T AHURA
T AHURA
ABSTRACT
This study aims to identify areas potentially prone to fires in the area of Tahura Nipa-Nipa. This
research was conducted from March to April 2010 in Regions of Tahura Nipa-Nipa with an area 7877.5 ha.
The instrument used is a set of computer equipment, survey equipment and stationery. Processing of spatial
data using Geographic Information System (GIS) Arcview project is 3.2. Variable research to identify
potentially vulnerable areas of forest fires is the type of soil, elevation, and land use. These data are
analyzed by using quantitative descriptive analysis. The results showed that the region is potentially prone to
fires in the area of Tahura Nipa-Nipa grouped into 4 classes, where the level of fire-prone forests with high
criteria covering 1548.13 or 20%, while the area of 3712.79 hectares or 47%, lower area of 1106.37 Ha or
14%, not prone area of 1510.26 Ha or 19%. From the results of this research is necessary to the management
of areas that are potentially vulnerable to forest fires. Prevention efforts as early as possible is very important
to be done to prevent catastrophic forest fires in the Tahura Nipa-Nipa.
Key words: Forest fires riks, geographic information system, forest park.
1 AGRIPLUS,
) Staf Pengajar Pada JurusanVolume
Kehutanan20 Nomor
Fakultas : 03 Universitas
Pertanian September 2010, Kendari.
Haluoleo, ISSN 0854-0128 246
2
) Alumni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari
247
Hingga saat ini memang belum pernah dari perangkat keras dan perangkat lunak
terjadi kebakaran hutan di wilayah Tahura berupa Software analisis ArcView 3.2 dengan
Nipa-Nipa, namun deteksi dini terhadap bantuan extensions Image Analyst, Spatial
wilayah yang berpotensi rawan kebakaran Analyst dan Geoprocessing. Peralatan survey
merupakan langkah yang bijak, mengingat yaitu, Global Position System (GPS), Abney
fenomena yang terjadi saat ini. Oleh karena itu Level, Kompas, Altimeter, Parang, Meteran
perlu dilakukan penelitian mengenai studi dan dan Kamera Digital Serta seperangkat Alat
pemetaan wilayah berpotensi rawan kebakaran Tulis Kantor. Adapun bahan yang digunakan
di Tahura Nipa-Nipa Provinsi Sulawesi adalah Peta Topografi Lembar Sultra skala 1 :
Tenggara, yang diharapkan mampu 50.000. Hasil Interpretasi Citra satelit Landsat
memberikan masukan guna penentuan 7 ETM+ pada Tahura Nipa-Nipa tahun 2005,
kebijakan pengelolaan Tahura Nipa-Nipa ke Peta jenis tanah Tahura Nipa-Nipa skala
depan. 1:50.000, Peta Fungsi Kawasan dan Peta
Produktivitas Lahan serta Peta Tata Guna
METODE PENELITIAN Hutan Kesepakatan tahun 1999.
Variabel penelitian yang akan diamati dalam
Penelitian ini dilakukan dari bulan penelitian ini mencakup :
Maret sampai Mei 2010 di Kawasan Taman Jenis tanah. Variabel ini
Hutan Raya Nipa-Nipa, Kota Kendari dan diidentifikasi pada jenis tanah yang digunakan
Kabupaten Konawe dengan luas 7.877,5 Ha. berdasarkan data peta jenis tanah yang sudah
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ada. Klasifikasi dan nilai skor faktor jenis
adalah seperangkat komputer yang terdiri tanah lapangan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi dan nilai skor faktor jenis tanah lapangan di Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No. Kelas Jenis tanah Klasifikasi Skor
1. I Aluvial, glei, planosol, hidromerf, laterik air tanah Tidak peka 1
2. II Latosol Kurang peka 2
3. III Brown forest soil, Non calcic brown Mediteran. Agak peka 3
4. IV Andosol, laterit, grumusol, podsol, podsolic. Peka 4
5. V Regosol, litosol, organosol, rensina. Sangat peka 5
Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981.
sekunder hasil interpretasi citra satelit, serta mengenai wilayah yang berpotensi rawan
peta-peta lain dengan keadaan lokasi kebakaran hutan pada Kawasan Tahura Nipa-
penelitian. Nipa.
Pengolahan data Spasial kawasan
rawan kebakaran menggunakan perangkat
lunak (software) SIG yaitu ArcView 3.2.
Analisis spasial meliputi analisis vektor dan
raster, dimana model data vektor dapat
menampilkan, menempatkan dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik-titik,
garis-garis atau kurva, area atau polygon
beserta atribut-atributnya. Data-data spasial di
matching sehingga dihasilkan tingkat
kerentanan kebakaran hutan dan lahan. Nilai
terendah = 0 + 1 + 2 = 3; Nilai tertinggi = 5
+ 2 + 4 = 11; Kelas interval = 4 (Sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah) dan Rentang
kelas = (11 – 3)/4 = 2.
Gambar 1. Peta Kawasan Tahura Nipa-Nipa
Tabel 3. Interval kelas rawan kebakaran pada
Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No. Kelas interval Skor HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sangat tinggi ≥9
2. Tinggi 7 – 8.9 Jenis Tanah
3. Sedang 5 – 6.9 Berdasarkan data sekunder yang
4. Rendah ≤ 4.9 diperoleh dari badan pertanahan nasional
Sumber : Laela dan Sigit (2008). Provinsi Sulawesi Tenggara, peta Rupa Bumi
Indonesia tahun 1992 dan Google Earth tahun
Data-data yang telah dikumpulkan 2010 diketahui jenis tanah di lapangan di
dianalisis dengan menggunakan analisis peroleh dua kelas yaitu (1) Brown Forest
deskriptif kuantitatif, berupa angka-angka atau Soil, Mediteran Merah Kuning, Litosol
tabulasi data dari variabel. Hasil dari analisis dengan klasifikasi agak peka dan (2) Podsolik
ini, akan memberikan data dan informasi Merah Kuning klasifikasi peka.
Jenis tanah podsolik merah kuning Tabel 5. Hasil pengolahan data dan overlay
terbentuk pada daerah yang memiliki curah elevasi pada Kawasan Tahura
hujan tinggi antara 2.500 sampai 3.000 tiap Nipa-Nipa
tahun, berada pada ketinggian 25 mdpl,
Elevasi atau Luas Persentase
memiliki daya simpan air yang terbatas dan ketinggian
Kriteria
(Ha) (%)
rendah akan bahan organik sehingga proses Dataran 7877.5 100
infiltrasi yang terjadi di dalam tanah kurang 25 – 450
Sedang
baik dimana permeabilitas lambat sampai baik Sumber: Google Earth 2010, Peta RBI tahun 1992
dan peka terhadap erosi sehingga laju dan data primer 2010.
sedimentasi pada saat hujan semakin cepat
karena kurang mampu menyerap dan Tabel 5 menunjukkan kelas elevasi
menyimpan air. Kemasaman tanah umumnya berada di ketinggian 25 - 450 mdpl yang
tinggi dengan PH kurang dari 5,5. Tekstur merupakan daerah dataran sedang/lahan
tanah adalah liat, struktur blok di lapisan kering dengan luasan 7877.5 Ha atau 100%
bawah, konsistensi teguh, sehingga tanah ini dari total luasan kawasan Taman Hutan Raya
tergolong kering sehingga apabila terjadi Nipa-Nipa. Peta elevasi hasil analisis dan
kebakaran pada lahan hutan yang berupa survei lapangan disajikan pada Gambar 3.
alang-alang dan semak belukar maka dengan Elevasi memiliki peranan dalam
cepat terjadi penyebaran api pada kawasan menentukan kondisi terjadinya kebakaran
hutan. hutan. Bahan bakar yang berada pada elevasi
yang lebih rendah, mengering lebih cepat
dibandingkan dengan bahan bakar yang
terdapat pada elevasi yang lebih tinggi.
Kawasan hutan Tahura Nipa-Nipa yang
berada pada daerah dataran sedang/lahan
kering berindikasi mudah terjadi kebakaran.
Selain itu fenomena perkebunan dan
perladangan berpindah oleh masyarakat
sekitar hutan, yang diawali pembukaan lahan
dan pembersihan lahan dengan pembakaran
dapat menyebabkan terjadinya kebakaran,
karena suhu yang panas akan memudahkan
terbakarnya bahan organik yang telah kering.
Menurut Kadarusman (2009)
kebakaran yang terjadi di permukaan terutama
Gambar 2. Peta Jenis Tanah pada Kawasan dipengaruhi oleh bahan bakar dan angin.
Tahura Nipa-Nipa Kebakaran yang dimulai dekat dengan dasar
dari suatu lereng yang naik dengan normal, di
Elevasi waktu tengah hari dengan kondisi berangin,
Hasil pengolahan data dan overlay akan menjalar lebih cepat dan membakar areal
peta diketahui elevasi di kawasan Tahura yang lebih besar dari pada kebakaran yang
Nipa-Nipa berkisar 25 – 450m dpl. Menurut dimulai dari dekat puncak lereng karena tidak
Whitten, et al. (2000) ketinggian tersebut ada lereng yang dapat dijalari. Oleh karena itu
masuk dalam klasifikasi dataran sedang/lahan kebakaran dapat terjadi pada kelerengan 0 –
kering (Tabel 5). 40% dimana pada kelerengan ini sering
digunakan untuk pembukaan lahan dan
tanaman komoditi pada kawasan Tahura Nipa-
Nipa. Alang-alang dan semak belukar akibat
perladangan berpindah dan berada pada daerah
ketinggian dengan angin yang bertiup akan selatan dari kawasan Taman Hutan Raya
mempercepat penyebaran kebakaran. Nipa-Nipa. Peta penggunaan lahan disajikan
pada Gambar 4.
Tabel 7 menunjukkan daerah rawan mempunya kondisi kering sehingga suhu pada
bencana kebakaran dengan kelas sedang kawasan ini pada musim kemarau panas.
memiliki luasan yang terluas yakni 3712,792 o
122 30' 446250 450000 453750 457500 461250
o
122 40'
9573750
9573750
PEMBAGIAN BLOK
TAMAN HUTAN RAYA NIPA-NIPA
Lapulu
TELUK LASOLO PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SELUAS 7.877,5 HA
Teromaroma
9570000
9570000
KETERANGAN
Puuwonua # Lalombonda
#
Rapambinopaka Atowatu Jalan raya
l # Sawapudo Lalanu Roda
a
oa TANASA #
u
Waworaha # Jalan usaha tani dan jalan setapak
Aa
Wambenanua Aa Nii Tanasa
la a T la
at
Y
# #
Aa l aa Sor u e
# Mat andahi
a w a pu
Toli-Toli ow
a
nu a
# La Sungai
o mb u
At
Bumi Indah # # Soropia
a # Wawobungi l an
A a l aa
a
ak
eo
u Kampung/pemukiman
Aalaa o r o p i a
Kampung Baru
aS
L am
op
A alaa Tona
Telaga Biru
i
a W a wob ung
Kedudukan kecamatan
A a la a Ta ng
bi n
Anggalano #
i
Y
Aa la
#
g oos
##
Y
pa
Aa la a
S
TORONIPA # Kedudukan desa/kelurahan
Ra
Hutan Raya Nipa-Nipa. Peta Rawan Bencana
o ng
a
Blok lindung seluas 3.319,2 Ha
03 55 ' 9566250
9566250 03 55'
ala
o
P
o
laa
Blok pemanfaatan seluas 3.147,5 Ha
A a la
Aa
Bokori #
Labibia Bajoe Indah Blok koleksi tanaman 699,5 Ha
# #
Mekar Bajoe
#
Blok lainnya 711,3 Ha
aa
M # Sorue Jaya P. Bokori
e r ata asi
# Wambalata 1. Peta RBI Skala 1 : 50.000 Tahun 1992
u n d ap e
disajikan pada Gambar 5.
2. Peta Tata Batas Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Skala
a
A ala
aa Ko r umb
1 : 25.000 Tahun 1997
A a l a a Salok
a tu
Tonggkuno Sorue 3. Peta Tata Batas Blok Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Skala
aA
Y
#
tuw
Las ol o
ah
MANDONGA 1 : 15.000 Tahun 2008
aL
lo
Aa l a a Wa
la
l am
Punggolaka Alolama #
Aa
al
a
A
Aala
9562500
9562500
Anggilowu #
# Purirano
9540000
9540000
tingkat kerawanan tinggi dengan persentase
Y
# Kampung Butung
KEN DARI KANDAI
TELUK KENDARI
Kadia
u Talia
mb
Pudai Sukamaju P. Bungkutoko
a a Nok a
luasan 20%, hal ini terjadi karena penggunaan
945000 0
94 50000
u
gg
9558750
9558750
ey a
Wan
A be li
go
al
a A
l ng
atu
a
Wuawua A a Tekaleano
A
b
a
04 00'
um
Aa laa
0 4 0 0'
Aa la
un d
o o 360000 450000 540000
al a a W
DIBUAT OLEH:
BALAI TAMAN HUTAN RAYA NIPA-NIPA
DINAS KEHUTANAN PROV. SULTRA
A
DESEMBER 2009
o o
122 30' 446250 450000 453750 457500 461250 122 40'
berdasarkan beberapa hasil penelitian sedangkan yang tergolong dalam kriteria tidak
menunjukkan bahwa penyebab utama rawan seluas 1510,264 Ha atau 19% berada
kebakaran hutan adalah faktor manusia seperti pada wilayah bagian tengah dari kawasan
membuang puntung rokok sembarangan di Tahura Nipa-Nipa, yang masuk dalam blok
hutan yang kering, sengaja dibakar untuk perlindungan.
membuka lahan, atau mengeksploitasi hutan Dengan adanya penelitian ini
secara besar-besaran dan terus-menerus. Oleh diharapkan upaya antisipasi sedini mungkin
karena itu kebakaran bisa terjadi dengan dapat di upayakan sehingga bencana dapat
mudah melihat variabel yang ada dari dihindarkan. Di lain pihak perlu dilakukan
penelitian ini. penelitian lebih lanjut tentang bahaya bencana
Maka dengan adanya peta potensi alam yang lain seperti tanah longsor, banjir
rawan kebakaran ini diharapkan dapat akan dan sebagainya sehingga bencana yang akan
lebih memudahkan pihak-pihak yang terjadi dapat diantisipasi. Penelitian lebih
berkepentingan dalam menentukan kebijakan lanjut mengenai pengelolaan daerah-daerah
terhadap pengelolaan Tahura Nipa-Nipa. yang teridentifikasi berpotensi rawan bencana
Tentu saja potensi sumberdaya manusia, kebakaran perlu dilakukan dengan
peralatan dan dana merupakan modal yang mempertimbangkan aspek-aspek teknis, sosek
besar yang seharusnya dapat dipadukan untuk dan aspek lainnya, sehingga dapat ditemukan
upaya pengendalian dan antisipasi kebakaran pendekatan yang tepat untuk mengelola
hutan dan lahan di kawasan Tahura Nipa- daerah-daerah tersebut.
Nipa.
Pada Kawasan Taman Hutan Raya Anonim, 2009. Kawasan Konservasi Berubah Jadi
Nipa-Nipa terdapat wilayah seluas 1548,13 Ha Pemukiman. http://www.berita2.com/
atau 20% dari total luas Tahura Nipa-Nipa lingkungan/konservasi--pelestarian/407-
yang berpotensi tinggi dapat terjadi kebakaran kawasan-konservasi-berubah-jadi-
hutan, yang berada pada blok koleksi tanaman, pemukiman.html. (12 April 2010).
blok pemanfaatan dan blok lainnya, tepatnya Annas, 2007. Sebab Kebakaran.
pada daerah-daerah Kemaraya. Watu-Watu, http://Insidewinme.blogspot.com/2007/11/
Tipulu, Sodoha dan Gunung Jati yang sebab-kebakaran-hutan.html. (12 April
merupakan daerah pemukiman dan kebun 2010).
masyarakat, serta daerah Sawopudo, Soropia,
Arief, Arifin., 2001. Hutan dan Kehutanan .
Toli-Toli dan Lalomboda yang sebagian besar Penerbit Kanisius. Yogyakarta
penggunaan lahannya berupa tegalan.
Besarnya potensi kebakaran yang dapat terjadi Pratondo, B.J., 2006. Aplikasi Infrastruktur Data
pada wilayah tersebut, membutuhkan Spasial Nasional (IDSN) untuk
pengawasan, perhatian dan penanganan yang Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan. http://Searchwinds.com/redirect?
khusus sehingga plasma nutfah yang ada di
id. 2398762. (12 April 2010).
kawasan Tahura Nipa-Nipa tidak terdegradasi
akibat ancaman bahaya kebakaran hutan. Brandt, J. 1988. The transformation of rainfall
Daerah berpotensi kebakaran hutan energy by a tropical rainforest canopy in
dengan kriteria sedang memiliki luas 3712,79 relation to soil erosion. Journal of
Biogeography 15: 41-8.
Ha atau 47% didominasi di sekitar bagian
tengah dan sebagian berada di sebelah barat Hardjowigeno. S dan Widiatmaka,. 1999.
dan timur dari kawasan Tahura. Kriteria Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata
rendah seluas 1106,37 Ha atau 14% berada Guna Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas
pada bagian sebelah barat dan timur, Pertanian IPB. Bogor.
Hamilton, L.S. 1987 What are the impacts of Laela Qodariah dan Sigit Wijanarko. 2 Juni 2008.
deforestation in the Himalayas on the Pengelolaan Pengendalian Kebakaran
Ganges-Brahmaputra lowlands and delta? Hutan Berbasis Masyarakat (Di Hutan
Relations between assumptions and facts. Jati Perhutani). Http://Elqodara.Multiply.
Mountain Research and Development 7: com/journal/item/20. (12 April 2010).
256-63.
Prahasta, Eddy., 2005. Konsep-Konsep Dasar
Hasrul, Yos. 2007. Nestapa Warga Kampung Baru Sistem Informasi Geografis. Penerbit
di Bukit Tahura. RIC-Sulawesi. Kendari. Informatika . Bandung.
---------------.4 Agustus 2008. Tahura Murhum dan Purwadhi, FSH. 1999. Sistem Informasi Geografis.
Cengkraman Makelar Tanah. Lembaga Penerbangan dan Antariksa
http://mahacalaunhalu.wordpress.com/20 Nasional.
08/08/04/tahura-murhum-dalam-
Syumanda, Rully. Juni 2007. Kebakaran Hutan
cengkraman-makelar-tanah. (12 April
dan Lahan - Kebutuhan Akan Kebijakan
2010).
Yang Mengatur Tanggung Jawab
Kadarusman. Januari 2009. Empat Variabel Yang Perusahaan. http://Rullyumanda.
Mempengaruhi Cuaca Kebakaran From Blogspot.com/2007/06/ kebakaran hutan
http://kadarusmankhts.files.wordpress.co dan lahan kebutuHan.html. (12 April
m/2009/01/perilaku-kebakaran- 2010).
module.pdf. (12 April 2010).