Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN

DRAINASE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Lokasi Daerah Perencanaan


Lokasi kegiatan perencanaan drainase dan penyaluran air buangan adalah
Desa Cosmic.

1.2 Latar Belakang Kegiatan Perencanaan


Desa Cosmic belum memiliki sistem pembuangan air hujan dan air buangan.
Sebelum dibangun sistem pembungan air perlu dibuat rancangan teknik yang
sesuai dengan kondisi Desa Cosmic.

1.3 Kondisi Lokasi Kegiatan Perencanaan


Desa Cosmic merupakan daerah landai dengan ketinggian 38 – 52 m dari
permukaan laut. Curah hujan di Desa ini berkisar antara 100 - 200 mm/tahun.
Tanah di Desa Cosmic merupakan tanah lempung berpasir dengan kedalaman air
tanah 10 – 20 m serta laju infiltrasi sedang. Luas Desa Cosmic adalah 9,579 ha.
Infrastruktur yang sudah ada di Desa Cosmic adalah jalan yang telah perkerasan,
jaringan listrik, jaringan telepon dan pipa distribusi air bersih. Di Desa Cosmic air
buangan domestik yang berasal dari toilet/wc umumnya dialirkan ke dalam septic
tank. Sedangkan air buangan dari kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) dan
aktivitas dapur langsung dialirkan ke lahan disekitar bangunan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Jumlah penduduk Desa Cosmic sampai dengan tahun 2012 adalah jiwa
dengan tingkat pertumbuhan 1 % per tahun. Saluran drainase alam yang ada di
Desa Cosmic adalah sungai Supernova. Berikut ini adalah petasi situasi yang
menggambarkan kondisi Desa Cosmic.

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Gambar 1.1 Peta Situasi Desa Cosmic

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Perencanaan


Perencanaan yang dibuat meliputi Desain teknik untuk saluran drainase dan
lahan resapan serta Desain teknik untuk penyaluran air buangan. Desain teknik
yang dimaksud selain terdiri dari nota perhitungan (design note) dan gambar
perencanaan juga memuat spesifikasi teknis. Perencanaan sistem penyaluran air
buangan dan pengolahan air buangan hanya untuk air buangan yang berasal dari
rumah penduduk, sekolah, kantor, rumah ibadah dan pasar/ruko. Sedangkan air
buangan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan tidak termasuk dalam
perencanaan ini karena memerlukan perencanaan dan sistem pengolahan yang
berbeda.

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

1.5 Sistematika Laporan Perencanaan


Laporan perencanaan drainase dan penyaluran air buangan untuk Desa
Cosmic akan disusun dengan urutan sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
berisi keterangan mengenai kenapa dan dimana perancangan
dibuat, uraian singkat tentang kondisi lokasi kegiatan
perancangan, cakupan pekerjaan perancangan dan tata urut isi
laporan perancangan.

b. BAB II ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR BUANGAN


berisi tentang analisa curah hujan rencana, intensitas dan debit
puncak limpasan hujan serta analisis debit air buangan.

c. BAB III RANCANGAN SISTEM PENYALURAN SALURAN AIR


BUANGAN
berisi tentang uraian perencanaan sistem penyaluran air
buangan yang akan dibuat serta analisis dimensi saluran air
buangan.

d. BAB IV DESAIN SALURAN DRAINASE


berisi tentang uraian rancangan saluran drainase limpasan dan
juga analisis dimensi saluran drainase.

e. BAB V PENUTUP
berisi kesimpulan dan saran perencanaan yang telah dibuat.

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

BAB II
ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR BUANGAN

2.1 Analisis Hidrologi


Analisa hidrologi bertujuan untuk memperoleh debit puncak limpasan hujan
(Qp) yang akan dialirkan dalam saluran drainase. Untuk daerah pengaliran kecil
dan waktu konsentrasi aliran yang pendek, Qp dapat dihitung dengan
menggunakan rumus rasional (Wanielista, 1990).

Qp = 0,278 × C × i × A ……………………………………….. (2.1)


Dimana :
Qp = debit puncak limpasan hujan (m3/detik)
C = nilai koefisien C untuk sub daerah pengaliran
i = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Untuk dapat menggunakan rumus rasional perlu ditentukan terlebih dahulu
koefisien limpasan permukaan (C). Koefisien ini ditentukan sesuai dengan jenis
penggunaan lahan dan periode ulang yang diinginkan, intensitas hujan (untuk
curah hujan rencana dengan periode ulang yang diinginkan) dan luas daerah
pengaliran. Rencana periode ulang hujan untuk saluran drainase berdasarkan
struktur hidraulik dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.1.1 Periode Ulang Hujan (Tr)


Periode ulang adalah waktu perkiraan di mana hujan dengan suatu besaran
tertentu akan disamai atau dilampaui. Besarnya debit rencana untuk fasilitas
drainase tergantung pada interval kejadian atau periode ulang yang dipakai. Jika
debit yang dipilih adalah debit dengan periode ulang yang panjang, berarti debit
rencana besar, maka kemungkinan terjadinya debit banjir yang melampaui debit
rencana dan resiko kerusakan menjadi menurun, namun biaya konstruksi untuk
menampung debit yang besar menjadi meningkat begitu pula sebaliknya
(Wanielista, 1990).
Saluran drainase yang akan dibangun selain berfungsi untuk menyalurkan
air hujan yang berlebih juga untuk melindungi lahan, bangunan dan badan jalan

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

dari kerusakan akibat genangan air. Tr untuk berbagai jenis drainase adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.1 Periode Ulang Hujan (Tr) Untuk Perencanaan Drainase


Struktur hidraulik Tr (tahun)
Sistem drainase minor 2 – 25
Sistem drainase mayor 10 – 50
Gorong-gorong minor 10 – 50
Gorong-gorong mayor 25 – 100
Kolam detensi/retensi kecil on-site 2, 10, 25, 100
Kolam detensi/retensi besar on-site 100 – PMF
Dataran banjir di sungai kecil 10 – 100
Dataran banjir di sungai besar >100
Sumber : William S. Springer, Strom Drain Design in Land Development Handbook, The
Drewberry Companies, McGraww-Hill, 2002
Berdasarkan Tabel 2.1, perencanaan drainase pada Desa Cosmic akan
menggunakan sistem drainase minor karena itu periode ulang yang akan
digunakan adalah 10 tahun.

2.1.2 Curah Hujan Rencana (RT)


Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan debit puncak limpasan
hujan (Qp) adalah data curah hujan harian maksimum dari stasiun hujan terdekat
pada tahun 2003-2012 dengan panjang tahun pengamatan adalah 10 tahun.

Tabel 2.2 Curah Hujan Maksimum (R)


Curah Hujan Max
No. Tahun
(mm)
1 2003 184
2 2004 120
3 2005 127
4 2006 134
5 2007 129
6 2008 109
7 2009 133
8 2010 129
9 2011 100

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

10 2012 118
Sumber : Hasil analisis, 2014
Selanjutnya akan dihitung besarnya RT yaitu curah hujan rencana dengan Tr
10 tahun. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode analisis distribusi
ekstrim Gumbel tipe I. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut
(Gumbel, 1958 dalam Bedient dan Huber, 1992).
Hasil perhitungan menghasilkan RT = 157,50 mm
Rumus lengkap untuk mendapatkan nilai RT dapat dilihat di bawah ini :
RT = Ŕ+ K × S R …............................................................... (2.2)

n
Ŕ=∑ R i ÷ n …………………………………………... (2.3)
i −1


n
2
∑ ( Ri− Ŕ ) ………………………………………. (2.4)
i−1
SR=
n−1
TR
K=−0,7797 0,5772+ ( T R −1 ) ...………………………. (2.5) B

Dimana :
R = curah hujan harian maksimum (mm)
Ŕ = rata–rata curah hujan harian maksimum (mm)
SR = simpangan baku
n = jumlah data
TR = periode ulang (tahun)
Berikut merupakan hasil perhitungan curah hujan rencana dengan Metode
Gumbel Tipe I.

Tabel 2.3 Curah Hujan Rencana (RT)


Curah Hujan Max
No. Tahun X-Xi (X-Xi)²
(mm)
1 2003 184 55,7 3102
2 2004 120 -8,3 69
3 2005 127 -1,3 2
4 2006 134 5,7 32
5 2007 129 0,7 0
6 2008 109 -19,3 372

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

7 2009 133 4,7 22


8 2010 129 0,7 0
9 2011 100 -28,3 801
10 2012 118 -10,3 106
Jumlah CH 1283 4508
Rata - Rata CH (Xi) 128.3 451
Simpangan Baku (SR) 22.38
K 1.30
Curah Hujan Rencana (RT) 157.50
Sumber : Hasil analisis, 2014
Dari hasil perhitungan dengan jumlah data (n) 10 didapatkan nilai RT =
157.50 dengan rata-rata x = 128,3 mm dan standar deviasinya yaitu 22,381.

2.1.3 Intensitas Hujan ( i )


Apabila data curah hujan yang tersedia adalah curah hujan harian
maksimum dan daerah pengalirannya kecil maka i dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Mononobe (Mori et.al, 2006). Rumus Mononobe adalah
sebagai berikut :
2
R 24
I = 24
24 tc( ) 3
….………………………………………... (2.6)

Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam
tc = lamanya hujan (jam)
Rumus Mononobe memerlukan data lamanya hujan (t). Untuk rumus
rasional, t yang menyebabkan Q sama dengan waktu konsentrasi aliran (tc)
(Wanielista, 1990). Waktu konsentrasi aliran (tc) pada suatu daerah pengaliran
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kirpich. Rumus Kirpich yang
digunakan untuk menghitung tc adalah sebagai berikut (Springer, 2002):

t c =0,0078 × L0,77 × S−0,385 ……………………………... (2.7)

Dimana :
tc = waktu konsentrasi (menit)
L = panjang aliran atau saluran (ft)
S = kemiringan rata-rata daerah pengaliran atau saluran

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Menentukan tc perlu memperkirakan arah aliran di dalam setiap blok


pengaliran dan ruas saluran drainase. Setiap saluran berhubungan dengan blok
pengaliran tertentu. Arah aliran dan hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar
terlampir.
Kemiringan saluran drainase didapat dari elevasi saluran tertinggi dikurang
dengan elevasi saluran terendah, kemudian dibagi panjang saluran drainase.
Kemiringan saluran (S) pada perencanaan ini adalah 0.00438. Berikut ini adalah tc
pada setiap blok pengaliran dan ruas saluran drainase.

Tabel 2.4 Waktu Konsentrasi Aliran (tc)


Waktu
Konsent
Nama Luas DPSal (ha) Panjang RS (m)
rasi
(jam)
Ruas
Leqi Le
Salur DPSal (ha) Luas L tc teqiv
v qiv
an
S1- 3,9 10 0,5 0,5
A;C1;C2 3,19;0,37;0,37 894;188;78
S2 3 90 7 7
S2- 3,1 89 0,4 0,4
A 3,19 894
S3 9 4 9 9
S3- 3,1 89 0,4 0,4
A 3,19 894
S4 9 4 9 9
S4- 3,1 89 0,4 0,4
A 3,19 894
S5 9 4 9 9
S6- 3,9 10 0,5 0,5
A;C2;C3 3,19;0,37;0,37 894;78;188
S7 3 90 7 7
S7- 3,9 11 0,5 0,5
A;C3;C6 3,19;0,37;0,38 894;188;100
S9 4 12 8 8
S8- 1,1 37 0,2 0,2
C3;C5;C6 0,37;0,38;0,38 188;152;100
S9 3 0 5 5
S9- 0,7 20 0,1 0,1
C6;C10 0,38;0,375 100;100
S11 6 0 6 6
S10- 1,1 40 0,2 0,2
C7;C9;C10 0,38;0,375;0,375 152;150;100
S11 3 2 7 7
S11- C5;C6;C9;C1 0,38;0,38;0,375;0,3 1,8 152;100;150;1 65 0,3 0,3
S12 0;C11 75;0,375 9 00;150 2 9 9
A;C1;C2;C3; 3,19;0,37;0,37;0,37; 894;188;78;18
S12- C5; 0,38; 6,5 8;152; 20 0,9 0,9
S5 C6;C7;C9;C1 0,38;0,38;0,375;0,3 7 100;152;150;1 12 2 2
0;C11 75;0,375 00;150
S13- 1,90;0,37;0,38;0,37 3,0 266;78;100;10 54 0,3 0,3
B;C4;C8;C12
S5 5 2 0 4 4 4
Sumber : Hasil analisis, 2014

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Setelah memperoleh tc, selanjutnya akan ditentukan intensitas hujan ( i ).


Berikut merupakan intensitas hujan setiap ruas saluran.

Tabel 2.5 Intensitas Hujan ( i )


Intensit
Waktu
as
Nama Panjang RS (m) Konsentra
(mm/ja
si (jam)
m)
Ruas
Salura DPSal (ha) L Leqiv tc teqiv Ieqiv
n
109 0,5
S1-S2 A;C1;C2 894;188;78 0,57 79,07
0 7
0,4
S2-S3 A 894 894 0,49 87,54
9
0,4
S3-S4 A 894 894 0,49 87,54
9
0,4
S4-S5 A 894 894 0,49 87,54
9
109 0,5
S6-S7 A;C2;C3 894;78;188 0,57 79,07
0 7
0,5
S7-S9 A;C3;C6 894;188;100 1112 0,58 78,26
8
0,2
S8-S9 C3;C5;C6 188;152;100 370 0,25 137,68
5
0,1
S9-S11 C6;C10 100;100 200 0,16 188,80
6
S10- 0,2
C7;C9;C10 152;150;100 402 0,27 131,94
S11 7
S11- C5;C6;C9;C10;C 152;100;150;100; 0,3
652 0,39 102,93
S12 11 150 9
894;188;78;188;1
A;C1;C2;C3;C5;
52; 201 0,9
S12-S5 0,92 57,72
C6;C7;C9;C10;C 100;152;150;100; 2 2
11 150
0,3
S13-S5 B;C4;C8;C12 266;78;100;100 544 0,34 112,96
4
Sumber : Hasil analisis, 2014

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2.1.4 Koefisien Limpasan Permukaan (C)


Koefisien limpasan permukaan berhubungan dengan jenis penggunaan
lahan. Penentuan nilai C harus memperhatikan kemungkinan perubahan
penggunaan lahan. Sebagai rujukan digunakan daftar nilai C dari berbagai
literatur. Daftar nilai C dari beberapa literatur dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel 2. 6 Nilai Koefisien Limpasan Permukaan (C)

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Lahan yang terdapat pada daerah-daerah layanan ini dimanfaatkan untuk


pemukiman, pertokoan, fasilitas umum lainnya dan semak. Luas lahan pada
seluruh wilayah Desa Cosmic yaitu sebesar 9,579 ha atau . Nilai koefisien
limpasan permukaan lahan pada setiap wilayah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Koefisien Pengaliran Setiap Blok


Nama A Penggunaan
C
Blok (km²) Lahan
A 0,0319 pemukiman 0,40
B 0,019 pemukiman 0,40
C1 0,0037 pemukiman 0,25
pemukiman
C2 0,0037 0,46
padang rumput
pemukiman
C3 0,0037 0,75
perdagangan
pemukiman
C4 0,0037 0,46
padang rumput
pemukiman
C5 0,0038 0,75
perdagangan
pemukiman
C6 0,0038 0,46
padang rumput
pemukiman
C7 0,0038 0,46
padang rumput
pemukiman
C8 0,0038 padang rumput 0,96
perdagangan
C9 0,00375 pemukiman 0,25
C10 0,00375 pemukiman 0,25
C11 0,00375 pemukiman 0,25
pemukiman
C12 0,00375 0,46
padang rumput
Sumber : Hasil analisis, 2014

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2.1.5 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp)


Metode yang akan digunakan dalam menghitung debit puncak limpasan
hujan pada perencanaan ini adalah metode rasional. Metode ini digunakan karena
daerah pengaliran yang kecil yaitu < 320 ha dan waktu konsentrasi aliran yang
pendek. Untuk menghitung debit limpasan hujan ini menggunakan rumus pada
persamaan 2.1.
Besar Qp untuk setiap blok pengaliran dan ruas saluran yang akan digunakan
dalam perencanaan saluran drainase serta bangunan pelengkapnya ditampilkan
pada tabel berikut:

32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

Tabel 2.8 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp) Pada Setiap Blok Pengaliran
Intensita
Waktu
Koefisien s
Nama Luas DPSal (ha) Panjang RS (m) Konsentra
Pengaliran (mm/ja Qp
si (jam)
m) (m3/det
Ruas )
Leqi Leqi
Salur DPSal (ha) Luas L teqiv C Ceqiv Ieqiv
v v
an
0,40;0,25;0,
S1-S2 A;C1;C2 3,19;0,37;0,37 3,93 894;188;78 1090 0,57 0,39 79,07 0,34
25
S2-S3 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S3-S4 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S4-S5 A 3,19 3,19 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
0,40;0,46;0,
S6-S7 A;C2;C3 3,19;0,37;0,37 3,93 894;78;188 1090 0,57 0,44 79,07 0,38
75
0,40;0,75;0,
S7-S9 A;C3;C6 3,19;0,37;0,38 3,94 894;188;100 1112 0,58 0,40 78,26 0,34
46
0,75;0,75;0,
S8-S9 C3;C5;C6 0,37;0,38;0,8 1,13 188;152;100 370 0,25 0,65 137,68 0,28
46
S9-
C6;C10 0,38;0,375 0,76 100;100 200 0,16 0,46;0,5 0,36 188,80 0,14
S11
S10- 0,46;0,25;0,
C7;C9;C10 0,38;0,375;0,375 1,13 152;150;100 402 0,27 0,32 131,94 0,13
S11 25
0,75;0,46;0,
S11- C5;C6;C9;C10; 0,38;0,38;0,375;0,375;0, 152;100;150;100;
1,89 652 0,39 25;0,25;0,2 0,39 102,93 0,21
S12 C11 375 150
5
S12- A;C1;C2;C3;C5 3,19;0,37;0,37;0,37;0,38 6,57 894;188;78;188;1 2012 0,92 0,40;0,25;0, 0,42 57,72 0,44
S5 ; ; 52; 46;0,75;0,7
5
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

0,46;0,46;0,
C6;C7;C9;C10; 0,38;0,38;0,375;0,375;0, 100;152;150;100;
25;0,25;0,2
C11 375 150
5
S13- 0,40;0,46;0,
B;C4;C8;C12 1,90;0,37;0,38;0,375 3,02 266;78;100;100 544 0,34 1,35 112,96 1,28
S5 96;0,46
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2.2 Produksi Air Buangan


Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang di buang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup (Haryoto Kusnoputranto,1985).
Air limbah atau air buangan berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dikelompokan menjadi air limbah domestik dan non domestik. Kondisi dan debit
air limbah tiap wilayah tentu berbeda tergantung dari kepadatan penduduk dan
tingkat aktivitas tiap penduduk tersebut.
Pada perancanaan air buangan ini hanya untuk menentukan debit air
buangan yang dihasilkan oleh kegiatan domestik dan non domestik saja,
sedangkan untuk unit pengolahan air buangan akan dijelaskan lebih rinci pada
laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan. Nilai debit buangan
(Qw) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

P
Qw =3,8 ×10−3 50+ ( 200 ) .......................................... (2.8)

Dimana :
Qw = rata-rata aliran limbah perhari (m3/hari)
P = populasi (jiwa)

2.2.1 Proyeksi Penduduk


Sebelum menghitung debit air buangan (Qw), perlu dilakukan perhitungan
proyeksi penduduk sesuai dengan tahun rencana serta menghitung debit estimasi
dari limbah domestik dan non domestik di Desa Cosmic terlebih dahulu. Dalam
perencanaan ini pertambahan jumlah penduduk diproyeksikan berdasarkan blok –
blok yang telah dibagi sebelumnya. Perhitungan proyeksi penduduk untuk Desa
ini menggunakan Metode Geometri dengan ratio pertambahan penduduk per
tahun adalah 5%. Berikut adalah persamaan untuk metode geometri :

Pn = Po ( 1+ r ) dn ...................................................................... (2.9)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata presentase tambahan penduduk tiap tahun
dn = kurun waktu proyeksi
Berikut merupakan hasil proyeksi penduduk Desa Cosmic dengan tahun
proyeksi adalah 20 tahun.

Tabel 2.9 Proyeksi Penduduk Blok A


Penduduk Ekisting
BLOK Tahun
(jiwa)
2013 176
2014 185
2015 194
2016 204
2017 214
2018 225
2019 236
2020 248
2021 260
2022 273
A
2023 287
2024 301
2025 316
2026 332
2027 348
2028 366
2029 384
2030 403
2031 424
2032 445
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Tabel 2.10 Proyeksi Penduduk Blok B


Penduduk Ekisting
BLOK Tahun
(jiwa)
2013 92
2014 97
2015 101
2016 107
2017 112
2018 117
2019 123
2020 129
2021 136
2022 143
B
2023 150
2024 157
2025 165
2026 173
2027 182
2028 191
2029 201
2030 211
2031 221
2032 232
Sumber : Hasil analisis, 2014

Tabel 2.11 Proyeksi Penduduk Blok C


Penduduk Ekisting
BLOK Tahun
(jiwa)
C 2013 168
2014 176
2015 185
2016 194
2017 204
2018 214
2019 225
2020 236
2021 248
2022 261
2023 274
2024 287
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2025 302
2026 317
2027 333
2028 349
2029 367
2030 385
2031 404
2032 425
Sumber : Hasil analisis, 2014

2.2.2 Perhitungan Limbah Domestik


Air buangan (air limbah) domestik adalah air bekas pemakaian yang berasal
dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya didominasi oleh bahan
organik. Analisis produksi air buangan bertujuan untuk memperoleh debit air
buangan (Qw) yang akan dialirkan dalam saluran air buangan. Qw dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah penduduk dengan standar debit limbah domestik yang
dihasilkan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 tahun 2005.

Tabel 2.12 Standar Air Buangan Jakarta


PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005


Pada perhitungan debit air limbah domestik dan non domestik ini
menggunakan tahun perencanaan selama 20 tahun kedepan. Dalam 20 tahun
tersebut, dibagi kembali menjadi 5 tahun sehingga didapat perhitungan pada
masing-masing tahun 2013, 2017, 2022, 2027 dan 2032. Tetapi debit air limbah
domestik dan non domestik yang digunakan adalah pada tahun 2032 karena dalam
perhitungan dimensi saluran air buangan, total limbah yang digunakan adalah
pada tahun 2032.
Pada debit air buangan domestik, diasumsikan bahwa air buangan tiap
penduduk sebesar 120 L/orang/hari, sehingga diketahui debit air buangan
domestik di Desa Cosmic setelah 20 tahun sebagai berikut:

Tabel 2.13 Debit Air Buangan Sektor Domestik


Penduduk Eksisting Tiap Debit Air Debit Air Buangan
Tah Blok (jiwa) Buangan (L/hari)
un
A B C L/orang/hari A B C
21.12 11.0 20.16
2013 176 92 168 120
0 40 0
25.67 13.4 24.50
214 112 204 120
2017 1 19 5
32.76 17.1 31.27
273 143 261 120
2022 4 27 5
41.81 21.8 39.91
348 182 333 120
2027 6 58 5
53.36 27.8 50.94
445 232 425 120
2032 9 98 3
174.7 91.3 166.7
Total
41 42 98
Rata-rata 144.294
Sumber : Hasil analisis, 2014

2.2.3 Perhitungan Limbah Non Domestik


Air buangan non domestik adalah air buangan yang dihasilkan dari
kegiatan-kegiatan di luar kegiatan rumah tangga, seperti dari perkantoran,
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

perdagangan atau pendidikan. Berikut penjabaran lebih lanjut mengenai fasilitas-


fasilitas di Desa Cosmic yang berkontribusi dalam menghasilkan air buangan non
domestik :
a. Fasilitas Pendidikan
Desa Cosmic memiliki fasiltas pendidikan berupa satu bangunan SD dan
satu bangunan SMP. Menurut peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
2005, debit buangan untuk Sekolah Dasar adalah 32 L/siswa/hari sementara untuk
Sekolah Menengah Pertama 40 L/siswa/hari. Jumlah siswa/i SD dan SMP di Desa
Cosmic ini bertambah 30 orang tiap lima tahun. Direncanakan pada tahun 2027
akan dibangun satu gedung SMA dengan jumlah siswa bertambah 30 orang dalam
5 tahun, dimana debit buangan untuk Sekolah Menengah Atas yaitu 64
L/siswa/hari.

b. Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran di Desa Cosmic pada tahun 2013 berjumlah 4 unit dan
diasumsikan jumlah akan bertambah 1 unit setiap 5 tahun dengan pegawai tiap
unit bertambah 5 orang. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
2005, debit buangan untuk fasilitas perkantoran 40 L/pegawai/hari.

c. Fasilitas Perdagangan
Desa Cosmic juga memiliki fasilitas perdagangan berupa ruko yang
bertambah 1 unit tiap lima tahun. Jumlah pegawai ruko juga ikut bertambah pula
sebanyak 6 orang tiap unitnya. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122
Tahun 2005, debit buangan untuk fasilitas perdagangan 80 L/penghuni/hari.

d. Fasiltas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang ada di Desa Cosmic berupa satu unit bangunan
masjid dan satu unit bangunan gereja, karena penduduk di Desa Cosmic beragama
Islam dan Kristen. Dalam kurun waktu 5 tahun diasumsikan jumlah masjid yang
ada akan bertambah satu unit, sedangkan gereja akan bertambah satu unit dalam
kurun waktu 10 tahun. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2005, debit buangan untuk masjid sebesar 5 L/orang/hari sementara debit buangan
untuk gereja sebesar 4,5 L/orang/hari.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

Berikut merupakan analisis debit air buangan non domestik pada tiap blok :

Tabel 2.14 Debit Air Buangan Sektor Non Domestik Tiap Blok
Jumlah Debit Air Buangan
Debit Air Buangan
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
Blok Sektor
Uni Oran Oran
L/orang/hari unit orang unit orang unit orang unit 2013
t g g 2017 2022 2027 2032
Perkantoran 40 1 5 2 10 3 15 4 20 5 30 200 400 600 800 1.200
Sekolah
32 120 1 150 1 180 2 210 2 240 3.840 4.800 5.760 6.720 7.680
A (SD) 1
Peribadatan 5 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 5 5 5 5 10
Perdagangan 80 - - 1 6 1 6 2 8 2 8 - 480 480 640 640
Total 4.045 5.685 6.845 8.165 9.530
Sumber : Hasil analisis, 2014

Jumlah Debit Air Buangan


Debit Air Buangan
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
Blok Sektor
oran Uni Oran uni oran uni oran uni oran
L/orang/hari unit 2013
g t g t g t g t g 2017 2022 2027 2032
Perkantoran 40 1 5 2 10 3 15 4 20 5 30 200 400 600 800 1.200
Sekolah
32 - - - 1 120 2 150 - - - 3.840 4.800
(SD) - - -
B
Peribadatan 5 - - - - - - - - 1 - - - - - 5
Perdaganga
80 - - 1 5 1 5 2 6 2 6 - 400 400 480 480
n
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

Total 200 800 1.000 5.120 6.485


Sumber : Hasil analisis, 2014

Jumlah Debit Air Buangan


Debit Air Buangan
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
Blok Sektor
uni oran uni oran uni oran uni oran uni oran
L/orang/hari 2013
t g t g t g t g t g 2017 2022 2027 2032
Perkantoran 40 3 15 4 20 5 25 6 30 7 35 200 800 1.000 1.200 1.400
Sekolah 11.20 11.20 13.12
64 1 145 1 145 1 175 1 175 2 205 9.280 9.280
C (SMA) 0 0 0
Peribadatan 4.5 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - - - - - 4,5
Perdagangan 80 2 12 3 18 4 24 5 30 6 36 960 1.440 1.920 2.400 2.880
10.44 11.52 14.12 14.80 17.40
Total
0 0 0 0 5
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Debit buangan dari keseluruhan sektor, baik sektor domestik maupun non
domestik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.15 Estimasi Limbah Domestik dan Non Domestik Tiap Blok
Debit Buangan (L/hari) Total
Blok Sektor
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari m3/detik
Domestik 21.120 25.671 32.764 41.816 53.369 174.741 0,00202
Non Domestik
Pendidikan 3.840 4.800 5.760 6.720 7.680 28.800 0,00033
A
Perkantoran 200 400 600 800 1.200 3.200 3,7E-05
Perdagangan - 480 480 640 640 2.240 2,6E-05
Peribadatan 5 5 5 5 10 30 3,5E-07
Total 0,00242
Sumber : Hasil analisis, 2014

Debit Buangan (L/hari) Total


Blok Sektor
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari m3/detik
Domestik 11.040 13.419 17.127 21.858 27.898 91.342 0,00106
Non Domestik
Pendidikan - - - 3.840 4.800 8.640 0,0001
B
Perkantoran 200 400 600 800 1.200 3.200 3,7E-05
Perdagangan - 400 400 480 480 1.760 2E-05
Peribadatan - - - - 5 5 5,8E-08
Total 0,00121
Sumber : Hasil analisis, 2014

Debit Buangan (L/hari) Total


Blok Sektor
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari m3/detik
20.16
Domestik 24.505 31.275 39.915 5.0943 166.798 0,00193
0
Non Domestik
Pendidikan 9.280 9.280 11.200 11.200 13.120 54.080 0,00063
C
Perkantoran 200 800 1.000 1.200 1.400 4.600 5,3E-05
Perdaganga
960 1.440 1.920 2.400 2.880 9.600 0,00011
n
Peribadatan - - - - 4,5 4,5 5,2E-08
Total 0,00272
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

2.2.4 Faktor Puncak Debit Limbah Domestik & Non Domestik


Untuk menentukan dimensi saluran air buangan maka perlu diperhitungkan
debit puncak air buangan. Hal ini berguna untuk menentukan ukuran atau dimensi
fasilitas pengolahan serta saluran pembuangan agar dapat digunakan dan
mengantisipasi keadaan dimana debit air limbah berada dalam keadaan maksimal.
Dalam menghitung debit puncak maka perlu diketahui faktor puncak, dimana nilai
faktor puncak yang didapat adalah 2,5. Berikut merupakan tabel perhitungan dari
debit puncak air buangan :

Tabel 2.16 Debit Puncak Air Limbah


Sumber Jumlah Debit Air Limbah Debit Air Limbah Debit Puncak
Blok 3
FP
Air Buangan (unit) (L/hari) m /detik m3/detik
perumahan 111 53.369 6,18E-04 1,54E-03
perkantoran 5 1.200 1,39E-05 3,47E-05
A Sekolah 2 7.680 8,89E-05 2,22E-04 0,00182
peribadatan 2 10 1,16E-07 2,89E-07
perdagangan 2 640 7,41E-06 1,85E-05
perumahan 58 27.898 3,23E-04 8,07E-04
perkantoran 5 1.200 1,39E-05 3,47E-05
B Sekolah 2 4.800 5,56E-05 1,39E-04 0,00099
peribadatan 1 5 5,79E-08 1,45E-07
perdagangan 2 480 5,56E-05 1,39E-05
perumahan 106 50.943 5,90E-04 1,47E-03
perkantoran 7 1.400 1,62E-05 4,05E-05
C Sekolah 2 13.120 1,52E-04 3,80E-04 0,00198
peribadatan 1 4,5 5,21E-08 1,30E-07
perdagangan 6 2880 3,33E-05 8,33E-05
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

BAB III
RANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN

3.1 Pendahuluan
Air buangan terbagi menjadi dua sektor yakni air buangan domestik dan air
buangan non-domestik. Air buangan domestik merupakan air bekas pakai yang
berasal dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya didominasi oleh
bahan organik, sementara air buangan non-domestik merupakan air sisa dari
aktivitas perdagangan, perkantoran atau dari rumah ibadah.
Air buangan dapat diolah secar biologis. Adapun cara penanganannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni (Haryoto Kusnoputranto, 1985) :
a. Sistem terpusat (off site) yaitu air buangan dari seluruh pelayanan dikumpulkan
dalam saluran pengumpul (riol) kemjudian dialirkan menuju bangunan
pengolahan air limbah.
b. Sistem setempat (on site) yaitut air buangan diolah dengan membuat tanki
septic dan bidang resapan.
Air buangan juga dapat ditangani dengan sistem gabungan misalnya black
water dengan sistem on site sementara grey water dengan cara terpusat.

3.2 Desain Saluran Air Buangan


Sistem saluran air buangan yang direncanakan untuk melayani Desa Cosmic
di desain sesuai dengan total volume air buangan baik air buangan domestik
maupun air buangan non domestik. Dalam menganalisis kecepatan aliran buangan
di dalam pipa ini digunakan persamaan Manning berikut:

2 1
1
V = × R3 × S 2 .............................................................. (3.1)
n

Dimana :
V = kecepatan aliran didalam pipa (m/s)
n = nilai koefisien manning
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan dasar saluran
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Berikut merupakan tabel nilai koefisien kekasaran Manning (n)

Tabel 3.1 Koefisien Hazen-William Untuk Variasi Pipa


Nilai n Jenis Pipa
140 Pipa sangat halus
130 Pipa halus, semen, besi tuang baru
120 Pipa baja dilas baru
110 Pipa baja dikeling baru
100 Pipa besi tuang tua
95 Pia besi dikeling tua
60-80 Pipa besi tua
Sumber : Data sekunder

Sebelum menganalisis kecepatan aliran buangan dalam pipa, perlu diketahui


terlebih dahulu kemiringan saluran serta jari-jari hidraulik pipa. Menghitung
kemiringan dasar saluran dapat menggunakan persamaan berikut :

( elevasi awal−elevasiakhir)
S=
p
……………………………….. (3.2)
Dimana :
S = kemiringan dasar saluran
p = panjang pipa (m)

Mencari nilai R digunakan persamaan sebagai berikut :


A
R= P
.......................................................................................

(3.3)

Dimana :
R = jari-jari hidrolis
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah saluran (m)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

3.3 Desain Saluran Air Buangan


Desain penyaluran air buangan dalam perencanaan ini menggunakan
sistem terpisah dan tertutup dengan menggunakan gaya gravitasi. Sistem terpisah
dipilih dengan alasan supaya lebih mudah dalam perawatan untuk mengefisienkan
sistem pengolahan dan untuk membuat dimensi saluran menjadi lebih ekonomis.
Sistem tertutup dipilih dengan pertimbanagn estetika lingkungan yaitu agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap serta tidak menjadi tempat berkembangbiak
penyakit. Sistem ini digunakan karena pada daerah yang akan dilayani
mempunyai kemiringan yang cukup sebagai syarat utama agar air dapat mengalir
secara gravitasi.
Di bawah ini merupakan hasil analisis kecepatan aliran dalam pipa, dimana
setelah dihitung nilai Froude diketahui bahwa jenis aliran dalam pipa untuk semua
saluran adalah sub kritis.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

Tabel 3.2 Kemiringan Saluran, Diameter Pipa & Kecepatan Aliran Dalam Pipa
Debit Panjang
Elevasi D A P R V Fr Ket
Blok Saluran Puncak Pipa S n yn
m3/detik Awal Akhir m m Inchi m² m m/s
S1 0,00182 44,50 43,52 256 0,004 0,12 0,58 0,07 3 0,0020 0,11 0,018 0,40 0,17 Sub kritis
S2 0,00182 43,10 41,58 14 0,109 0,12 0,31 0,04 1 0,0005 0,06 0,009 1,57 0,90 Sub kritis
A S3 0,00182 42,96 41,88 194 0,006 0,12 0,54 0,07 3 0,0017 0,10 0,016 0,46 0,20 Sub kritis
S4 0,00182 40,85 40,19 140 0,005 0,12 0,56 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,43 0,18 Sub kritis
S5 0,00182 39,27 37,98 88 0,015 0,12 0,45 0,05 2 0,0011 0,08 0,013 0,69 0,33 Sub kritis
B S13 0,00099 44,77 40,61 200 0,021 0,12 0,38 0,04 2 0,0006 0,06 0,010 0,69 0,36 Sub kritis
S6 0,00198 42,88 42,49 68 0,006 0,12 0,55 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub kritis
S7 0,00198 42,43 42,06 32 0,012 0,12 0,48 0,06 2 0,0013 0,09 0,015 0,64 0,29 Sub kritis
S8 0,00198 42,56 41,60 140 0,007 0,12 0,53 0,06 3 0,0017 0,10 0,016 0,52 0,23 Sub kritis
C S9 0,00198 42,90 42,68 100 0,002 0,12 0,66 0,08 3 0,0026 0,13 0,020 0,32 0,13 Sub kritis
S10 0,00198 42,00 41,52 140 0,003 0,12 0,61 0,07 3 0,0022 0,12 0,019 0,39 0,16 Sub kritis
S11 0,00198 41,97 41,41 96 0,006 0,12 0,55 0,07 3 0,0018 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub kritis
S12 0,00198 40,73 39,87 134 0,006 0,12 0,54 0,07 3 0,0017 0,10 0,016 0,50 0,22 Sub kritis
Sumber : Hasil analisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

BAB IV
DESAIN SALURAN DRAINASE

4.1 Saluran Drainase


Drainase atau disebut juga saluran pembuangan memiliki fungsi sebagai
saluran untuk mengalirkan air buangan atau air kotor dan juga limbah yang
berasal dari rumah. Dalam bidang ketekniksipilan, secara umum drainase
diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi kelebihan air baik dari air
hujan, rembesan, maupun irigasi. Drainase yaitu mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas
air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.Saluran drainase diklasifikasikan
menjadi dua bentuk yaitu saluran drainase tertutup dan saluran drainase terbuka
(Suripin, 2004).

4.2 Kriteria Perencanaan


Perencanaan saluran drainase di Desa Cosmic direncanakan menggunakan
sistem drainase minor dengan masa perencanaan 10 tahun. Saluran drainase ini
melayani seluruh wilayah Desa Cosmic yang terbagi menjadi beberapa blok. Hal
ini dilakukan karena aliran air yang masuk ke tiap saluran antar blok memiliki
debit yang berbeda. Adanya debit aliran yang berbeda pada tiap blok
menyebabkan dimensi di setiap saluran menjadi berbeda pula.
Saluran drainase dirancang untuk memperoleh aliran sub kritis (aliran
tenang). Aliran kritis dihindari karena tidak stabil sementara aliran superkritis
dihindari karena berpotensi menyebabkan kerusakan. Kecepatan aliran dirancang
tidak melebihi kecepatan izin. Kecepatan izin berfungsi untuk mencegah
pengendapan dan tumbuhnya tumbuhan penganggu maka kecepatan aliran air di
dalam saluran disarankan ≥ 0,6 m/detik. Untuk saluran drainase kota dengan
dinding dari batu atau beton kecepatan aliran di dalam saluran pada saat
mengalirkan debit puncak disarankan antara 0,9 – 3 m/detik (Wesli, 2008).
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

Penampang saluran yang digunakan dalam perencanaan ini berbentuk


persegi dengan dinding beton kasar. Penampang saluran dengan bentuk persegi ini
dipilih karena lebih mudah dalam tahap analisis. Berikut ini merupakan rumus
yang digunakan untuk mencari dimensi saluran berbentuk persegi :

A=by ..................................................................…………. (4.2)

P=b+ 2 y ............................................................…………. (4.3)

A
R= ..................................................................…………. (4.4)
P
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE

Tabel 4.1 Dimensi Saluran Drainase


Qd So Y b A P R Fboard y saluran A v
Saluran mᵌ/de n C Ket
m/m M m m² m m m m m² m/detik
t
S1-S2 0.34 0.005 0.014 0.332 0.663 0.503 1.327 0.379 0.17 0.237 0.569 0.378 0.896 Sub kritis
S2-S3 0.31 0.004 0.014 0.329 0.658 0.491 1.315 0.374 0.17 0.236 0.565 0.372 0.835 Sub kritis
S3-S4 0.31 0.003 0.014 0.356 0.712 0.608 1.425 0.427 0.17 0.246 0.602 0.429 0.724 Sub kritis
S4-S5 0.31 0.005 0.014 0.324 0.648 0.473 1.297 0.365 0.17 0.235 0.559 0.362 0.857 Sub kritis
S6-S7 0.38 0.003 0.014 0.385 0.770 0.749 1.540 0.486 0.17 0.256 0.641 0.494 0.767 Sub kritis
S7-S9 0.34 0.003 0.014 0.372 0.744 0.684 1.489 0.459 0.17 0.252 0.624 0.464 0.731 Sub kritis
S8-S9 0.28 0.004 0.014 0.324 0.648 0.472 1.296 0.364 0.17 0.235 0.559 0.362 0.780 Sub kritis
S9-S11 0.14 0.008 0.014 0.218 0.436 0.165 0.873 0.189 0.17 0.193 0.411 0.179 0.786 Sub kritis
S10-S11 0.13 0.004 0.014 0.243 0.486 0.219 0.972 0.226 0.17 0.203 0.446 0.217 0.613 Sub kritis
S11-S12 0.21 0.004 0.014 0.286 0.572 0.338 1.143 0.296 0.17 0.220 0.506 0.289 0.733 Sub kritis
S12-S5 0.44 0.002 0.014 0.432 0.864 1.017 1.728 0.588 0.17 0.271 0.703 0.607 0.722 Sub kritis
S13-S5 1.28 0.007 0.014 0.520 1.040 1.666 2.079 0.801 0.17 0.297 0.817 0.850 1.512 Sub kritis
Sumber : Hasil alasisis, 2014
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

4.3 Rancangan Saluran Drainase Limpasan


Perencanaan saluran drainase air limpasan dan air buangan dilakukan di
Desa Cosmic dengan waktu perencanaan untuk 20 tahun mendatang. Saluran
drainase dibuat berdasarkan peta wilayah yaitu :
a. Gambar kondisi wilayah Desa Cosmic
b. Gambar jalur aliran pada saluran drainase air limpasan
c. Gambar jalur aliran gabungan pada saluran drainase air limpasan dan air
buangan
Adapun gambar tersebut dapat dilihat pada lampiran.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam perencanaan saluran drainase air limpasan hujan


yaitu:

a. Perencanaan dilakukan berdasarkan data curah hujan dengan periode ulang 10


tahun dengan intensitas terendah adalah 57,72 mm/jam dan tertinggi yaitu
188,80 mm/jam serta didapatkan debit limpasan (Qp) untuk Desa Cosmic yaitu
4,48 m3/detik.
b. Saluran drainase Desa Cosmic pada saluran 1 dengan penampang segi empat
memiliki lebar (b) = 0,663 m, kedalaman (y) = 0,332 m dan kecepatan aliran
air limpasan (v) yaitu 0,896 m/detik.
Sedangkan pada saluran air buangan perencanaan menggunakan data debit
buangan domestik dan non domestik berdasarkan proyeksi pertumbuhan
penduduk. Contoh debit rencana didapat dari perhitungan pada blok A yaitu
0,00182 m3/detik.

5.2 Saran

Pada perencanaan saluran drainase dan air buangan di Desa Cosmic ini,
hasil yang didapatkan dari perhitungan belum optimal dikarenakan masih banyak
kekurangan pada analisa desain saluran drainase limpasan dan air buangan
terutama dari segi pemahaman kondisi wilayah dan kurangnya referensi. Sehingga
pada perencanaan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN
DRAINASE

DAFTAR PUSTAKA

Hardjosuprapto,Kusnoputranto.1985.Desain Drainase Perkotaan Vol. 1, ITB,


Bandung.

Martin P. Wanielista, 1990, Hydrology and Water Quantity Control, Wiley and
Sons, New York.

Mori et al,2006. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 2 (Terj.).Erlangga, Jakarta.

Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No.122 Tahun 2005 .

Wesli, 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta

William, S Springer, 1990. Storm Drain Design in Land Development Handbook,


The Drewberry Companies

Anda mungkin juga menyukai