1
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU, Medan
Email : philipsipilusu@gmail.com
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU, Medan
Email : johannes_tarigan@usu.ac.id
ABSTRAK
Dalam merencanakan bangunan bawah tanah seperti reservoir dan memiliki muka air tanah yang tinggi, gaya uplift
akibat muka air tanah sangat penting untuk diperhatikan karena apabila terjadi gaya uplift pada bangunan, dapat
mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang ringan, berat, sampai bangunan tidak bisa digunakan lagi. Pada tahun
2013 ada pembangunan reservoir di Medan dengan kapasitas 9000 m3 . Namun pada pertengahan masa konstruksi
sekitar bulan Desember 2014 terjadi masalah karena struktur reservoir mengalami uplift terangkat 1,2 m dan
bergeser horizontal sejauh 1 m akibat naiknya level muka air tanah. Sebelum peristiwa ini terjadi, curah hujan di
sekitar lokasi pembangunan tinggi, dimana terjadi hujan deras dua hari berturut-turut. Level air di sekitar galian
konstruksi semakin tinggi, namun tidak diimbangi dengan proses dewatering yang memadai mengakibatkan
bangunan reservoir terangkat dan mengapung seperti kapal. Bangunan reservoir tersebut berukuran panjang 63 m,
lebar 39 m, tinggi 5,2 m, kedalaman 5,7 m dari muka tanah asli, dan rumah pompa berukuran panjang 24 m, lebar 9
m, tinggi 6,6 m untuk lantai 1, 4,5 m untuk lantai 2, kedalaman 6,6 m dari muka tanah asli. Muka air tanah ekstrim
berada pada 1,1 m dari muka tanah asli. Dalam makalah ini dibahas tiga metode yang dapat digunakan untuk
mengatasi gaya uplift pada reservoir yaitu metode penambahan berat sendiri bangunan, metode penambahan pondasi
tiang pancang, dan metode penambahan ground anchor. Dari ketiga metode tersebut akan dihitung metode yang
mana yang paling ekonomis yang dapat digunakan untuk mencegah gaya uplift. Dari hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa Rencana Anggaran Biaya untuk metode penambahan berat sendiri bangunan adalah Rp.6,2 M,
untuk metode penambahan pondasi tiang pancang adalah Rp.10 M, dan untuk metode penambahan ground anchor
adalah Rp.16.M. sehingga dapat diketahui bahwa metode yang paling ekonomis adalah metode penambahan berat
sendiri bangunan.
ABSTRACT
In a construction planning of underground building such as a reservoir and have high groundwater level, the uplift
force due to the ground water level is very important to note because in the event of force uplift on buildings, could
result light, heavy damage, until the building can not be used anymore. In 2013, there was a reservoir construction
with a capacity of 9000 m3. But in mid-construction period of about December 2014 there was a problem because
the structure of the reservoir uplifted 1.2 m and shifted horizontally with a distance of 1 m as a result of an
increased level of groundwater levels. Before this event occurs, there was a high rainfall in vicinity of site
construction, where there is a heavy rain two days in a row. The water level around the excavation get higher, but
not balance with adequate dewatering process which is make the reservoir lifted and floated like boats.The reservoir
building has 63 m length, 39 m width, 5.2 m height, 5.7 m depth from the original ground level, and the pump
housing has 24 m length, 9 m width, 6.6 m height on the 1st floor , 4.5 m height to the 2nd floor, 6.6 m depth from
the original ground level. Extreme ground water level is at 1.1 m from the original ground level. In this paper
discussed three methods that can be used to overcome uplift force in the reservoir that is the method of adding its
own weight of the building, the addition of pile foundation method, and the addition of ground anchor method. From
the three methods will be calculated method which is the most economical that can be used to prevent uplift force.
From the analysis it can be concluded that the Budget Plan for the method of adding its own weight of the building
is Rp.6.2billions, for additional of pile foundation method is Rp.10.billions, and for the me adding ground anchor
method is Rp.16 billions, so it can be seen that the most economical method is a method of adding its own weight of
the building.
.
Keywords: Uplift, Reservoir, Ground Anchor, Pile Foundation.
1. PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada tahun 2013 di Medan dibanguan Reservoir dengan kapasitas 9000 m3. Namun pada pertengahan masa
konstruksi sekitar bulan Desember 2014 terjadi masalah karena struktur reservoir mengalami uplift terangkat 1,2 m
dan bergeser horizontal sejauh 1 m akibat naiknya level muka air tanah. Sebelum peristiwa ini terjadi, curah hujan di
sekitar lokasi pembangunan tinggi, dimana terjadi hujan deras dua hari berturut-turut. Level air di sekitar galian
kosntruksi semakin tinggi, namun tidak diimbangi dengan proses dewatering yang memadai mengakibatkan
bangunan reservoir terangkat dan mengapung seperti kapal. Lihat pada gambar 1.
Kontraktor telah menggeser reservoir terhadap horizontal dengan tanah sehingga berhasil menggeser kembali kearah
horizontal ke posisi semula. Akibat pergeseran tersebut maka dinding dibeberapa tempat retak, pelat atap ada retak
dan posisi reservoir agak miring. Akan tetapi kontraktor belum berani menurunkan reservoir dikarenakan akan retak
pada slab, dll karena dibawah reservoir sudah ada lumpur. Maka lumpur tersebut dibersihkan terlebih dahulu.
Dikhawatirkan sewaktu diturunkan ada diffrential settlement sehingga lantai, kolom, slab bisa rusak, sehingga
dilakukan terlebih dahulu perkuatan.
Setelah reservoir mengalami uplift, maka kami melakukan kajian dan penanganan agar reservoir ini dapat
digunakan. Hal inilah menjadi tulisan yang disampaikan pada makalah ini.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu, sejauh mana
gaya uplift pada reservoir tersebut, apa solusi yang dilakukan untuk mencegah agar bangunan reservoir tidak
terangkat dan metode apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah bangunan reservoir terangkat akibat gaya
uplift. Dan kemudian akan dihitung dari beberapa metode yang paling murah dan akan diterapkan di lapangan.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu :
1. Untuk menganalisis apakah desain reservoir terhadap gaya uplift sudah sesuai dengan building code.
2. Untuk menentukan metode yang paling ekonomis dilakukan untuk mencegah agar reservoir tidak terangkat
dan dapat difungsikan kembali.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Jenis reservoir yang dibahas dalam penelitian ini yaitu underground reservoir dalam tanah berbentuk segi
empat dengan dimensi lebar = 39 m ; panjang 63 m ; dan kedalaman 5,35 m, dan disampingnya ada rumah
pompa lebar 9 m ; panjang 24 m ; dan kedalaman 6,3 m. Kedalaman dari tanah asli adalah 5,7 m s/d 6,6
m, seperti pada gambar 3.
2. Review desain reservoir hanya difokuskan terhadap gaya uplift.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dilakukan yaitu :
Mengetahui cara mendesain reservoir terhadap gaya uplift yang benar dan bagaimana cara memperbaiki reservoir
yang sudah mengalami uplift sewaktu konstruksi berjalan dengan harga yang plaing ekonomis..
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian dapat dilihat di flow chart seperti di gambar 2 yakni dari identifikasi masalah, studi literature,
survey lapangan, pengolahan data dan kesimpulan. Baru kemudian rekomendasi.
3. TINJAUAN PUSTAKA
Apabila beban mati struktur tidak dapat memenuhi faktor keamanan yang cukup terhadap gaya uplift, pilihan-
pilihan berikut ini dapat dipertimbangkan, masing-masing atau bersamaan (Anonim2, 2004) :
1. Menambah tebal pelat dasar, tebal pelat atap, atau tanah penutup untuk meningkatkan tahanan terhadap
gaya uplift. Apabila menambah tebal pelat dasar, pastikan untuk menghitung perbesaran gaya uplift jika
kedalaman struktur juga bertambah.
2. Menambah panjang pelat dasar pada sayap reservoir sehingga menambah beban tanah pada sayap reservoir
untuk meningkatkan tahanan terhadap gaya uplift. Gaya uplift hidrostatis pada penambahan pelat harus
diperhitungkan dalam analisis (Anchor, Robert.D., 1992).
3. Tergantung pada kondisi pondasi, tiang pancang, tiang bor, atau ground anchor dapat digunakan untuk
meningkatkan tahanan terhadap gaya uplift. Stabilitas terhadap gaya uplift secara keseluruhan, termasuk
berat apung tanah atau batu harus dipertimbangkan sebagai tambahan untuk desain tiang atau angkur. Juga
dicatat bahwa apabila lapisan tanah yang lebih lembut berada diatas lapisan tanah keras atau batu, beban
tekan dari struktur dan penurunan tanah harus dipertimbangkan bila menggunakan sistem pondasi ini.
4. Apabila air tanah dapat disalurkan menjauh dari struktur dengan gravitasi, sistem drainase yang didesain
dengan baik dapat diandalkan untuk menurunkan muka air tanah.
Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur reservoir untuk menghitung besar gaya uplift dapat dilihat pada gambar 3, dimana reservoir
mempunya kedalaman 5,7 s/d 6,6 m.
Agar safety factor mencapai 1,25 maka ada beberapa cara yakni, membuat berat reservoir itu seberat mungkin agar
dicapai 1,25. Kemudian boleh juga menggunakan tiang pancang yang menggunakan friction untuk menahan gaya
uplift. Cara lainnya adalah dengan menggunakan ground anchor.
Gambar denah reservoir dapat dilihat pada gambar 4, sedangkan potongan ada pada gambar 5.
Chamber 1 Chamber 2
(a) (b)
Gambar 5. Kondisi lapangan yang terjadi pada Reservoir
Dari persamaan (1) dapat dihitung besar gaya uplift yaitu sebesar 13323,186 ton dan dengan ϒ beton = 2,4 ton/m3,
ϒtanah = 1,8 ton/m3 dapat dihitung berat sendiri reservoir dengan timbunan = 8158,9 ton, berat sendiri reservoir tanpa
timbunan = 4701,976 ton.
Selanjutnya perhitungan berat air di dalam reservoir (2 chamber, lihat gambar 4) dimana ukuran panjang 39 m ;
lebar 31,5 m ; tinggi air 4,1 m ; maka dapat dihitung berat air pada kedua chamber reservoir yaitu : W chamber 1 =
ϒ*p*l*t = 1*39*31,5*4,1 = 5036,85 ton dan Wchamber 2 = ϒ*p*l*t = 1*39*31,5*4,1 = 5036,85 ton, lihat gambar 4.
Maka, berat air pada kedua chamber yaitu 5036,85 + 5036,85 = 10073,7 ton.
Kemudian perhitungan safety factor terhadap uplift, dari persamaan (2) dapat dihitung safety factor reservoir
terhadap gaya uplift yaitu dengan membandingkan berat sendiri reservoir dengan gaya uplift yang terjadi, sehingga :
Safety factor gaya uplift dalam keadaan kosong dengan timbunan adalah 8158,9/13323,186 besarnya SF = 0,612.
Dengan demikian reservoir tidak aman/kurang berat.
Pada saat konstruksi dimana belum ada timbunan maka berat reservoir 4701, 976 ton, sedangkan gaya uplift adalah
13323,186 ton, maka SF = 0,353. Maka pada waktu hal ini terjadi, hujan turun lebat, dewatering tidak ada.
Reservoir mengapung.
Sedangkan dalam kondisi air penuh berat reservoir adalah 18232,6 ton, sehingga SF = 1,386. Akan tetapi secara
desain harus diambil SF > 1,25 waktu dalam keadaan kosong, seperti pada persamaan 2 diatas. Dengan demikian
solusi ada 3 metode yakni : penambahan berat reservoir, penambahan pondasi tiang pancang, dan penambahan
ground anchor.
Dalam mendesain penambahan berat reservoir harus diperhatikan juga daya dukung tanah eksisting, dimana daya
dukung tanah eksisting harus mampu menahan berat reservoir agar tidak terjadi settlement (penurunan tanah).
Reaksi tegangan antara pelat dasar reservoir dan tanah yang berbeda-beda disetiap titik mengakibatkan settlement
yang terjadi di setiap titik pasti akan berbeda juga (apabila tanah tidak mampu menahan berat bangunan).
Pada penelitian ini terdapat 2 data penyelidikan tanah yang diambil untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang
pancang yaitu data Cone Penetration Test (CPT) dan data Standard Penetration Test (SPT). Dari kedua data tanah
ini dapat dihitung besar daya dukung tiang pancang. Dimensi tiang pancang yang digunakan yaitu ukuran 60x60
cm2, kuat tekan K-450 untuk reservoir dan ukuran 40x40 cm2, kuat tekan K-450 untuk rumah pompa. Berikut adalah
tabel hasil perhitungan kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang berdasarkan masing-masing data tanah :
Dari tabel diatas dapat ditentukan daya dukung pondasi tiang pancang reservoir yang digunakan yaitu 16,03 ton
dengan panjang pondasi tiang 9,3 m.
Metode Panjang pondasi tiang (m) Daya Dukung Ijin Tarik Pondasi Tiang (Ton)
BH-04 8,4 13,34
BH-05 8,9 13,25
CPT-04 7,8 8,42
CPT-05 8,4 8,29
Dari tabel 2 dapat ditentukan daya dukung kapasitas pondasi tiang pacang rumah pompa yang digunakan yaitu 8,29
ton dengan panjang pondasi tiang 8,4 m.
Dengan memakai tiang pancang maka Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pondasi tiang pacang adalah sebesar
Rp. 10 M.
Spesifikasi Material Tendon (Anonim1, 1999), Tujuh kabel strand standar ASTM A416 mempunyai Grade-270
dengan Relaksasi rendah. Diameter nominal, D n = 12,7 mm, Luas penampang nominal, A n = 98,71 mm2, Kuat tarik
putus, Pu = 183,7 kN, Kuat tarik leleh, Py = 165,3 kN, Modulus elastisitas, E = 196000 MPa
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari desain dan analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Bangunan reservoir tidak aman terhadap gaya uplift sehingga harus dilakukan perbaikan terhadap desain,
dimana safety factor yang dihitung tidak lebih besar dari 1,25 sesuai dengan peraturan ACI. Gaya uplift
yang terjadi lebih besar 63 % dari berat sendiri reservoir sehingga menyebabkan reservoir terangkat dan
terapung, dengan safety hanya 0,612. Secara teori safety harus 1.25.
2. Hasil Metode Penambahan Berat Sendiri Reservoir yaitu Pelat atap dipertebal sebesar 25 cm, Dinding
beton bertulang dipertebal sebesar 55 cm, Pelat dasar dipertebal sebesar 40 cm, Kolom diperkuat menjadi
40/40, kuat tekan beton K-350,Timbunan atas ditambah dengan beton tumbuk tebal 60 cm, kuat tekan
beton K-175, sehingga Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan sebesar Rp. 6,2 M
3. Hasil Metode Penambahan Pondasi Tiang yaitu 720 unit Pondasi tiang 60x60 cm 2 K-450 dengan panjang
tiang 9,3 m untuk reservoir, 104 unit pondasi tiang 40x40 cm2 K-450 dengan panjang tiang 8,4 m untuk
rumah pompa, Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperlukan sebesar Rp. 10 M.
4. Hasil Metode Penambahan Ground Anchor yaitu 7 kabel prategang ground anchor diameter 12,7 mm
dengan kedalaman 9,3 m dari dasar reservoir sebanyak 123 titik. 7 kabel prategang ground anchor diameter
12,7 mm dengan kedalaman 8,4 m dari dasar rumah pompa sebanyak 10 titik, sehingga Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang diperlukan sebesar Rp. 16 M.
5. Metode dengan biaya paling murah yaitu metode penambahan berat sendiri reservoir.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. (1999). Ground Anchors and Anchored Systems. U.S. Department of Transportation Federal Highway
Administration, Washington, D.C
Anonim2. (2004), Design Considerations for Enviromental Engineering Concrete Structures (ACI 350.4R-04).
American Concrete Institute, Farmington Hills
Anonim3. (1989). British Standard Code of Practice for Ground Anchorages (BS 8081:1989), British Standard
Institute, London
Anonim4. (2008). Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Sondir (SNI 2827-2008). Badan Standarisasi Nasional,
Jakarta
Anonim5. (2008). Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan SPT (SNI 4153-2008). Badan Standarisasi Nasional,
Jakarta
Pamungkas, A. dan Harianti, E. (2013). Desain Pondasi Tahan Gempa. ANDI. Yogyakarta
Anchor, Robert. D. (1992). Design of Liquid Retaining Concrete Structures, 90 Tottenham Court Road : London
Bowles, Joseph E. (1997). Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2 Edisi 4. Erlangga, Jakarta