Perencanaan Air Buangan and Drainase
Perencanaan Air Buangan and Drainase
DRAINASE
BAB I
PENDAHULUAN
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
e. BAB V PENUTUP
berisi kesimpulan dan saran perencanaan yang telah dibuat.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
BAB II
ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR BUANGAN
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
dari kerusakan akibat genangan air. Tr untuk berbagai jenis drainase adalah
sebagai berikut:
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
10 2012 118
Sumber : Hasil analisis, 2014
Selanjutnya akan dihitung besarnya RT yaitu curah hujan rencana dengan Tr
10 tahun. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode analisis distribusi
ekstrim Gumbel tipe I. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut
(Gumbel, 1958 dalam Bedient dan Huber, 1992).
Hasil perhitungan menghasilkan RT = 157,50 mm
Rumus lengkap untuk mendapatkan nilai RT dapat dilihat di bawah ini :
RT = Ŕ+ K × S R …............................................................... (2.2)
n
Ŕ=∑ R i ÷ n …………………………………………... (2.3)
i −1
√
n
2
∑ ( Ri− Ŕ ) ………………………………………. (2.4)
i−1
SR=
n−1
TR
K=−0,7797 0,5772+ ( T R −1 ) ...………………………. (2.5) B
Dimana :
R = curah hujan harian maksimum (mm)
Ŕ = rata–rata curah hujan harian maksimum (mm)
SR = simpangan baku
n = jumlah data
TR = periode ulang (tahun)
Berikut merupakan hasil perhitungan curah hujan rencana dengan Metode
Gumbel Tipe I.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam
tc = lamanya hujan (jam)
Rumus Mononobe memerlukan data lamanya hujan (t). Untuk rumus
rasional, t yang menyebabkan Q sama dengan waktu konsentrasi aliran (tc)
(Wanielista, 1990). Waktu konsentrasi aliran (tc) pada suatu daerah pengaliran
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kirpich. Rumus Kirpich yang
digunakan untuk menghitung tc adalah sebagai berikut (Springer, 2002):
Dimana :
tc = waktu konsentrasi (menit)
L = panjang aliran atau saluran (ft)
S = kemiringan rata-rata daerah pengaliran atau saluran
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 2.8 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp) Pada Setiap Blok Pengaliran
Intensita
Waktu
Koefisien s
Nama Luas DPSal (ha) Panjang RS (m) Konsentra
Pengaliran (mm/ja Qp
si (jam)
m) (m3/det
Ruas )
Leqi Leqi
Salur DPSal (ha) Luas L teqiv C Ceqiv Ieqiv
v v
an
0,40;0,25;0,
S1-S2 A;C1;C2 3,19;0,37;0,37 3,93 894;188;78 1090 0,57 0,39 79,07 0,34
25
S2-S3 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S3-S4 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S4-S5 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
0,40;0,46;0,
S6-S7 A;C2;C3 3,19;0,37;0,37 3,93 894;78;188 1090 0,57 0,44 79,07 0,38
75
0,40;0,75;0,
S7-S9 A;C3;C6 3,19;0,37;0,38 3,94 894;188;100 1112 0,58 0,40 78,26 0,34
46
0,75;0,75;0,
S8-S9 C3;C5;C6 0,37;0,38;0,8 1,13 188;152;100 370 0,25 0,65 137,68 0,28
46
S9-
C6;C10 0,38;0,375 0,76 100;100 200 0,16 0,46;0,5 0,36 188,80 0,14
S11
S10- 0,46;0,25;0,
C7;C9;C10 0,38;0,375;0,375 1,13 152;150;100 402 0,27 0,32 131,94 0,13
S11 25
0,75;0,46;0,
S11- C5;C6;C9;C10; 0,38;0,38;0,375;0,375;0, 152;100;150;100;
1,89 652 0,39 25;0,25;0,2 0,39 102,93 0,21
S12 C11 375 150
5
S12- A;C1;C2;C3;C5 3,19;0,37;0,37;0,37;0,38 6,57 894;188;78;188;1 2012 0,92 0,40;0,25;0, 0,42 57,72 0,44
S5 ; ; 52; 46;0,75;0,7
5
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
0,46;0,46;0,
C6;C7;C9;C10; 0,38;0,38;0,375;0,375;0, 100;152;150;100;
25;0,25;0,2
C11 375 150
5
S13- 0,40;0,46;0,
B;C4;C8;C12 1,90;0,37;0,38;0,375 3,02 266;78;100;100 544 0,34 1,35 112,96 1,28
S5 96;0,46
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
P
Qw =3,8 ×10−3 50+ ( 200 ) .......................................... (2.8)
Dimana :
Qw = rata-rata aliran limbah perhari (m3/hari)
P = populasi (jiwa)
Pn = Po ( 1+ r ) dn ...................................................................... (2.9)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata presentase tambahan penduduk tiap tahun
dn = kurun waktu proyeksi
Berikut merupakan hasil proyeksi penduduk Desa Cosmic dengan tahun
proyeksi adalah 20 tahun.
2025 302
2026 317
2027 333
2028 349
2029 367
2030 385
2031 404
2032 425
Sumber : Hasil analisis, 2014
b. Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran di Desa Cosmic pada tahun 2013 berjumlah 4 unit dan
diasumsikan jumlah akan bertambah 1 unit setiap 5 tahun dengan pegawai tiap
unit bertambah 5 orang. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
2005, debit buangan untuk fasilitas perkantoran 40 L/pegawai/hari.
c. Fasilitas Perdagangan
Desa Cosmic juga memiliki fasilitas perdagangan berupa ruko yang
bertambah 1 unit tiap lima tahun. Jumlah pegawai ruko juga ikut bertambah pula
sebanyak 6 orang tiap unitnya. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122
Tahun 2005, debit buangan untuk fasilitas perdagangan 80 L/penghuni/hari.
d. Fasiltas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang ada di Desa Cosmic berupa satu unit bangunan
masjid dan satu unit bangunan gereja, karena penduduk di Desa Cosmic beragama
Islam dan Kristen. Dalam kurun waktu 5 tahun diasumsikan jumlah masjid yang
ada akan bertambah satu unit, sedangkan gereja akan bertambah satu unit dalam
kurun waktu 10 tahun. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
2005, debit buangan untuk masjid sebesar 5 L/orang/hari sementara debit buangan
untuk gereja sebesar 4,5 L/orang/hari.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Berikut merupakan analisis debit air buangan non domestik pada tiap blok :
Tabel 2.14 Debit Air Buangan Sektor Non Domestik Tiap Blok
Jumlah Debit Air Buangan
Debit Air Buangan
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
Blok Sektor
Uni Oran Oran
L/orang/hari unit orang unit orang unit orang unit 2013
t g g 2017 2022 2027 2032
Perkantoran 40 1 5 2 10 3 15 4 20 5 30 200 400 600 800 1.200
Sekolah
32 120 1 150 1 180 2 210 2 240 3.840 4.800 5.760 6.720 7.680
A (SD) 1
Peribadatan 5 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 5 5 5 5 10
Perdagangan 80 - - 1 6 1 6 2 8 2 8 - 480 480 640 640
Total 4.045 5.685 6.845 8.165 9.530
Sumber : Hasil analisis, 2014
Debit buangan dari keseluruhan sektor, baik sektor domestik maupun non
domestik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.15 Estimasi Limbah Domestik dan Non Domestik Tiap Blok
Debit Buangan (L/hari) Total
Blok Sektor
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari m3/detik
Domestik 21.120 25.671 32.764 41.816 53.369 174.741 0,00202
Non Domestik
Pendidikan 3.840 4.800 5.760 6.720 7.680 28.800 0,00033
A
Perkantoran 200 400 600 800 1.200 3.200 3,7E-05
Perdagangan - 480 480 640 640 2.240 2,6E-05
Peribadatan 5 5 5 5 10 30 3,5E-07
Total 0,00242
Sumber : Hasil analisis, 2014
BAB III
RANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN
3.1 Pendahuluan
Air buangan terbagi menjadi dua sektor yakni air buangan domestik dan air
buangan non-domestik. Air buangan domestik merupakan air bekas pakai yang
berasal dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya didominasi oleh
bahan organik, sementara air buangan non-domestik merupakan air sisa dari
aktivitas perdagangan, perkantoran atau dari rumah ibadah.
Air buangan dapat diolah secar biologis. Adapun cara penanganannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni (Haryoto Kusnoputranto, 1985) :
a. Sistem terpusat (off site) yaitu air buangan dari seluruh pelayanan dikumpulkan
dalam saluran pengumpul (riol) kemjudian dialirkan menuju bangunan
pengolahan air limbah.
b. Sistem setempat (on site) yaitut air buangan diolah dengan membuat tanki
septic dan bidang resapan.
Air buangan juga dapat ditangani dengan sistem gabungan misalnya black
water dengan sistem on site sementara grey water dengan cara terpusat.
2 1
1
V = × R3 × S 2 .............................................................. (3.1)
n
Dimana :
V = kecepatan aliran didalam pipa (m/s)
n = nilai koefisien manning
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan dasar saluran
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
( elevasi awal−elevasiakhir)
S=
p
……………………………….. (3.2)
Dimana :
S = kemiringan dasar saluran
p = panjang pipa (m)
(3.3)
Dimana :
R = jari-jari hidrolis
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah saluran (m)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
Tabel 3.2 Kemiringan Saluran, Diameter Pipa & Kecepatan Aliran Dalam Pipa
Debit Panjang
Elevasi D A P R V Fr Ket
Blok Saluran Puncak Pipa S n yn
m3/detik Awal Akhir m m Inchi m² m m/s
S1 0,00182 44,50 43,52 256 0,004 0,12 0,58 0,07 3 0,0020 0,11 0,018 0,40 0,17 Sub kritis
S2 0,00182 43,10 41,58 14 0,109 0,12 0,31 0,04 1 0,0005 0,06 0,009 1,57 0,90 Sub kritis
A S3 0,00182 42,96 41,88 194 0,006 0,12 0,54 0,07 3 0,0017 0,10 0,016 0,46 0,20 Sub kritis
S4 0,00182 40,85 40,19 140 0,005 0,12 0,56 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,43 0,18 Sub kritis
S5 0,00182 39,27 37,98 88 0,015 0,12 0,45 0,05 2 0,0011 0,08 0,013 0,69 0,33 Sub kritis
B S13 0,00099 44,77 40,61 200 0,021 0,12 0,38 0,04 2 0,0006 0,06 0,010 0,69 0,36 Sub kritis
S6 0,00198 42,88 42,49 68 0,006 0,12 0,55 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub kritis
S7 0,00198 42,43 42,06 32 0,012 0,12 0,48 0,06 2 0,0013 0,09 0,015 0,64 0,29 Sub kritis
S8 0,00198 42,56 41,60 140 0,007 0,12 0,53 0,06 3 0,0017 0,10 0,016 0,52 0,23 Sub kritis
C S9 0,00198 42,90 42,68 100 0,002 0,12 0,66 0,08 3 0,0026 0,13 0,020 0,32 0,13 Sub kritis
S10 0,00198 42,00 41,52 140 0,003 0,12 0,61 0,07 3 0,0022 0,12 0,019 0,39 0,16 Sub kritis
S11 0,00198 41,97 41,41 96 0,006 0,12 0,55 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub kritis
S12 0,00198 40,73 39,87 134 0,006 0,12 0,54 0,07 3 0,0017 0,10 0,016 0,50 0,22 Sub kritis
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
BAB IV
DESAIN SALURAN DRAINASE
A
R= ..................................................................…………. (4.4)
P
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada perencanaan saluran drainase dan air buangan di Desa Cosmic ini,
hasil yang didapatkan dari perhitungan belum optimal dikarenakan masih banyak
kekurangan pada analisa desain saluran drainase limpasan dan air buangan
terutama dari segi pemahaman kondisi wilayah dan kurangnya referensi. Sehingga
pada perencanaan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE
DAFTAR PUSTAKA
Martin P. Wanielista, 1990, Hydrology and Water Quantity Control, Wiley and
Sons, New York.