Abstrak
Pendokumentasian nyeri masuk pada penilaian standar akreditasi rumah sakit dan standar Joint
Commission International (JCI). Beberapa Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asesmen nyeri diantaranya: masa kerja, beban kerja, motivasi, dan sikap perawat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun
Garuda. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional menggunakan
pendekatan cross-sectional. Teknik stratified sampling dengan sampel sebanyak 90 responden.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik Range Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan masa kerja dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen (p-value = 0.006), ada
hubungan beban kerja dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri(p-value = 0.000), ada
hubungan motivasi dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri (p-value = 0.011) dan ada
hubungan sikap dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri dengan (p-value = 0.000).
Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada
lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang
meliputi masa kerja, beban kerja, motivasi, dan sikap perawat. Atas dasar hasil penelitian diatas
pihak rumah sakit memberikan reward dan punishment dalam pelaksanaan pendokumentasian
asesmen, serta melengkapi peralatan dan perlengkapan rumah sakit baik dari segi kualitas dan
kuantitas, serta bagi para perawat lebih meningkatkan kepatuhan dalam hal pendokumentasian
asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi.
Abstract
Documentation of pain assessment entered on hospital accreditation standards and standards of the
Joint Commission International (JCI). Some of the factors that affect adherence nurse in pain
assessment documentation including: employment, workload, motivation, and attitude of nurses. The
purpose of this study to determine the factors that influence compliance documentation of the
assessment of pain in the integrated sheet in the Inpatient Installation Pavilion Garuda of Semarang.
Quantitative research with correlational research design using cross-sectional approach. Stratified
sampling with a sample of 90 respondents. The bivariate analysis using statistical test Range
Spearman. The results showed no relationship tenure with the compliance documentation assessment
(p-value = 0.006), there is a relationship workload with the compliance documentation of the
assessment of pain (p-value = 0.000), there is a relationship of motivation with the compliance
documentation of the assessment of pain (p-value = 0.011 ) and there is a correlation with the attitude
of documenting compliance with the assessment of pain (p-value = 0.000). Factors related to
compliance with the nurse in pain assessment documentation on record sheet is integrated in the
Inpatient Pavilion Garuda Dr. Kariadi Hospital of Semarang include tenure, workload, motivation,
and attitude of nurses. On the basis of the above results to the hospital to give rewards and
punishment in the implementation of assessment documentation, as well as complementary equipment
and hospital equipment in terms of both quality and quantity, as well as for nurses further improve
compliance in terms of documenting the assessment of pain in the integrated record sheet.
http://jurma.unimus.ac.id
2
PENDAHULUAN
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan (Tjay & Rahardja, 2007). Selain itu menurut Mutaqin
(2008), nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial dan saat
ini keluhan nyeri termasuk ke dalam tanda vital kelima, nyeri merupakan salah satu
alasan utama penderita mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan
pengelolaan nyeri sejak awal hingga akhir perawatan.
RSUP dr. Kariadi Semarang merupakan salah satu rumah sakit yang sudah
mendapatkan akreditasi internasional (Joint Commission International). Salah satu
item penilaian tim JCI adalah Care of Patient (COP) point 6 tentang manajemen
nyeri. Selain itu pengelolaan pasien dengan nyeri juga merupakan indikator mutu
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Akan tetapi setelah dilakukan initial survey oleh tim
JCI kelengkapan dokumentasi tentang nyeri masih mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan, sehingga sampai saat ini tim akreditasi RSUP dr. Kariadi masih
melakukan terobosan-terobosan supaya pasien-pasien yang mempunyai keluhan
nyeri dapat terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
http://jurma.unimus.ac.id
3
Berdasarkan data awal yang didapatkan pada bulan Juni dan Juli 2015, sesuai dengan
form survei dari tim akreditasi, hasil akumulasi satu rumah sakit belum sesuai
dengan target, rata-rata hanya sebesar 70%, lebih rendah dari target yang diharapkan
yaitu 100% (tentang dokumen nyeri di lembar integrasi belum adanya evaluasi
tentang pengkajian ulang sesuai dengan sekor nyeri). Itupun ada beberapa bagian
dari form pengkajian nyeri yang masih kurang lengkap, misalnya tentang asesmen
ulang nyeri berdasarkan waktu dan pencatatannya di lembar terintegrasi yang masih
banyak tidak diisi. Audit internal tentang kelengkapan dokumentasi nyeri baru
dimulai pihak RSUP Dr. Kariadi di bawah wewenang tim Care of Patient (COP)
mulai bulan Mei 2015, menindaklanjuti temuan dari tim akreditasi JCI. Selain itu
menurut peneliti ketidakpatuhan tersebut disebabkan oleh masa kerja perawat, beban
kerja perawat, sikap perawat, serta motivasi untuk para perawat yang masih kurang.
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu
tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif.
Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja
personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan
memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan
timbul kebiasaan pada tenaga kerja (Riski, 2013).
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit
organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.
(Permendagri NO.12, 2008). Menurut Sutarto (2006), bahwa beban aktivitas satuan
organisasi atau beban kerja masing - masing pejabat atau pegawai hendaknya merata,
sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak
aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula
dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk - tumpuk
tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya, sehingga
nampak terlalu banyak menganggur. Pernyataan tersebut didukung oleh Cousin &
Smith dalam Cahyono (2008), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu
penyebab medication error diantaranya beban kerja yang tinggi.
Menurut Weiner & Elliot dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi didefinisikan
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita
http://jurma.unimus.ac.id
4
mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan
untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan
penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, (6) kegiatan yang menarik.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek
(Efendi & Makhfudli, 2009). Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas,
peneliti merasa sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepatuhan Pendokumentasian Asesmen Nyeri pada Lembar
Terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda”.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain descriptive correlation menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan yaitu
sejumlah 90 responden dengan tehnik stratified random sampling. Penelitian
dilakukan di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang pada
bulan Februari 2016. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (uji Range
Spearman, karena distribusi kedua variabel tidak normal).
http://jurma.unimus.ac.id
5
tengah masa kerja responden adalah 5 tahun dengan standar deviasi 3,715, sebagian
besar beban kerja responden masuk dalam kategori tinggi (53.3%), sikap responden
sebagian besar masuk dalam kategori mendukung (52.2%), motivasi pada responden
sebagian besar masuk dalam kategori baik (51.1%), kepatuhan asesmen nyeri
responden sebagian besar masuk dalam kategori kurang baik (54.4%).
Tabel 1
Hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan asesmen nyeri
di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang Februari
2016 (n=90)
http://jurma.unimus.ac.id
6
pelaksana di ruangan. Semakin lama perawat tersebut bekerja di RSUP Dr. Kariadi
Semarang maka semakin banyak pula pelatihan maupun ilmu yang mereka peroleh di
rumah sakit tersebut, terutama tentang pendokumentasian asesmen nyeri. Hasil
penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hartati (2010), hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan
kepatuhan dalam pemakaian masker kain di Industri Tekstil Semarang
Hasil uji statistik korelasi Range Spearman’s didapatkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0.487 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat
dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi
Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dengan sikap perawat yang mendukung, maka akan semakin
tinggi kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa secara umum sikap perawat
sudah mendukung akan tetapi ada beberapa yang masih kurang mendukung,
diantaranya tentang semua intervensi nyeri pasti bisa dilakukan dan pengkajian
tentang asesmen nyeri menggunakan VAS menjadi tanggung jawab perawat. Perawat
masih merasa bahwa semua intervensi nyeri tidak dapat dilakukan semua dan
asesmen nyeri tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab perawat. Sehingga secara
tidak langsung ikut mempengaruhi kepatuhan perawat dalam kelengkapan
dokumentasi asesmen nyeri. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mastini, Suryadhi, dan Suryani (2015), hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan sikap perawat dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar.
Hasil uji statistik korelasi Range Spearman’s didapatkan nilai koefisien korelasi
sebesar -0.421 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan kepatuhan
perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di
Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi beban kerja perawat, maka akan semakin rendah
kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat. Begitu pula sebaliknya.
http://jurma.unimus.ac.id
7
http://jurma.unimus.ac.id
8
maka akan semakin tinggi kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat. Begitu
pula sebaliknya. Berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa motivasi dari
pihak rumah sakit sudah baik karena tidak ada perbedaan tabungan pensiun antara
perawat PNS dan BLU, dan sebagian besar responden statusnya adalah perawat BLU
serta alat perlengkapan dan peralatan bekerja di instalasi jumlahnya sudah
mencukupi. Jadi secara tidak langsung kedua faktor tersebut ikut mempengaruhi
kepatuhan para perawat dalam dokumentasi nyeri. Hasil penelitian diatas sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pakudek, Robot, dan Hamel (2013), hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap C RSUP Prof.
Dr.R.D. Kandou Manado.
PENUTUP
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan masa kerja minimal 1 tahun dan maksimal 18 tahun, beban kerja
sebagian besar masuk dalam kategori tinggi, motivasi sebagian besar masuk dalam
kategori baik, sikap sebagian besar masuk dalam kategori mendukung, tingkat
kepatuhan sebagian besar masuk dalam kategori kurang baik. Terdapat hubungan
antara masa kerja, sikap, beban kerja, motivasi perawat dengan kepatuhan perawat
dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi
Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Atas dasar hasil penelitian diatas pihak rumah sakit memberikan reward bagi para
perawat yang melakukan dan punishment bagi para perawat yang tidak melakukan
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat
Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang serta meningkatkan kelengkapan
peralatan dan perlengkapan rumah sakit baik dari segi kualitas dan kuantitas,
sehingga akan membantu meringankan para perawat dalam menjalankan tugasnya
sehari-hari. Sedangkan bagi para perawat lebih meningkatkan kepatuhan dalam hal
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi.
http://jurma.unimus.ac.id
9
KEPUSTAKAAN
Ardika. (2012). Hubungan antara Pengetahuan Perawat tentang Rekam Medis
dengan Kelengkapan Pengisian Catatan Keperawatan. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
Bastable, S.B. (2006). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip Pengajaran. Jakarta: EGC.
Gunarsa, S.D. & Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung
Mulia.
Ismainar, H. (2015). Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan. Yogyakarta:
Deepublish.
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2014). Essentials of Nursing Research (Appraising
Evidence for Nursing Practice) edition 8th. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Tim Nyeri. (2014). SPO: Alur Penatalaksanaan Pasien Nyeri. Semarang: RSUP Dr.
Kariadi.
Tjay, T.H. & Rahardja, K. (2007). Obat - obat Penting: Kasiat, Penggunaan dan
Efek - efek Sampingnya. Jakarta: Gramedia.
Walton, R.E. & Torabinejad, M. (2008). Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia.
Jakarta: EGC.
Wawan, A. & Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://jurma.unimus.ac.id
11
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing I
Pembimbing II
http://jurma.unimus.ac.id
12
Manuscript
Oleh:
Sulistiyani
NIM : G2A214021