Tujuan Umum
“Melindungi masyarakat dan perawat”
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses
kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi),
registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier Erb, 1990). Proses
penetapan dan pemeliharaan kompetensi dalam praktek keperawatan
Meliputi :
LISENSI
Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi persyaratan
oleh badan pemerintah yang berwenag, sebelum ia diperkenankan melakukan pekerjaan
dan prakteknya yang telah ditetapkan
Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar
minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak,
pediatric , kesehatan mental, gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di
Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur, namun demikian tidak menutup
kemungkinan dimasa mendatang hal ini dilaksanakan.
Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal
yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria hasil. Pendidikan keperawatan pada waktu
tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk pendidikan D III keperawatan dan sekolah
perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti.
Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat
ini terus dikembangkan
LEgisalasi Kesehatan Meliputi HUkum Kesehatan dan Undang-Undang Kesehatan. Kedua bidang ini
Harus didalami secara baik karena keduanya berkaitan dengan pelayanan profesi kesehatan kepada
masyarakat.
Di satu sisi Hukum Kesehatan Harus diketahui dan didalami karena pemhetahuan ini akan member
wawasan tentang ketentuan – ketentuan hukum yang berhubungn dengan pelayanan kesehatan.
Memahami dan memdalami pengetahuan hukum kesehatan akan member keyakinan diri kepada kepada
tenaga kesehatan dalam menjalankan profesi kesehatan yang berkualitas dan selalu berada pada jalur
yang aman, tidak melanggar etika dn ketentuan hukum.
Dalam hal ini, seluruh tenaga kesehatan harus memahami adanya landasan hukum dalam transaksi
terapeutik antara tenaga kesehatan dengan pasien(klien), mengetahui dan memahami hak dan kewajiban
masing-masing, dan adanya wajib simpan rahasia kedokteran(seluruh tenaga kesehatan), rahsia jabatan
dan pekerjaan, memahami dalam situasi dan keadaan apa rahasia dan jabatan boleh dikesampingkan,
memilki pengetahuan tentangstandar pelayanan medic dan standar profesi medic, pengetahuan tentang
malpraktek medic, penangan tentang penderita gawat darurat, dan lain-lain..
Undang-undang ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam mencapai derajat kesehatan yang
lebih baik bagi seluruh anggota masyarakat. Hal ini berkaitan dengan sasaran pembangunan disegala
bidang. Termasuk bidang kesehatan
Seperti yang dijelaskan dalam pasal 3UU Kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan adalah peningkatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
yang optimal.
Memberikan rambu-rambu dalam pelayanan kesehatan yang harus dipahami oleh pelaku
pelayanan profesi kesehatan, agar terhindar dari pelayanan kesehatan yang bermasalah.
Mencapai terwujudnya derajat kesehatan yang optimal yaitu dengan peningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.
Mendorong tenaga kesehatan untuk menambah, mengasah,dan memperdalam pengetahuannya
dan keterampilan pada bidang kesehatan, serta mengikuti perkembangan hukum dan aspek
medikolegal dari pelayanan kesehatan.
Sebagai alat unruk meningkatkan hasil guna dan daya guna penyelenggaraan pembangunan
kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber daya.
Penjangkau perkembangan makin kompleks yang akan terjadi dalam kurun waktu mendatang.
Pemberi kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemberi dan penerima jasa pelayanan
kesehatan. Hal ini terkait dengan pembinaan dan pengawasan, sehingga diatur juga bagaimana
penyidikan dapat dilakukan apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diatur,
mencakup juga sanksi hukum menurut ketentuan pidana dan perdata.
1. Mekanisme legislasi
Persyaratan legislasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yang diakui, tertuang dalam ijazah dan
sertifikat.
Registasi meliputi dua hal kegiatan berikut.
1. a) Registrasi administrasi; adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan setiap tahun,
berlaku untuk perawat professional dan vokasional.
2. b) Registrasi kompetensi; adalah registrasi yang dilakukan setiap 5 tahun untuk memperoleh
pengakuan, mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik keperawatan, berlaku bagi
perawat profesional.
Perawat yang tidak teregristrasi, secara hukum tidak memiliki kewenangan dan hak tersebut. Regristrasi
berlaku untuk semua perawat profesional yang bermaksud melakukan praktik keperawatan di wilayah
Negara Republik Indonesia, termasuk perawat berijazah luar negeri. Mekanisme regristasi terdiri dari
mekanisme registrasi administratif dan mekanisme registrasi kompetensi yang dilakukan melalui 2 jalur
yaitu :
Surat ini diberikan oleh Departemen Kesaehatan kepada perawat setelah lulus dari pendidikan
keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek keperawatan.
Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan diri pada kantor wilayah
Departemen Kesehatan Propinsi untuk mendapat Surat Izin Perawat (SIP) sebagai persyaratan
menjalankan pekerjaan keperawatan dan memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua
perawat. Sedangkan yang berwenang mengeluarkannya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana
institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah bekerja sebelum ditetapkan keputusan ini
memperolah SIP dari pejabat kantor kesehatan kabupaten/kota diwilayah tempat kerja perawat yang
bersangkutan.