Anda di halaman 1dari 17

Diagram Fasa Gas Alam

DIAGRAM FASA GAS MURNI

Sistem gas satu komponen didefenisikan dengan tidak adanya perubahan


dalam komposisi gasnya, yang dalam prakteknya disebut gas zat murni atau
gas dengan campuran homogen.

Angka yang dipilih untuk spesifikasi atau ketetapan sistem yang lengkap
disebut derajat kebebasan ( degrees of freedom ) atau variance (f), Gibbs
phase rule ditulis sbagai :

f+Ø=C+2

Dimana : f = angka dari derajat kebebasan (variabel thermodinamika)


Ø = jumlah fasa setimbang
C = jumlah komponen dalam sistem ( untuk zat murni = 1 )
Dengan aturan fasa kita dapatkan :
Jika Ø = 1, maka f = 2
Jika Ø = 2, maka f = 1
Jika Ø = 3, maka f = 0
Gambar 3-1 Diagram Tekanan-Temperatur Zat Murni
Fasa cair diatas (P tertinggi) dengan di kiri (P terendah) pada vapor
pressure curve (titik A) disebut “sub cooled” atau compressed
liquid. Uap dibawah. (P terendah/ P tertinggi) dari vapor pressure
curve (titik B) disebut uap “superheated”.

Sedang titik C, diatas temperatur kritik tidak memungkinkan


terjadinya perubahan fasa jika tekanan meningkat.

Jika uap ditekan pada kondisi isothermal (T konstan) maka


ditunjukkan oleh garis putus-putus vertikal, maka fasa uap akan
terkondensasi menjadi liquid (cair).

Pada bagian kanan atas, titik kritik (P atau T tertinggi) pada


diagram P-T, fluida disebut “supercritical” fluid.
Diagram-diagram lain selain P-T diagram adalah pressure volume diagram
(P-V), Temperature entropi (T-S), Pressure enthalpi (P-h) dan Enthalpi -–
entropi (h-s) diagram yang ditunjukkan pada gambar 3-2.

Diagram Termodinamika Untuk Susbtansi Murni


SISTEM DUA KOMPONEN

Diagram Fasa Tekanan-Temperatur Pada Komponen 2 Fasa


SISTEM DUA KOMPONEN

Tipe Diagram Fasa untuk Reservoir Fluida


1. Garis A-A’ menunjukkan kondisi crude oil dengan GOR rendah yang mengalir dari lubang sumur
ke well head. Terjadi penurunan P dan T.
2. Garis B-B’ menunjukkan kondisi crude oil dengan Gor tinggi, gas akan dihasilkan lebih banyak
dibandingkan pada line A-A1
3. Garis C-C’ menunjukkan kelakuan retrograde condesate fluid yang diproduksikan.Pada kasus ini,
jumlah relatif liquid dan gas sangat tinggi. Jika temperatur reservoir diantara temperatur kritik dan
cairan cricondenthermreservoir biasanya adalah condensate reservoir, karena fluida yang
diproduksikan adalah retrograde gas.
4. Gas D-D’ menunjukkan kondisi untuk gas alam “basah” (wet natural gas).
5. Gas E-E’ menunjukkan kondisi untuk gas alam kering (dry natural gas). Tidak ada kondesat
Hidrokarbon terbentuk di separator.
PERHITUNGAN KESETIMBANGAN FASA

Fv

yi
F Equilibrium
Separator
zi P, T
FL

xi

F = rate aliran masuk, mol/jam


FL = rate aliran liquid, mol/jam
Fv = rate aliran uap, mol/jam
Zi = fraksi mol komponen awal dalam aliran
masuk
xi = fraksi mol komponen dalam liquid
yi = fraksi mol komponen dalam uap
P = Tekanan Flash Vaporization
T = Temperatur Flash Vaporization.
Dalam perhitungan kesetimbangan fasa menggunakan harga ki disebut
sebagai rasio kesetimbangan uap-cairan atau k-value.
yi
ki   
xi
K merupakan fungsi dari komponen, temperatur, tekanan dan komposisi.
Nilai k diperoleh dari chart k atau dihitung dari program komputer.

Temperatur Titik Embun (Bubble Point Temperature)


Perhitungan didasarkan pada konsep bahwa embun kecil pertama
dari uap yang terbentuk adalah dalam kesetimbangan dengan aliran
fluida masuk pada komposisi dari embun uap (vapor bubble) adalah :

Y=Kz

Untuk setiap komponen, jumlah fraksi mol :

Σy = ΣK z = 1
Perhitungan Dew Point

Dew Point digunakan saat tetes liquid hasil kondensasi terbentuk,


dimana komposisi aliran masuk tidak berubah dan uap cairan
seimbang.

Fraksi mol cairan untuk tiap komponen :


Z
X 
K

Dimana jumlah X = 1,
Z
 x  K  1

lakukan trial dan error


PENENTUAN KANDUNGAN GAS
DAN LIQUID DALAM SEPARATOR
DAN TANKI
 Beberapa Parameter yang diperlukan antara lain :
1. Densitas
berat Mo
o  
volume Vo
2. API
141 , 5
API   131 , 5
SG
3. Persamaan Gas Ideal
PV  nRT
4. Persamaan Kesetimbangan Materi :

 Rate   Rate   Sumber   Rate 


 In   Out    dariluar    Akumulasi 
       
Assumsi : - Aliran steady state Akumulasi = 0
- Sumber dari luar tidak ada

Sehingga :
 Rate   Rate 
 In    Out 
   

Rate Out = miL + miG


mi Total
Sehingga untuk komposisi total (Zi) =
 mi Total
Dimana :
mG = Laju alir massa gas
mL = Laju alir massa cairan
miG = yi . mG
miL = xi . mL
yi = komponen fasa gas
Xi = komponen fasa cair
Untuk Separator Bertingkat Berlaku

Pada Kondisi Stock Tank (Separator 3) akan berlaku persamaan :


A. Jumlah Mol Gas Total (NvT)
 Nv 1  Nv 2  Nv 3
= NT.V1 + NT.L1.V1 + NT.L1.L2.V1

Vg = 379,4 (NvT)
B. Jumlah mol cairan dalam Stock Tank (NL)ST
(NL)ST = NT. L1.L2.L3

(N ) .M
Volume minyak cair pada Stock Tank (Vo)ST 
L ST ST

( o ) ST

Densitas Minyak (o) (  o ) ST



62 , 4
5. Bo (Faktor Volume Formasi)

Mres .(  o ) ST
Bo 
(  o ) res .( N L ) ST .M ST

Anda mungkin juga menyukai