BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi sitomegalovirus (CMV) kongenital adalah penyebab tersering dari
infeksi kongenital. Prevalensi infeksi kongenital sitomegalovirus terjadi 0,6-0,7%
dari semua bayi baru lahir dan infeksi ini memiliki efek yang besar untuk
terjadinya kelainan neurologis.1,2 Sekelompok populasi dengan infeksi
sitomegalovirus dapat memiliki kelainan seperti mikrosefali, hidosefalus atau
kelainan neurologis lainnya yang dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan
perkembangannya sehingga memerlukan kewaspadaan ekstra dari petugas
kesehatan. Pada populasi di negara maju kurang lebih 60-70% orang dewasa
memiliki hasil pemeriksaan laboratorium yang positif terhadap infeksi
sitomegalovirus sedangkan di negara pada keadaan sosial ekonomi yang buruk
atau dinegara berkembang kurang lebih 80-90% masyarakat terinfeksi
sitomegalovirus.3
Prognosis infeksi sitomegalovirus yang simptomatik lebih buruk
dibandingkan yang asimptomaik.1 Permasalahan yang mungkin timbul adalah
masalah gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan terutama
perkembangan kognitif, psikologis, gangguan neuromotor, dan perkembangan
neurobehaviour. Selain itu juga bisa didapatkan gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, permasalahan gizi, meningkatnya risiko cerebral palsy dan retardasi
mental. Karena permasalahan yang mungkin timbul tersebut, maka perlu
pemantauan yang lebih ketat pada pasien infeksi CMV kongenital.
Pasien yang dijadikan subyek pemantauan adalah anak dengan
hidrosefalus post ventriculoperitoneal (VP) shunt dengan infeksi CMV kongenital
yang rutin kontrol di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito. Alasan
pemilihan kasus ini karena dibutuhkan pemantauan jangka panjang terkait
gangguan pendengaran dan penglihatan pada pasien infeksi CMV kongenital.
hidrosefalus post VP-shunt juga memerlukan pemantauan jangka panjang untuk
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 2
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 3
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Pada pemeriksaan leher tidak dijumpai adanya pembesaran kelenjar getah bening,
tekanan vena jugularis kesan tidak meningkat. Pada pemeriksaan dada simetris,
tidak ada ketinggalan gerak, tidak dijumpai retraksi, suara napas vesikuler normal.
Pada inspeksi jantung: ictus cordis terlihat di SIC 4 linea parasternalis sinistra
(papila mamae), palpasi: ictus cordis teraba di SIC 4 linea parasternalis kiri, tidak
kuat angkat. Auskultasi: S1 tunggal, S2 split tidak konstan, tidak terdengar bising.
Pada pemeriksaan abdomen dijumpai dinding abdomen supel, turgor dan
elastisitas normal, peristaltik normal. Tidak terdapat hepatomegali maupun
splenomegali. Anogenital: perempuan. Ekstremitas hangat, nadi kaki kuat, perfusi
jaringan baik. Kepala: lingkar kepala 53,5 cm (> +2SD Nellhauss), ubun-ubun
besar tidak membonjol, tidak tegang dan belum menutup dengan ukuran 9 x 8 cm.
Pada mata didapatkan pupil isokhor dengan refleks cahaya positif di kedua mata,
tidak didapatkan konjungtiva anemis, tidak tampak sunset phenomen. Pada
pemeriksaan status neurologis dijumpai kesan adanya lesi upper motor neuron
(UMN) yang ditandai dengan adanya peningkatan refleks fisiologis, namun tidak
ditemukan klonus. Tonus dan trofi otot normal, gerakan bebas dengan kekuatan
normal pada keempat ekstremitas. Pemeriksaan Denver sudah dilakukan dengan
hasil personal sosial (D=0 ,C=0) , motorik halus (D=0, C=0), Bahasa (D=0, C=0),
dan motorik kasar (D=5, C=0). Anak dikelola sebagai hidrosefalus obstruksi,
infeksi CMV dan gross motoric delay. Penatalaksanaan berupa rawat inap untuk
pemberian ganciclovir 6 mg/kg/12 jam, konsultasi ke bagian bedah syaraf untuk
pemasangan VP-shunt dan pemeriksaan darah rutin, fungsi hepar, fungsi ginjal
sebagai data dasar untuk monitor efek samping ganciclovir. Selama perawatan di
bangsal melati 2 kondisi anak stabil, pemasangan VP-shunt tanggal 31 November
2014 dan menyelesaikan terapi ganciclovir.
Riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan konsumsi obat-obatan atau
alergi makanan. Riwayat penyakit keluarga, ibu belum pernah diperiksa serologi
CMV.
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 4
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
39 tahun 38 tahun
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 5
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 6
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
D. Tujuan
Pemantauan deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan, perkembangan,
fungsi pendengaran, fungsi penglihatan, kognitif, kualitas hidup sehingga bisa
dilakukan intervensi yang optimal.
Peran aktif kedua orangtua dalam mendukung pelaksanaan program
pemantauan termasuk perhatian masalah higiene dan sanitasi lingkungan
yang turut mendukung kesehatan anak.
Edukasi mengenai pemahaman tentang penyakit anak dengan gejala sisa yang
dihadapi dan edukasi mengenai pentingnya peran kedua orangtua dalam
memberikan pola asah, asih, dan asuh yang tepat demi tumbuh kembang dan
kualitas hidup anak yang optimal.
E. Manfaat
1. Pasien
Pemantauan dan intervensi yang baik diharapkan pasien dengan infeksi
sitomegalovirus kongenital dapat bertahan hidup dan permasalahan pada
komplikasi dan gejala yang mungkin timbul dapat dideteksi sedini mungkin
sehingga intervensi dini dapat dilakukan dan diharapkan dapat memberikan
prognosis yang lebih baik. Dengan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan
permasalahan yang muncul pada bayi dengan infeksi sitomegalovirus
kongenital, dan dilakukannya penanganan yang menyeluruh dan
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 7
INFEKSI SITOMEGALOVIRUS KONGENITAL DENGAN HIDROSEFALUS POST VP SHUNT
Dewi Mutiati Ratnasari
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
F. Informed Consent
Sebelum pemantauan jangka panjang dilakukan terhadap pasien, peneliti
memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tertulis dari orang tua pasien
pada bulan November 2014 (Lampiran 1).
Diajukan pada laporan akhir kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 8