GENOGRAM
KETERANGAN :
: Laki – Laki : Meninggal
: Perempuan : Pasien
Kesimpulan :
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit yang Pernah Dialami : Kolelitiasis
Kapan : 2015
Catatan :
Klien mengatakan sudah pernah melakukan pemeriksaan sebelumnya pada tahun 2015
dan di lakukan pemeriksaan USG dan Klien mengatakan bahwa ia mendapatkan penyakit
Kolelitiasis Klien mengatakan sebenarnya pada tahun 2015 dokter sudah menganjurkan
untuk melakukan operasi tapi pasien tidak mau melakukan operasi.
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit klien mengatakan jarang melakukan pemeriksaan kesehatan karena
sibuk dengan kegiatan di kantor dan kegiatan sehari-hari dan karena merasa dirinya
baik-baik saja Klien merasa untuk tidak perlu melakukan kontrol/ pemeriksaan
kesehatan.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit klien jadi jarang melakukan pekerjaan klien mengatakan
pada saat sibuk-sibuknya untuk bekerja klien sering merasakan nyeri dan mengganggu
pekerjaanya.
2. Data Objektif
Observasi
Kebersihan rambut : Bersih, rambut berwarna, dan rambut rebonding
Kulit kepala : Bersih, tidak ada benjolan, ketombe dan kutu, tidak ada
alopecia
Kebersihan kulit : Bersih, warna kulit kuning langsat
Hygiene rongga mulut: Bersih, stomatitis (-), mukossa bibir kering, kandidiasis (-)
2. Data Objektif
a. Observasi
- Pasien sering bertanya-tanya
- Pasien nampak bingung
- Ekspresi wajah alis berkerut
- Pasien nampak memperhatikan
G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit klien mengatakan dirinya masih mampu melakukan berbagai
aktifitas yang bermanfaat untuk keluarga dan lingkungannya.
b. Keadaan sejak sakit
Sejak sakit klien mengatakan dirinya lebih banyak beristirahat dan tidak lagi
melakukan aktifitas yang berat .
2. Data Objektif
a. Observasi
Kontak mata : Baik, tidak ada gangguan
Rentang perhatian : Baik, klien merespon perawat dengan baik
Suara dan cara bicara : Baik, tidak ada gangguan dan berbicara baik
H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan hubungan
dengan keluarga, krabat dan lingkungan masyarakat dan gereja. Pasein mengatakan
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan di desanya dan di gerejanya
b. Keadaansejaksakit
Sejak sakit pasien mengatakan berhubungan baik dengan perawat yang ada di
ruangan mauapun dengan pasien -pasien yang ada di ruangan yang sama.
2. Data Objektif
Klien tampak tidak bermasalah dan berhubungan baik dengan perawaat dan pasien lain.
I. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit dan sejak sakit
Pasien mengatakan memiliki dua orang anak laki-laki.Pasien mengatakan menikah
pada tahun 2000.Pasien mengatakan menggunakan KB suntik 1 kali
perbulan.Pasien mengatakan menstruasi kurang lebih hanya 4 hari.
2. Data Objektif
a. Observasi
Klien tampak tidak terfokus dan tidak tertarik untul soal seksualitas
b. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Terlampir
b. Terapi : Terlampir
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit pada tahun 2016 pasien pernah mengalami trauma
dimana pada saat ia mengantar mobil ia pernah di cegat oleh orang dan orang itu
mengambil mobil Pasien dan membuat pasien trauma dan stres akibat pikirannya
dan akibat rasa takutnya, pasien mengatakan ia juga stres karena pada 2 tahun lalu
ibu dari pasien meninggal.
b. Keadaan sejak sakit
Sejak sakit klien mengatakan sering stres dan cemas karena takut dengan operasi
yang akan di lakukan,Pasien mengatakan takut meninggal selama proses
operasi,pasien mengatakan takut apabila operasi gagal, dan pasien takut jika
kantung empedunya pecah.Pasien mengatakan trauma yang sebelumnya terjadi
berdampak pada Pasien saat ini, dimana mempengaruhi pikirannya dan
meningkatkankan rasa cemas dan stresnya, Pasien mengatakan cemas dan stres
meningkat akibat membaca komentar dalam akun sosial medianya.
2. Data Objektif
a. Observasi
Pasien sempat menolak untuk melakukan untuk melakukan operasi, tapi karena
dukungan dari keluarga pasien bersedia melakukan operasi.
-Klien tampak cemas dan bertanya berapa lama operasi berlangsung.
Klien tampak menutup wajah dengan bantal.
Perifer Teraba Dingin
Pasien nampak pucat
Tremor (+)
Pasien terlihat gelisah
(………………………)
KLASIFIKASI DATA
DO
DO :
7. Pasien nampak
memperhatikan
8. Pasien sempat menolak
untuk melakukan operasi,
tapi karena dukungan dari
keluarga pasien bersedia
melakukan operasi.
12.30 6) Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan tidak
menakutkan bagi
pasien
Hasil :
Klien terlihat rileks
8) Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
pola hidup sehat
Hasil :Pasien mengetahui
apa yang boleh ia makan
dan apa yang belum boleh
iya makan.
9) Kolaborasi
pemberian obat
POST OPERATIF (DI RUANGAN PULIH)
Masuk ke : Ruangan Pulih
Unit perawatan intensif
Langsung ke ruagan perawatan
Tanggal : 24 mei 2019 jam 21.00
TD :133/69 mmHg
Nadi :82x/m
RR :20x/m
Suhu :36°C
SpO2 : 99
EKGMontor : Normal
Respirasi : Spontan
Kesadaran : Compos Mentis
Perfusi perifer : Hangat
Status Emosi : Gelisah
GCS : E : 4 V: 5 M:6
GCS : 15
Posisi pasien : Lateral
Tingkat nyeri :
P : adanya luka post operasi
Q : nyeri seperti teriris-iris
R : di daerah luka post perasi
S : 7-8
T : hilang timbul
Resiko jatuh : sedang
KLASIFIKASI DATA
NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Makan dan √
minum
√
Toileting
√
Berpakaian
√
Mobilisasi di
√
tempat tidur
Berpindah
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Ds : Indikasi operasi Nyeri akut
- Klien mengatakan merasa nyeri di area luka
- Klien mengatakan merasa kesakitan
- Klien mengatakan merasa nyeri ketika
badannya di gerakkan
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul
- klien mengatakan nyeri seperti teriris-iris
Do :
2. Do :
kondisi luka : Luka akut Luka Post Resiko infeksi
Kondisi sekitar luka :bagus tidak ada Operasi
laserasi
Penampilan klinik luka : Granulasi
Lokasi : abdomen
Eksudat : Tidak ada eksudat
Tanda-tanda infeksi : tidak ada tanda-
tanda infeksi
3. Ds : Post Operasi Intoleransi
- Klien mengatakan mengalami kesulitan saat aktivitas
beraktifitas dikarenakan rasa nyeri pada luka
post operasi
- Klien mengatakan mengalami kesulitan saat
beraktifitas
- Klien mengatakan aktifitas hariannya di
bantu
- Klien mengatakan badan terasa lemas
Do :
- Klien hanya berbaring di tempat tidur
- Klien tampak lemas
- Klien tampak sulit bergerak
- Klien terpasang NGT
- Klien terpasang kateter
- Klien terpasang IVFD
ADL klien dibantu
Keterangan :
0 = mandiri
1 = dengan alat bantu
2 = dengan bantuan orang lain
3 = dengan bantuan alat dan orang lain
4 = tergantung total
NO AKTIFITAS SKOR 0 1 2 3 4
DAN
LATIHAN
Makan dan √
minum
√
Toileting
√
Berpakaian
√
Mobilisasi di
√
tempat tidur
Berpindah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Wajah klien
tampak meringgis
- Klien tampak
menahan nyeri
- Klien tampak
gelisah
0 = mandiri
1 = dengan alat
bantu
2 = dengan bantuan
orang lain
3 = dengan bantuan
alat dan orang lain
4 = tergantung
total
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/tgl Diagnosa jam Tujuan dan Kriteria Hasil Implementasi evaluasi Tanda
tangan
Nyeri akut 08:30 Setelah dilakukan tindakan 1. melakukan S : pasien
keperawatan selama 1x8 pengkajian nyeri mengatakan
jam secara komprehensif masih merasa
Diharapkan nyeri kalien termasuk faktor nyeri
dapat teratasi dengan pencetus, kualitas, O : pasien
kriteria hasil : lokasi, skala, durasi nampak
Pasien mengatakan dan frekuensi nyeri meringis
rasa nyeri Hasil : A : masalah
berkurang P : adanya luka nyeri belum
Pasien mengatakan pembedahan teratasi
rasa nyeri hilang Q : teriris-iris P : lanjutkan
Ekspresi wajah R : abdomen intervensi
klien tenang tidak S : 7-8
kesakitan T : hilang timbul
Nyeri dapat teratsi
09:00 2. melakukan
pengajaran tentang
teknik distraksi
Hasil : pasien
mengerti dan
mengikuti instruksi
perawat
09:15 3. mengkolaborasi
pemberian obat-
obatan analgetik untuk
meredakan nyeri
Hasil :
cetorolax 3x1,
domperidone 3x1,
metronidazone 3x1.
09:25 4. meningkatkan
istirahat
Hasil : klien
mendengarkan dan
mengikuti instruksi
dari perawat
5. memberikan
09:30 informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Hasil : klien mengerti
dan memahami
informasi mengenai
nyeri yang ia rasakan.
6. mengkolaborasi
09:40 dengan dokter dalam
pemberian obat
analgetik
Hasil : klien
mengonsumsi obat
secara teratur sesuai
dosis yang diberika
dokter.
3. menginspeksi
kondisi luka dan
10:05 dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Hasil : pemenuhan
kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi.
10:25 5. mengkolaborasi
dengan dokter tentang
pemberian obat
antibiotik dan bila
perlu melakukan
terapi pemasangan
IVFD
Hasil : diberikan obat
untuk mengurangi
nyeri dan terpasang
cairan RL 20tpm
NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1 I Sabtu, 25 mei 2019
08.00 S : klien mengatakan nyeri berkurang dengan
-berkolaborasi dengan dokter tentang skala 4-5
pemberian obat analgesik , jenis obat yang
diberikan ceftriaxone inj intravena : 1x2gr, O : klien sudah mulai tenang dan bisa mengatasi
ranitidin inj intravena: 2x1, ondansetron inj nyeri dengan teknik tarik nafas dalam.
intravena 3x1
09.00 A : nyeri akut
- membantu klien mobilisasi di tempat
tidur, miring kiri-miring kanan. P : intervensi dilanjutkan
09.20
-mengajarkan teknik relaksasi pada pasien
bila nyeri datang.
09.44
-mengkaji skala nyeri 4-5
15.00
-menganjurkan klien istirahat
2 II Sabtu , 25 mei 2019
08.45 S : klien dan keluarga mengatakan sudah
-melakukan pengkajian luka memahami tentang perawatan luka yang harus
09.00 dilakukan untuk mencegah infeksi
-melakukan perawatan luka pada pasien
12.00 O : keadaan luka
-memberikan pendidikan kesehatan kondisi luka : Luka akut
mengenai perawatan luka pada klien dan Kondisi sekitar luka :bagus tidak ada laserasi
keluarga klien. Penampilan klinik luka : Granulasi
A : resiko infeksi
P : intervensi dilanjutkan
3 III 09.00
-memberikan cairan RL 20tpm melalui
IVFD
09.15
-Memakaikan diapers pada pasien
11.15
-monitor cairan RL 20 tpm melalui IVDF
01.20
-menganjurkan mobilisasi bertahap pada
pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1 I Sabtu, 25 mei 2019
08.00 S : klien mengatakan nyeri berkurang dengan
-berkolaborasi dengan dokter tentang skala 4-5
pemberian obat analgesik , jenis obat yang
diberikan ceftriaxone inj intravena : 1x2gr, O : klien sudah mulai tenang dan bisa mengatasi
ranitidin inj intravena: 2x1, ondansetron inj nyeri dengan teknik tarik nafas dalam.
intravena 3x1
09.00 A : nyeri akut
- membantu klien mobilisasi di tempat
tidur, miring kiri-miring kanan. P : intervensi dilanjutkan
09.20
-mengajarkan teknik relaksasi pada pasien
bila nyeri datang.
09.44
-mengkaji skala nyeri 4-5
15.00
-menganjurkan klien istirahat
2 II Sabtu , 25 mei 2019
08.45 S : klien dan keluarga mengatakan sudah
-melakukan pengkajian luka memahami tentang perawatan luka yang harus
09.00 dilakukan untuk mencegah infeksi
-melakukan perawatan luka pada pasien
12.00 O : keadaan luka
-memberikan pendidikan kesehatan kondisi luka : Luka akut
mengenai perawatan luka pada klien dan Kondisi sekitar luka :bagus tidak ada laserasi
keluarga klien. Penampilan klinik luka : Granulasi
A : resiko infeksi
P : intervensi dilanjutkan
3 III 09.00
-memberikan cairan RL 20tpm melalui S : klien mengatakan dapat melakukan
IVFD mobilisasi tetapi masih merasa tidak nyaman
09.15 karena rasa nyeri pada bagian abdomen
-Memakaikan diapers pada pasien
11.15 O : klien masih tampak kesulitan untuk bergerak
-monitor cairan RL 20 tpm melalui IVDF
01.20 A : intoleransi aktifitas
-menganjurkan mobilisasi bertahap pada
pasien. P : Inteefensi dilanjutkan
NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1 I 08.00
Berkolaborasi dengan dokter tentang S : klien mengatakan sudah tidak
pemberian obat analgetik ceftriaxone merasa nyeri
inj 1x2gr, ranitidin inj
3x1,ondensentron inj 3x1 O : klien tampak rileks
08.30
Mengkaji skala nyeri 3-4 A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
2 II 09.00
Mengkaji kondisi luka , warna merah, S : klien mengatakan sudah
tidak ada pembengkakan , tidak ada mengetahui cara merawat luka
eksudat.
O : luka membaik
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 III 10.00
Klien sudah tidak terpasang infus, dan S : klien mengatakan sudah bisa
sudah bisa bergerak dan beraktifitas beraktifitas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
LAMPIRAN
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN
Nama Obat : Cefadroxil
Klasifikasi Obat : Antibiotik
Dosis Obat : (500mg)
Dosis dan lama penggunaan cefadroxil akan tergantung
pada jenis infeksi yang sedang diobati, tingkat keparahannya, dan
kondisi kesehatan pasien secara umum. Biasanya, dosis yang
dianjurkan oleh dokter adalah 1-2 gram per hari selama 5-10 hari.
Dosis maksimum adalah 4 gram per hari. Bagi pasien anak-anak,
dosis akan ditentukan berdasarkan berat badan.
Dosis yg dibrikan kpd pasien :
Cara pemberian obat : Oral
Mekanisme kerja/ fungsi obat : Cefadroxil obat yang bekerja dengan menghambat pembentukan
protein yang membentuk dinding sel bakteri. Obat ini akan
merusak ikatan yang menahan dinding sel bakteri untuk
membunuh bakteri-bakteri penyebab penyakit. Mekanisme kerja
tersebut menjadikan cefadroxil obat yang memiliki spektrum luas
untuk membunuh berbagai macam bakteri, baik bakteri gram
positif maupun gram negatif.
Cefadraxil obat yang dikonsumsi secara oral. Untuk memastikan
bakteri penyebab infeksi rentan terhadap obat ini, dokter mungkin
akan mengambil sampel darah, urin, atau sampel jaringan dari
tenggorokan atau kulit Anda.
Kontra Indikasi : larangan penggunaan cefadroxil, yaitu riwayat alergi dengan
golongan sefalosporin, gangguang ginjal, dan penggunaan jangka
panjang. Cefadroxil aman digunakan pada ibu yang sedang hamil
dan anak-anak. Untuk ibu yang sedang menyusui, pemakaian
cefadroxil harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarang.
Efek Samping : Seperti kebanyakan obat lain, cefadroxil dapat menimbulkan efek
samping dalam penggunaannya. Namun demikian, efek samping
ini tidak selalu muncul pada semua orang yang menggunakan
cefadroxil. Cefadroxil adalah obat yang dikonsumsi melalui mulut,
maka efek samping banyak terjadi pada saluran pencernaan.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi, yaitu diare, nyeri
perut, mual, muntah, bintik-bintik kemerahan pada kulit, dan reaksi
alergi dari yang ringan (gatal dan urtika) hingga berat
Nama Obat : Domperidone
Klasifikasi Obat : Antiemetik
Dosis Obat : Bentuk obat: oral
Meredakan mual dan muntah
- Dewasa dan anak usia >12 tahun atau >35 kg: Dosis 10 mg tiga
kali sehari. Dosis maksimum adalah 30 mg per hari.
- Anak usia <12 tahun dengan berat badan maksimum 35 kg:
Dosis 0,25 mg/kgBB dikonsumsi hingga tiga kali sehari. Dosis
maksimum adalah 0,75 mg/kgBB per hari.
- Gangguan pergerakan saluran pencernaan
Dewasa: Dosis 10 mg tiga kali sehari. Dosis maksimum adalah
30 mg per hari.
Dosis yg dibrikan kpd pasien :
Cara pemberian obat : Oral
Mekanisme kerja/ fungsi obat : Manfaat domperidone yang utama adalah untuk mengobati mual
dan muntah akibat kemoterapi dan migren pada orang dewasa.
Pada anak-anak, manfaat domperidone bisa mengobati mual dan
muntah akibat radioterapi atau sitotoksik.
Obat domperidone juga memiliki manfaat untuk mengatasi
masalah perut akibat telatnya pengosongan perut. Selain itu,
manfaat domperidone juga bisa untuk mengatasi masalah medis
seperti dispepsia, dispepsia fungsional, dan dispepsia non-ulkus.
Manfaat obat domperidone juga bisa untuk mengatasi beberapa
masalah kesehatan lainnya, yaitu masalah oesofagitis reflux, rasa
nyeri distensi lambung, dan penyakit refluks gastro-oesophageal.
Kontra Indikasi : Meskipun Anda memiliki beberapa indikasi yang telah
disebutkan di atas tetapi Anda tidak bisa menggunakan
domperidone jika memiliki beberapa hal yang menjadi
kontraindikasi terhadap kandungan bahan aktif domperidone.
Beberapa kontraindikasi terhadap kandungan domperidone, di
antaranya adalah gangguan alergi, gangguan hati, masalah
gastrointestinal, memiliki riwayat pendarahan internal, perforasi
lambung/ usus, dan pernah menderita tumor kelenjar pituitari
(prolaktinoma).
Efek Samping : Obat domperidone sama seperti obat pada umumnya yang
memiliki beberapa efek samping pada kondisi tertentu. Efek
samping domperidone bisa berupa ruam kulit, gatal-gatal, sulit
bernapas, sakit kepala, dan terjadi pembengkakan wajah bila
pasien alergi terhadap domperidone.
Efek samping domperidone juga bisa memicu kejang-kejang,
kekakuan otot, dan masalah ritme jantung seperti terlalu cepat atau
terlalu lambat. Anda juga perlu berhati-hati menggunakan
domperidone karena efek sampingnya dapat menurunkan libido
atau gairah seks.
Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping domperdidone bisa
berupa derasnya aliran ASI dari payudara jika digunakan oleh ibu
menyusui, derasnya aliran darah haid, dan tumbuhnya payudara
pada pria. Domperidone juga dapat menyebabkan efek samping
gangguan pada janin dan kehamilan bila digunakan oleh ibu hamil.
Domperidone juga memiliki efek samping yang sangat parah
seperti konvulsi, koma, masalah gastrointestinal, dan efek
ekstrapiramidal bila dikonsumsi dengan dosis berlebih atau
overdosis. Apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa efek
samping domperidone maka hentikanlah pemakaian dan segera
mencari bantuan medis terdekat.
Nama Obat : Lansoprazole
Klasifikasi Obat : Antasida, antirefulks, dan antiulkus
Dosis Obat : Infeksi Helicobacter pylori
- Dewasa: 30 mg dua kali sehari yang dikombinasikan dengan
clarithromycin 500 mg dua kali sehari dan amoxicillin 1 gram
dua kali sehari. Kombinasi lainnya adalah dengan
clarithromycin 250 mg dua kali sehari dan metronidazole 400
mg dua kali sehari.
Penyakit refluks gastro esofagus (GERD)
- Dewasa: 15-30 mg setiap hari sekali diminum pada pagi hari
selama 4-8 minggu. Untuk pemeliharaan kondisi, dapat
diminum 15-30 mg sekali sehari sesuai dengan kebutuhan.
Dispepsia yang disebabkan oleh asam lambung
- Dewasa: 15-30 mg sehari sekali, selama 2-4 minggu.
Pencegahan ulkus akibat obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
- Dewasa: 15-20 mg sehari sekali dan diminum pada pagi hari.
Radang esofagus erotif
- Dewasa: 30 mg sehari sekali selama 8 minggu. Jika belum
sembuh, durasi pengobatan dapat ditambah hingga 8 minggu
lagi. Untuk pemeliharaan kondisi, dapat meminum 15 mg
sehari sekali.
Ulkus akibat NSAIDs
- Dewasa: 15-20 mg sehari sekali pada pagi hari selama 4-8
minggu.
Sindrom Zollinger-Ellison
- Dewasa: Dosis awal sebanyak 60 mg sehari pada pagi hari,
kemudian dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Jika diperlukan,
dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg dua kali sehari.
Tukak Lambung (Ulkus Peptikum)
- Dewasa: 30 mg sehari sekali pada pagi hari selama 4 minggu
jika menderita gastritis, dan 8 minggu jika menderita ulkus
duodenum.
-
Dosis yg dibrikan kpd pasien :
Cara pemberian obat : Oral
Mekanisme kerja/ fungsi obat : Lansoprazole adalah obat untuk mengobati masalah lambung dan
esofagus. Obat ini membantu menyembuhkan kerusakan akibat
asam lambung, baik pada perut maupun kerongkongan, mencegah
terbentuknya tukak lambung, dan dapat membantu mencegah
kanker esofagus.
Lansoprazole bekerja dengan menurunkan produksi asam oleh
lambung. Obat ini juga bisa dipakai untuk meredakan gejala seperti
heartburn (panas perut), sulit menelan, dan batuk yang tak sembuh-
sembuh. Lansoprazole termasuk obat dalam golongan proton pump
inhibitor (PPI).
Jika Anda menggunakan obat ini sendiri, produk lansoprazole non
resep digunakan untuk mengobati heatburn yang sering (terjadi ≥2
hari dalam seminggu). Karena obat ini membutuhkan 1-4 hari
untuk efek sempurna, produk ini tidak meredakan heartburn
dengan cepat.
Kontra Indikasi : Meskipun Anda memiliki beberapa indikasi yang telah
disebutkan di atas tetapi Anda tidak bisa menggunakan
domperidone jika memiliki beberapa hal yang menjadi
kontraindikasi terhadap kandungan bahan aktif domperidone.
Beberapa kontraindikasi terhadap kandungan domperidone, di
antaranya adalah gangguan alergi, gangguan hati, masalah
gastrointestinal, memiliki riwayat pendarahan internal, perforasi
lambung/ usus, dan pernah menderita tumor kelenjar pituitari
(prolaktinoma).
Efek Samping : Segera cari bantuan medis darurat jika Anda mengalami tanda
reaksi alergi:
- Gatal-gatal, sulit bernapas; bengkak wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.
- Berhenti menggunakan obat dan cari perawatan medis segera
atau hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius
dari lansoprazole berikut ini:
- Pusing, bingung
- Denyut jantung cepat atau tidak teraba
- Gerak otot menyentak;
- Merasa gelisah;
- Diare air atau berdarah
- Kram otot, lemah otot atau pincang
- Batuk atau tersedak; atau
- Kejang
Efek samping yang lebih ringan dari lansoprazole adalah:
- Sakit kepala
- Mual, nyeri perut
- Diare ringan; atau
- Sembelit
Ultrasonografi
Pemeriksaan Laboratorium