ini komposisi
campuran dalm fraksi massa air ω1=0,6
dan fraksi massa Etilen Glikol ω2 = 0,4 dan
fraksi massa furfural ω3=0. Tentukan
wujud fasa cair nya
F
Solusi Kasus 8.15
I
air
aC
Fa
a) Titik campuran dengan fraksi massa
s
Fa
aC
air ω1=0,6 dan fraksi massa Etilen
air
Glikol ω2 = 0,4 dan fraksi massa
II
furfural ω3=0 ditunjukkan sebagai titik
F
b) Fasa cair campuran F adalah fasa cair
satu fasa
Kasus 8.16
Diagram terner campuran bahan Air (1)-Etilen Glikol (2)
dan Furfural (3) diberikan pada gambar sebelah ini.
Campuran cair dengan komposisi campuran dalm fraksi
massa air ω1=0,6 dan fraksi massa Etilen Glikol ω2 = 0,4
dan fraksi massa furfural ω3=0 berjumlah 1 kg.
Furfural murni (3) ditambahkan sebanyak 1 kg ke
campuran di atas. Tentukan komposisi campuran ini dan
tunjukkan posisinya dalam diagram terner. Tentukan juga
wujud fasa nya. Bila campuran berupa dua fasa cair,
tentukan komposisi nya pada kesetimbangan fasa cair I
dan fasa cair II
Solusi Kasus 8.16
a) Campuran F dengan massa 1 kg memiliki m1=0,6 kg F
dan m2=0,4 kg.
I
air
Campuran F dicampurkan dengan
Fas
aCs
a
Fa
Cai
bahan Furfural (3) sebanyak 1 kg
IIr
menghasilkan campuran M. Fraksi
M
massa campuran M adalah
ω1=0,6/(0,6+0,4+1)=0,3
ω2=0,4/(0,6+0,4+1)=0,2
ω3=1/(0,6+0,4+1)=0,5
Kasus 8.16
Solusi Kasus 8.16
b) Campuran M dengan komposisi fraksi massa
ω1==0,3 ; ω2=0,2 dan ω3=0,5 berwujud dua fasa cair
dalam kesetimbangan yang digambar sebagai titik M
pada gambar diagram terner.
c) Gambar kan garis kesetimbangan cair-cair (tie-line)
melalui titik campuran M seperti gambar di sampaikan,
maka titik fasa cair 1 (M1) dan titik fasa cair 2 (M2)
diperoleh.
d) Komposisi fraksi massa fasa cair 1 sebagai campuran M1
diperoleh ω1==0,05 ; ω2=0,08 dan ω3=0,87. F
Komposisi fraksi massa fasa cair 2 sebagai campuran M2 M2
I
air
Fas
aC
diperoleh ω1==0,57 ; ω2=0,33 dan ω3=0,1
a
Fa
Cai
IIr
M
M1
Diagram terner kesetimbangan fasa cair-cair tiga bahan
Diagram terner kesetimbangan fasa cair-cair tiga bahan
Diagram terner kesetimbangan fasa cair-cair tiga bahan