PURWOKERTO
SKRIPSI
Jenderal Soedirman
DISUSUN OLEH :
E1A015227
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 1945 Pasal 33 khususnya ayat (2) dan ayat (3) yang merumuskan
bahwa :
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
rakyat.
Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke-4 yang merumuskan bahwa :
Badan Usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar atau seluruh modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan untuk membuat suatu produk
pencapaian kinerja BUMN yang terburuk pada masa itu, BUMN yang pada
pada era tersebut menjadi sumber pemasukan dana pribadi bagi oknum-
yang lebih dikenal dengan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Krisis ekonomi tersebut dipandang sebagai akibat dari lemahnya praktik Tata
3
perusahaan yang ada. Kondisi tata kelola perusahaan yang buruk ini akan
maksimal.
mendefinisikan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang
stakeholder.1
dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham atau
kinerja suatu perusahaan. GCG bukan hanya membentuk sistem Check and
1
Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance
(Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha), Kencana, Jakarta 2006, hlm
25
2
Adrian Sutedi, Good Corporate Governance, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm 1
4
mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Seperti yang terdapat dalam
(BUMN).
sistem GCG juga bergantung pada kualitas dari sumber daya manusia (SDM)
Usaha Milik Negara. PT. PLN (Persero) merupakan sebuah perusahaan yang
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk
konsisten.
tertarik untuk meneliti mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
(PERSERO) UP 3 PURWOKERTO”.
6
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip Tata
(Persero) UP 3 Purwokerto.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perseroan Terbatas
tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan. Untuk mengatasi hal ini
3
Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf, Eresco, Bandung,
1993, hlm 2.
4
Dr. Kurniawan, SH., M.Hum, Hukum Perusahaan: Karakteristik Badan Usaha
Berbadan Hukum Dan Tidak Berbadan Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2014,
hlm 57
9
Perseroan Terbatas.
hukum, serta tuntutan akan perkembangan dunia usaha yang sesuai dengan
5
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2010, hlm 104-105
10
kegiatan usaha itu sah harus mendapat izin usaha dari pihak yang
6
Ibid, hlm 109
11
d. Modal dasar
terbagi dalam saham. Modal dasar disebut juga modal statuter, dalam
sekurang-kurangnya Rp 50 juta.
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,
pelaksanaannya.7
7
Soedjono Dirjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-bentuk Perusahaan
(badan usaha) di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1997, hlm. 48
12
atas saham-saham dimana para pemiliknya turut bagian sebanyak satu atau
didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat
Hukum Perseroan seperti yang terdapat pada Pasal 7 ayat (4) UUPT.
8
Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm 58
9
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., Op.cit, hlm 111-115
13
perekonomian.
undang, yaitu :
Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan (3) UUPT, langkah ketiga
pendukung.
15
secara elektronik.
yaitu :
kurangnya satu kali dalam tiap tahun buku perseroan. RUPS ini
b. Dewan Komisaris
10
Rr. Dijan Widijowati, Hukum Dagang, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2012, hlm 76
11
Kurniawan, Op.Cit, hlm 69
17
Direksi.”
perusahaan.13
dan stakeholders.
12
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2003, hlm 105
13
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas,
PT. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2009, hlm 75
18
c. Direksi
paling vital selain RUPS dan Dewan Komisaris. Direksi adalah organ
mengelola perusahaan.
yaitu :
bahwa setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh direksi akan
oleh anggaran dasar dapat tidak diakui oleh perseroan, dan itu berarti
19
perseroan.14
modal.”
dimiliki atau dijual ke masyarakat luas melalui bursa efek atau pasar
14
H. Zaeni Asyhadie, S.H.,M.Hum dan Budi Sutrisno, S.H.,M.Hum, Hukum Perusahaan
dan Kepailitan, Erlangga, Jakarta, 2012, hlm 96
15
Ibid., hlm 75-76
20
kerabat ataupun saham yang sudah tertulis nama pemilik saham sehingga
saham untuk umum, dan biasanya saham tersebut dimiliki hanya dalam
ada izin usaha dan izin lainnya, namun tidak atau belum melakukan
kegiatan.
21
hukum yang dimiliki oleh badan hukum publik. Badan hukum publik itu
sendiri merupakan badan hukum yang didirikan dan dimiliki oleh pihak
yakni :17
Negara; dan
16
Rr. Dijan Widijowati, Op.Cit, hlm 29.
17
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang, FHUII Press, Yogyakarta, 2013,
hlm. 159.
22
pengertian BUMN yaitu suatu badan usaha yang dibentuk Negara dan
18
Dzulkifli Umar & Ustman Handoyo, Kamus Hukum Dictionary of Law New Edition,
Cetakan I, Quantum Media Press, 2010, hlm 60
23
b. Mengejar keuntungan;
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak;
sebagai berikut:20
jasa;
19
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis :Menata Bisnis Era Modern di Era Global, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm 44
20
SahamOK, “Definisi BUMN (Badan Usaha Milik Negara)”,
https://www.sahamok.com/daftar-perusahaan-bumn/definisi-bumn/, diakses pada tanggal 21 Maret
2019 pukul 23.05
24
kerja;
negara.
berfungsi sebagai unit usaha komersial biasa dan mampu berjalan dan
21
Pandji Anoraga, BUMN: Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi), Pustaka Jaya,
Jakarta,1995, hlm 8
25
2. Pengelompokan BUMN
22
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., Op.cit, hlm 93
26
kebijakan pemerintah.
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
ketentuan yang diatur dalam KUHD sudah tidak berlaku lagi. Modal
23
Ibid, hlm 96
24
Ridwan Khairandy, Op.Cit, hlm 164
28
pemerintah.25
Perum.
25
Ibid, hlm 97
29
dan diberi waktu paling lama dua tahun harus beralih menjadi Perum atau
Persero.
Governance.
Tata kelola perusahaan yang baik atau GCG memiliki definisi yang
beragam. Pada Pasal 1 angka (1) dalam Peraturan Menteri Negara Badan
dan beretika.28
demi terbentuk kinerja yang baik, yang diharapkan dapat memberikan nilai
26
I Nyoman Tjager, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas
Bisnis Indonesia, PT. Prehallindo, Jakarta, 2003, hlm 26
27
Imam Saputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good Corporate
Governance (GCG), Havarindo, Jakarta, 2002, hlm 4.
28
Tim GCG, Pengertian Good Corporate Governance,
http://www.bpkp.go.id/dan/konten/299/Good-Corporate.bpkp, diakses pada tanggal 22 Februari
2019
32
dalam mempelajari GCG. Hal ini dikarenakan dari setiap definisi tersebut
dapat ditarik beberapa prinsip yang utama yang terdapat dalam Good
dasar atau kaidah yang menjadi landasan dalam menjabarkan konsep Good
perusahaan. 30
dari :
29
Shalahuddin, Good Corporate Governance dalam Penjualan Tanker VLCC Pertamina,
Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hlm 16
30
Dhiah Indah Astanti, Implementasi Good Corporate Governance Pada Perusahaan
Asuransi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2007, hlm 62
33
perusahaan.
pemegang saham;
saja tetapi juga akan dapat mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan
31
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia, Ray Indonesia, Jakarta, 2005, hlm 5
32
Jojok Dwiridotjahjono, Penerapan Good Corporate Governance:Manfaat dan
Tantangan serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik di Indonesia,
https://media.neliti.com/media/publications/73688-ID-penerapan-good-corporate-governance-
manf.pdf, diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 23.15
35
Ketiga hal ini jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja
juga akan menaikkan nilai saham mereka dan juga nilai dividen yang
akan mereka terima. Bagi negara, hal ini juga akan menaikkan jumlah
pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang berarti akan terjadi
transparan.
37
berikut:33
1) Awareness Building
kelompok.
33
Mas Achmad Daniri, Op.Cit., hlm 113-117
38
Langkah ini perlu guna memastikan titik awal atau level penerapan
aspek seperti:
Perusahaan
c) Pedoman perilaku
g) Roadmap Implementasi
b. Tahap Implementasi
1) Sosialisasi;
2) Implementasi;
Corporate Governance.
3) Internalisasi
aktifitas perusahaan.
c. Tahap Evaluasi
kinerjanya.
pedoman tersebut;
34
Catur Ari Wulandari, Tinjauan Pelaksanaan Good Corporate Governance, Universitas
Indonesia, Jakarta,2009, hal.5
43
dan berkesinambungan.
diantaranya:35
35
I Nyoman Tjager, Op.Cit., hlm 75
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
undangan.36
B. Spesifikasi Penelitian
analitis sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Deskriptif-
36
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006, hlm118.
37
Nayla Alawiya, Materi Kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto, 2014, hlm 4-5.
45
penelitian ini.38
C. Lokasi Penelitian
Soedirman.
D. Sumber Data
1. Data Sekunder
adalah:
38
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1999, hlm 97-98.
39
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Cetakan
Keempat, Bayumedia Publishing, 2008, hlm. 295
46
Terbatas;
Milik Negara;
Milik Negara.
bahan primer.
2. Data Primer
data primer dan sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara:
1. Data Sekunder
serta literatur, jurnal dan buletin ilmiah dalam bidang hukum dan
utuh.
2. Data Primer
teks naratif, yaitu data yang sudah diolah dalam uraian teks narasi.
Penyajian teks naratif ini merupakan sebuah uraian yang disusun secara
sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang diperoleh
yaitu pembahasan dan penjabaran yang disusun secara logis terhadap hasil
40
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit., hlm 98.