Anda di halaman 1dari 12

1

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar


terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang

Sulistiyani1, Tri Hartiti2, Ernawati3


1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS, liesmayong@gmail.com
2
Dosen Manajemen Keperawatan Fikkes UNIMUS, bunda_titi65@yahoo.com
3
Dosen Keperawatan Komunitas Fikkes UNIMUS, ernamisno@yahoo.com

Abstrak

Pendokumentasian nyeri masuk pada penilaian standar akreditasi rumah sakit dan standar Joint
Commission International (JCI). Beberapa Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asesmen nyeri diantaranya: masa kerja, beban kerja, motivasi, dan sikap perawat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun
Garuda. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional menggunakan
pendekatan cross-sectional. Teknik stratified sampling dengan sampel sebanyak 90 responden.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik Range Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan masa kerja dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen (p-value = 0.006), ada
hubungan beban kerja dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri(p-value = 0.000), ada
hubungan motivasi dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri (p-value = 0.011) dan ada
hubungan sikap dengan kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri dengan (p-value = 0.000).
Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada
lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang
meliputi masa kerja, beban kerja, motivasi, dan sikap perawat. Atas dasar hasil penelitian diatas
pihak rumah sakit memberikan reward dan punishment dalam pelaksanaan pendokumentasian
asesmen, serta melengkapi peralatan dan perlengkapan rumah sakit baik dari segi kualitas dan
kuantitas, serta bagi para perawat lebih meningkatkan kepatuhan dalam hal pendokumentasian
asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi.

Kata kunci : Masa kerja, beban kerja, motivasi, sikap, dokumentasi

Abstract

Documentation of pain assessment entered on hospital accreditation standards and standards of the
Joint Commission International (JCI). Some of the factors that affect adherence nurse in pain
assessment documentation including: employment, workload, motivation, and attitude of nurses. The
purpose of this study to determine the factors that influence compliance documentation of the
assessment of pain in the integrated sheet in the Inpatient Installation Pavilion Garuda of Semarang.
Quantitative research with correlational research design using cross-sectional approach. Stratified
sampling with a sample of 90 respondents. The bivariate analysis using statistical test Range
Spearman. The results showed no relationship tenure with the compliance documentation assessment
(p-value = 0.006), there is a relationship workload with the compliance documentation of the
assessment of pain (p-value = 0.000), there is a relationship of motivation with the compliance
documentation of the assessment of pain (p-value = 0.011 ) and there is a correlation with the attitude
of documenting compliance with the assessment of pain (p-value = 0.000). Factors related to
compliance with the nurse in pain assessment documentation on record sheet is integrated in the
Inpatient Pavilion Garuda Dr. Kariadi Hospital of Semarang include tenure, workload, motivation,
and attitude of nurses. On the basis of the above results to the hospital to give rewards and
punishment in the implementation of assessment documentation, as well as complementary equipment
and hospital equipment in terms of both quality and quantity, as well as for nurses further improve
compliance in terms of documenting the assessment of pain in the integrated record sheet.

Key words : Year of service, workload, motivation, attitude, documentation

http://jurma.unimus.ac.id
2

PENDAHULUAN
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan (Tjay & Rahardja, 2007). Selain itu menurut Mutaqin
(2008), nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial dan saat
ini keluhan nyeri termasuk ke dalam tanda vital kelima, nyeri merupakan salah satu
alasan utama penderita mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan
pengelolaan nyeri sejak awal hingga akhir perawatan.

RSUP dr. Kariadi Semarang merupakan salah satu rumah sakit yang sudah
mendapatkan akreditasi internasional (Joint Commission International). Salah satu
item penilaian tim JCI adalah Care of Patient (COP) point 6 tentang manajemen
nyeri. Selain itu pengelolaan pasien dengan nyeri juga merupakan indikator mutu
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Akan tetapi setelah dilakukan initial survey oleh tim
JCI kelengkapan dokumentasi tentang nyeri masih mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan, sehingga sampai saat ini tim akreditasi RSUP dr. Kariadi masih
melakukan terobosan-terobosan supaya pasien-pasien yang mempunyai keluhan
nyeri dapat terdokumentasi dengan baik dan lengkap.

Dokumentasi merupakan sarana komunikasi antara petugas kesehatan dalam rangka


pemulihan kesehatan pasien, tanpa dokumentasi yang benar dan jelas maka
pelayanan yang di berikan oleh seorang perawat yang profesional maka tidak dapat
di pertanggung jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan
perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit ( Nursalam, 2011 ). Menurut
Wildan dan Hidayat (2008), rekam medis sebagai bagian dari sistem pengumpulan
data memiliki aturan yang berlaku dalam penulisan disamping aturan tentang isi yang
ada dalam rekam medis. Secara umum isi rekam medis ada dua. Pertama, berisi
catatan yang merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien,
diagnosis, pengobatan, serta tindakan dan pelayanan yang dilakukan dokter, maupun
tenaga kesehatan lain sesuai dengan kompetensinya. Kedua adalah dokumen yang
merupakan kelengkapan dari catatan tersebut seperti dokumentasi nyeri.

http://jurma.unimus.ac.id
3

Berdasarkan data awal yang didapatkan pada bulan Juni dan Juli 2015, sesuai dengan
form survei dari tim akreditasi, hasil akumulasi satu rumah sakit belum sesuai
dengan target, rata-rata hanya sebesar 70%, lebih rendah dari target yang diharapkan
yaitu 100% (tentang dokumen nyeri di lembar integrasi belum adanya evaluasi
tentang pengkajian ulang sesuai dengan sekor nyeri). Itupun ada beberapa bagian
dari form pengkajian nyeri yang masih kurang lengkap, misalnya tentang asesmen
ulang nyeri berdasarkan waktu dan pencatatannya di lembar terintegrasi yang masih
banyak tidak diisi. Audit internal tentang kelengkapan dokumentasi nyeri baru
dimulai pihak RSUP Dr. Kariadi di bawah wewenang tim Care of Patient (COP)
mulai bulan Mei 2015, menindaklanjuti temuan dari tim akreditasi JCI. Selain itu
menurut peneliti ketidakpatuhan tersebut disebabkan oleh masa kerja perawat, beban
kerja perawat, sikap perawat, serta motivasi untuk para perawat yang masih kurang.
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu
tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif.
Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja
personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan
memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan
timbul kebiasaan pada tenaga kerja (Riski, 2013).

Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit
organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.
(Permendagri NO.12, 2008). Menurut Sutarto (2006), bahwa beban aktivitas satuan
organisasi atau beban kerja masing - masing pejabat atau pegawai hendaknya merata,
sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak
aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula
dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk - tumpuk
tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya, sehingga
nampak terlalu banyak menganggur. Pernyataan tersebut didukung oleh Cousin &
Smith dalam Cahyono (2008), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu
penyebab medication error diantaranya beban kerja yang tinggi.

Menurut Weiner & Elliot dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi didefinisikan
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita

http://jurma.unimus.ac.id
4

mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan
untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan
penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, (6) kegiatan yang menarik.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek
(Efendi & Makhfudli, 2009). Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas,
peneliti merasa sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepatuhan Pendokumentasian Asesmen Nyeri pada Lembar
Terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda”.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain descriptive correlation menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan yaitu
sejumlah 90 responden dengan tehnik stratified random sampling. Penelitian
dilakukan di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang pada
bulan Februari 2016. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (uji Range
Spearman, karena distribusi kedua variabel tidak normal).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Rata-rata umur responden adalah 29,24 tahun, responden sebagian besar adalah
perempuan (61,1%), pendidikan responden mayoritas adalah D-3 Keperawatan
(74.4%), jabatan responden mayoritas adalah perawat pelaksana (PA) (83.3%). Nilai

http://jurma.unimus.ac.id
5

tengah masa kerja responden adalah 5 tahun dengan standar deviasi 3,715, sebagian
besar beban kerja responden masuk dalam kategori tinggi (53.3%), sikap responden
sebagian besar masuk dalam kategori mendukung (52.2%), motivasi pada responden
sebagian besar masuk dalam kategori baik (51.1%), kepatuhan asesmen nyeri
responden sebagian besar masuk dalam kategori kurang baik (54.4%).
Tabel 1
Hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan asesmen nyeri
di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang Februari
2016 (n=90)

Kepatuhan asesmen nyeri


Variabel
n r P value
Masa kerja 90 0.323 0.002
Sikap 90 0.487 0.000
Beban kerja 90 -0.421 0.000
Motivasi 90 0.268 0.011

Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan korelasi Range


Spearman menujukkan nilai r = 0.323, 0.487, -0.421, 0.268 dan nilai p = 0,002,
0.000, 0.000, 0.011 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
masa kerja, sikap, beban kerja, dan motivasi dengan kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat
Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji statistik korelasi Range Spearman’s


didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.323 dengan nilai probabilitas sebesar
0,002 (<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa
kerja dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada
lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi masa kerja
perawat, maka akan semakin tinggi kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan
perawat, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan analisa univariat diatas selama masa
kerja, para perawat selain menjalankan tugasnya untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada para pasien dari pihak rumah sakit juga memberikan bimbingan
melalui CCM masing-masing ruangan, serta diberikan berbagai macam pelatihan,
maupun continuous education, sehingga akan menambah pengetahuan para perawat

http://jurma.unimus.ac.id
6

pelaksana di ruangan. Semakin lama perawat tersebut bekerja di RSUP Dr. Kariadi
Semarang maka semakin banyak pula pelatihan maupun ilmu yang mereka peroleh di
rumah sakit tersebut, terutama tentang pendokumentasian asesmen nyeri. Hasil
penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hartati (2010), hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan
kepatuhan dalam pemakaian masker kain di Industri Tekstil Semarang

Hasil uji statistik korelasi Range Spearman’s didapatkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0.487 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat
dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi
Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dengan sikap perawat yang mendukung, maka akan semakin
tinggi kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa secara umum sikap perawat
sudah mendukung akan tetapi ada beberapa yang masih kurang mendukung,
diantaranya tentang semua intervensi nyeri pasti bisa dilakukan dan pengkajian
tentang asesmen nyeri menggunakan VAS menjadi tanggung jawab perawat. Perawat
masih merasa bahwa semua intervensi nyeri tidak dapat dilakukan semua dan
asesmen nyeri tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab perawat. Sehingga secara
tidak langsung ikut mempengaruhi kepatuhan perawat dalam kelengkapan
dokumentasi asesmen nyeri. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mastini, Suryadhi, dan Suryani (2015), hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan sikap perawat dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar.

Hasil uji statistik korelasi Range Spearman’s didapatkan nilai koefisien korelasi
sebesar -0.421 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan kepatuhan
perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di
Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi beban kerja perawat, maka akan semakin rendah
kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat. Begitu pula sebaliknya.

http://jurma.unimus.ac.id
7

Berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa beban kerja perawat tinggi,


sehingga kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri semakin berkurang, meskipun
ada beberapa item kepatuhan dokumentasi nyeri dengan nilai yang masih rendah,
namun pengaruhnya tidak terlalu signifikan, karena item yang lain nilainya masih
tinggi. Beban kerja perawat yang terlalu tinggi, membuat perawat lebih sedikit waktu
luangnya untuk melengkapi dokumen asesmen nyeri pasien.

Menurut Bartono (2010), beban kerja merupakan faktor yang mempengaruhi


perilaku kerja para karyawan. Semakin banyak beban kerja, semakin lelah pekerja,
semakin mudah terganggu emosinya. Akibatnya, sering menjadi rawan konflik, atau
mutu layanan menurun. Jika beban kerja dengan jumlah tenaga tidak sebanding, dan
beban kerja itu tidak bisa dikurangi, maka harus diusahakan tenaga bantuan untuk
menyelesaikan pekerjaan itu. Nata (2015), mengatakan bahwa jika para karyawan
mengalami stress, frustasi, dan depresi akibat beban kerja yang tinggi akan
mengakibatkan para karyawan malas untuk bekerja, bersikap apatis dan masa bodoh
terhadap perusahaan. Hasil penelitian serta pernyataan diatas sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Batuah et al. (2012), hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap kinerja perawat
pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar, dengan p-value = 0,000 (< 0,05). Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Sefriadinata (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kinerja perawat di RSUD
Saras Husada Purworejo, dengan p-value = 0,000 dan koefisien korelasi r = -0.537.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Satria, Sidin, dan Noor (2013), hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam
mengimplementasikan patient safety di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji statistik korelasi Range Spearman’s


didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.268 dengan nilai probabilitas sebesar
0,011 (<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi
dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar
catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi perawat,

http://jurma.unimus.ac.id
8

maka akan semakin tinggi kepatuhan asesmen nyeri yang dilakukan perawat. Begitu
pula sebaliknya. Berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa motivasi dari
pihak rumah sakit sudah baik karena tidak ada perbedaan tabungan pensiun antara
perawat PNS dan BLU, dan sebagian besar responden statusnya adalah perawat BLU
serta alat perlengkapan dan peralatan bekerja di instalasi jumlahnya sudah
mencukupi. Jadi secara tidak langsung kedua faktor tersebut ikut mempengaruhi
kepatuhan para perawat dalam dokumentasi nyeri. Hasil penelitian diatas sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pakudek, Robot, dan Hamel (2013), hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap C RSUP Prof.
Dr.R.D. Kandou Manado.

PENUTUP
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan masa kerja minimal 1 tahun dan maksimal 18 tahun, beban kerja
sebagian besar masuk dalam kategori tinggi, motivasi sebagian besar masuk dalam
kategori baik, sikap sebagian besar masuk dalam kategori mendukung, tingkat
kepatuhan sebagian besar masuk dalam kategori kurang baik. Terdapat hubungan
antara masa kerja, sikap, beban kerja, motivasi perawat dengan kepatuhan perawat
dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi
Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Atas dasar hasil penelitian diatas pihak rumah sakit memberikan reward bagi para
perawat yang melakukan dan punishment bagi para perawat yang tidak melakukan
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat
Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang serta meningkatkan kelengkapan
peralatan dan perlengkapan rumah sakit baik dari segi kualitas dan kuantitas,
sehingga akan membantu meringankan para perawat dalam menjalankan tugasnya
sehari-hari. Sedangkan bagi para perawat lebih meningkatkan kepatuhan dalam hal
pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi.

http://jurma.unimus.ac.id
9

KEPUSTAKAAN
Ardika. (2012). Hubungan antara Pengetahuan Perawat tentang Rekam Medis
dengan Kelengkapan Pengisian Catatan Keperawatan. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Astuti, R. (2006). Analisis Deskriptif dan Analitik. Semarang: UNIMUS.

Bastable, S.B. (2006). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip Pengajaran. Jakarta: EGC.

Dewi, S.R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish.

Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Gulo, W. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung
Mulia.

Ismainar, H. (2015). Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan. Yogyakarta:
Deepublish.

Jayanti, N.K. (2009). Penyelesaian Hukum dalam Malpraktik Kedokteran.


Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia.

Maulana, H.D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nuryani, N. & Susanti, D.D. (2013). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan


Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di RSUD Dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: Poltekkes kemenkes Tasikmalaya.

Polit, D.F., & Beck, C.T. (2014). Essentials of Nursing Research (Appraising
Evidence for Nursing Practice) edition 8th. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.

Soekidjo, N. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekidjo, N. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


http://jurma.unimus.ac.id
10

Tim Nyeri. (2014). SPO: Alur Penatalaksanaan Pasien Nyeri. Semarang: RSUP Dr.
Kariadi.

Tjay, T.H. & Rahardja, K. (2007). Obat - obat Penting: Kasiat, Penggunaan dan
Efek - efek Sampingnya. Jakarta: Gramedia.

Umar, H. (2006). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Wahyuningrum. (2013). Perbedaan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien


Persalinan antara Metode Pembiayaan Jampersal dan Langsung di RSUD
Kota Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Walton, R.E. & Torabinejad, M. (2008). Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia.
Jakarta: EGC.

Wawan, A. & Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wildan, M. & Hidayat, A.A. (2008). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba


Medika.

http://jurma.unimus.ac.id
11

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Manuscript dengan judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri pada


lembar terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi
Semarang

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan

Semarang, 1 Maret 2016

Pembimbing I

Dr. Tri Hartiti, SKM., M.Kes

Pembimbing II

Ns. Ernawati, S.Kep, M.Kes

http://jurma.unimus.ac.id
12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENDOKUMENTASIAN


ASESMEN NYERI PADA LEMBAR TERINTEGRASI DI RUANG RAWAT INAP
INSTALASI PAVILIUN GARUDA RSUP DR KARIADI
SEMARANG

Manuscript

Oleh:
Sulistiyani
NIM : G2A214021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
http://jurma.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai