Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar belakang

Manusia sudah mempunyai pengetahuan dan cara pengobatan yang mereka


peroleh berdasarkan pengalaman sebelum islam ada. Hal ini dinamakan
pengobatan tradisional dimana pengobatan yang menggunakan bahan dari
tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Secara umum
paham ini disebut herbalisme, yaitu satu usaha memperbaiki fungsi tubuh
menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan (memberikan bahan-bahan pengobatan
secara alamiah), baik berasal dari satu tumbuhan maupun dari ramuan beberapa
tumbuhan. Misalnya temulawak, kunyit dan madu ketiga bahan ini memiliki
manfaat yang beragam bagi kesehatan tubuh. Apabila dikombinasi akan
menghasilkan produk yang memiliki banyak manfaat. Seperti digunakan sebagai
minuman. Rimpang temulawak mengandung protein, pati, zat warna kuning
kurkuminoid (yang terdiri dari dua komponen yaitu kurkumin dan kurkuminoid),
serta minyak atsiri. Kandungan zat pada temulawak yaitu minyak atsiri yang
bermuatan felandren dan tumerol, terdapat juga kurkumin dan pati dengan dosis
0,5 gram sampai 1 gram sangat baik untuk obat antispasmodika dan obat
kolagoga.

Madu adalah suatu zat kental manis yang dibuat oleh lebah dengan jalan
fermentasi dari nektar bunga di dalam saluran pencernaan lebah setelah
mengalami perubahan. Suranto (2004) menyatakan bahwa madu berkhasiat untuk
menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan stamina.
Madu juga mengandung unsur makanan yang luar biasa walaupun kadarnya kecil,
sehingga bisa digunakan sebagai tonik alami (Baskhara, 2008). Keunggulan lain
yang dimiliki madu adalah aroma dan cita rasa yang khas, maka madu sering
digunakan untuk penyedap makanan, bahan kosmetik dan obat-obatan. Selain
madu sebagai hasil utama lebah, ada juga hasil samping dari lebah salah satunya
berupa pollen. Pollen atau tepung sari bunga merupakan suatu hasil alam yang
terdapat pada kepala putik 1 2 bunga dalam bentuk butir-butir serbuk halus
(Murtidjo, 1994). Pollen bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh,
memacu vitalitas dan kesehatan tubuh. Pollen juga sebagai antioksidan,
antibakteri dan mencegah pertumbuhan kanker. Pollen direkomendasikan sebagai
makanan untuk menanggulangi stress dan kelelahan atau tonik (Ihsan, 2011).
Istilah tonik biasanya digunakan sebagai efek yang memacu dan memperkuat
semua sistem organ serta menstimulasi perbaikan sel-sel tonus otot. Obat-obat
yang menyebabkan efek tonik tersebut digolongkan sebagai tonikum. Efek tonik
ini dapat terjadi karena efek stimulan yang dilakukan terhadap sistem syaraf pusat
(Wahyuni dan Kusumawati, 2008).

Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis
penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri)
mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba,
antiseptic dan antiinflamasi.

Tujuan dari kombinasi ini diharapkan sediaan uji yang memiliki beberapa
kandungan senyawa didalamnya dengan dosis terendah mampu memberikan efek
yang diharapkan yaitu penambahan nafsu makan dan stamina bagi tubuh dan juga
bisa dikonsumsi sebelum makan karena kandungan yang terdapat pada kunyit.

1.1 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah :

1. Memenuhi salah satu tugas teknologi obat herbal yang diberikan oleh
dosen matakuliah
2. Praktik membuat produk sediaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rimpang Kunyit(Curcuma domestica Val)

a. Pengertian
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki
manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit merupakan
jenis rumput – rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul
dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10 – 15 cm dan
berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi
aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian utamanya dari tanaman kunyit
adalah rimpangnya yang berada didalam tanah. Rimpangnya memiliki
banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk biasanya berbentuk
elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning – kuningan (Hartati
& Balittro., 2013).

b. Taksonomi Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan sebagai


berikut (Winarto, 2004) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val

c. Morfologi
1) Batang Kunyit memiliki batang semu yang tersusun dari kelopak atau
pelepah daun yang saling menutupi. Batang kunyit bersifat basah karena
mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan berwarna hijau
keunguan. Tinggi batang kunyit mencapai 0,75 – 1m (Winarto, 2004).
2) Daun Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai
daun. Panjang helai daun antara 31 – 83 cm. lebar daun antara 10 – 18
cm. daun kunyit berbentuk bulat telur memanjang dengan permukaan
agak kasar. Pertulangan daun rata dan ujung meruncing atau melengkung
menyerupai ekor. Permukaan daun berwarna hijau muda. Satu tanaman
mempunyai 6 – 10 daun (Winarto, 2004).
3) Bunga Bunga kunyit berbentuk kerucut runcing berwarna putih atau
kuning muda dengan pangkal berwarna putih. Setiap bunga mempunyai
tiga lembar kelopak bunga, tig lembar tajuk bunga dan empat helai
benang sari. Salah satu dari keempat benang sari itu 6 berfungsi sebagai
alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya berubah bentuk
menjadi heli mahkota bunga (Winarto, 2004).
4) Rimpang Rimpang kunyit bercabang – cabang sehingga membentuk
rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang
rimpang berupa batang yang berada didalam tanah. Rimpang kunyit
terdiri dari rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang
rimpang. Rimpang utama ini biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh
kearah samping, mendatar, atau melengkung. Tunas berbuku – buku
pendek, lurus atau melengkung. Jumlah tunas umunya banyak. Tinggi
anakan mencapai 10,85 cm (Winarto, 2004). Warna kulit rimpang jingga
kecoklatan atau berwarna terang agak kuning kehitaman. Warna daging
rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya
agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan berkembang
secara terus menerus membentuk cabang – cabang baru dan batang semu,
sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm.
panjang rimpang bias mencapai 22,5 cm. tebal rimpang yang tua 4,06 cm
dan rimpang muda 1,61 cm. rimpang kunyit yang sudah besar dan tua
merupakan bagian yang dominan sebagai obat (Winarto, 2004). 5)
Kandungan senyawa kimia Senyawa kimia utama yang terkandung dalam
kunyit adalah kurkuminoid atau zat warna, yakni sebanyak 2,5 –
6%.Pigmen kurkumin inilah yang memberi warna kuning orange pada
rimpang (Winarto, 2004). Salah satu fraksi yang terdapat dalam
kurkuminoid adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat didalam
rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa
dan beberapa mineral. Kandungan minyak 7 atsiri kunyit sekitar 3 – 5%.
Disamping itu, kunyit juga mengandung zat warna lain, seperti
monodesmetoksikurkumin dan biodesmetoksikurkumin, setiap rimpang
segar kunyit mengandung ketiga senyawa ini sebesar 0,8% (Winarto,
2004).

d. Khasiat dan Manfaat Kunyit

Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital


energi, menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–
inflamasi), mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar
pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative)dan
pelembab (astringent) (Said, 2007). Kunyit mempunyai khasiat sebagai
jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit, senyawa yang
terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai
peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati,
antimikroba, antiseptic dan antiinflamasi(Hartati & Balittro, 2013).

2.2 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb)

a. Pengertian
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis
tanaman obat dari famili Zingiberaceae dan merupakan penyusun hampir
setiap jenis obat tradisional yang dibuat di Indonesia. Hasil survei dalam
industri obat tradisional didapatkan bahwa pemanfaatan temulawak
dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis produk obat tradisional dan
bahan kosmetik. Penggunaan temulawak mengalami perkembangan,
dimulai dari tersedianya obat tradisional, melalui obat herbal terstandar,
akhirnya menjadi fitofarmaka. Saat ini total serapan temulawak dalam
industri obat tradisional dan obat fitofarmaka diperkirakan mencapai 8.750
ton/tahun (Kemala et al, 2004). Selain penggunaannya sebagai bahan baku
industri seperti minuman dan pewarna alami, manfaat lain adalah
meningkatkan sistem imunitas tubuh, anti bakteri, anti diabetik, anti
hepatotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, diuretika, depresan
(Raharjo& Rostiana, 2003).
b. Klasifikasi temulawak
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
c. Morfologi
Temulawak termasuk tanaman berbatang basah. Tingginya dapat
mencapai 2,5 m. Bunganya berwarna putih kemerah-merahan atau kuning.
Panjang tangkai bung 1,5-3 cm. Kelompok bunga 3-4 buah. Bunganya
langsung keluar dari rimpang dan berwarna merah, kelopak hijau muda,
sedankan pangka bunga bagian atas berwarna ungu.
d. Manfaat temulawak
Kandungan zat pada temulawak yaitu minyak atsiri yang bermuatan
felandren dan tumerol, terdapat juga kurkumin dan pati dengan dosis 0,5
gram sampai 1 gram sangat baik untuk antispasmodik dan kolagoga.
Selain itu temulawak juga bermanfaat untuk membersihkan darah,
mengobati badan yang kelelahan, sebagai amara dan juga mengatasi
sembelit.
2.3 Madu

a. Definisi Madu
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari nektar bunga.
Madu juga merupakan suatu campuran gula yang dibuat oleh lebah dari
larutan gula alami hasil dari bunga yang disebut nektar. Madu hasil dari
lebah yang ditampung dengan metode pengambilan moderen berupa cairan
jernih dan bebas dari benda asing (Molan, 1999).
b. Jenis Madu
Madu digolongkan berdasarkan bunga sumber nektarnya yaitu :
a. Madu monoflora merupakan madu yang sumber nektarnya didominasi
oleh satu jenis tanaman, contohnya madu kapuk, madu randu, madu
kelengkeng, madu karet, madu jeruk, madu kopi dan madu kaliandra.
b. Madu multiflora atau madu poliflora merupakan madu yang sumber
nektar dari berbagai jenis tanaman, contohnya madu Nusantara, madu
Sumbawa dan madu Kalimantan. Lebah cenderung mengambil nektar dari
satu jenis tanaman dan akan 8 mengambil dari tanaman lain apabila belum
mencukupi (Molan, 1999).
c. Kandungan madu
Madu mengandung air, fruktosa, glukosa, sukrosa. Madu juga
mengandung enzim – enzim seperti diastase, glukosa oksidase, katalase
serta vitamin A, betakaroten, vitamin B kompleks lengkap, vitamin C, D,
E dan K. Selain itu juga dilengkapi mineral berupa kalium besi,
magnesium, fosfor, tembaga, mangan, natrium dan kalsium. Bahkan
terdapat hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh glukosa oksidase dan
inhibin (Hamad, 2007).
d. Manfaat madu
a. Antimikroba Madu memiliki aktivitas antimikroba, melawan
peradangan dan infeksi. Didalam kandungan fisik dan kimiawi seperti
kadar keasaman dan pengaruh osmotik berperan untuk membunuh
mikroba.
b. Kemampuan penyembuh luka Madu memiliki kemampuan untuk
membersihkan luka, mengabsorbsi cairan edema di sekitar luka dan
menambah nutrisi.
c. Luka bakar Membangkitkan reaksi pencegahan untuk menyembuhkan
luka bakar.
d. Antioksidan Kandungan plasma darah semakin bertambah untuk
melawan oksidasi dengan kadar yang lebih tinggi setelah minum madu.
Dan terdapat juga fenolik didalam madu yang sangat efektif untuk
ketahanan tubuh melawan stres.
METODE & PEMBUATAN

a. Cara kerja
1. Siapkan semua bahan ( temulawak, kunyit dan madu)
2. Cuci bersih temulawak dan kunyit dengan perbandingan 1 : 1.
Kemudian potong kecil-kecil dan blender sampai halus.
3. Peras hasil dari step yang ke 2, buang ampasnya karena yang
dibutuhkan hanyalah sarinya saja.
4. Letakkan sari temulawak dan kunyit ke pengorengan tambahkan madu
500 ml aduk sampai mengental. (jangan sampai kering).
5. Dinginkan hasil yang sudah mengental, setelah itu masukkan ke wadah
6. Dan sirup TMK siap dikemas.
b. Cara penyajian atau cara minum
Cara minum sangatlah prakstis siapkan 200ml air hangat tambahkan 2
sendok sirup TMK aduk hingga rata dan siap diminum. Dapat diminum
dua kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai