Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Materi Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Dosen pengampu:
Yulianti Eka Asi

Oleh :
Lisma Gusmiatie (AAB 118 002)
Ika Meiliana (AAB 118 0)

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2019
Telaah Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
● Peranan dan Tujuan kurikulum
Beberapa peranan penting kurikulum dalam pencapaian tujuan pendidikan, antara
lain:
1. Peranan Konservatif
Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan
dengan masa kini kepada generasi muda.
2. Peranan Kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru
sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang dan masa mendatang.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya yang hidup dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa
lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
Menekankan kurikulum harus turut aktif berpatisipasi dalam kontrol atau filter sosial.
● Tujuan penyusunan kurikulum
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk :
Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Belajar untuk memahami dan menghayati,
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
● Landasan Kurikulum di Indonesia
1. UUD 1945

Pembukaan alinea 4 Pasal 31 ayat :

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.


Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu Sisdiknas yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan UU.
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN serta
dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Pemerintah memajukan IPTEK dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

2. UU no. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

Pasal 35 : Standar Nasional Pendidikan .

Pasal 36 : Pengembangan kurikulum mengacu pada SNP.

Pasal 37 : Isi kurikulum pendidikan dasar ,menengah dan tinggi.

Pasal 42 : Kualifikasi minimum dan sertifikasi pendidik.

Pasal 43 : Promosi dan penghargaan pendidik dan tenaga kependidikan.

Pasal 59 : Evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur penyelenggara sertifikasi jenjang dan
jenis pendidik.

Pasal 60 : Akreditasi

Pasal 61 : Sertifikasi

3. PP no 19 TAHUN 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Pasal 5 : Standar isi.

Pasal 6 : Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum.

Pasal 8 : Kedalaman muatan kurikulum.

Pasal 10 : Beban belajar.


Pasal 11 : Beban belajar sistem SKS.

Pasal 12 : Beban belajar efektif ditentukan PERMEN berdasarkan

usulan BSNP.

Pasal 18 : Kalender Pendidikan.

Pasal 25,26,27 : Standar Kompetensi Lulusan.

4. PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan


Pendidikan Dasar Dan Menengah
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
● Standar Isi sesuai dengan PP No 19 Tahun 2005 mencakup :
● Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunankurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
● Beban belajar bagi peserta didik pada satuan DIKDASMEN
● Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi.
● Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang DIKDASMEN.
Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia
Terdapat 9 kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

▪ Kurikulum 1947, diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947


▪ Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh
Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan.
Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
▪ Kurikulum 1952, disebut juga Rentjana Pembelajaran Terurai 1952
Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pembelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
▪ Kurikulum 1964, disebut juga Rentjana Pendidikan 1964
Yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah pembelajarannya yang dipusatkan pada program
pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan emosional, kerigelan dan
jasmani.

▪ Kurikulum 1968, yang merupakan pembaharuan kurikulum 1964


Ditandai dengan perubahan struktur pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

▪ Kurikulum 1975
Menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Metode materi dirinci
pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI)

▪ Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung proses skill approach yang mengutamakan pendekatan proses.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut dengan
model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

▪ Kurikulum 1994
Ditandai dengan sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

▪ Kurikulum 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber
daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

▪ Kurikulum 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk
pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan
berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP .

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis


kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini
berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.

Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
setiap mata pelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar
penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar
kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan
dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau
materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi,
proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator
pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat
dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.

KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme, hal ini terlihat dari ciri-ciri KBK, yaitu:

▪ Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun


klasikal
▪ Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
▪ Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
▪ Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang
memenuhi unsur edukasi
▪ Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994 dan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 1994
Kelebihan dalam pemberlakuan kurikulum 1994, antara lain :

● Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat


(berorientasi kepada materi pelajaran).
● Siswa memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.
● Namun sayangnya, protes yang terus bermunculan untuk segera merevisi kurikulum
1994 membuat pemerintah mengambil tindakan untuk memperbaharui kurikulum
1994 menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004.

Kekurangan kurikulum 1994, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada


pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
● Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.
● Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
● Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran, guru
sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
● Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan
siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan
dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kelebihan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) antara lain:

● Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan


bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
● Selain bertujuan memberikan bekal akademik bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, juga agar siswa mampu memecahkan
masalah secara wajar dan mejalani hidup secara bermartabat.
● Mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).Siswa
dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis.
● Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
● Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.
● Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada
konten.

Kekurangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

Kekurangan pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan disebabkan beberapa


permasalahan antara lain:

● Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum


sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
● Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43%
SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing.
Selain itu 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang
studinya. Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human
Development Index.
● Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah,
sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif.
● Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan uji coba
di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum
tentang pelaksanaan tersebut.
Kekurangan kurikulum berbasis kompetensi dari sisi isi kurikulum, antara lain:

● Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan
● Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi
dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran
secara berkelanjutan.
Buku Teks
1. Pengertian Buku Teks
Textbook mempunyai padanan kata buku pelajaran (Echols & Sadily,
2006: 584). Selanjutnya textbook dijelaskan sebagai “a book giving instruction in
a subject used especially in schools” (Crowther, 1995: 1234) yang dapat
diterjemahkan bahwa buku teks adalah buku yang memberikan petunjuk dalam
sebuah pelajaran khususnya di sekolah.
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk
maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan saranasarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program
pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13). Berdasar pendapat tersebut, buku
teks digunakan untuk mata pelajaran tertentu. Penggunaan buku teks tersebut
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. Selain
menggunakan buku teks, pengajar dapat menggunakan sarana-sarana ataupun
teknik yang sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Penggunaan
yang memadukan buku teks, teknik serta sarana lain ditujukan untuk
mempermudah pemakai buku teks terutama peserta didik dalam memahami
materi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005
menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik
dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Pusat
perbukuan (dalam Muslich, 2010: 50) menyimpulkan bahwa buku teks adalah
buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media
pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Berdasarkan
hal tersebut, buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam
bidangnya, bisa dilengkapi sarana pembelajaran (seperti rekaman) dan digunakan
sebagai penunjang program pembelajaran.
Textbooks are a central part of any educational system. They help to
define the curriculum and can either significantly help or hinder the teacher
(Altbach dalam Altbach, dkk, 1991: 1). Berdasarkan pendapat tersebut, diketahui
bahwa buku teks merupakan sebuah bagian utama dari beberapa sistem
pendidikan yang membantu untuk memaparkan hal yang terdapat dalam
kurikulum dan dapat menjadi bantuan yang jelas bagi pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa buku teks merupakan
sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis oleh pakar dalam bidang
masing-masing berisi materi pelajaran tertentu dan telah memenuhi indikator
sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan sebelumnya sebagai pegangan
pendidik serta alat bantu siswa dalam memahami materi belajar dalam
pembelajaran.

2. Jenis-jenis Buku Teks


Menurut Tarigan dan Tarigan (1986: 29) ada empat dasar atau patokan
yang digunakan dalam pengklasifikasian buku teks yaitu:
a) berdasarkan mata pelajaran atau bidang studi (terdapat di SD, SMTP, SMTA);
b) berdasarkan mata kuliah bidang yang bersangkutan (terdapat di perguruan
tinggi);
c) berdasarkan penulisan buku teks (mungkin di setiap jenjang pendidikan);
d) berdasarkan jumlah penulis buku teks.
Sedangkan menurut Wiratno (dalam Suyatinah, 2001: 9) jenis-jenis buku
teks yang digunakan di sekolah untuk pendidikan dasar dan menengah, baik untuk
murid maupun guru, yang digunakan untuk proses pembelajaran adalah:
a) buku teks utama, yakni yang berisi pelajaran suatu bidang tertentu yang
digunakan sebagai pokok bagi murid atau guru;
b) buku teks pelengkap, yakni yang sifatnya membantu, memperkaya, atau
merupakan tambahan dari buku teks utama baik yang dipakai murid maupun
guru.
Berdasar paparan di atas, ada dua golongan buku teks yaitu sebagai buku
teks utama dan buku teks pelengkap yang keduanya dapat digolongkan lagi
berdasarkan mata pelajaran, mata kuliah, penulisan buku teks, dan berdasar
jumlah penulis buku teks.

3. Tujuan
Secara umum buku teks ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan bahasa siswa,
khususnya berbicara dan menulis. Dalam keterampilan bahasa berbicara, yaitu
menggunakan kalimat tanya sesuai dengan konteks komunikasi. Sedangkan dalam
keterampilan bahasa menulis yaitu siswa dapat membuat parafrasa secara tertulis.
Buku teks ini sudah memenuhi tujuan buku teks yaitu dapat membimbing dan membekali
siswa berupa pengetahuan yang luas dan mendalam tentang sebuah mata pelajaran. Dalam
buku teks ini sudah membekali siswa tentang penggunaan kalimat tanya secara tertulis
sesuai dengan situasi komunikasi dan membuat parafrasa dari teks tertulis.

Anda mungkin juga menyukai