Jika ditilik dari sejarah dunia, beberapa Negara maju dan berkembang
memiliki cara tersendiri dalam membangun negaranya masing-masing. Baik
itu dari segi aspek formal dalam pembangunan, juga dalam aspek lainnya
yaitu segi informal dimana yang disebut dengan budaya sangat berperan
dalam wujud pembangunan tersebut.
Dalam hal ini, budaya memang sangat memiliki peran dalam arah
pembangunan suatu Negara, contohnya Negara-negara yang ada di eropa atau
amerika, bahwa dari kebiasaaan-kebiasaan mereka, kepercayaan apa yang
mereka pegang, nilai-nilai apa yang mereka anut oleh masing-masing etnik,
tentang agama apa yang jadi pedoman mereka dalam hidup serta kebiasaan
tersebut tekah mendarah daging dan cenderung tidak berubah dari waktu ke
waktu dan dari generasi ke generasi atau yang disebut dengan budaya
memunculkan suatu output pembangunan yang berbeda-beda tentnunya
karena proses dan tatacara yang mereka anut juga berbeda-beda.
Dari gambar diatas kita bisa melihat perbedaan keadaan atau gambaran
pembangunan dari Negara maju dan berkembang, perbedaannya jelas terlihat
dari bangunan yang ada pada gambar tersebut, gambar sebelah kiri
merupakan Negara maju dengan hasil pembangunan yang menakjubkan,
gedung-gedung bertingkat dan menjulang, suasana yang glamour.
Bandingkan dengan gambar disebelah kanan dengan bangunan-bangunan
yang lebih sederhana dan tradisional.
Dua gambar tersebut memperlihatkan bahwa manusia dengan
kebudayaannya masing-masing, menghasilkan suatu gagasan yang
diwujudkan dengan suatu karya nyata yang bervariasi dan berbeda-beda,
gambar yang sebelah kiri biasanya terlihat di Negara-negara maju seperti
Negara-negara di eropa dan amerika, sementara di sebelah kanan merupakan
Negara-negara berkembang seperti Asia tenggara dan Afrika.
Gambar 2 : Pekerja Jalan Raya di jepang
Sumber : tirto.id
Etnik atau dalam kata lain disebut “suku”, yaitu suatu kelompok sosial
atau kesatuan sosial yang mempunyai ciri tertentu yang berbeda dengan
kelompok lainnya, yang didasari atas perbedaan identitas budaya dan akar
kebudayaannya. Dengan kata lain, etnik ditentukan dengan adanya suatu
kesadaran orang-orang yang ada di kelompok tertentu, adanya pengakuan
akan rasa persatuan kebudayaan, persamaan sejarah, asal-usul, bahasa baik itu
yang digunakan atau tidak, sistem nilai serta tradisi dan adat istiadat.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan etnis atau suku adalah suatu
kesatuan sosial yang bisa dibedakan kesatuan tersebut berdasarkan persamaan
asal usu seseorang sehinggga dapat dikategorikan dalam status kelompok
mana ia berada atau dimasukan. Istilah etnis sendiri dugunakan untuk
mengacu pada satu kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya terletak
pada kriteria kebudayaan.
Indonesia terdiri dari berbagai etnik, dan setiap etnik memiliki
pandangan masing-masing dalam melihat sesuatu. Pandangan hidup atau
falsafah etnis tertentu bisa memunculkan sikap yang berbeda-beda, seperti
contoh etnis tionghoa di Indonesia, terutama pedagang-pedagang, jika
dibandingkan dengan etnis lainnya atau suku lainnya di Indonesia, etnis
tionghoa paling berhasil rata-rata. Hal ini disebabkan karena sebagian dari
mereka sangat ulet, tahan uji dan rajin.
Stereotip etnis tionghoa biasanya disebutkan sebagai yang memiliki sikap
tertutup, angkuh, egoistis, superior dan materialistis. Tapi juga kadang
menunjukan sikap ramah, murah hati, rajijn, ulet yang kadang pandangan
orang berbeda atau bergantian dalam melihatnya. Bahkan sebagian orang
menganggapnya adalah eksploitasi terhadap lingkungan sosial disekitarnya.
Padahal sikap itu muncuo secara spontan dari alam tidak sadarnya yang
secara kultural berasal dari akar budayanya yang memiliki makna tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, efri. 2019. “Korupsi Hambalang, Siapa Saja Penerima Dana Haram
Hambalang?”. Tempo.co.