Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINI RISET

Dosen Pengampu :

OLEH : KELOMPOK VI

1. Elisabeth Desy Yulianawati Hia (4183230016)


2. Milenia Nainggolan (4183530008)
3. Novan Setyadi (4183230015)
4. Rifka Helena Wati Silitonga (4183230023)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan rahmatnya,
sehingga kami dapat melaksanakan tugas ini. Laporan mini riset ini dibuat berdasarkan
hasil pengamatan kami pada sebuah peternakan sapi. Tidak lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dosen dan Asisten laboratorium mata kuliah Biologi
Umum, yang telah membimbing kami dalam penyelesaian tugas ini.

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Biologi Umum. Semoga dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat untuk penyusun dan
pembaca dimasa yang akan datang.

Penyusun menyadari bahwa penulisan maupun pelaporan tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sangat
kami harapkan guna menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan
informasi dari tugas ini dan dapat bermanfaat untuk penulis dan juga pada para pembaca
sekalian.

Medan, 23 November 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Pelaksanaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sapi Ternak
2.2. Jenis-Jenis Sapi Ternak
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu Pelaksanaan
3.2. Lokasi Pelaksanaan
3.3. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1. Tujuan Peternakan
4.1. Informasi Tentang Jenis Sapi Yang diternakkan
4.2. Tujuan Diberikannya Tindik pada kuping Sapi
4.3. Jenis Pakan Sapi yang diberikan
4.4. Metode yang Digunakan dalam Pengembangbiakkan Sapi
4.5. Perawatan Sapi
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Ternak


Pembangunan peternakan dihadapkan pada sejumlah tantangan baik dari
lingkungan dalam negeri maupun dari lingkungan global. Dinamika lingkungan dalam
negeri berkaitan dengan dinamika permintaan produk peternakan, penyediaan bibit
ternak, kualitas bibit, terjadinya berbagai wabah penyakit ternak yang sangat
merugikan, serta tuntutan perubahan manajemen pembangunan sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah dan partisipasi masyarakat.
Sedangkan isu global yang sedang dihadapi adalah perubahan iklim global,
krisis pangan dan energi, harga pangan serta energi meningkat. Dari sisi pembangunan
ekonomi, bukti empiris menunjukan bahwa sub sektor peternakan memiliki peran cukup
strategis utamanya dari kontribusi terhadap produk domestik bruto, penyerapan tenaga
kerja, penyedia bahan pangan,bahan energi, pakan dan bahan baku industri, serta
sumber pendapatan dipedesaan. Namun besarnya peran tersebut, ternyata belum
dinikmati oleh para pelaku usaha peternakan utamanya masyarakat peternak sendiri.
Pembangunan peternakan sebagai bagian integral pembangunan pertanian yang
merupakan bagian dari pembangunan nasional bertujuan antara lain untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan peternak, tersedianya kesempatan kerja dan
berusaha, tercapainya keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya
alam dan genetik ternak. budi daya sapi potong dengan tujuan untuk menghasilkan
daging dan berorientasi pasar masih rendah. Kedua, pada sentra produksi sapi di
kawasan timur Indonesia dengan porsi 16% dari populasi nasional, serta memiliki
padang penggembalaan yang luas, pada musim kemarau panjang sapi menjadi kurus,
tingkat mortalitas tinggi, dan angka kelahiran rendah. Kendala lainnya adalah
berkurangnya areal penggembalaan, kualitas sumber daya rendah, akses ke lembaga
permodalan sulit, dan penggunaan teknologi rendah. Faktor pendorong pengembangan
sapi potong adalah permintaan pasar terhadap daging sapi makin meningkat,
ketersediaan tenaga kerja besar, adanya kebijakan pemerintah yang mendukung upaya
pengembangan sapi potong, hijauan pakan dan limbah pertanian tersedia sepanjang
tahun, dan usaha peternakan sapi lokal tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global
(Otoluwa, dkk. 2016).
Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin
meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
gizi yang seimbang, pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat.
Pemerintah sejak tahun 2005 telah mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi
(PSDS) yang dirumuskan pada tahun 2000 dan berakhir 2004. Kebijakan PSDS
dilanjutkan pada tahun 2010 hingga sekarang. Pada periode ini, PSDS menjadi program
prioritas dan dituangkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010
– 2014 Upaya untuk menghindari pengurasan sapi potong dan memenuhi konsumsi
daging masyarakat dibutuhkan pendekatan yang mengintegrasikan aspek teknis,
ekonomi dan sosial secara terpadu dalam paket program. Prinsip yang perlu dianut
adalah azas kelestarian sumber daya ternak nasional (populasi), azas keseimbangan
(suplai-demand), dan azas kemandirian (mengurangi impor). Pemerintah menetapkan
beberapa kebijakan melalui pengembangan kelembagaan petani peternak, optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya alam lokal, dan pengembangan teknologi tepat guna. Langkah
untuk membangun program perbaikan peternakan sapi potong berkelanjutan dibutuhkan
kajian mengenai sistem produksi sapi potong beserta hambatan dan mengidentifikasi
tujuannya serta tingkat produktivitasnya. Dokumentasi karakteristik sistim produksi
peternakan sapi potong beserta capaian produktivitasnya pada masing-masing daerah
sangat bermanfaat dalam menentukan strategi pengembangan di pedesaan sekaligus
upaya mendukung program nasional Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi
(P2SDS) (Sodiq & Budiono, 2012).

2.2. Jenis-Jenis Sapi Ternak


Berikut ini adalah jenis-jenis sapi yang biasa diternakkan di Indonesia
1. Sapi Brahman
Sapi Brahman merupakan keturunan dari jenis Sapi Zebu yang berasal dari
Negara India. Kemudian, jenis sapi ini kemudian dikembangbiakkan di Amerika Serikat
sejak tahun 1949 serta ditingkatkan kualitas genetisnya. Jenis sapi ini memiliki ciri fisik
yang sangat khas berupa punuk pada bagian punggungnya. Selain itu, sapi ini memiliki
kulit yang longgar sehingga terlihat bergelambir pada bagian bawah tubuhnya, seperti
bagian leher hingga perut. Bagian telinganya pun sangat unik, dimana memiliki ukuran
yang panjang menggantung serta memiliki ujung yang runcing.

2. Sapi Brangus
Jenis sapi ini merupakan hasil kawin silang antara sapi betina Brahman dengan
sapi pejantan Aberdeen Angus. Bisa dibilang, jenis sapi unggulan ini memiliki
komposisi genetik 3:5. Ciri fisik yang paling menonjol dari Sapi Brangus adalah warna
hitam pada bulunya serta memliki tanduk berukuran kecil.
Selain itu, jenis sapi ini juga memiliki telinga dan leher yang pendek, punggung
yang lurus dengan punuk kecil sebagai warisan genetik Sapi Brahman, serta tubuh yang
besar. Meskipun memiliki warna gelap dan cenderung hitam, sapi ini memiliki daya
tahan yang baik terhadap suhu panas serta gigitan serangga.

3. Sapi Limosin
Sapi Limosin berasal dari Negara Perancis dan dikenal sebagai sapi
potong/pedaging dengan nilai jual yang tinggi di pasaran. Hal ini dikarenakan, jenis sapi
ini memiliki pertumbuhan yang sangat baik, dimana pada usia 6-12 bulan saja, Sapi
Limosin telah memiliki bobot yang besar. Bahkan pada usia dewasanya, jenis sapi
unggulan ini dapat mencapai bobot 1,1 ton untuk sapi jantan serta 500 kg untuk sapi
betina.
Sesuai dengan namanya, sapi ini memiliki ukuran tubuh yang besar dan panjang.
Ciri khas lainnya yang dapat dilihat diantaranya adalah warna bulu cokelat tua di
sekujur tubuhnya dengan bagian sekitar mata dan kaki berwarna lebih muda. Tanduk
pada sapi jantannya memiliki bentuk melengkung dan dapat mencapai ukuran 1,5 meter.
4. Sapi Bali
Sapi Bali berasal dari varietas banteng yang telah melalui proses domestikasi.
Berbeda dengan jenis sapi lainnya. Meskipun memiliki ukuran yang tidak terlalu besar,
jenis sapi ini memiliki tenaga yang cukup besar. Selain itu, ciri fisik yang sangat khas
dari Sapi Bali adalah warna cokelat muda pada sekujur tubuhnya dengan corak putih
pada bagian kaki bawah dan belakang.

5. Sapi Madura
Sapi Madura merupakan hasil persilangan jenis Sapi Bali dengan Zebu yang
berasal dari India. Maka tidak heran, sapi ini memiliki punuk berukuran kecil serta
memiliki daya tahan yang sangat baik dalam iklim tropis. Rata-rata, jenis sapi ini
memiliki ukuran sekitar 500 kg. Sapi ini acap kali digunakan dalam berbagai
perlombaan yang dikenal sebagai Karapan Sapi karena memiliki tenaga yang cukup
besar.

6. Sapi Aceh
Sapi Aceh merupakan hasil persilangan dari jenis Sapi Zebu dari India dengan
varietas Bos sundaicus yang merupakan jenis sapi lokal. Karena itulah, jenis sapi ini
memiliki ciri khas punuk kecil dan memiliki daya tahan yang sangat baik di iklim
tropis. Jenis sapi ini juga tergolong mudah diternakkan, bahkan dengan kualitas pangan
yang buruk sekalipun serta serangan parasit maupun kutu.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa 20 November 2018

3.2. Lokasi Pelaksanaan


Peneletian ini dilaksanakan pada sebuah perternakan sapi bernama “Usaha
Kelompok Tani Dzaki Farm” tepat nya beralamat di Jl. Surya H. No. 66, Tembung,
Percut Sei Tuan.

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Pengambilan data dalam penelitian ini, kami menggunakan prosedur wawancara
pada narasumber yaitu pemilik dari peternakkan itu sendiri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tujuan Peternakan


Dengan luas lahan sebesar 2800. Tujuan dari peternakan sapi ini dibuat adalah
untuk pembibitan pembibitan dan penggemukan sapi.
Peternakan ini menghasilkan bibit sapi yang dihasilkan dari perkawinan antara
sapi luar negeri dengan sapi lokal. Sapi luar negeri sebagai indukan bisa melahirkan
anak sapi dengan ukuran yang setara dengan sapi lokal, sehingga apabila dijual bisa
lebih untung ketimbang menggunakan sapi lokal sebagai indukan.
Peternakan ini juga melakukan yang namanya penggemukan, yaitu menambah
bobot tubuh sapi agar ideal apabila ingin dijual mapun dijadikan qurban. Sapi yang
dilakukan penggemukan ini berasal dari masyarakat sekitar yang dibeli oleh pemilik
peternakan.

4.2. Informasi Tentang Jenis Sapi yang Diternakan


Peternakan ini memelihara sapi sebanyak 149 ekor, baik yang masih kecil
maupun yang sudah dewasa. Dengan perincian 16 sapi betina dan sisanya adalah sapi
jantan. Ada 2 asal dari sapi yang dipelihara, untuk yang pertama adalah sapi import
(berasal Eropa dan Australia) yang meliputi Sapi Simental dengan bulu berwarna
kemerahan, Sapi Limosin dengan bulu berwarna Putih, dan Sapi Blangos dengan bulu
berwarna Hitam. Rata – rata berat badan pada sapi import adalah 600 Kg- 800 Kg. Yang
keddua\ asalah

Anda mungkin juga menyukai