Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farizka Ari Aisyah

NIM : 195070209111005
Program Studi : Ilmu Keperawatan

HANTAMAN BAGI DUNIA KEPERAWATAN DI INDONESIA

Kesehatan di Indonesia tidak jarang sebagai sorotan publik, khususnya dalam hal
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan adalah komponen penting dalam pelayanan kepada
masyarakat. Dalam Profil Tenaga Kesehatan Indonesia (2016) disebutkan bahwa jumlah tenaga
kesehatan terbanyak ialah perawat. Perawat memberikan asuhan keperawatan bagi klien guna
memenuhi kebutuhan bio-psiko dan spiritual. Dalam memberikan asuhan keperawatan,
perawat dituntut untuk bertindak profesional. Penerapan tuntutan tersebut terkadang tidak
semudah yang dibayangkan, terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh perawat.
Beberapa masalah tersebut diantaranya dalam hal : beban kerja, gaji, pendidikan, bahasa.

Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan. Di beberapa
tahun terakhir, semenjak berlakunya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) yang bersifat universal coverage. Sistem tersebut memudahkan
masyarakat mendapat fasilitas kesehatan, akhirnya demand (tuntutan) masyarakat akan
pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. Ketidakseimbangan antara permintaan
masyarakat dan kepuasan kerja tenaga kesehatan tidak diperhatikan, hal ini memicu
peningkatan pada beban kerja tenaga kesehatan. Salah satu penelitian yang dilakukan di RSU
GMM Pancaran Kasihan Manado menunjukkan bahwa, tidak menentunya jadwal lembur, shift
serta beban kerja yang cukup tinggi sering dirasakan oleh perawat terutama pada shift sore (3-
4) perawat dan malam hari (2-3 perawat)sehingga seringkali terdengar keluhan dari beberapa
perawat (Oroh, Mario, and M. 2019). Penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2018) di RSUD
Wates mendapatkan kurangnya tenaga kesehatan di RSUD tersebut sehingga berdampak pada
beban kerja perawat pelaksana yang meningkat.

Gaji dan intesif merupakan bagian dari kepuasan kerja seseorang. Perawat di Indonesia
berkeluh kesah atas gaji, intensif yang diterima masih kurang, tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Selain mengalami kendala atas kurangnya gaji dan intensif, pembayaran gaji yang
tidak tepat waktu juga dikeluhkan oleh para perawat. Hal tersebut tentunya mempengaruhi
kinerja perawat di pelayanan Rumah Sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2012)
menunjukkan bahwa adanya pengaruh atas imbalan/gaji yang diberikan dapat berpengaruh
Nama : Farizka Ari Aisyah
NIM : 195070209111005
Program Studi : Ilmu Keperawatan

dengan kinerja perawat. Kinerja yang positif akan meningkat jika terdapat gaji yang baik (Oroh,
Mario, and M. 2019).

Adapun hal lain yang menjadi masalah dalam keperawatan ialah mengenai rendahnya
kualitas, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai, lapangan kerja semakin
sempit namun produksi tenaga kesehatan meningkat pesat. Kesenjangan kualitas dan
kompetensi lulusan pendidikan tinggi yang tidak sejalan dengan tuntutan kerja. Kesenjangan
tersebut mengakibatkan tenaga kerja yang dihasilkan tidak siap pakai (Kompas, 2017).
Permasalahan yang berada di dunia pendidikan perawat secara tidak langsung mempengaruhi
kinerjanya di lapangan. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2015) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pendidikan dan kinerja perawat. Dimana semakin baik pendidikan
seorang perawat akan berbanding lurus dengan kinerjanya.

Diciptakannya pasar tunggal sekaligus pusat produksi (production base) berkaitan


dengan elemen produk aktivitas ekonomi bebas meliputi tenaga kerja yang terdidik/terampil
di dalam Konferensi Tingkat Tinggi Bali sering dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN). Adapun beberapa dampak dari dibentuknya MEA ialah pekerja dari negara lingkup
ASEAN bebas keluar masuk ke Indonesia, tidak terkecuali dengan tenaga kesehatan. Tetapi
melihat kondisi saat sekarang ini, tenaga Indonesia memiliki kendala dalam berlakunya MEA.
Salah satu berita yang ditulis oleh Nainggolan (2016) menyatakan bahwa terdapat 125rb
perawat dari 150rb perawat Filipina yang bekerja di luar negeri. Hal ini disebabkan oleh
kecakapan komunikasi perawat di Filipina lebih mumpuni daripada tenaga kesehatan yang
berasal dari Indonesia. Perawat Filipina mampu berbicara bahasa Inggris menggunakan logat
British-American secara fasih. Namun, berita tersebut tidak memuat negara mana yang
dijadikan tujuan perawat Filipina bekerja. Fenomena tersebut sedikit menggugah Pusat
Peningkatan Mutu SDM (Sumber Daya Manusia) untuk memberi perhatian khusus sehingga
mampu memberikan solusi membludaknya tenaga kesehatan khusunya keperawatan serta
memberikan standart pendidikan keperawatan di setiap perguruan tinggi.

Berbagai permasalahan secara bertubi-tubi menghantam dunia keperawatan di Negara


Indonesia, membangunkan kepedulian penulis sebagai mahasiswa keperawatan. Inspirasi
datang dari Syaifol Hardy MN. Beliau adalah sesosok perawat berkelas dunia yang dimiliki oleh
Indonesia. Beliau tidak hanya bekerja menjadi seorang perawat saja. Melalui kepiawaiannya
Nama : Farizka Ari Aisyah
NIM : 195070209111005
Program Studi : Ilmu Keperawatan

merangkai dan mengolah kata demi kata. Beliau sebarkan tulisannya melalui sosial media dari
kegigihannya tersebut beliau telah menerbitkan sebuah buku yang ditulis bersama teman-
teman perawat di NTT yaitu : Enjoy Nursing, The Sleeping Giant, Diaspora Nursing Indonesia,
The Poor Little Rich, From Qatar to Indonesia. Tak hanya pandai mengolah kata, beliau
merupakan salah satu perawat yang melanglang buana. Salah satu negara yang pernah
dikunjunginya ialah di Qatar. Meskipun dulunya, karir beliau dimulai dari SPK, tetapi semangat
beliau melebihi sarjana. Beliau juga memaparkan sebuah slogan : “MORE THAN JUST
NURSING”. Saat ini, beliau kembali ke tanah air. Perawat kelas dunia tersebut berbagi
pengalaman kepada teman sejawat dengan melatih dan berbagi ilmu, sehingga tidak hanya dia
saja yang dapat menapak di dunia tapi bersama teman sejawat di Indonesia. Dari situlah penulis
essay yang sederhana ini berharap dapat berbagi ilmu dengan teman sejawat dari ilmu
keperawatan, bahasa, entrepreneur, agama dan ilmu-ilmu lain yang dapat bermanfaat
menambah kulitas perawat di Indonesia sehingga dapat menghapus ketidakseimbangan antara
pendidikan satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai