Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT


KOSMETIK ILEGAL

OLEH

Kelompok 4 :

Ahmad Sharif (18340208)

Tansy Augustin Cafrina (18340218)

Sagakanita Yulanda Saragih (18340228)

Gilas Faradilla (18340233)

Kelas C Apoteker 37

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Kita dapat menyelesaikan
makalah Iklan Layanan Masyarakat. Makalah ini berisi tentang Iklan Layanan Masyarakat
Kosmetik Ilegal. Makalah ini dapat dijadikan panduan untuk pembelajaran mahasiswa. Materi-
materi dalam makalah ini penyusun tulis untuk menambah wawasan dalam berfikir keatif untuk
menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Isi makalah ini akan di bahas lebih rinci dan
sistematis. Akhir kata kita ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
khususnya kepada dosen pembimbing yaitu ibu Dra. Aziza Nuraini., MM, Apt. Saran dan
kritik yang membangun dengan terbuka kita terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Jakarta, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Iklan Layanan Masyarakat .......................................................................................... 3
2.2 Kriteria ILM ................................................................................................................ 4
2.3 Tahapan Pembuatan ILM ............................................................................................ 4
2.4 Pengertian Kosmetik ................................................................................................... 4
2.5 Penggolongan Kosmetik ............................................................................................. 5
2.6 Dampak Kosmetik Terhadap Kulit ............................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Iklan Layanan Masyarakat Kosmetik Terhadap Kulit ................................................ 8

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 9
4.2 Saran ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iklan Layanan Masyarakat (ILM) adalah alat untuk menyampaikan pesan
sosial kepada masyarakat. Media semacam ini sering dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk menyebarluaskan program-programnya. Sebagai media yang bergerak dalam
bidang sosial, ILM pada umumnya berisi pesan tentang kesadaran nasional dan
lingkungan (Tinarbuko, 2007:2).
Iklan Layanan Masyarakat (ILM) adalah iklan sosial. Keberadaannya bersifat
independen. Ia tidak terkait pada konsep bisnis perdagangan, politik atau agama.
Bentuk fisiknya tidak berbeda dengan iklan komersial, sebab keduanya merupakan
media komunikasi visual yang berperan untuk mempengaruhi khalayak luas sebagai
target sasaran agar dapat tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang dianjurkan
oleh pesan ILM tersebut. Oleh karena itu, perencanaan sebuah ILM mengacu pada
konsep iklan komersial.
Tampilan ILM harus tepat pada sasaran yang dituju. Karena pada dasarnya,
ILM itu bertujuan menggugah kesadaran terhadap pemecahan suatu masalah sosial
yang sedang aktual. Dalam sajiannya, ILM harus mampu bersaing di antara kolom-
kolom berita informasi di media massa cetak dan iklan komersial yang menawan
dalam tampilan visualnya.
Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir
bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan,
kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan
serta mendapatkan citra baik dimasyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kriteria dari Iklan Layanan Masyarakat ?
2. Bagaimana penilaian dari Iklan Layanan Masyarakat tentang bahaya kosmetik
ilegal terhadap kulit ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan mendeskripsikan kriteria dari Iklan Layanan Masyarakat
2. Dapat memberi penilaian dan membandingkan video Iklan Layanan Masyarakat
tentang bahaya kosmetika ilegal terhadap kulit

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklan Layanan Masyarakat


Kasali (2007) mendefinisikan ILM atau biasa disebut kampanye sosial adalah
himbauan, anjuran, larangan atau ancaman yang ditujukan kepada masyarakat melalui
media. Sedangkan menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia (Nuradi, 1996), ILM
adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial,
atupun nonkomersial untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran bab 1 pasal 1 (7)
disebutkan bahwa ILM adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui
penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatan, dan/atau
mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada
masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai
dengan pesan iklan tersebut.
Dalam ILM disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk
membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka
hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum.
Dwihantoro (2010) menjabarkan ILM sebagai siaran iklan nonkomersial yang disiarkan
melalui media cetak ataupun elektronik dengan tujuan memperkenalkan,
memasyarakatkan, dan atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan atau pesan-
pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan atau
bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut. Kasali (2007) mendefinisikan ILM
atau biasa disebut kampanye sosial adalah sebuah himbauan, anjuran, larangan atau
ancaman yang ditujukan kepada masyarakat melalui media. Dalam ILM disajikan pesan-
pesan sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap
sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam
keserasian dan kehidupan umum.

3
2.2 Kriteria ILM
Menurut Ad Council (Kasali, 2007), kriteria yang digunakan dalam menentukan
ILM adalah:
1. Non-komersial
2. Tidak bersifat keagamaan
3. Non-politik
4. Berwawasan Nasional
5. Diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat
6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau diterima
7. Dapat diiklankan
8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan
media lokal maupun nasional

2.3. Tahapan Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat


Dalam membuat ILM diperlukan beberapa tahap sebagai berikut:
(1) Identifikasi masalah dan pemilihan serta analisis target audience
(masyarakat)
(2) Menentukan tujuan khusus iklan .
(3) Menentukan tema iklan atau selling point.
(4) Menentukan anggaran iklan selama periode tertentu iklan tersebut
ditayangkan.
(5) Perencanaan media,
(6) Menciptakan pesan-pesan iklan, termasuk headline, sub-headline, body
copy, artwork, dan logo yang secara bersama-sama menarik dan
memelihara perhatian sasaran.
(7) Mengevaluasi iklan layanan masyarakat (ILM) tersebut. Evaluasi dilakukan
sebelum, selama dan sesudah ILM disiarkan.

2.4 Pengertian Kosmetik


Kosmetik merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercantik
atau merawat diri. Secara definitif kosmetika diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan oleh pemakaian bahan
tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang (Rachmi Primadiati, 2001:74).

4
Istilah kosmetik sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang berarti
keahlian dalam menghias (Retno I.S. Tranggono, 1992 :28). Uraian di atas menjelaskan
bahwa yang dimaksud kosmetik adalah suatu campuran bahan yang digunakan pada
tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk merawat dan mempercantik diri sehingga
dapat menambah daya tarik dan menambah rasa percaya diri pemakaian dan tidak
bersifat mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit tertentu.
Sekarang ini telah banyak produk kosmetika yang beredar di pasaran dengan
berbagai macam merk dan bentuk. Kosmetik tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda, seperti halnya kosmetika penghilang bau badan yang kini dibuat dengan
berbagai bentuk, misalnya parfum berbentuk spray yang penggunaannya dengan cara
disemprotkan, splash cologne dengan bentuk cair uang penggunaanya dengan cara
dipercikkan dan deodorant berbentuk rollon yang penggunaannya dengan cara dioleskan.

2.5 Penggolongan Kosmetika


Kosmetika yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan berbagai jenis
bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang digunakan dan cara
pengolahannya, kosmetika dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu kosmetika
tradisional dan kosmetika modern.
Kosmetika yang beredar dipasaran Indonesia ada tiga macam, yaitu kosmetika
tradisional, kosmetika modern, dan kosmedics cosmetics medicated (Retno I.S.
Tranggono, 1996:30).
1. Kosmetika Tradisional
Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang
dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah dikeringkan,
buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita. Cara tradisional ini merupakan
kebiasaan atau tradisi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur atau nenek
moyang kita (Retno I.S. Tranggono, 1992: 30).
2. Kosmetika Modern
Kosmetika Modern adalah kosmetika yang diproduksi secarapabrik
(laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan
kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak (Yuswati, 1996:
66).

5
2.6 Dampak Kosmetik Terhadap Kulit
Efek Kosmetik terhadap Kulit merupakan sasaran utama dalam menerima
berbagai pengaruh dari penggunaan kosmetika. Ada dua efek atau pengaruh kosmetika
terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah
efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan
kelainan-kelainan kulit (Retno I.S Tranggono, 1996:32). Pemakaian kosmetika yang
sesuai dengan jenis kulit akan berdampak positif terhadap kulit sedangkan pemakaian
kosmetikan yang tidak sesuai dengan jenis kulit akan berdampak negatif bagi kulit.
Usaha yang dapat dilakukan dalam menghindari efek samping dari pemakaian kosmetika
tersebut diantaranya adalah mencoba terlebih dahulu jenis produk baru yang akan
digunakan untuk melihat cocok tidaknya produk tersebut bagi kulit kita. Setiap
pemakaian produk kosmetika diharapkan dapat berkhasiat sesuai dengan jenis produk
yang kita gunakan, akan tetapi sering kali pemakaian produk kosmetika tersebut justru
membawa petaka bagi pemakainya. Efek-efek negatif yang sering kali timbul dari
pemakaian kosmetika yang salah adalah kelainan kulit berupa kemerahan, gatal, atau
noda-noda hitam.
Ada empat faktor yang mempengaruhi efek kosmetikaterhadap kulit yaitu faktor
manusia pemakainya, faktor lingkungan alam pemakai, faktor kosmetika dan gabungan
dari ketiganya.
a) Faktor manusia
Perbedaan warna kulit dan jenis kulit dapat menyebabkan perbedaan reaksi kulit
terhadap kosmetika, karena struktur dan jenis pigmen melaminnya berbeda.
b) Faktor iklim
Setiap iklim memberikan pengaruh tersendiri terhadap kulit, sehingga kosmetika
untuk daerah tropis dan sub tropis seharusnya berbeda.
c) Faktor kosmetika
Kosmetika yang dibuat dengan bahan berkualitas rendah Atau bahan yang
berbahaya bagi kulit dan cara pengolahannya yang kurang baik, dapat menimbulkan
reaksi negatif atau kerusakan kulit seperti alergi atau iritasi kulit.
d) Faktor gabungan dari ketiganya

Apabila bahan yang digunakan kualitasnya kurang baik, cara pengolahannya

kurang baik dan diformulasikan tidak sesuai dengan manusia dan lingkungan pemakai

6
maka akan dapat menimbulkan kerusakan kulit, seperti timbulnya reaksi alergi, gatal-

gatal, panas dan bahkan terjadi pengelupasan.

Kosmetika memiliki efek terhadap kulit yaitu efek negatif dan efek

positif.Demikian juga untuk kosmetika pemutih yang mempunyai efek positif yaitu

menjadikan kulit lebih cerah atau putih seperti yang diinginkan dan mempunyai efek

negatif yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti kulit

meradang atau terkelupas apabila penggunaannya kurang berhati-hati atau tidak sesuai

dengan petunjuk penggunannya.

Produk pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetika yang mengandung

bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin atau

menghilangkan melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit

yang lebih putih. Keinginan seseorang untuk bisa tampil cantik dan memiliki kulit yang

putih bersih telah membuat seseorang bersikap konsumtif. Dampak positif yang dapat

diperoleh dari pemakaian kosmetika pemutih diantaranya yaitu kulit menjadi putih bersih

dan bersinar. Keterbatasan pengetahuan tentang berbagai produk kosmetika pemutih

membuat mereka tidak tahu dampak negatif yang timbul jika tidak berhati-hati.

Kesalahan yang dilakukan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan kulit.

Penggunaan kosmetik, khususnya pemutih secara berlebihan dapat membahayakan

kesehatan kulit.

7
BAB III
PEMBAHASAN

1.1 Iklan Layanan Masyarakat Kosmetik Terhadap Kulit


Iklan Layanan Masyarakat menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang
penyiaran bab 1 pasal 1 (7) disebutkan bahwa ILM adalah siaran iklan nonkomersial yang
disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan,
memasyarakatan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-
pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau
bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.
Menurut Ad Council (Kasali, 2007), kriteria yang digunakan dalam menentukan
ILM adalahNon-komersial, Tidak bersifat keagamaan, Non-politik, Berwawasan Nasional,
Diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat, Diajukan oleh organisasi yang telah diakui
atau diterima, Dapat diiklankan, Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut
memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.
Iklan Layanan Masyarakat berisi tentang “Kosmetik terhadap kulit”. Bahasa yang
digunakan pun mudah dipahami, sopan dan tidak menyimpang dari norma yang berlaku.
Iklan itu sendiri memenuhi kriteria Iklan Layanan Masyarakat yaitu Non-komersial, tidak
bersifat keagamaan, non politik, dan berwawasan nasional, serta sumber video tersebut jelas
karena dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah diakui atau diterima
sehingga video tersebut dapat dipercaya. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan
tidak menyimpang dari norma yang berlaku, serta gambar yang ditampilkan cukup
mengerikan sehingga diharapkan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.
Iklan tersebut menunjukkan kurangnya perhatiaan masyarakat terhadap produk
kosmetik yang digunakan, banyak masyarakat yang menginginkan cepat kulit putih dan
cantik tanpa memperhatikan izin edar dan efek samping dari produk kosmetik tersebut.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan Iklan Layanan Masyarakan tentang “Kosmetik Ilegal” sudah memenuhi
kriteria Iklan Layanan Masyarakat yang baik.
2. Iklan Layanan Masyarakat tentang “Kosmetik Ilegal” mempunyai niat dan maksud
yang baik untuk mengajak masyarakat untuk memperhatikan izin edar dan efek
samping dari produk kosmetik yang digunakan, dan bahwa memakai kosmetik yang
tidak mempunyai izin edar itu mengganggu kesehatan tubuh kita sendiri.

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya informasi iklan layanan masyarakat ini, para pengguna
kosmetik dapat lebih teliti dalam memilih kosmetik yang ada atau tidaknya izin edar,
pelajari dengan baik daftar kandungan yang terdapat pada label setiap produk kosmetik.
Lihatlah apakah jenis jenis zat diatas terkandung di dalamnya, bila anda masih kurang
yakin, anda bisa bertanya dengan apoteker atau mencarinya di internet tentang
bahayanya bahan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lee Monle, Johnson Carla. 2007, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif
Global, Jakarta : Kencana

Santoso Hari. 2015, Upaya Meningkatkan Minat dan Budaya Membaca Buku Melalui Iklan
Layanan Masyarakat, Malang : Universitas Negeri Malang

Kasali, R, 2007. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta :


Gravity

Tinarbuko, Sumbo. 2007. Semiotika Iklan Sosial (bagian I). Yogyakarta : Jalasutra.

Tranggono, Retno dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

10

Anda mungkin juga menyukai