Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Teknik Pengambilan Sampel

Dosen Pengajar : Catur Puspawati, ST., M.KM.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Husni Attin
2. Muhammad Sabiq
3. Rimadhian
4. Sabrina Christianingrum

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JL.HANG JEBAT III F3, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

Jakarta, 31 Agustus 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN ................................................................................................................................................. i
KATA PENGHANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Persiapan pengambilan sampel udara ......................................................................................... 6
2.2 Berbagai jenis alat pengambilan dan tata cara pengiriman sampel udara .................................... 8
2.3 Penentuan titik dan pengambilan sampel udara ....................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 15
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara
adalah atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang berfungsi sangat penting bagi
kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida
(CO2) untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3) untukmenahan sinar ultra
violet.

Gas – gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas – gas mulia, natrium
oksida, hidrogen metana, belerang dioksida, amoniak dan lain – lain. Apabila susunan
udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal maka akan menganggu
kehidupan manusia, hewan dan binatang maka udara telah tercemar.

Teknik pengukuran udara di lingkungan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat


pencemar yang ada di udara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan untuk
berbagai kepentingan, diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di
lingkungan atau untuk menilai keberhasilan program pengendalian pencemaran udara
yang sedang dijalankan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid (yang
representatif), maka dari mulai pengambilan contoh udara (sampling) sampai dengan
analisis di laboratorium harus menggunakan peralatan, prosedur dan operator (teknisi,
laboran ,analis dan chemist) yang dapat dipertanggung jawabkan .

Dalam pelaksanaan pengukuran kualitas udara dapat dilakukan secara kontinyu


menggunakan peralatan automatik yang dapat mengukur zat pencemar secara langsung
dan dengan cepat, sehingga fluktuasi konsentrasi zat pencemar di udara ambien dapat
dipantau . Untuk melaksanakan pengukuran kualitas udara, maka terlebih dahulu diambil
sampel dan sampel diambil dengan cara teknik sampling. Maka dari itu dibuat makalah
ini sehingga dapat diketahui lebih mendalam mengenai teknik sampling di udara yang
akan diteliti.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana persiapan pengambilan sampel udara?
2. Apa saja berbagai jenis alat pengambilan dan tata cara pengiriman sampel udara?
3. Dimana saja penentuan titik dan pengambilan sampel udara?
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami persiapan pengambilan sampel udara
2. Mengetahui dan memahami berbagai jenis alat pengambilan dan tata cara pengiriman
sampel udara
3. Mengetahui dan memahami penentuan titik dan pengambilan sampel udara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Pengambilan Sampel Udara


A. Makna Pengambilan Sampel
Sebelum pengambilan sampel dilakukan di lapangan, perencanaan
pengambilan sampel harus dilakukan agar mendapatkan data uji yang absah dan
dapat dipergunakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan sampel
mempunyai makna yang sangat mendasar dalam rangkaian kegiatan pengambilan
sampel antara lain:
1. Memastikan dan menegaskan kembali tujuan pengambilan sampel dan
menentukan cara mencapai tujuan tersebut;
2. Menyiapkan segala sumberdaya dan aspek administratif serta aspek legal yang
dibutuhkan;
3. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi mulai dari persiapan sampai
sampel diuji di Laboratorium

B. Aspek-aspek Perencanaan Pengambilan Sampel


Perencanaan pengambilan sampel meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan pengambilan sampel
Penentuan tujuan pengambilan sampel merupakan hal yang sangat penting
dalam perencanaan sampling dan merupakan pernyataan yang jelas, ringkas
serta harus tertuang dalam dokumen perencanaan. Beberapa tujuan sampel
udara adalah untuk penelitian, pemantauan, pengawasan Iingkungan,
pembukaian kasus dan penegakan hukum lingkungan
2. Biaya pengambilan sampel
Mutu data hasil uji sampel lingkungan sangat dipengaruhi oleh biaya.
Pengurangan biaya berarti pengurangan mutu data. Bukan berarti mengabaikan
jaminan mutu dan pengendalian mutu, tapi dengan mengurangi jumlah
parameter, titik sampling dan/atau frekuensi sampling.
3. Administrasi pengambilan sampel
Hal ini penting terutama jika pengambilan sampel dilakukan di lokasi yang
mensyaratkan surat izin masuk seperti di industri tertentu, sehingga petugas
pengambil sampel harus melengkapi surat izin masuk Iokasi tersebut. Jika
tidak, ada kalanya petugas tidak boleh masuk lokasi dan tidak dapat
mengambil sampel.
4. Petugas pengambil sampel
Pengambilan sampel harus dilakukan oleh orang yang kompeten yaitu
mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai, mendapatkan pelatihan
yang memadai tentang pengambilan sampel udara, serta mampu
mendemonstrasikan keahlian dan ketrampilannya
5. Parameter yang diuji
Parameter yang diuji sesuai dengan tujuan pengambilan sampel. Untuk tujuan
pengawasan, parameter sesuai dengan baku mutu lingkungan hidup atau
dukumen amdal. Jika tidak, maka petugas harus mengetahui bahan baku dan
proses yang terjadi di industri tersebut.
6. Alat pengambil sampel
Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan.
Persiapan peralatan pengambilan sampel udara
1. Peralatan sampling emisi
2. Peralatan sampling udara ambien
3. Peralatan sampling udara dalam ruang (indoor)
4. Pengecekan kondisi peralatan dan masa kalibrasi alat
5. Peralatan penyimpanan dan pengawetan sampel
6. Peralatan K3 (safety)
7. Form sampling (sesuai dengan parameter)
8. Form bukti pengambilan sampel (Chain of Custody)
7. Pengawetan dan masa simpan sampel
Pada umumnya parameter kualitas udara diukur Iangsung di lapangan. Jika
parameter tersebut dianalisis di laboraturium maka dilakukan pengawetan
yang sesuai dan harus memperhatikan masa simpannya. Hal ini diperlukan
untuk mencegah anaIit dan deteriorasi, degradasi atau penguapan.
Masa simpan sampel sejak pengambilan sampai sampel dianalisis sangat
tergantung pada parameter dan cara pengawetan yang dilakukan. Jika masa
simpan ini terlewati, maka sampel dikatakan sudah kadaluarsa dan sudah tidak
dapat dianalisis karena sudah tidak mempresentasikan sampel yang diambil.
Oleh sebab itu, sampel harus dianalisis sebelum mengalami perubahan.
8. Penentuan metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel kualitas udara harus menggunakan metode
Standar Nasionai Indonesia (SNI) atau metode standar internasional (US EPA,
JIS, dll) atau metode non standar yang telah divalidasi. Metode pengambilan
sampel udara pada umumnya merupakan satu kesatuan yang terintegrasi
dengan metoda analisanya. Metode Standar Nasional Indonesia mencakup
hampir seluruh parameter uji udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
sesuai regulasi yang berlaku
9. Penentuan Pengendalian Mutu Sampel (kualitas data)
Pengendalian Mutu ,merupakan bagian yang sangat penting dari suatu
program jaminan mutu dilapangan (field quality assurance). Hal itu perlu
dilakukan sebagai kontrol mutu pada pengambilan sampel yang bertujuan
untuk mengecek secara sistematis kesalahan yang mungkin terjadi sejak
pengambilan sampel sampai sampel tersebut dibawa ke laboratorium.
10. Penentuan dokumentasi yang diperlukan
Dokumentasi perencanaan pengambilan sampel meliputi semua unsur
perencanaan pengambilan sampel dan pisahkan oleh personil yang berwenang.
Dokumentasi tcrsebut berisi tujuan pengambilan sampel, deskripsi lokasi,
waktu, karakteristik sampel, pengawetan, identifikasi sampel, chain of custody.

2.2 Berbagai Jenis Alat Pengambilan dan Tata Cara Pengiriman Sampel Udara

Peralatan Sampling Emisi, Ambien dan Indoor

1. Impenger
2. Pompa
3. Bahan Penyerap
4. Selang
5. Kabel Listrik
6. Dust Holder
7. Opasitas meter
8. Hygrometer
9. Termometer
10. Anemometer
11. CO Analyzer
Peralatan Pembantu
1. Cool Box

2. Blue Ice
3. Kompas
4. GPS

Peralatan K3
1. Pakaian Lapang
2. Helm
3. Masker
4. Kacamata Safety(google)
5. Sarung tangan (anti panas)
6. Ear Muff atau Ear plug
7. Safety Shoes
8. HT

Formulir atau Rekaman Sampling


Berikut adalah langkah-langkah tata cara pengiriman filter glassfiber yang telah disampling
(filter SPM):

1. Masukan filter yang telah disampling ke dalam amplop tebal yang terpisah.

2. Masukkan surat ke dalam amplop pengiriman. Surat tersebut harus berisi catatan
penting seperti di bawah ini:

Nama Stasiun : .................................................

Tanggal Pasang :............(DD-MM-YYYY) Jam:...(hh:mm)WIB/WITA/WIT

Tanggal Angkat :............(DD-MM-YYYY) Jam:...(hh:mm)WIB/WITA/WIT

Bobot Filter (awal) : ................................................. g

(salin angka di pojok kanan atas filter)

Flow rate awal : ................................................. CFM (cubic feet per minute)

Flow rate akhir : ................................................. CFM (cubic feet per minute)

Hour Counter Awal : .................................................

Hour Counter Akhir : .................................................

Kondisi Sampling :ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/kebakaran hutan/motor


mati/listrik mati

(catat lamanya waktu salah satu kejadian tersebut di atas)

Kondisi Cuaca : Cerah/Berawan/Hujan Ringan/Hujan Deras

Curah Hujan : ................................................. mm

Nama Pengamat : .................................................

Gambar 4. Catatan penting dalam pengiriman filter SPM

3. Masukkan amplop yang berisi filter SPM ke dalam amplop pengiriman.

4. Kirimkan melalui jasa pos/kurir dan alamatkan kepada :

Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara

U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG

Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2

Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720


Berikut adalah langkah-langkah tata cara pengiriman filter aerosol yang telah disampling:

1. Masukan filter yang telah disampling ke dalam amplop tebal yang terpisah.

2. Masukkan surat ke dalam amplop pengiriman. Surat tersebut harus berisi catatan penting
seperti di bawah ini:

Nama Stasiun : .................................................

Tanggal Pasang : ............(DD-MM-YYYY) Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT

Tanggal Angkat : ............(DD-MM-YYYY) Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT

Kondisi Sampling : ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/kebakaran hutan/motor


mati/listrik mati

(catat lamanya waktu salah satu kejadian tersebut di atas)

Kondisi Cuaca : Cerah/Berawan/Hujan Ringan/Hujan Deras

Curah Hujan : ................................................. mm

Nama Pengamat : .................................................

3. Masukkan amplop yang berisi filter aerosol ke dalam amplop pengiriman.

4. Kirimkan melalui jasa pos/kurir dan alamatkan kepada :

Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara

U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG

Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2

Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720

4. Selesai.

2.3 Penentuan Titik dan Pengambilan Sampel Udara

Penentuan lokasi pengambilan sampel udara ambien, yaitu:

a. daerah yang mempunyai konsentrasi pencemar tinggi;


b. daerah dengan kepadatan penduduk tinggi;
c. daerah yang diperkirakan menerima paparan pencemar akibat emisi cerobong
industri;
d. daerah proyeksi untuk menentukan dampak akibat perkembangan pembangunan
mendatang; dan
e. daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan bagi kawasan studi

Sedangkan penentuan titik pengambilan sampel udara ambien harus


mempertimbangkan faktor meteorologi yaitu arah angin, kecepatan angin, suhu udara,
kelembaan serta faktor geografi seperti topografi dan tata guna lahan. Beberapa petunjuk
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan titik pengambilan sampel udara
ambien adalah:

a. hindari daerah yang dekat dengan gedung atau bangunan dan/atau pepohonan
sehingga dapat menimbulkan terjadinya proses absorpsi atau adsorpsi pencemar udara
ke gedung atau pepohonan tersebut;
b. hindari daerah dimana pengganggu yang bersifat kimia dapat mempengaruhi
pencemar udara yang akan diukur, misalnya gas emisi dari kendaraan bermotor akan
dapat menggangu secara kimiawi pada saat mengukur ozon;
c. hindari daerah dimana pengganggu fisika dapat mempengaruhi hasil pengukuran,
sebagai ilustrasi, pada saat mengukur total partikulat di udara ambien tidak
diperkenankan dekat dengan insinerator atau dapur.

Adapun persyaratan penempatan peralatan pengambilan sampel udara ambien adalah:

a. Letakkan peralatan pada daerah yang aman dari pencurian, kerusuhan, gangguan
orang-orang yang tidak bertanggung jawab;
b. Letakkan peralatan pada daerah yang dilengkapi dengan sumber listrik dan bebas dari
daerah banjir;
c. Sedapat mungkin peralatan diletakkan di daerah terbuka atau di daerah yang
mempunyai gedung atau bangunan yang relatif rendah dan saling berjauhan.
Penempatan peralatan pengambilan sampel udara ambien diatap bangunan lebih baik
untuk daerah yang mempunyai cukup kepadatan pemukiman atau perkantoran.
Apabila peralatan diletakkan diatap gedung maka harus dihindari pengaruh emisi gas
buang dari dapur, insinerator atau sumber lainnya;
d. Probe ditempatkan pada jarak minimal 15 m dari jalan raya dengan ketinggian 1,5 m
dari permukaan tanah;
e. Untuk pengambilan sampel partikulat minimal 2 m di atas permukaan tanah untuk
hindari debu jalanan.

Peralatan yang dipakai untuk melakukan pengukuran debu SPM (melayang-layang) ada 3
jenis alat diantaranya :

 HVS (High Volume Sampler)


Cara ini dikembangkan sejak tahun 1948 menggunakan filter berbentuk segi
empat seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3 – 0,45 µm dengan
kecepatan pompa berkisar 1.000 – 1.500 lpm. Pengukuran berdasarkan metoda ini
untuk penentuan sebagai TSP (Total Suspended Partikulate). Alat ini dapat digunakan
selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien. Bentuk alat HVS dapat
dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :

High Volume Sampler

Gambar 2. High Volume Sampler

Cara operasional alat ini adalah sebagai berikut :

1. Panaskan kertas saring pada suhu 105 oC, selama 30 menit.


2. Timbang kertas saring, dengan neraca analitik pada suhu 105 oC dengan
menggunakan vinset (Hati-hati jangan sampai banyak tersentuh tangan)
3. Pasangkan pada alat TSP, dengan membuka atap alat TSP. Kemudian dipasangkan
kembali atapnya.
4. Simpan alat HVS tersebut pada tempat yang sudah ditentukan sebelumnya .
5. Operasikan alat dengan cara, menghiduo (pada posisi ”On” ) pompa hisap dan
mencatat angka flow ratenya (laju alir udaranya).
6. Matikan alat sampai batas waktu yang telah ditetapkan.
7. Ambil kertasnya, panaskan pada oven listrik pada suhu Timbang kertas saringnya.
8. Hitung kadar TSPnya sebagai mg/NM3
9. Metoda penggunaan alat ini bisa juga dilakukam, terhadap pm 10 atau pun dilanjutkan
pada pengukuran parameter logam.

 MVS (Middle Volume Sampler).

Cara ini menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat) dengan porositas


0,3-0,45 µm, kecepatan pompa yang dipakai untuk pengangkapan suspensi Particulate
Matter ini adalah 50 – 500 lpm. Alat MVS dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Middle Volume Sampler

Operasional alat ini sama dengan High Volume Sampler, hanya yang membedakan dari
ukuran filter membrannya. HVS ukuran A 4 persegi panjang, sedang MVS ukuran bulat
diameter 12 cm.

 LVS (Low Volume Sampler)


Cara ini menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat) dengan porositas 0,3-0,45 µm,
kecepatan pompa yang dipakai untuk pengangkapan Suspensi Partikulate Matter ini adalah
10 – 30 lpm. Alat LVS dapat dilihat pada Gambar berikut
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengambilan sampel udara harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti
lokasi pengambilan sampel udara, titik pengambilan sampel udara, cara pengambilan
sampel udara dan alat apa saja yang digunakan untuk pengambilan sampel udara. Alat
pengambilan sampel udara juga terbagi atas 3 macam dengan bentuk dan fungsi yang
berbeda.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya
akan kami tinkatkan dan fokuskan kembali dalam detail dalam menjelaskan makalah
diatas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/mizzpurple20.wordpress.com/2013/02/14/teknik-sampling-
kualitas-udara/amp/

http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/anpedaling/pengambilansampeludara.html
http://www.infolabling.com/2014/03/lokasi-dan-titik-pengambilan-
sampel.html#.Vf6m5hGqqko
http://envirodiary.com/id/wp-content/uploads/2010/03/metode_sampling_udara_ambienv1-
220310.pps
https://www.infolabling.com/2014/03/lokasi-dan-titik-pengambilan-sampel.html?m=1

https://www.infolabling.com/2014/03/lokasi-dan-titik-pengambilan-sampel.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai