OLEH:
KELOMPOK V
Abdul, seorang dokter baru bekerja di klinik perusahaan CPO Tunjuk Bumi di
Kabupaten Sarolangun. Abdul mencari tahu peraturan perundangan terkait
kesehatan kerja apa saja yang sudah diterapkan di perusahaan tersebut karena
ingin menerapkan prinsip-prinsip dan pelayanan kesehatan kerja. Abdul juga
ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan awal dan berkata pada karyawan
perusahaan.
Klarifikasi Istilah
Kesehatan Kerja : Keadaan sejahtera badan, jiwa fisik, pada pekerja yang
menunjang pada kerjaannya yang tidak membahayakan
diri sendiri, teman kerja, masyarakat dan lingkungannya
Identifikasi Masalah
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja
yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit akibat kerja yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja.
Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar secara optimal di klinik
Perusahaan terhadap masyarakat pekerja sehingga mampu meningkatkan
produktivitas kerja
Tujuan Khusus
- Terlaksananya pelayanan kesehatan baik Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif dan rujukan di klinik perusahaan
- Terlaksananya pencatatan dan pelaporan khususnya tentang penyakit
akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan akibat kerja
di klinik perusahaan
- Tersedianya tenaga, sarana dan prasarana di klinik perusahaan sesuai
dengan standar
Fungsi
I. ANAMNESA
Pada anamnesa ini dokter pemeriksa kesehatan menegaskan agar supaya perny
ataanpernyataan dijawab dengan teliti dan seluas-luasnya. Yang perlu ditanya
kan adalah:
1. riwayat-riwayat penyakit umum; tuberkolosa, diabetes, penyakit jantung, pe
nyakit syaraf, penyakit jiwa, penyakit kuning, penyakit asthma, tekanan darah
tinggi atau rendah, penyakit ginjal, penyakit perut, tumor, penyakit kulit, peny
akit hernia, wajir, dll.
2. riwayat perawatan di Rumah Sakit; alasan dirawat, belum atau pernah diraw
at, berapa lama dan jenis penyakit yang diderita.
3. riwayat kecelakaan; apakah pernah mendapat kecelakaan, apakah ada hubu
ngan antara kecelakaan dengan pekerjaan, bagian anggota badan yang cidera,
apakah dirawat atau tidak, kalau dirawat tanyakan pula berapa lama waktu per
awatan dan juga ditanyakan apakah menderita cacat sementara atau tetap.
4. riwayat operasi; pernah atau tidak, kalau pernah maka tanyakan jenis operas
i apa, kapan dilaksanakan operasi tersebut, dimana dan berapa lama perawatan
operasi.
5. riwayat pekerjaan; apakah pernah bekerja atau belum, bila sudah bekerja di
mana dan berapa lama serta mengapa terhenti dari pekerjaan tersebut tanyakan
pula apakah ada kemungkinan adanya penyakit jabatan dari pekerjaan yang ter
dahul itu.
6. bila dicurigai adanya penyakit jabatan, perlu dilakukan pemeriksaan khusus
untuk menunjang kebenaran dugaan tersebut. 7. riwayat haid, bagi tenaga kerj
a wanita perlu ditanyakan; kapan mulai haid, teratur atau tidak, lamanya sakit
atau tidak serta ditanyakan masalah kehamilan, melahirkan, keluarga berencan
a, keguguran dan jumlah anak baik yang hidup maupun yang mati.
Kecelakaan Akibat Kerja adalah Kejadian yang tidak terencana, dan terkontrol
yang dapat menyebabkan atau mengakibatkan luka-luka pekerja, kerusakan
pada peralatan dan kerugian lainya
12. Apa saja kriteria penyakit akibat kerja?10
Penyebab berhubungan dengan pekerjaan
Penderita selalu kontak dengan bahan penyebab dalam pekerjaan
Sebelumnya tidak pernah menderita seperti ini
Lesi mula-mula lokaal di tempat kontak
13. Apa saja faktor risiko dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja?11
Faktor fisik : bising, getaran, radiasi pengion/non-pengion, suhu ekstrim,
pencahayaan dan tekanan barometer
Faktor kimiawi : hydrocarbon (misalnya : benzene), solvents, pestisida,
asbes, debu (silicosis, pneumoconiosis), bahan yang mudah meledak,
logam berat misalnya pengelas/ welders, gas yang menimbulkan sesak
nafas/asphyxiants (CO,CO2,H2S), bahan yang membuat sensitif, bahan
iritan dan sebagainya.
Faktor biologis : penyebaran bahan pathogen dalam darah/ bloodborne
pathogen (misalnya tertusuk jarum suntik), bio-aerosols (TBC,Legionella),
HIV/AIDS, penyakit menular seksual, gigitan binatang (misalnya; ular,
kalajengking), tanaman beracun, penyakit-penyakit local (misalnya : TB,
malaria, DHF), keracunan makanan dan sebagainya
Faktor ergonomi : gerakan berulang, mengangkat, beban statis, postur
janggal, menarik dan mendorong dan lain-lainnya.
Faktor psikososial : kerja lembur, tugas yang berat / berlebihan, perubahan
/ pergeseran kerja, post traumatic, alcohol dan obat-obatan terlarang, kerja
shift, terpencil/dikucilkan, perorganisasian (kerja tim, hubungan kerja, dan
sebagainya), pekerjaan lain/paruh waktu dan sebagainya.
Faktor gaya hidup (life style) : merokok, alcohol dan obat-obatan
terlarang,kurang gerak serta diet tidak seimbang.
14. Apa saja kemungkinan penyakit akibat kerja yang dapat timbul pada
pekerja?12
Merujuk pada Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit
akibat Hubungan Kerja, maka setiap tenaga kerja yang menderita penyakit
yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapatjaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah
hubungan kerja berakhir
Batas pengajuan klaim bahwa tenaga kerja positif mengidap penyakit
akibat hubungan kerja adalah 3 tahun sejak tenaga kerja tersebut mengakhiri
hubungan kerjanya, dengan dilampiri hasil diagnosis dokter yang merawatnya.
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Berikut ini adalah 31 jenis penyakit akibat hubungan kerja:
15. Bagaimana cara pencegahaan dan penanganan dari penyakit akibat kerja?10
e. Rehablitation
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
1. Subtitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan barang yang tidak
berbahaya. Contoh : Triclor Etilen, CFC etc
2. Ventilasi Umum
Mengalirkan udara menurut perhitungan dalam ruang kerja
bahan berbahaya < NAB
3. Local Exhauster
Menghisap bahan-bahan tertentu keluar ruangan dengan kipas.
- Orang jatuh
- Terpukul benda jatuh
- Tersentuh / terpukul benda yang tidak bergerak
- Terjepit diantara dua benda
- Gerakan yang di paksakan
- Terkena suhu yang ekstrem
- Tersengat arus listrik
- Terkena bahan – bahan berbahaya atau radiasi
- Lain – lain kecelakaan yang tidak termasuk golongan ini.
a. Menurut benda
- Mesin
1. Penggerak utama terkecuali motor listrik
2. Gigi transmisi mesin
3. Mesin pemotong
4. Mesin kayu
5. Mesin pertambangan
6. Lain – lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi ini
- Perlengkapan lainnya
1. Bejana bertekanan
2. Dapur, oven, pembakaran
3. Pusat – pusat pendingin
4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi tidak termasuk peralatan
– peralatan listrik.
5. Alat – alat listrik tangan
6. Alat – alat, perkakas, perlengkapan listrik.
7. Tangga, jalur landai (ramp)
8. Perancah
- Material, bahan dan radiasi
1. Bahan peledak
2. Serbuk, gas, cairan dan kimia
3. Pecahan terpelanting
4. Radiasi
5. Lain – lain
b. Lingkungan kerja
1. Diluar gedung
2. Didalam gedung
3. Dibawah tanah
- Lain – lain
1. Hewan
2. Lain – lain
lainnya
- Amputasi
- Luka – luka lainnya
- Luka – luka ringan
- Memar dan remuk
- Terbakar
- Keracunan akut
- Pengaruh cuaca
- Sesak nafas
- Akibat arus listrik
- Akibat radiasi
- Luka – luka majemuk berlainan
- Lain – lain luka.
Kecelakaan akibat kerja (KAK) dapat ditimbulkan dari faktor resiko kecelakaan
yang ada ditempat kerja tersebut, sehingga diperlukan adanya pengendalian
faktor-faktor resiko tersebut berupa pencegahan agar tidak terjadinya kecelakaan
akibat kerja, dan apabila telah terjadi kecelakaan maka dilakukan penanganan dan
pengobatan. Beberapa upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja berdasarkan
faktor-faktor resiko KAK yaitu: