Nomor Percobaan : 01
Judul Percobaan : Perambatan Gelombang Mikro
Nama Praktikan : Mohammad Imadudin
Kelas / NIM : TE-4B / 4.31.15.1.12
Tanggal Percobaan : 12 September 2018
Penyerahan Laporan : 19 September 2018
Pengampu : Eddy Triyono, Dr., S.T., M.T.
Nilai :
Keterangan :
1. Judul Percobaan
Perambatan Gelombang Mikro
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
3. Landasan Teori
Gelombang mikro (microwave) merupakan pengiriman sinyal radio dengan frekuensi sangat
tinggi pada dua buah relay station (stasiun pengulang) yang terlihat (tidak terhalang) satu sama
lain. Pada microwave, kisaran frekuensi adalah dari 1 GHz sampai 300 GHz.
Propagasi/perambatan gelombang pada kisaran frekuensi ini adalah propagasi line of sight
(LOS). Oleh karena itu antena microwave umumnya diletakkan diatas gedung, tower, atau
puncak bukit/gunung. Jarak antara kedua stasiun dapat mencapai 30 mil (tergantung
lengkungan bumi), dan dapat mengirimkan data 10 kali lebih besar kabel biasa tanpa perlu
memikirkan cara menanam kabel atau memasangnya dengan tiang sehingga dapat terhubung
lebih cepat. Namun demikian microwave rentan terhadap cuaca seperti hujan deras maupun
badai salju.
5. Gambar Rangkaian
Adapun diagram blok rangkaian percobaan ini dijelaskan pada gambar 1 dan 2 berikut.
2
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
GENERATOR
1 KHz
OSCILLOSCOPE
PIN DIODA
GUN OSCILLATOR CRYSTAL DETECTOR
MODULATOR
OSCILLOSCOPE
6. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
7. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan rugi-rugi lintasan, jelaskan.
2. Bagaimana hasilnya jika letak antena tidak tepat (bergeser ke kiri atau ke kanan, lebih
tinggi salah satu antena)
3. Bagaimana hasilnya jika letak antena pemancar horizontal dan antena penerima
vertikal.
3
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
Dengan:
PL : rugi-rugi lintasan (dalam dB)
Pt : daya yang ditransmisikan (dalam watt)
Pr : daya yang diterima (dalam watt)
Gt : perolehan antena pemancar
Gr : perolehan antena penerima
λ : panjang gelombang radio (dalam meter)
d : jarak antara antena pemancar dan antena penerima
2. Hasil pengamatan yang terjadi ketika letak antena tidak tepat (bergeser ke kiri atau ke
kanan, lebih tinggi salah satu antena) dijelaskan dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Data tegangan dan rugi-rugi lintasan berdasarkan perubahan posisi antena
dengan jarak kedua antena sebesar 0,5 meter
Posisi
ftransmit Vtransmit freceive Vreceive PL (dB)
antena
Tx 4 cm ke
kanan
4,6 mVpp -52,765
Rx 4 cm ke
kiri
Tx 4 cm ke
1 KHz 2 Vpp 1 KHz
kiri
5 mVpp -52,041
Rx 4 cm ke
kanan
Tx 4 cm ke
6,8 mVpp -49,37
atas
4
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
Rx 4 cm ke
bawah
Tx 4 cm ke
bawah
7,2 mVpp -48,873
Rx 4 cm ke
atas
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa saat antena Tx digeser 4 cm ke kanan
dan antena Rx digeser 4 cm ke kiri, sinyal yang diterima melemah sebesar 52,765 dB
atau sama dengan 4,6 mVpp. Kemudian saat antena Tx digeser 4 cm ke kiri dan antena
Rx digeser 4 cm ke kanan, sinyal yang diterima melemah sebesar 52,041 dB atau sama
dengan 5 mVpp. Selanjutnya adalah saat antena Tx digeser 4 cm ke atas dan antena Rx
digeser 4 cm ke bawah, sinyal yang diterima melemah sebesar 49,37 dB atau sama
dengan 6,8 mVpp. Kemudian pada saat antena Tx digeser 4 cm ke bawah dan antena
Rx digeser 4 cm ke atas, sinyal yang diterima melemah sebesar 48,873 dB atau sama
dengan 7,2 mVpp. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa sesuai dengan
karakteristik dari gelombang mikro, bahwa posisi kedua antena saat berkomunikasi
sangat berpengaruh terhadap pelemahan dan level daya sinyal yang diterima.
3. Hasil rugi-rugi lintasan yang terjadi ketika letak antena pemancar horizontal dan antena
penerima vertikal.
Tabel 2. Data tegangan dan rugi-rugi lintasan berdasarkan perubahan posisi antena
dengan jarak kedua antena sebesar 0,5 meter
Posisi
ftransmit Vtransmit freceive Vreceive PL (dB)
antena
Tx
Horizontal 1 KHz 2 Vpp 1 KHz 0,6 mVpp -70,457
Rx Vertikal
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa saat antena Tx digeser 4 cm ke kanan
dan antena Rx digeser 4 cm ke kiri, sinyal yang diterima melemah sebesar 70,457 dB
atau sama dengan 0,6 mVpp.
5
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
9. Hasil Percobaan
Gambar 3. Tampilan sinyal yang diterima Gambar 4. Tampilan sinyal yang diterima
secara langsung melewati media udara dengan jarak kedua
antean 0,5 meter
Gambar 5. Tampilan sinyal yang diterima Gambar 6. Tampilan sinyal yang diterima
melewati media udara dengan jarak kedua melewati media udara dengan jarak kedua
antean 1,0 meter antean 1,5 meter
Dari gambar 7 dapat dijelaskan bahwa GUN osilator yang menghasilkan microwave sebagai
gelombang pembawa informasi (carrier) dicampurkan di dalam PIN Dioda Modulator dengan
6
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
gelombang informasi sebesar 1 KHz yang berasal dari generator fungsi. Kemudian dipisahkan
kembali oleh Crystal Detector sehingga didapati gelombang informasi 1 KHz kembali dan
ditampilkan pada osiloskop. Hasil pengamatan terhadap tampilan osiloskop tersebut disajikan
pada tabel 3 dibawah ini.
Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa tegangan sinyal saat ditransmisikan sebesar 2 Vpp,
kemudian setelah diterima oleh Crystal Detector tegangan sinyal turun menjadi 120 mVpp.
Hal ini dapat dihubungkan dengan karakteristik dari PIN Dioda Modulator yang mana ada pada
percobaan ini, karena metode yang digunakan pada percobaan ini adalah pengukuran langsung.
𝑉𝑜
𝑃𝐿 = 20 log 𝑉𝑖 ... ................................................................................................. Persamaan 2
Sehingga hasilnya:
𝑉𝑜 0,120
𝑃𝐿 = 20 log 𝑉𝑖 = 20 log = −24,437 𝑑𝐵
2
Dari perhitungan menggunakan persamaan 2 diatas dapat dilihat bahwa rugi-rugi sinyal
tersebut sebesar 24,437 dB. Berdasarkan penjelasan teoritis serta hasil perhitungan data, dapat
dikatakan bahwa pelemahan sinyal yang disebabkan oleh atenuasi pada PIN Dioda Modulator
sebesar 24,437 dB.
Selanjutnya percobaan kedua dilakukan untuk mengamati sinyal microwave yang merambat
melalui media udara dan diterima oleh antena penerima sesuai gambar 8 dibawah ini.
7
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
Dari gambar 8 dapat dijelaskan bahwa GUN osilator yang menghasilkan microwave sebagai
gelombang pembawa informasi (carrier) dicampurkan di dalam PIN Dioda Modulator dengan
gelombang informasi sebesar 1 KHz yang berasal dari generator fungsi. Kemudian gelombang
mikro hasil pencampuran ditransmisikan melewati antena horn untuk merambat di udara.
Sinyal transmisi tersebut diterima oleh antena horn penerima untuk kemudian dipisahkan
kembali oleh Crystal Detector sehingga didapati gelombang informasi 1 KHz kembali dan
ditampilkan pada osiloskop. Hasil pengamatan terhadap tampilan osiloskop tersebut disajikan
pada tabel 4 dibawah ini.
Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa tegangan sinyal saat ditransmisikan sebesar 2 Vpp, dengan
jarak kedua antena sebesar 0,5 meter tegangan sinyal turun menjadi 7 mVpp. Kemudian
tegangan sinyal saat ditransmisikan sebesar 2 Vpp, dengan jarak kedua antena sebesar 1 meter
tegangan sinyal turun menjadi 1,4 mVpp dan tegangan sinyal saat ditransmisikan sebesar 2
Vpp, dengan jarak kedua antena sebesar 1,5 meter tegangan sinyal turun menjadi 0,8 mVpp.
Dari kedua nilai di masing-masing jarak tersebut maka dapat dihitung rugi-rugi sinyal untuk
masing-masing jarak dengan menggunakan persamaan 2, sehingga didapati nilai-nilai seperti
pada tabel 5 dibawah ini.
8
Politeknik Negeri Semarang Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro Praktikum Teknik Frekuensi Tinggi dan Microwave
Dari tabel 5 diatas dapat dijelaskan bahwa ketika jarak antena sebesar 0,5 meter pelemahan
yang terjadi sebesar 49,119 dB, kemudian ketika jarak antena sebesar 1 meter pelemahan yang
terjadi sebesar 63,098 dB, sedangkan ketika jarak antena sebesar 1,5 meter pelemahan yang
terjadi sebesar 67,958 dB. Hubungan dari nilai-nilai di atas dapat dilihat melalui grafik 1
dibawah ini:
60
40
20
0
0,5 meter 1 meter 1,5 meter
Jarak
dB
Berdasarkan grafik 1 diatas dapat dijelaskan bahwa ketika nilai jarak bertambah, maka nilai
pelemahan cenderung bertambah. Artinya besar nilai jarak kedua antena berbanding lurus
dengan besar pelemahan yang diberikan kepada sinyal.
11. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: