Anda di halaman 1dari 9

DENTAL KARIES panas maupun dingin, keluhan akan berkurang jika

rangsangan dihilangkan.
DEFINISI: - Karies profunda atau karies pulpa
adalah kerusakan jaringan gigi yang ditandai Rasa sakit spontan.
dengan demineralisasi dari bagian inorganik dan
destruksi dari substansi organik gigi. 3. Berdasarkan waktu terjadinya:
adalah kerusakan jaringan gigi yang dimulai dari - Karies primer
permukaan gigi ( pit, fissure, daerah interproksimal ) Karies yg terjadi pada lokasi yg belum pernah memiliki
meluas ke arah pulpa. riwayat karies sebelumnya
- Karies sekunder
Etiologi: Karies yg timbul pada lokasi yg telah memiliki riwayat
1. Plak gigi karies sebelumnya (rekuren), misalnya: karies yg
2. Karbohidrat terjadi pada tepi tumpatan.
3. Permukaan gigi yang rentan
4. Waktu 4. Berdasarkan tingkat progresifitasnya:
- Karies akut
Penegakan Diagnosis Karies: Perkembangannya cepat. mis: kondisi rampant karies,
Makin awal karies didiagnosis, makin baik hasilnya pasien xerostomia
karena lesi yg masih kecil akan mengalami - Karies kronis
remineralisasi lebih mudah dibanding dgn lesi yang Perkembangannya lambat
lebih besar. - Karies terhenti (Arrested Caries)
Lesi karies tdk berkembang, akibat perubahan
Cara Penegakan Diagnosis karies : lingkungan.
a. Perlu pencahayaan yg baik, gigi hrs kering & bersih
b. Gunakan ketajaman mata utk mencari tanda awal 5. Karies menurut G.V. Black
karies, bila perlu dibantu dgn alat pembesar, mis: • Klas I
lup Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan
c. Sonde tajam, utk mendeteksi karies, untuk fissure) dari gigi premolar dan molar, juga terdapat
merasakan kekasaran krn adanya kavitas pd pada gigi anterior di foramen caecum.
permukaan yg ditandai dgn adanya sangkutan • Klas II
ujung sonde pada permukaan gigi. Karies yang yang terdapat pada bagian aproksimal
d. Pd beberapa lokasi, perlu dental X-ray. dari gigi molar atau premolar yang umumnya meluas
sampai ke bagian oklusal.
Gejala karies: • Klas III
• Tampak diskolorasi coklat atau hitam Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi
• Ditemukan kavitas (lubang) anterior, tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi.
• Kadang terasa nyeri, terutama jika terkena makanan • Klas IV
yg manis atau terangsang oleh panas maupun dingin Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi
• Jika karies sangat dekat dgn pulpa atau sudah depan dan sudah mencapai 1/3 incisal gigi.
menembusnya, timbul rasa nyeri yg sgt parah • Klas V
• Seringkali lokasi nyeri tidak dapat ditentukan dgn Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher gigi dari
tepat berasal dari gigi yg mana. gigi anterior maupun posterior pada permukaan labial,
lingual, palatal ataupun bukal dari gigi.
1. Berdasarkan lokasi karies pada gigi: • Klas VI
- Karies pit dan fissure Karies yang melibatkan tepi incisal dari gigi anterior
- Karies pada permukaan yg datar dan permukaan oklusal dari posterior yang
dihubungkan dengan abrasi
2. Berdasarkan dalamnya/struktur jaringan yg
terkena: Diagnosa Karies Gigi
- Karies superfisialis atau karies email 1. Pulpitis
Karies mengenai lapisan email, menyebabkan iritasi 2. Periodotitis Apikalis
pulpa biasanya pasien belum mengeluh sakit. 3. Abses Periapikal
- Karies media atau karies dentin 4. Aibses Periodontal
Karies mengenai lapisan dentin, menyebabkan 5. Dentin Hipersensitf
reaksi hiperemi pulpa. Nyeri bila terkena rangsangan
Pulpitis: PENATALAKSANAAN (PERAWATAN)
Pulpitis reversibel (pengaruh pd pulpa masih dapat Perawatan karies gigi ditentukan  stadium saat
disembuhkan) karies terdeteksi
nyeri timbul krn stimulus panas maupun dingin, 1. Penambalan (filling) ---> dilakukan utk mencegah
berlangsung selama beberapa detik, dan mereda jika progresi karies lbh lanjut. Ini merup. penambalan
stimulus dihilangkan. biasa yg dilakukan pd karies yg ditemukan saat iritasi
Pulpitis ireversibel (kerusakan pulpa tdk dapat atau hiperemia pulpa. Bahan yg digunakan yi,
disembuhkan lagi) amalgam, Composite resin & glass ionomer.
nyeri selama beberapa menit sampai beberapa jam, Penambalan dgn inlay jg bs dilakukan.
bisa diakibatkan oleh stimulus panas maupun dingin, 2. Perawatan Saluran Akar (PSA)/ Root Canal
maupun tanpa stimulus, nyeri tetap bertahan walaupun Treatment:
stimulus dihilangkan. Dilakukan bila sdh terjd pulpitis at karies sdh
mencapai pulpa. Setelah dilakukan PSA, dibuat
Periodontitis Apikalis: restorasi inlay/onlay/crown.
- Gigi sangat peka thd sentuhan dan perkusi. 3. Ekstraksi gigi
- Pulpa bisa msh vital krn inflamasi pd jaringan Merup. pilihan terakhir dlm penatalaksanaan karies
periapikal terjadi sebelum pulpa menjd nekrosis. gigi. Dilakukan bl jar. gigi sdh sgt rsk shg tdk dpt
- Pasien dapat menentukan tempat nyeri secara tepat. direstorasi. Gigi yg tlh diekstraksi perlu diganti dgn
pemasangan gigi palsu (denture), implant atau
Abses Periapikal: jembatan (bridge).
- Pembengkakan intra oral atau ekstra oral
- Bisa terjadi penyebaran infeksi dari apeks, mis: Abses Pencegahan Karies Gigi:
Apikalis Akut pd insisif atas umumnya mengarah ke 1. Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dgn baik:
seputar hidung dan palatum, jika pd kaninus atas - Sikat gigi yg baik & benar
mengarah ke sudut wajah, pembengkakan di pipi & - Flossing
kadang-2 sampai menutupi mata. - Mouthwash
- Gigi peka thd sentuhan dan perkusi, terasa sakit jika - Dental check up 6 bulan sekali (tergantung kasus)
tersentuh gigi lawan. 2. Memperbanyak makanan berserat.
- Kadang disertai demam 3. Pemberian fluoride, melalui pasta gigi, mouthwash,
- Pulpa memberikan respons nonvital supplement, air minum (sesuai kebutuhan)
4. Aplikasi pit and fissure sealant (dental sealant)
Abses Periodontal:
- Abses periodontal (lateral) terbentuk didasar poket
periodontal yg dalam.
- Tanda & gejala sama dgn periodontitis apikalis atau
abses apikalis.
- Hal ini disebabkan krn infeksi bukan bersumber dr
pulpa yg nekrotik.

Dentin hipersensitif:
- Keadaan ini timbul krn resesi gingiva akibat kesalahan
menyikat gigi shg permukaan akar menjadi terbuka,
atau karena karies servikal maupun restorasi
(tumpatan, mahkota) yg tdk baik
- Sensitif thd panas, dingin dan makanan & minuman
manis, asam
- Tes pulpa memberikan respons normal
- Pd perkusi tdk memberikan reaksi
 Nutritional :
KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL - Memberi nutrisi ke sementum,tulang & gingiva
melalui pembuluh darah dalam ligamen
Jaringan Periodontal = jaringan penyangga gigi  Sensoris :
1. Gingiva - Memberikan sensitifitas proprioceptive
2. Tulang alveolar mendeteksi & melikalisir tekanan eksternal
3. Ligament periodontal terhadap gigi & ber- peran penting dalam
4. Sementum mekanisme neuromuskuler yg mengontrol otot-
otot pengunyahan.
GINGIVA
- Bagian dari mukosa mulut yang mengelilingi leher SEMENTUM
gigi & menutupi prosessus alveolaris Merupakan jaringan ikat terkalsifikasi yg mengelilingi
- Dibentuk oleh jaringan ikat (connective tissue) yg dentin akar, tempat tertanamnya ligamen periodontal
diliputi oleh epitel berlapis pipih Hipersementosis (hiperplasia sementum)
- Sulkus gingiva : celah disekeliling gigi yg dibatasi  pembentukan sementum berlebihan
permukaan gigi & epitel gingiva  kedalaman - Tekanan oklusal berlebihan
normal : 2-3mm - Tekanan alat ortodonsi
- Cairan sulkus gingiva (gingival crevicular fluid) - Untuk mengimbangi erupsi gigi berlebihan
a. Membersihkan materi dari sulkus gingiva - Untuk mengimbangi iritasi periapical
b. Mengandung protein plasma yg memperkuat Resorbsi sementum & reparasi
adesi perlekatan epitel ke permukaan gigi  Resorbsi sementum
c. Bersifat antimikroba (lisosim) Penyebab : lokal dan sistemik
d. Memacu aktifitas antibodi sebagai perlindungan  Tampak sebagai cekungan seperti teluk pada
gingiva (IgA, IgG, IgM) permukaan akar gigi & dapat meluas ke dentin/
- Gambaran klinis gingiva normal pulpa
a. Warna coral pink (merah jambu)  Tidak selalu berlangsung terus-menerus 
b. Konsistensi padat kenyal diimbangi reparasi (perbaikan) & deposisi
c. Tekstur permukaan  stippling sementum yg baru

TULANG ALVEOLAR ANKYLOSIS


- Bagian tulang rahang yg membentuk dan mendukung Fusi sementum dengan tulang alveolar tanpa adanya
gigi-gigi (tempat gigi tertanam di dalam soketnya) ligamen periodontal
- Tulang alveolar terbentuk selama janin,tdd : Dapat terjadi oleh karena :
a. Matriks yg berkalsifikasi - radang periapikal khronis
b. osteosit yg terdapat di dalam rongga (lakuna) - replantasi gigi
- Tulang alveolar bersifat labil, selalu mengalami - trauma oklusi dll
perubahan struktur secara fisiologis, dengan terjadi
resorbsi & aposisi yg dipengaruhi faktor lokal maupun ETILOGI PENYAKIT PERIODONTAL
sistemik PRIMER : plak & calculus
LIGAMENT PERIODONTAL  bakteri periodontopatik :
Struktur jaringan ikat (serabut) yg mengelilingi akar - Actinobacillus actinomycetemcomitans
gigi, yang menghubungkan gigi dengan tulang alveolar - Bacteroides intermedius
Berfungsi secara : - Bacteroides gingivalis
 Fisikal : SEKUNDER :
- Sebagai wadah jaringan lunak untuk melindungi o> Lokal : - Karies proksimal & dekat tepi cervikal
pembuluh darah & syaraf dari injuru oleh tekanan - Tumpatan yg berlebihan
mekanik - Food debris
- Penghantaran tekanan oklusal tl alveolar - Susunan gigi yg tidak teratur
- Perlekatan antara gigi melalui sementum dengan - Merokok
tulang alveolar - Gigi tiruan yg kurang pas
 Formatif : o> Sistemik : - genetik  Down syndrome
- Berperan dalam resorbsi-aposisi sementum & - nutrisi  < vitamin C
tulang alveolar - hormonal  pubertas,pregnancy
- sel-sel ligament periodontal mengadakan perbaikan - penyakit  DM, anemia
terhadap injury akibat tekanan oklusal - obat-obat  dilantin
PLAK puncak tulang alveolar  poket menjadi lebih dalam.
Beberapa detik setelah menyikat gigi  perlekatan  terlihat : adanya supurasi & pembentukan abses 
Protein saliva (glikoprotein)pada permukaan gigi : jika berlanjut: gigi-gigi menjadi goyang  tanggal.
Pelikel saliva.
Terjadi perlekatan bakteri pada pelikel  terbentuk TRAUMA OKLUSI
Plak. Pada beban yg berlebihan serabut periodontal
Pelikel saliva + bakteri  plak terganggu & terdisorganisasi.
Akibatnya :
KALKULUS Perdarahan & trombosis pembuluh darah disertai
- Merupakan hasil dari proses kalsifikasi & mineralisasi resobsi sementum
plak oleh garam-garam mineral yg biasanya terjadi Akibatnya
mulai hari I-14 dari pembentukan plak. Pada sisi tegangan dari lig periodontal  deposisi
- Saliva & cairan sulkus gingiva merupakan sumber tulang,sisi tekanan  resorbsi tulang
mineral bagi terbentuknya kalkulus. Bila tekanan mengenai gigi sangat besar  gigi
- Jarang ditemukan pada gigi susu menekan tulang  pembuluh darah terputus
- Menurut letaknya  nekrosis tulang
a. Kalkulus supragingiva  sebelah koronal dari tepi
gingiva Perubahan destruktif pada jaaringan pendukung
b. Kalkulus subgingiva melekat pada permukaan akibat stress oklusal berlebihan  Trauma oklusi
akar gigi di dekat bata apikal Adanya inflamasi gingiva akibat plak  mempercepat
poket yg dalam terjadinya kerusakan jaringan akibat tekanan oklusal
Penyebaran inflamasi jauh lebih cepat pada
Komposisi Kalkulus : jaringan yang sudah rusak akibat tekanan oklusal yang
- Bahan anorganik (Ca,P) berlebihan dibanding pada jaringan yg masih sehat
- Bahan organik (karbohidrat, protein)
- Sel-sel epitel deskuamasi RESESI GINGIVA
- Bakteri filamen gram positif, kokus - Atrofi gingiva  menyebabkan pergeseran ke apikal
- Leukosit dari tepi gingiva  menimbulkan resesi gingiva &
- Air terbukanya akar gigi.
- Seringkali diikuti dengan kerusakan jaringan
PENYAKIT PERIDONTAL periodontal & periodontitis khronis, tapi resesi tidak
1. Gingivitis selalu merupakan tanda dari penyakit tersebut.
2. Peridontitis - Penyebab :
3. Trauma oklusal 1. Trauma fisik
4. Resesi gingiva 2. Cacat alveolar  berhubungan dengan posisi
gigi & morfologi akar
GINGIVITIS - Fenestrasi : akar gigi tidak ditutupi tulang,
Inflamasi gingiva  papila interdental  menyebar hanya periosteum & gingiva
leher gigi - Dehiscence : bila akar yg tidak ditutupi tulang
Klinis : meluas sampai marginal
AWAL : 3. Perlekatan jaringan lunak  ada inflamasi &
- papila interdental sedikit lebih merah, bengkak poke
- mudah berdarah pada penyondean 4. Penyakit
LANJUT : - Gingivitis ulceratif akut  Merusak jaringan
- Setelah 2-3 minggu  gingivitis makin parah gingiva
- Gingiva merah, bengkak, mudah berdarah
- Terbentuk pocket gingiva PENCEGAHAN :
1. Kontrol rutin drg  scaling
PERIODONTITIS 2. Diet makanan berserat
Dengan terbentuknya poket periodontal  plak 3. Mengunyah pada kedua sisi rahang
berkontak dengan sementum  jaringan ikat oedema
 Inflamasi menyebar ke puncak tulang alveolar 
terjadi kerusakan ligamen periodontal  resorbsi
INFEKSI ODONTOGEN 2. Bakteri aerob (5%)
- species streptococcus
DEFINISI : 3. Gabungan bakteri aerob & anaerob (35%)
Infeksi di dalam rongga mulut yg disebabkan oleh
jaringan Keras gigi & jaringan penyangga gigi. JALAN MASUK INFEKSI ODONTOGEN
RADANG : (PORTAL OF ENTRY)
Respon aktif dari tubuh terhadap adanya rangsangan 1. Periapikal -> pulpa yg mati (nekrose/gangrena)
yg Merusak (=jejas) 2. Periodontal -> kerusakan jar. Penyangga gigi
a. Fisik (trauma,suhu) 3. Perikorona -> jar lunak yg menutupi gigi pada
b. Kimiawi (bahan kimia) gigi yg belum/ tidak dapat erupsi sempurna
c. Biologik (invasi bakteri,virus,jamur)
INFEKSI JARINGAN PULPA
Menurut bentuk terjadinya : 1. Pulpitis Reversible
1. Radang akut 2. Pulpitis Irreversible
- Segera setelah terjadinya invasi kuman 3. Pulpitis khronis hiperplastik (pulpa polip)
- Klinis : bengkak mendadak, sakit hebat
- Sistemik : lemah, demam, menggigil Kematian pulpa  a. Nekrosis pulpa
2. Radang khronis c. Gangrena pulpa
- Terjadi beberapa hari kemudian, sebagai pertahanan
aktif untuk merangsang terbentuknya respon imun  PULPITIS KHRONIS HIPERPLASTIK
proses penyembuhan (PULPA POLIP)
- Klinis : rasa tidak nyaman /sakit sedang reaksi jar Klinis :
setempat  edema,kemerahan, lunak fistel, kematian - Karies dengan pulpa terbuka & dari dalam ruang pulpa
jaringan tumbuh jaringan jaringan granulasi yg berwarna
- Sistemik : demam ringan, letargi, lemah kemerahan (lebih tua dr gingiva)  tangkai polip dr
3. Radang khronis eksaserbasi akut pulpa
- Mudah berdarah
RADANG AKUT  klinis : - Gigi masih vital
1. tumor : pembengkakan, akibat akumulasi - Tak ada keluhan sakit. Makan kadang2 sakit
nanah/cairan eksudat - Perkusi & druk (-)
2. Rubor : kemerahan,akibat vasodilatasi, efek
inflamasi GINGIVAL POLIP
3. Kalor : palpasi hangat,karena peningkatan aliran  Hiperplasi gingiva ok iritasi khronis
darah Klinis :
4. Dolor : sakit,karena ada penekanan ujung saraf - Mirip pulpa polip tetapi tangkai polip dari gingiva
sensorik oleh jaringan yg bengkak akibat edema / - Warna seperti gingiva normal
infeksi - Tidak mudah berdarah
5. Functiolaesa : masalah proses mastikasi, trismus, - Karies proksimal
disfagia, & gangguan pernafasan - Gigi vital/non vital

POLA PENYEBARAN INFEKSI ODONTOGEN NEKROSIS PULPA


Dipengaruhi :  Kematian pulpa ok trauma
1. Virulensi & jumlah kuman Klinis :
2. Daya tahan tubuh - Gigi masih utuh/pecah  warna keabu-abuan
3. Struktur anatomi rahang & jaringan sekitarnya - Pulpa belum terkontaminasi
- Non vital
ETIOLOGI : - perkusi, druk (-)
Bakteri endogen :
1. Bakteri anaerob (60%) : GANGRENA PULPA
- alpha-hemolytic streptococcus  Kematian pulpa ok invasi bakteri
- peptostreptoccus Klinis :
- peptococcus - Karies/tumpatan yg besar
- eubacterium - Non vital
- bacterides (prevotella) melaninogenicus - Bau busuk (khas)
- fusobacterium
Dental Granuloma
- Keradangan khronis akibat infeksi periapikal yg ditandai
INFEKSI PERIAPIKAL dengan terbentuknya jaringan granulasi pada tulang
1. Periodontitis apikalis akut alveolar di daerah apikal gigi
2. Periodontitis apikalis khronis - Klinis : - Gigi gangrena
3. Abses periapikal - Tak ada rasa sakit,kecuali waktu menggigit
4. Dental granuloma - Perkusi : sakit ringan
5. Kista radikuler - Roentgenologi : radiolusen bulat berbatas jelas pada
apeks
PERIODONTITIS APIKALIS AKUT
Keradangan akut jar periodontal di daerah apikal gigi KISTA RADIKULER
Klinis : - Karies/tumpatan besar Dental granuloma yg mengalami degenerasi kistik
- Gigi non vital Klinis :  menyerupai abses periapikal
- Perkusi, druk (++) - Perkusi (+)
Gejala subyektif  sakit yg sangat, terutama bila Roentgenologi : Radiolusen bulat berbatas jelas disekitar
makan apeks gigi dikelilingi gambaran radiopak

PERIODONTITIS APIKALIS KHRONIS PENATALAKSANAAN INFEKSI


Keradangan khronis pada jaringan periodontal di *Terapi suportif dengan memperhatikan adanya
daerah apikal gigi, Merupakan kelanjutan/tanpa gangguan
didahului periodontitis apikalis akut pertahanan tubuh
Klinis : - Karies/tumpatan besar * Meredakan rasa sakit
- Gigi non vital - Open bur (membuka atap pulpa)
- Perkusi,druk (+-)  tidak menonjol - Occlusal grinding (membebaskan oklusi gigi)
Gejala subyektif  kadang tidak ada keluhan • Pemberian antibiotika & analgetika
• Menghilangkan sumber infeksi sesegera
ABSES PERIAPIKAL = DENTO ALVEOLAR ABSES mungkin
- Proses supuratif akut/khronis dari infeksi periapical  perawatan gigi  perawatan salluran akar
- Timbul  dapat merupakan kelanjutan periodontitis ( endodontic treatment)
apikalis akut  dental granuloma yg mengalami  ekstraksi
supurasi
- Terjadi kerusakan tulang  terbentuk rongga berisi
nanah

ABSES PERIAPIKAL AKUT


Gejala subyektif : - sakit terutama untuk menggigit
- gigi terasa menonjol
Klinis : - Gigi non vital
- Perkusi, druk (++)
- Penderita lesu, febris
- Pembengkakan kel submandibularis  sakit

ABSES PERIAPIKAL KHRONIS


- Mirip akut  gejala lebih ringan
- Bila iritasi khronis berlangsung lama  abses akan
mencari jalan keluar (drainase)  terbentuk fistula,
kearah periosteum & menembus gingiva ( terutama
mukosa bukal)
- roentgenologi : radiolusen pada apeks akar gigi yg
tidak berbatas jelas.  bisa melibatkan beberapa
gigi.
INFEKSI ODONTOGEN II  BUCCAL SPACE.
Batas: Kulit wajah di lateral , m. buccinator di medial
PENYEBARAN INFEKSI Klinis : Bengkak di bawah lengkung zigoma & di atas
INFEKSI MENYEBAR MELALUI 3 JALAN : tepi inferior mandibula
1. Tissue / fascial planes dan spaces Sumber infeksi : M
2. Sistim limfatik
3. Peredaran darah SECONDARY FASCIAL SPACES
§ MASSETERIC SPACE .
FASCIAL PLANES DAN SPACE Letak : lateral dari ramus dan medial m. masseter
a. Kepala dan leher diselubungi oleh fascial plane Sumber infeksi : M3 bawah yg menyebar ke buccal
(lembaran-lembaran fascia) yang normalnya space
dipisahkan oleh jaringan ikat jarang Klinis : bengkak di daerah ramus dan angulus
b. Fascial space adalah area yang dibatasi oleh fascia,
yang tidak dijumpai pada orang sehat namun ia § PTERYGOMANDIBULAR SPACE .
berpotensi terisi eksudat purulen ketika terjadi Letak : medial dari ramus & lateral m. pterigoid
infeksi medialis
c. Merupakan barier terhadap penyebaran infeksi Sumber infeksi : M3 bawah yang menyebar ke
d. Dalam batas tertentu melokalisir infeksi, namun sublingual & submandibular space.
karena saling berhubungan, infeksi dapat meluas ke
space yang saling berhubungan ini CRANIAL SPACES
e. nfeksi dari gigi tertentu akan menyebar ke space § TEMPORAL SPACE :
tertentu yang berhubungan langsung ( primary Dibagi 2 bagian oleh m.temporalis yaitu superfisial
space ), dan infeksi dapat terus meluas ke space lain dan dalam.
yang berhubungan dengan primary space ( Bagian luar : temporal fascia,
secondary space ) bagian dalam : dinding tulang fossa temporalis,
bagian bawah : arkus zigoma deep temporal space
PENYEBARAN INFEKSI ODONTOGEN bersambungan dg pterigomandibular space
Dipengaruhi juga :
Struktur anatomi  ketebalan tulang Infratemporal space dibatasi
 hubungan antara tempat bagian atas : basis kranium,
perforasi abses dg perlekatan lateral oleh ramus mandibula dan m. temporalis,
otot pada maksila & mandibula medial oleh m.pterygoid Infratemporal space
A. Tulang labial lebih tipis dibanding tulang bawah berhubungan dengan:pterygomandibular &
palatal/lingual  pus menembus ke arah labial deep temporal space
(ABSES SUBMUKOSA)
B.Tulang palatal/lingual lebih tipis dibanding tulang KLINIS : Bengkak di daerah temporal diatas
labial  pus menembus palatal/lingual (ABSES lengkung zigoma dan posterior dari lateral orbital
PALATAL/LINGUAL)
CERVICAL FASCIAL SPACES
A. Apeks gigi lebih rendah dibanding perlekatan otot  § LATERAL PHARYNGEAL SPACE : Terletak dari
VESTIBULAR ABSES basis kranii kebawah ke tulang hioid. Lateral
B. Apeks gigi lebih tinggi dibanding perlekatan otot  dibatasi oleh m. pterigoid internal, medial oleh
FASCIAL SPACE INFECTION pharyngeal constrictor. KLINIS : Trimus berat,
bengkak leher lateral dibawah angulus dan
PRIMARY MAXILLARY SPACES dinding lateral pharynx, dan sulit menelan.
 CANINUS SPACE.
Letak : dibagian dalam m.kuadratus labii superior & § RETROPHAYNGEAL SPACE : Terletak
otot-otot levator bibir atas. diposterior pharyngeal constrictor dianterior
Klinis : Bengkak di anterior wajah, carotid sheath, dan prevertebral fascia.
menghilangkan nasolabial fold. Note : Infeksi di Pharyngeal Space bisa meluas ke
Drainase spontan di inferior medial canthus mata intrakranial dan mediastinal
Sumber infeksi :C .
PERLUASAN LIMFATIK 8. ABSES BUKALIS
a. Sistim limfatik berperan sebagai alat untuk  Gigi-gigi RA terutama M
pertahanan lokal dan sistemik terhadap infeksi dan
invasi mikro organisme. 9. ABSES SUBBKUTAN
b. Limfadenitis regional merupakan tanda infeksi saat  Keradangan yg bernanah dimana pus terkumpul di
ini dan yang telah lalu bawah jaringan kulit (subkutan)
c. Fibrosis nodus merupakan sisa kondisi infeksi yang  Kelanjutan daari fascial space/abses bukalis
telah membaik
Penyebaran berat  prognosa tidak baik
PERLUASAN MELALUI PEMBULUH DARAH 1. CELLULITIS
a. CAVERNOUS SINUS THROMBOSIS terjadi  Infeksi jaringan lunak yg tidak terlokalisir dimana
akibat perluasan infeksi odotogen kearah eksudat dapat menyebar diantara celah jaringan
superior melalui pembuluh darah. ikat
b. Bakteri berjalan dari maksila ke posterior  Belum terbentuk pus
melalui pleksus dan v. emisari, atau ke anterior  Gejala sistemik : - Pucat
melalui v. angularis, dan inferior atau superior v. - Malaise
opthalmik ke sinus kavernosus. - Demam
c. Merupakan keadaan yang serius dan  Infeksi berlangsung cepat ke jaringan yg letaknya
mengancam jiwa, karenanya membutuhkan jauh dari sumber infeksi
penanganan medis yang agresif
2. LUDWIG’S ANGINA= PHLEGMON DASAR MULUT
PENYEBARAN INFEKSI ODONTOGEN  Cellulitis yg melibatkan submandibular space &
Penyebaran tidak berat  prognosa baik sublingual space pada kedua sisi (bilateral) &
submental space
1. SEROUS PERIOSTITIS  Tidak terlokalisir
 Keradangan akut pada periosteum tulang rahang  Terutama infeksi gigi RB
karena infeksi periapikal telah mencapai korteks
tulang. 3. OSTEOMELITIS
 cairan serous diantara periosteum & korteks. - Suatu keradangan pada tulang yg menyangkut :
- tulang (osteitis)
2. ABSES SUBPERIOSTEAL - sumsum tulang (myelitis)
 Keradangan sudah terbentuk nanah/pus yg terkumpul - periostitis ( selaput tulang)
pada subperiosteal ETIOLOGI
 Kelanjutan serous periostitis DENTOGEN :  Infeksi gigi  merusak dinding abses
 periosteum pecah  pus menjalar ke jaringan lunak  menyebar ke dalam tulang spongiosa  tulang
 vestibular abses/fascial space abses nekrosis  bagian tulang yg nekrosis terlepas dari
tulang yg sehat  terbentuk skuester. Bila skuester
3. ABSES SUBMUKOSA meluas  fraktur rahang
 Keradangan pada jaringan submukosa/vestibular NON DENTOGEN
 Pus menembus korteks & periosteum bagian - Trauma  fraktur
labial/bukal - Radiasi (osteomyelitis radio necrosis)
- Sistemik (hematogen) -> TBC (TBC tulang)
4. ABSES PALATAL -> Thypoid fever
 = abses submukosa. Pus keluar ke palatal -> Varicella
 Gigi-gigi posterior RA  Fokus infeksi  penyebaran kuman secara
hematogen  Lebih banyak terjadi pada tulang
5. ABSES SUBMANDIBULAR mandibula ok :
 Gigi-gigi posterior RB,terutama M2 & M3 RB -> struktur tulang mandibula mirip tulang panjang
& lebih kompak/padat  suplai darah kurang
6. ABSES SUBLINGUAL sempurna
 Terutama gigi M1, M2 dengan akar pendek -> bentuk anatomi RB yg prominen, terpisah dari
tengkorak & bergerak  mudah fraktur
7. ABSES SUBMENTALIS
 gigi I RB dengan akar panjang
X-RAY PHOTO :
- Stadium dini  gg normal
- 8-18 hari  gb trabekula terputus-putus/tipis
- 2-3 minggu  destruksi tulang (radiolusen)
- Terbentuk skuester --. Tampak lebih padat ok
tulang sekitarnya kehilangan bahan kalsifikasi
(radiopaque)
- “Honey comb appearance” (sarang lebah)
Skuester : benda asing yg berasal dari tulang (jaringan
nekrotik) yg mengalami destruksi. Digambarkan
dengan adanya bentukan tulang mirip
= suatu pulau

TERAPI :
- Insisi & drainage
- Skuesterektomy
- Ekstraksi gigi penyebab
- Reseksi rahang (parah)
- Antibiotika dosis tinggi
- Perbaikan KU
- Mencegah komplikasi
KOMPLIKASI
- Cellulitis/phlegmon
- Abses fascialis
- Septicaemia
- Meningitis
- Trombosis pada sinus cavernosus

PERIKORONITIS
- Infeksi yg melibatkan jaringan lunak di sekitar
mahkota gigi yg erupsi sebagian (impaksi
sebagian)
- Terutama M3 RB
- Mahkota gigi diliputi jaringan lunak yg
menutupi permukaan oklusal gigi 
operkulum
- Antara mahkota gigi yg impaksi & jaringan
lunak yg menutupinya terdapat ruangan :
FOLLICLE  media pertumbuhan bakteri 
awal terjadinya perikoronitis
- Terapi : - Antibiotika & analgetik
- Bila tumbuh baik eksisi (operkulektomi)
- Bila tidak tumbuh baik  odontektomi

Anda mungkin juga menyukai