Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Kelompok Bernadeth II NIM:

Unit : Ruang Gelatik Autoanamnese :√


Kamar : II/ bed 1 Alloanamnese :√
Tanggal masuk RS : 10 September 2019
Tanggal pengkajian : 10 September 2019 (Stroke hari ke-2)
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak : 2 orang
Agama/ suku : Islam/Bugis
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pekerjaan : Pensiunan Kepala Desa
Alamat rumah : Bontonompo, Kabupaten Takalar
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. Hj. H
Umur : 47 tahun
Alamat : Bontonompo, Kabupaten Takalar
Hubungan dengan pasien : Istri

19
II. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : Susp NHS
Saat pengkajian : NHS

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit
Alasan :
Tampak pasien berbaring ditempat tiur dengan kondisi yang lemah.
Tampak ekstremitas kanan lemah. Tampak terpasang infus RL 20
tpm pada tangan kanan.

B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif) : Compos mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik : 6
b) Respon bicara : Disatria
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah :-
Kesimpulan : Compos Mentis
2. Tekanan darah : 180/110 mmHg
MAP : 133,3 mmHg
Kesimpulan : Perfusi ginjal tidak memadai
3. Suhu : 36,4 0C di Oral Axilla Rectal
4. Pernapasan : 22 x/menit
Irama : Teratur Bradipnea Takipnea Kusmaul
Cheynes-stokes
Jenis : Dada Perut

20
5. Nadi : 87 x/menit
Irama : Teratur Bradikardi Takikardi
Kuat Lemah

C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 28 cm
2. Tinggi badan : 155 cm
3. Berat badan : 56 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh : 23,3
Kesimpulan : Berat badan normal

D. GENOGRAM

65

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

65 : Pasien

21
: Ikatan perkawinan / pernikahan

: Tinggal serumah

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan kesehatan itu penting akan tetapi
pasien sering lupa dengan hal itu karena pasien tinggal dilapas
sehingga keluarga tidak bisa mengontrol kesehatan pasien.
Keluarga pasien mengatakan jika pasien sakit biasanyan
mengkonsumsi obat yang dibeli diwarung atau apotik terdekat.
Keluarga pasien mengatakan pasien jarang memeriksakan diri
kepelayanan kesehatan. Keluarga pasien mengatakan pasien
dulu perokok aktif dan menghabiskan 1 bungkus rokok perhari
dan sering minum minuman beralkohol namun sudah berhenti
sejak 6 bulan terakhir. Keluarga pasien mengatakan pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan pasien
pernah mengkonsumsi obat amplodipine namun tidak teratur.
Keluarga pasien mengatakan pasien suka makan coto kurang
lebih 2 kali dalam seminggu dan bakso kurang lebih 3 kali
dalam seminggu.
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama : Lemah badan sebelah kanan
b) Riwayat keluhan utama : Keluarga pasien mengatakan 1 hari
sebelum masuk RS, pasien jatuh di kamar mandi tepatnya
disore hari, pada saat jatuh pasien belum mengalami
kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan, sehingga petugas
lapas tidak langsung menghubungi pihak keluarga karena
pasien adalah seorang tahanan lapas. Satu hari setelah

22
kejadian tersebut petugas lapas menghubungi keluarga
karena pasien tiba-tiba mengalami kelemahan pada sisi
tubuh sebelah kanan sehingga pihak keluarga memutuskan
membawa pasien ke RSKD Profinsi Sulawesi Selatan. Saat
pengkajian, keluarga mengatakan pasien mengalami sakit
kepala, dan saat perawat menanyakan ke pasien tentang
skala nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala
numerik pasien menjawab dengan menunjuk pada skala nyeri
3. Saat ditanya apakah nyeri yang dirasakan hilang timbul
tampak pasien mengangguk. Tampak pasien mengalami
kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan, dan tampak bibir
pasien mencong ke sisi kiri dan lidah pelo (bicara tidak jelas).
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat
hipertensi yang sudah dialami sejak 2 tahun yang lalu.
d) Riwayat kesehatan keluarga :
e) Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga.
3. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : Tampak bersih
b) Kulit kepala : Tampak bersih
c) Kebersihan kulit : Tampak bersih
d) Higiene rongga mulut : Tampak bersih
e) Kebersihan genetalia : Tidak dapat dikaji
f) Kebersihan anus : Tidak dapat dikaji

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pola makan pasien baik, pasien
sangat suka mengkonsumsi coto ±2 kali dalam seminggu, dan
bakso ±3 kali dalam seminggu. Keluarga pasien mengatakan

23
pasien makan 3x/hari dengan mengkonsumsi nasi, sayur, ikan
secara bergantian dan mengkonsumsi air putih sebanyak 5-7
gelas/ hari. Pasien adalah seorang perokok aktif dan
menghabiskan 1 bungkus rokok perhari dan sering minum
minuman beralkohol namun sudah berhenti sejak 6 bulan yang
lalu.
2. Keadaan Keadaan sejak sakit :
Keluarga mengatakan pasien makan bubur rendah garam
namun pasien makan secara perlahan-lahan dan pasien
mengabiskan 5-6 sendok bubur setiap kali makan. Keluarga
pasien mengatakan semenjak pasien masuk RS pasien hanya
mampu menghabiskan 1 gelas air (± 150 ml) namun pasien
minum secara perlahan-lahan mengunakan sedotan.
3. Observasi :
Tampak tempat makan pasien masih tersisa ½ makanan dan
tampak botol aqua besar masih terisi ¾ air putih. Tampak
terpasang infur RL 20 tpm pada tangan kanan.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : Tampak bersih
b) Hidrasi kulit : Kembali dalam <3 detik
c) Palpebra/conjungtiva : Tampak tidak edema/ Tampak
tidak anemis
d) Sclera : Tampak tidak ikterik
e) Hidung : Tampak bersih, septum berada
di tengah
f) Rongga mulut : Tampak bersih
Gusi : Berwarna merah muda
g) Gigi : Tampak utuh
h) Kemampuan mengunyah keras : Tidak mampu mengunyah
keras
i) Lidah : Tampak tidak kotor

24
j) Kelenjar getah bening :Tidak teraba pembesaran
k) Kelenjar parotis : Tidak teraba pembesaran
l) Abdomen :
 Inspeksi :Tampak buncit dan tidak tampak
bayangan vena
 Auskultasi : Peristaltik usus 8x/menit
 Palpasi :Tidak teraba adanya massa dan
tampak tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Terdengar bunyi timpani
m) Kulit :
 Edema : Positif Negatif
 Icterik : Positif Negatif
 Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda radang
n) Lesi : Tampak tidak ada lesi

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit BAB pasien rutin 1
kali dalam sehari dengan konsistensi padat dan berwarna
kuning kecoklatan serta BAK ±5 kali sehari kadang berwarna
jernih dan berwarna kekuningan.
2. Keadaan sejak sakit
Keluarga pasien mengatakan BAK dan BAB pasien tidak ada
perubahan dan masih tetap sama, dimana BAB pasien rutin 1
kali dalam sehari dengan konsistensi padat dan berwarna
kuning kecoklatan serta BAK ±5 kali sehari kadang berwarna
jernih dan berwarna kekuning.
3. Observasi :
BAB dan BAK pasien tidak bermasalah namun pasien dibantu
oleh keluarga untuk BAB dan BAK di tempat tidur dan BAK
menggunakan pispot dan urinal.

25
4. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 8x/menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : Tidak dikaji karena keluarga
menolak
e) Anus :
 Peradangan : Tidak dikaji keluarga menolak
 Hemoroid : Tidak dikaji keluarga menolak
 Fistula : Tidak dikaji keluarga menolak

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga mengatakan sebelum masuk lapas pasien jarang
berolahraga dan hanya melakukan aktivitas hariannya disekitar
rumah. Saat berada dalam lapas pasien jarang melakukan
aktivitas dan hanya berdiam diri didalam lapas.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat melakukan
aktivitas seperti biasa karena pasien mengalami kelemahan
tubuh pada sisi tubuh sebelah kanan, keluarga mengatakan
pasien tidak mampu melakukan aktivitasnya seperti biasa
sehingga semua aktifitas pasien dilakukan di tempat tidur dan
dibantu oleh keluarga dan perawat.
3. Observasi :
Tempak pasien berbaring lemah ditempat tidur. Tampak pasien
tidak mampu menggerakan bagian tubuh sebelah kanan.

26
a) Aktivitas harian :
 Makan :2
0 : mandiri
 Mandi :2 1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
 Pakaian :2 3 : bantuan alat dan
orang
 Kerapihan :2
4 : bantuan penuh
 Buang air besar : 3
 Buang air kecil : 3
 Mobilisasi di tempat tidur : 2
b) Postur tubuh : tidak dapat di kaji, pasien hanya berbaring
ditempat tidur
c) Gaya jalan : tidak dapat dikaji, pasien hanya berbaring
ditempat tidur
d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada anggota gerak yang
cacat
e) Fiksasi : tidak ada
f) Tracheostomi : tidak ada
2. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring : 180/90 mmHg
Duduk : tidak dikaji
Berdiri : tidak dikaji
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif Negatif
b) HR : 88 x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada
d) JVP : 5-2 cmH2O
Kesimpulan : Pemompaan ventrikel memadai
e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : perfusi pembuluh kapiler
kuku kembali < 3 detik

27
f) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : tampak simetris kiri dan kanan
Retraksi intercostal : tidak tampak retraksi intracostal
Sianosis : tidak ada sianosis
Stridor : tidak terdengar bunyi stidor
 Palpasi :
Vocal premitus : teraba getaran vokal premitus
pada kedua lapang paru
Krepitasi : tidak teraba
 Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi : ICS II linea sternalis kanan
 Auskultasi :
Suara napas : Vesikuler
Suara ucapan : getaran sama pada kedua
lapang paru
Suara tambahan : tidak ada
g) Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis : tidak tampak
 Palpasi
Ictus cordis : teraba pada ics v linea mid
clavlacularis
 Perkusi :
Batas atas jantung : ics 2 linea sternalis sinistra
Batas bawah jantung : ics 5 midclavikularis sinistra
Batas kanan jantung : ics 3 linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ics 4 linea sternalis sinistra

28
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : ics 2 linea sternalis dextra
Bunyi jantung II P : ics 2 linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I T : ics 4 linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I M :ics 5 linea midclavicularis sinistra
Bunyi jantung III irama gallop : tidak terdengar
Murmur : Tidak terdengar
Bruit : Aorta : Tidak terdengar
A. Renalis : Tidak tampak
B. Femoralis : Tidak tampak

h) Lengan dan tungkai


 Atrofi otot : Positif Negatif
 Rentang gerak :
Kaku sendi : Tidak ada
Nyeri sendi : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Parese : Pada ekstremitas kanan
Paralisis : Tidak ada
 Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan 1 5
Kaki 1 5

Keterangan :
Nilai 5: kekuatan penuh
Nilai 4: kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3: mampu menahan tegak tapi tidak mampu
melawan tekanan
Nilai 2: mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan
sentuhan akan jatuh

29
Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0: tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak

 Refleks fisiologis
- Biceps : Positif
- Triceps : Positif
- Achiles : Positif
 Refleks patologi :
Babinski, Kiri : Positif Negatif
Kanan : Positif Negatif
 Clubing jari-jari : Tidak tampak
 Varises tungkai : Tidak tampak
i) Columna vetebralis :
 Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
 Palpasi : Tidak dikaji
Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga mengatakan sebelum sakit kualitas tidur pasien baik
dengan frekuensi 8-9 jam/ hari. Keluarga mengatakan pasien
biasa tidur siang antara pukul 1 atau sampai jam 3 sore dan
tidak pernah mengkonsumsi obat tidur.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki gangguan pada
kualitas dan frekuensi tidurnya selama sakit.
3. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif Negatif

30
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga mengatakan pasien menggunakan kaca mata untuk
membantu pasien saat membaca. Keluarga mengatakan tidak
ada masalah pada pendengaran dan mampu mencium bau-
bauan dengan baik.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga mengatakan pasien mengalami sakit kepala, dan saat
perawat menanyakan ke pasien tentang skala nyeri yang
dirasakan dengan menggunakan skala numerik pasien
menjawab dengan menunjuk pada skala nyeri 3. Saat ditanya
apakah nyeri yang dirasakan hilang timbul dan apakah nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk tampak pasien
mengangguk. Keluarga mengatakan pasien menggunakan kaca
mata untuk membantu pasien saat membaca.
3. Observasi : Tampak pasien tidak mengalami masalah pada
pendengaran dan mampu mencium bau-bauan dengan baik.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
 Kornea : Tampak jernih
 Pupil : Tampak Isokor
 Lensa mata : Tampak jernih
 Tekanan intra okuler (TIO) : sama kenyal mata kiri dan
kanan
b) Pendengaran
 Pina : Tampak simetris kiri dan kanan
 Kanalis : Tampak bersih
 Membran timpani : Tampak utuh dan memantulkan
cahaya
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai :
Tampak pasien mampu mengerakkan legan dan tungkai

31
pada sisi tubug bagian kiri sedangkan pada sisi tubuh bagian
kanan tidak ada respon pada saat diberi cubitan.

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien adalah seorang ayah dan
seorang suami yang sangat bertanggung jawab dalam
keluarganya. Keluarga mengatakan pasien adalah seorang
pekerja keras dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
keluarga.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan sejak pasien masuk dalam lapas
dan dirawat di RS pasien tetap menjadi seorang ayah yang baik
meskipun tugasnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga harus
di gantikan oleh anak sulung dan isterinya.
3. Observasi :
Kontak mata : Baik / Ada kontak mata
a) Rentang perhatian : Tampak pasien memperhatikan saat
perawat mengajak bicara
b) Suara dan cara bicara : Suara tidak jelas dan cara bicara
tidak jelas (Pelo)
c) Postur tubuh : Tidak dapat dikaji, pasien hanya
berbaring lemah
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada
b) Bentuk/postur tubuh : Tidak dapat dikaji, pasien hanya
berbaring lemah ditempat tidur
c) Kulit : Tampak bersih

32
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum pasien tinggal dilapas,
pasien tinggal bersama istri dan anak-anak. Keluarga pasien
mengatakan pasien adalah seorang kepala keluarga yang pada
saat belum masuk lapas hubungan dengan istri, anak-anak,
keluarga besar dan orang-orang disekitar lingkungan tempat
tinggal pasien terjalin dengan baik. Keluarga pasien
mengatakan pada saat pasien ditahan dilapas hubungan pasien
dengan teman-teman dan petugas lapas terjalin dengan baik.
Keluarga pasien mengatakan sebelum pasien ditahan pasien
adalah seorang kepala desa.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan sejak pasien sakit, istri, anak-anak
dan keluarga pasien tetap setia mendampingi pasien dirumah
sakit dan hubungan dengan orang-orang disekitar pasien tetap
terjalin dengan baik.
3. Observasi :
Tampak keluarga dan teman-teman pasien datang berkunjung
diruangan tempat pasien dirawat.

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien adalah seorang lansia yang memiliki 1 orang isteri dan 2
orang anak.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan tidak ada hubungan penyakit yang diderita
dengan fungsi seksualitas. Keluarga pasien mengatakan pasien
memiliki 1 orang istri dan 2 orang anak.

33
3. Observasi :
Tampak pasien di dampingi keluarga dan tampak tidak ada
perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan jenis kelamin
pasien.

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP


STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga mengatakan jika pasien memiliki masalah pasien
selalu menceritakannya kepada isteri dan anak-anak. Keluarga
mengatakan semenjak pasien tinggal dilapas pasien tetap
menyampaikan semua masalah yang dialami kepada istri dan
anak-anak pada saat mereka datang berkunjung ke lapas.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga mengatakan sejak sakit pasien tidak mampu bercerita
dengan keluarga dan teman-teman yang datang berkunjung
karena pasien mengalami kesulitan berbicara (pelo). Keluarga
pasien mengatakan jika pasien menginginkan sesuatu pasien
hanya menggunakan bahasa isyarat.
3. Observasi : Tampak bibir pasien tidak simeteris cenderung
mencong ke kiri.

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga mengatakan pasien beragama muslim yang selalu
menjalankan ibadah Shalat 5 waktu. Keluarga juga mengatakan
pasien berasal dari suku bugis dan masih menganut beberapa
tradisi dari sukunya seperti tidak boleh menggunting kuku dan
memotong rambut pada saat sakit.
2. Keadaan sejak sakit :

34
Keluarga mengatakan sejak sakit pasien belum dapat
melaksanakan shalat 5 waktu namun pasien selalu berdoa di
atas tempat tidur. Keluarga juga mengatakan sejak sakit pasien
tetap mempertahankan tradisinya dimana pasien tidak boleh
menggunting kuku dan memotong rambut saat sakit.
3. Observasi : Tampak tasbih berada di samping pasien.

V. UJI SARAF KRANIAL


1. NI Pasien mampu mengidu bau-bauan seperti minyak kayu
putih

2. N II Pasien tidak mampu membaca dengan jarak pandang 30


cm menggunakan font 12

3. N III, IV, VI Pasien mampu menggerakan bola mata ke segalah arah

4. NV Sensorik : Tampak pasien mampu merasakan goresan


kapas di bagian pipi, dahi dan rahang bawah

Motorik : Tampak pasien memiliki kelemahan dalam


melakukan gerakan menggigit

5. N VII Sensorik : Tampak pasien mampu merasakan rasa manis,


pahit, dan asam

Motorik : Tampak pasien mampu mengangkat dahi dan


meringis tetapi tidak mampu mencucurkan bibir

6. N VIII Vestibularis : Tidak dapat dikaji karena pasien tidak mampu


berdiri.

Akustikus : Pasien mampu mendengar gesekan jari


perawat

7. N IX Tampak Ovula berada ditengah

35
8. NX Pasien mampu menelan air yang diberikan

9. N XI Pasien mampu mengangkat bahu kiri tetapi tidak mampu


mengangkat bahu kanan

10. N XII Tampak pasien tidak mampu menjulurkan lidah dan tidak
dapat mendorong pipi kanan dan kiri dengan lidah.

36
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Ct-Scan
Hasil: Infark Serebri Sinistra

B. Pemeriksaan lab
1. Pemeriksaan Hematologi Tanggal 10 September 2019
PARAMETER HASIL RUJUKAN SATUAN

HGB 14,4 14,0 – 18,0 gr%

WBC 8,7 4,0 – 10,0 Ribu/mm3

NEUTROFIL 73 * 50,0 – 70,0 %

LIMFOST 19 20,0 – 40,0 %

MONOSIT 8 2.0 – 8,0 %

RBC 4,95 4,5 – 5,5 Juta/mm3

MCV 80,0 80,0 – 93,0 fL

MCH 29,1 27,0 – 32,0 Pg

MCHC 36,4 * 31,0 – 35,0 g/ dL

TROMBOSIT 269 150,0 – 400,0 Ribu/mm3

HEMATOKRIT 39,6 * 40,0 48,0 %

LED 53 <15 Mm/Jam

37
2. Pemeriksaan Kimia Klinik Tanggal 10 September 2019
PARAMETER HASIL RUJUKAN SATUAN

GDS 292 * 110 – 200 mg/ dL

UREUM 17,6 16,6 – 48,0 mg/ dL

KREATININ 0,8 0,6 – 1,5 mg/ dL

KOLSETEROL TOTAL 224 100 – 200 mg/ dL

VII. DAFTAR NAMA OBAT YANG DIBERIKAN


A. Piracetam (Injeksi)
1. Nama obat : Piracetam (Injeksi)

2. Klasifikasi/ Golongan Obat : Kelompok Obat Nootropik


dan Neurotonik/Neutropiik

3. Dosis Umum : 1 – 2 gr 3 x sehari

4. Dosis Untuk Pasien yang : 3 gr/ 8 Jam


bersangkutan
5 Cara Pemberian Obat : IV

6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Untuk meningkatkan fungsi kognitif serta dapat mengatasi


kedutan pada otak dan melindungi korterks serebri agar tidak
kekurangan oksigen.

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
NHS merupakan keadaan dimana terjadi infark serebri yang
mengakibatkan malfungsi kerja otak. Infark pada terjadi karena

38
adanya sumbatan pada pembuluh darah otak sehingga suplai 0 2
ke otak berkurang. Pemberian obat ini bertujuan untuk
mempertahankan jumlah oksigen di dalam otak sehingga tetap
menjalankan fungsinya dengan baik.

8 Kontra indikasi :  Gangguan Hati dan


Ginjal
9 Efek Samping :  Mudah mengantuk
 Merasa lelah
 Depresi
 Insomnia
 Nyeri Perut
 Gangguan
Keseimbangan

B. Micobalamin
1. Nama obat : Mecobalamin

2. Klasifikasi/ Golongan Obat : Vitamin dan Neurotopik

3. Dosis Umum : 500 mcg/24 Jam

4. Dosis Untuk Pasien yang : 500 mcg/24 Jam


bersangkutan
5 Cara Pemberian Obat : Intravena

6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Mekanisme :
Mecobalamin merupakan senyawa vitamin dalam air dan
merupakan vitamin esensial yang dibutuhkan tubuh untuk
menjalankan fungsinya dengan normal. Vitamin ini biasanya
digunakan sebagai kombinasi obat untk mengatasi kekurangan

39
vitamin B12 dengan beberapa jenis vitamin B12 Yang lainya
seperi Hydrocobalamin, Cyanocobalamin dan
Adenosylcobalamin.
Fungsi :
Mengobati neuropati perifer (Nyeri akibat kerusakan saraf)

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
Mecobalamin merupakan vitamin yang dapat menutrisi otak untuk
mempertahankn fungsi kerja otak. Pada saat terjadi iskemia pada
otak maka transport oksigen, nutrisi dan vitamin ke dalam
jaringan otak menjadi terganggu sehingga menurunknan fungsi
kerja otak. Pemberian obat mecobalamin pada pasien diharapkan
agar fungsi kerja otak dapat dipertahankan sebagaimana
mestinya.

8 Kontra indikasi :  Hipersensivitas


9 Efek Samping :  Sensasi Panas
 Sakit kepala
 Diaphoresis (Keringat
dingin)

C. Clopidogrel
1. Nama obat : Clopidogrel

2. Klasifikasi/ Golongan Obat : Obat Antiplatelet

3. Dosis Umum : 75 mg/ 24 jam

4. Dosis Untuk Pasien yang : 75 mg/ 24 jam


bersangkutan
5 Cara Pemberian Obat : Oral

40
6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Obat ini bekerja dengan cara mencegah penggumpalan darah


pada penderita serangan jantung, Stroke iskemik (Akibat
penyumbatan), penyakit arteri perifer, pemyakit jantung coroner,
dan pemasangan ring, baik pada pembuluh darah arteri jantung
atau pembuluh darah lainya.

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
Pemberian obat ini untuk mencegah penggumpalan darah pada
otak.

8 Kontra indikasi :  Hipersensivitas


 Perdarahan patologis aktif
(misalnya, ulkus peptikum,
pedarahan intracranial)
9 Efek Samping :  Lebam dan pendarahan
bawah kulit
 Epistaksis
 Nyeri Perut
 Konstipasi atau diare
 Gangguan pencernaan

D. Prosogan
1. Nama obat : Prosogan

2. Klasifikasi/ Golongan Obat : Proton pump inhibitir (PPI).

3. Dosis Umum : 60 mg/24 jam

4. Dosis Untuk Pasien yang : 30 mg/12 Jam


bersangkutan

41
5 Cara Pemberian Obat : IV

6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Obat untuk penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi


asam lambung. Obat ini digunakan untuk Gastroesophageal
reflusk disease (GERD), Tukak lambung, tukak usus besar dan
eshopagitis erosive.

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
Adanya pemberian obat obatan yang banyak dapat beresiko
terjadinya erosive pada lambung dan memunculkan adanya ulkus
pada lambung. Penggunaan obat ini untuk melindungi lambung
dari adanya refluks atau perubahan peningkatan asam lambung
akibat pengaruh dari obat obatan.

8 Kontra indikasi : Hipersensitive

9 Efek Samping :  Nyeri perut


 Batuk
 Peningkatan kadar serum
transaminase pada hati
 Pusing dan vertigo
 Efek samping ada ginjal
jika pengguanaan obat ini
dalam jangka panjang

42
E. Amlodipin
1. Nama obat : Amlodipin

2. Klasifikasi/ Golongan Obat : Golongan obat antihipertensi


golongan antagonis kalsium

3. Dosis Umum : 5 – 10 mg / 24 jam

4. Dosis Untuk Pasien yang : Amlodipin 10 mg/24 Jam


bersangkutan
5 Cara Pemberian Obat : Oral

6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Amlodipin merupakan obat antihipertensi dengan bekerja


menurunkan tekanan darah sehingga dapat mencegah terjadinya
angina.

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
Pemberian obat amlodipine pada pasien adalah untuk menstabilkan
tekanan darah menjadi lebh normal. Tekanan darah yang meningkat
tiba- tiba menginkasikan adanya perawata yang lenih penting.

8 Kontra indikasi :  Penyakit hati


 Penyakit jantung
 Hipersensitif terhadap
dihidropinin
9 Efek Samping :  Merasa lelah
 Pusing
 Mual
 Pembengkakan tungkai
 Jantung berdebar

43
F. Levemir
1. Nama obat : Levermir

2. Klasifikasi/ Golongan Obat :

3. Dosis Umum : Dosis awal 1/3 kebutuhan


insulin harian, 1 x sehari atau
dalam dosis terbagi, 2 x sehari.
Biasanya, berlaku rentang dosis
0,5 – 1 u/ kg per hari.

Dosis awal untuk pasien dengan


diabetes tipe 2 10 u ( atau 0,1 –
0,2 u/ kg) , 1 x sehari atau
dalam dosis yang terbagi 2 x
sehari.

4. Dosis Untuk Pasien yang : Levermir 10 u/24 Jam


bersangkutan
5 Cara Pemberian Obat : Sc (Sub cutan)

6 Mekanisme kerja dan fungsi obat :

Levermir mengandung insulin detemir sebagai komposisi utamanya.


Insulin ini merupakan insulin yang bersifat longecting dan bekerja
selama 24 jam. Dengan begitu kadar gula dalam darah dapat
menjadi lebih stabil untuk tetap berada dalam batas normal.

7 Alasan pemberian obat pada :


pasien yang bersangkutan
Pemberian obat livermir pada pasien untuk mengontrol kadar gula
darah.

8 Kontra indikasi :  Pada kondisi hipoglikemi

44
 Hipersensitivitas
9 Efek Samping :  Tanda reaksi alergi (gatal,
kulit kemerahan, dan
bengkak)
 Tanda-tanda kadar kalium
rendah (nyeri otot, kram
otot)
 Penglihatan kabur
 Sesak nafas

45

Anda mungkin juga menyukai