Anda di halaman 1dari 13

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek

keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan
keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran
keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut
(Heniwati, 2008)

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses keperawatan, agar diperoleh
data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.

I. Data Umum
Pengkajian pada data umum keluarga meliputi nama kepala keluarga, alamat dan no telpon,
pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, dan komposisi keluarga dengan
format :
Hu Ke
Status Imunisasi
b. t
Nam J Pendidi Hepati Camp
Dn Umur Polio DPT
a K kan BC
g tis ak
G
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Hipertensi
umumnya
meningkat
pada usia
35 – 55
tahun
Data umum lainnya mengkaji klien dan anggota keluarga lainnya, yang meliputi :
- Genogram,menggambarkan pohon keluarga dalam 3 generasi
- Tipekeluarga, mengkajitipe keluargaklien dan menjelaskan peran klien dan anggota
keluarga lainnya. Contoh tipe-tipe keluarga yaitu :
 The nuclear family (keluarga inti), yang terdiri dari suami, istri dan anak.
 The dyad family, yang terdiri dari suami dan istri saja
 Keluargausila, yang terdiri dari suami danistri yang
sudahtuadengananaksudahmemisahkandiri.
1
 The childless family,
keluargatanpaanakkarenaterlambatmenikahdanuntukmendapatkananakterlambatwaktun
ya yang di sebabkankarenamengejarkarir/ pendidikan yang terjadipadawanita.
 The extended family, yang terdiridaritigagenerasi yang
hidupbersamadalamsaturumahseperti nuclear family disertaipaman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan.
 The single parent family, yang terdiridarisatu orang (ayah atauibu) dengananak,
haliniterjadibiasanyaterjadimelalui proses perceraian, kematianatauditinggalkan
(menyalahi hokum pernikahan).
 Commuter family, kedua orang tuabekerjadikota yang berbeda,
tapisalahsatukotatersebutmenjadisebagaitempattinggaldan orang tua yang
bekerjadiluarkotabisaberkumpulsaatanggotakeluargapadasaat “ weekend”
ataupadawaktu-waktutertentu.
 Multigenerational family, keluargadenganbeberapagenerasiataukelompokumur yang
tinggalbersamadalamsaturumah.
 Kin-network family, beberapakeluargainti yang
tinggaldalamsaturumahatausalingberdekatandansalingmenggunakanbarang-
barangdanpelayanan yang sama. Contoh :dapur, kamarmandi, televise, telepon, dll.
 Blended family, dudaataujanda (karenaperceraian) yang
menikahkembalidanmembesarkananakdarihasilperkawinanataudariperkawinansebelum
nya.
 The single adult living alone/single adult family, yang terdiridari orang dewasa yang
hidupsendirikarenapilihannyaatauperpisahan (separasi) seperti :perceraian,
atauditinggalmati.

- Sukubangsa, mengkaji latar belakang budaya klien dan keluarga


- Agama, mengkaji agama/keyakinan yang anut oleh klien dan keluarga
- Status sosialekonomikeluarga, mengkaji ekonomi yang
dihasilkanataudidapatkanolehkeluargauntukmencukupikebutuhansehari-hari,
termasukpengelolakeuangan, tabungandanasuransidalamkeluarga.
- Aktivitasrekreasikeluarga, mengkaji rekreasi yang dilakukan klien dan keluarga disaat
waktu luang.

2
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Meliputi tahap keluarga dengan anak dewasa dimana tugas perkembangannya yaitu menata
kembali fasilitas dan sumber, penataan tanggung jawab antar anak, mempertahankan
komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi biasanya terdapat tugas perkembangan
yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini akan tetapi keluarga belum dapat melalui tugas
perkembangan sehingga keluarga merasa belum terpenuhi
13. Riwayat keluarga inti
Mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti, biasanya klien dan orangtua klien memiliki riwayat
hipertensiatau penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan hipertensi
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Mengkaji riwayat kesehatan yang pernah di derita klien dan anggota keluarga yang mungkin
berhubungan dengan hipertensi seperti hipertensi, diabetes melitu, gagal ginjal, gagal jantung
atau penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan hipertensi.

III. LINGKUNGAN
Faktor lingkungan yang dapat memepegaruhi hipertensi ada 3 hal, yaitu asupan garam , stress,
dan obesitas
15. Karakteristik rumah
Mengkaji bagaimana keadaan rumah klien, apakah keadaan rumah klien bersih, penerangan
rumah, ventilasi. Dilengkapi dengan denah rumah
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Mengkaji apakah termasuk penduduk pedesaan atau perkotaan, padat penduduk atau berjarak,
bagaimana keadaan lingkungannya, sanitasi jalan, dan pengangkutan sampah.
17. Mobilitas geografis keluarga
Mengkaji apakah klien merupakan penduduk asli atau penduduk transmigrasi maupun
imigrasi
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Mengkaji bagaiman interkasi dengan masyarakat, dan keikutsertaan keluarga di perkumpulan
masyarakat / komunitas
3
19. Sistem pendukung keluarga
Mengkaji bentuk dukungan yang diberikan teman, tetangga, atau kelompok sosial kepada
keluarga

IV. STRUKTUR KELUARGA


20. Komunikasi keluarga
Mengkaji bagaimana penggunaan komunikasi antaranggota keluarga, cara menyampaikan
pendapat, dan bagaimana saat menjadi pendengar.
21. Struktur kekuatan keluarga
Mengkaji siapa yang membuat keputusan dalam keluarga, dan seberapa penting keputusan
yang di ambil
22. Struktur peran (formal dan informal)
Meliputi peran dan posisi setiap anggota keluarga, dan bagaimana perasaan setiap anggota
keluarga saat menjalankan perannya
23. Nilai dan Norma keluarga
Berisi keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan yang di anut keluarga, apakah ada konflik
menonjol dalam keluarga, dan bagaimana nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan keluarga

V. FUNGSI KELUARGA
24. Fungsi afektif
Mengkaji pola kebutuhan keluarga dan responnya, apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah anggota keluarga memberikan perhatian satu
sama lain, dan bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain.
25. Fungsi sosialisasi
Mengkaji bagaimana keluarga menanamkan disiplin, penghargaan dan hukuman bagi anggota
keluarga, bagaimana keluarga melatih otonomi dan ketergantunga, meberi dan menerima,
serta latihan perilaku yang sesuai usia.
26. Fungsi perawatan kesehatan
Mengkaji keyakinan dan nilai perilaku keluarga untuk kesehatan, bagaimana keluarga
menanamkan nilai kesehatan terhadap anggota keluarga, konsistensi keluarga dalam
melaksanakan nilai kesehatan keluarga.Fungsi perawatan kesehatan ada 5, yaitu :
a). Mengenal masalah keluarga
mengkaji apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang sedang diderita anggota
keluarga dan mengerti tentang arti dari tanda dan gejala penyakit yang diderita anggota

4
keluarga. Bagaimana persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan anggota keluarga,
bagaimana persepsi keluarga terhadap upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan.
b). Mengambil keputusan
mengkaji bagaimana kemampuan keluarga mengambil keputusan apabila ada anggota
keluarga yang sakit, siapa yang mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan
apabila anggota keluarga sakit, bagaimana proses pengambilan keputusan dalam keluarga
apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
c). Merawat anggota keluarga yang sakit
mengkaji bagaimana keluarga mampu melakukan perawatan untuk anggota keluarganya yang
mengalami masalah kesehatan, mengetahui sumber-sumber makanan bergizi, jumlah jam
tidur anggota keluarga sesuai dengan perkembangan, kebiasaan olahraga. Apakah yang
dilakukan keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya, apa yang dilakukan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
d) Memelihara lingkungan
mengkaji bagaimana keluarga mengatur dan memelihara lingkungan fisik dan psikologis bagi
anggota keluarganya, bagaimana keluarga mengatur perabot rumah tangga, menjaga
kebersihannya, mengatur ventilasi dan pencahayaan rumah. Lingkungan psikologis,
bagaimana keluarga menjaga keharmonisan hubungan antaranggota keluarga, bagaimana
keluarga memenuhi privasi masing-masing anggota keluarga.
e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
mengkaji apakah keluarga sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau dari tempat tinggalnya. Sumber pembiayaan yang digunakan oleh keluarga,
bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima. Alat transportasi apa yang
digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan, masalah apa saja yang ditemukan jika
keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan umum.

27. Fungsi reproduksi
Meliputi berapa jumlah anak, apakah mengikuti program keluarga berencana atau tidak, apakah
mempunyai masalah pada fungsi reproduksi.
28. Fungsi ekonomi
Meliputi bagaimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi yang
terdiri atas data jenis pekerjaan, jumlah penghasilan keluarga, jumlah pengeluaran, bagaimana
keluarga mampu mencukupi semua kebutuhan anggota keluarga, bagaimana pengaturan keuangan
dalam keluarga.

5
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
29. Stress jangka pendek dan panjang
Mengkaji apakah keluarga dapat memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami,
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Mengkaji apakah keluarga dapat mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari, apakah keluarga
mampu bertindak berdasarkan penilaian yang objektif dan realistis terhadap situasi yang
menyebabkan stres.Bagaimana keluarga bereaksi terhadapsituasi yang penuh dengan stres
31. Strategi koping yang digunakan
Mengkaji bagaimana strategi koping bagaimana yang diambil oleh keluarga, apakah anggota keluarga
mempunyai koping yang berbeda-beda. Strategi koping internal keluarga, kelompok kepercayaan
keluarga, penggunaan humor, self evaluasi, penggunaan ungkapan, pengontrolan masalah pada
keluarga, pemecahan masalah secara bersama, fleksibilitas peran dalam keluarga. Strategi koping
eksternal: mencari informasi, memelihara hubungan dengan masyarakat, dan mencari dukungan
sosial.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe pada semua anggota keluarga
Untuk pemerikssan fisik pada klien hipertensi adalah sebagai berikut
Keadaan Umum : Seorang pasien yang terkena hipertensi kesadarannya adalah sadar dan
juga dapat mengalami penurunan kesadaran (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 103)
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : meningkat, lebih dari 140/90 mmHg
Nadi : Meningkat pada arteri karotis, jugularis, pulsasi radialis; perbedaan denyut nadi atau
tidak ada denyut nadi pada beberapa area seperti arteri popliteal, posterior tibia. (Udjianti,
2013, p. 108)
RR : Mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea (gangguan pernafasan pada
saat berbaring ), PND, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan fisik
meliputi sianosis, pengunaan otot bantu pernapasan, terdengar suara napas tambahan
(ronkhi rales, wheezing) (Udjianti, 2013, p. 109)
Suhu : normal
b. Pemeriksaan Cepalo Caudal
1). Kepala dan Rambut
Dapat ditemukan serangan pusing/ pening, sakit kepala berdenyut di suboksipital,
episodepucat.
2). Hidung
6
Terdapat polip atau tidak,. Biasaanya pada penderita hipertensi tidak ada gangguan pada
hidung.
Biasanya Lubang hidung normal simetris dan tidak ada gangguan.
3). Telinga
Terdapat serumen atau tidak. Biasanya pada penderita hipertensi pendengaran normal.
4). Mata
Konjungiva anemis, reflek pupil ada atau tidak, reflek kornea ada atau tidak, adakah edema
papil, pupil isokor atau anisokor.
Pemeriksaan retina dapat ditemukan penyempitan atau sklerosis arteri edema atau
papiledema (eksudat atau hemoragi) tergantung derajat lamanya hipertensi (Udjianti, 2013,
p. 109)
5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing
Biasanya bibir tidak kering, tidak ada stomatitis.
6). Leher dan Tenggorokan
Terdapat fraktur leher atau tidak, terdapat pembesaran tiroidl atau tidak, adakah devisiasi
trakea atau tidak.
7). Dada/ Thorak
a). Pemeriksaan Paru
Biasanya simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan dan kiri
sama, terdengar suara sonor pada semua lapaang paru, suara nafas vesikuler.
b). Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi: gerakan dinding abnormal
(2). Palpasi: denyut apical kuat
(3). Perkusi: denyut apical bergeser dan/ atau kuat angkat
(4). Auskultasi: denyut jantung takikardia dan disritmia, bunyi jantung S2
mengeras S3 (gejala CHF dini). Murmur dapat terdengar jika stenosis atau
insufisiensi katup. (Udjianti, 2013, p. 108)
8). Payudara
(a). Inspeksi : Biasanya simetris
(b). Palpasi : Biasanya normal.
9). Pemeriksaan Abdomen
Biasanya pada penderita hipertensi pemeriksaan abdomen simetris, tidak tampak adanya
benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada nyeri tekan.
10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot
Akral dingin, capillary refill>2 detik, kelemahan,Terjadi kaku kuduk pada area leher
(Haryanto & Rini, 2015, p. 40)
7
11). Genetalia dan Anus
Pada klien hipertensi terjadi peningkatan TIK (tekanan intra cranial) pada saat melakukan
hubungan seksual dan terjadi gangguan reproduksi pada ibu hamil yang memiliki hipertensi
(Nurarif & Kusuma, 2015, hal. 106)
12). Pemeriksaan Neurologi
Biasanya pada hipertensi berat dapat terjadi serangan pusing/ pening, sakit kepala
berdenyut di suboksipital, episode mati-rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi nadan.
Gangguan visual (diplopia- pandangan ganda atau pandangan kabur) dan episode
epistaksis (Udjianti, 2013, p. 109)
VIII Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap : pemeriksaan hemoglobin, hematokrit untuk menilai
viskositas dan indicator faktpr risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia(Udjianti,
2013, p. 109)
2. Kimia darah (Udjianti, 2013, p. 109)
3. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan perununan perfusi atau faal
renal
4. Serum glukosa : hiperglisemia (diabetes mellitus adalah presipitator hipertensi)
akibat dari peningkatan kadar katekolamin
5. Kadar kolsterol atau trigliserida : peningkatan kadar mengindikasikan
predisposisi pembentukan plaque atheromatus
6. Kadar serum aldesteron : menilai adanya aldosteronisme primer
7. Studi tiroid (T3 dan T4) : menilai adanya hipertiroidisme yang berkontribusi
terhadap vasokontriksi dan hipertensi
8. Asam urat : hiperuricemia merupakan implikasi faktor risiko hipertensi
9. Elektrolit (Udjianti, 2013, p. 109)
10. Serum potassium atau kalium (hipokalemia mengindikasikan adanya
aldosteronisme atau efek samping terapi deuretik)
11. Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi
12. Urine(Udjianti, 2013, p. 109)
13. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine mengidentifikasikan
difusi renal atau diabetes
14. Urine VMA : peningkatan kadar mengindikasikan adanya pheochromacytoma
15. Steroid urine : peningkatan kada mengindikasikan hyperadrenalisme,
pheochromacytoma, atau disfungsi pituitary, Sindrom Cushing’s kadar rennin
juga meningkat
16. Radiologi (Udjianti, 2013, p. 110)
a. Intra Venous Pyelografi (IVP) mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti
renal pharenchymal disease urolithiasis, benign prostate hyperplasia (BPH)
b. Rontgen toraks : menilai adanya klasifikasi obstruktif katup jantung,
deposit kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung.
17. EKG : menilai adanya hipertrofi miokard, pola stain, gangguan konduksi atau
disritmia(Udjianti, 2013, p. 110)
18. Pemeriksaan Laboratorium (Haryanto & Rini, 2015, p. 104)
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengidentifikasikan faktor risiko seperti :
Hipokoagubilitas, anemia.
b. BUN/ keratinin : memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal
c. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM
8
19. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
20.IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal
21. Photo dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

Harapan Keluarga
Sebagai keluarga tentunya sangat mengharapkan bantuan dari perawat dalam mengatasi
masalah pada balita pnemonia dan masalah lainnya. Sehingga balita dapat melakukan
aktivitas seperti sehari—hari nyata tanpa ada gangguan.

DX Keperawatan Keluarga yang mungkin muncul :


1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit Hipertensi.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal maslah
kesehatan penyakit hipertensi.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
PERHITUNGA PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
N
1. Sifat Masalah 1
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah 2
dapat diubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 1
dicegah

9
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat, harus
segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak 2
perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
JUMLAH
Skoring :

1. Tentukan skore untuk setiap Kriteria.

2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skore X bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

10
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI


KEPERAWAT KRITERIA STANDAR RENCANA
NO KHUSU
AN UMUM INTERVENSI
S
KELUARGA
1. Nyeri Setelah - Setelah Respon verbal Klien dan - Mendiskusikan
berhubungan dilakukan dilakukan keluarga dengan klien dan
dapat
dengan 3x30 menit 3x30 - Minum keluarga bagaimana

ketidakmampua kunjungan, menit obat yang cara mengatasi nyeri


diresepka
n keluarga diharapkan kunjunga pada kepala
n dokter
dalam member keluarga n,diharap - Menhindari - Mengkaji skala nyeri.
dapat kan Dapat pemicu - Memberikan teknik
perawatan pada
naiknya
anggota mengatasi mengenal tekanan nonfarmakologis

keluarga yang keluhan i masalah darah untuk mengurangi


- Terapkan
sakit Hipertensi. nyeri. hipertensi nyeri
gaya
hidup
sehat
- Mampu
mengatas
i nyeri
dengan
teknik
nonfarma
kologis

Klien
Setelah Respon verbal dengan - Jelaskan arti penyakit
tindakan Setelah Keluarga hipertensi
dapat
2. Defisit keperawata tindakan - Diskusikan tanda-
menjelaska
pengetahuan n keluarga keperawa n tanda dan penyebab
berhubungan dalam 3 tan pengertian, penyakit hipertensi
penyebab,
dengan kali keluarga - Tanyakan kembali
tanda dan
ketidakmampuan kunjungan dalam 3 gejala apa yang telah
ke rumah, kali penyakit didiskusikan.
keluarga
hipertensi
mengenal maslah dapat kunjunga serta
kesehatan mengenal n ke pencegaha
n dan
penyakit dan rumah,kel
pengobata
hipertensi. mengerti uarga n penyakit
tentang dapat hipertensi
secara lisan
penyakit Keluarga
hipertensi mengenal
masalah
penyakit
hipertensi

Respon verbal

IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
keluarga. Pada tahap ini, perawat dapat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri dan atau
melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain. Keberhasilan tindakan keperawatan
dipengaruhi oleh kemampuan perawat, partisipasi klien dan keluarga, serta sarana yang tersedia.

EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi merupakan
tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan
direncana perawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
1) Evaluasi kuantitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi, kunjunngan ANC pada ibu hamil.
Evaluasi kuantitatiif kelemahannya hanya mementingkan jumlah, padahal belum
tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang
memmuaskan
2) Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :
a) Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan
Contoh :
(1) Penguasaan materi bagi petugas
(2) Sumbersumber keluarga
(3) Penyediaan media untuk keluarga
(4) Tersedianya tempat
b) Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung
Contoh :
(1) Penyuluhan sesuai dengan strrategi penyampaian
(2) Waktu pelaksanaan tepat
(3) Keluarga antusias saat penyuluhan berlangsung

Anda mungkin juga menyukai