2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan membuat manusia dapat
berpikir dan melakukan banyak pembaharuan dalam bidang pengetahuan. Hal ini
membuat sebagian manusia melupakan batas-batas kebijaksanaan. Sehingga
keberadaan filsafat sebagai ilmu tentang kebijaksanaan sangatlah diperlukan
untuk mendasari perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami pengertian filsafat
b. Mengetahui dan memahami metodologi dalam memperoleh kebenaran
filsafat
c. Mengetahui dan memahami asal-usul filsafat
d. Mengetahui dan memahami perbandingan antara sains dengan filsafat
e. Mengetahui dan memahami cabang-cabang filsafat
f. Mengetahui dan memahami filsafat sains
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Metodologi Filsafat
Para filsuf telah berusaha menyusun sebuah metode untuk
mendapatkan pengakuan universal, ataupun mempertahankan kelayakan
filsafat sebagai sebuah disiplin ilmu (Atang Abdul Hakim dan Beni
Ahmad Saebani, 2016:13). Metode untuk mendapatkan pengakuan
universal itulah yang disebut dengan metode untuk mendapatkan
kebenaran filsafat.
Menurut Juhaya S. Pradja (2003:14) metodologi filsafat ada tiga,
yaitu:
a. Metode Deduksi
Metode deduksi merupakan metode berpikir yang menarik
kesimpulan dari prinsip-prinsip umum kemudian diterapkan pada
sesuatu yang bersifat khusus.
b. Metode Induksi
Metode induksi merupakan metode berpikir dalam menarik
kesimpulan dari prinsip khusus kemudian diterapkan pada sesuatu
yang bersifat umum.
c. Metode Dialektika
Metode dialektika merupakan metode berpikir yang menarik
kesimpulan melalui pertukaran pandangan-pandangan dan argumen-
argumen yang dapat diterima atau argumen-argumen yang rasional.
6
Dewa-dewa raksasa sering menggenggam bumi sehingga bumi
menjadi gelap gulita. Bahkan dewa-dewa itu menghentakkan kakinya ke
bumi, hingga terjadilah bencana berupa gempa bumi, gunung meletus,
tsunami, dan sebagainya. Keyakinan atas cerita tersebut menjadikan orang-
orang Yunani percaya dengan adanya dewa-dewa raksasa atau Titans. Dan
hal itulah yang merupakan jawaban atas kekaguman mereka terhadap
semesta maupun gejala-gejala semesta.
7
2.5 Cabang-Cabang Filsafat
Pokok-pokok permasalahan yang dikaji di filsafat pada pokoknya
mencakup tiga segi, yaitu Cosmologia, Antropologia, dan Teologia. (Agus
Suyudi, 2003:16)
1. Cosmologia (filsafat alam)
Cabang filsafat ini memiliki bidang sasaran berupa alam
semesta dengan segala isinya.
2. Antropologia (filsafat manusia)
Cabang filsafat ini memiliki bidang sasaran berupa manusia
dengan perilaku, cara berpikir, seni, dan budayanya.
Antropologia meliputi:
a. Etika: bidang sasarannya adalah hal ihwal tentang tingkah
laku manusia, yaitu tentang baik dan buruknya tingkah laku
manusia.
b. Estetika: bidang sasarannya adalah hal ihwal tentang
budaya manusia, dan segala keindahannya.
c. Logika: bidang sasarannya adalah hal ihwal tentang cara
berpikir manusia, yaitu tentang salah dan benarnya cara
berpikir manusia.
3. Teologia (filsafat agama)
Cabang filsafat ini memiliki bidang sasaran berupa hal ihwal
tentang keberadaan Sang Pencipta (Tuhan).
8
(Amsal Bakhtiar, 2012:131). Awal mula alam pikiran Yunani telah
menunjukkan munculnya perenungan di bidang Ontologi.
b. Epistemologi
Epistemologi merupakan salah satu bidang telaah filsafat yang
membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,
asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh
pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
c. Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “axios” yang berarti
nilai dan “logos” yang berarti teori. Secara singkat, menurut
Burhanuddin Salam, aksiologi dapat diartikan sebagai “teori
tentang nilai”(Burhanuddin Salam, 1997:168). Sedangkan menurut
KBBI, aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan bagi manusia.
9
kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-
pendapat demikian itu.
2. Lewis White Beck
Lewis White Beck mengatakan bahwa filsafat sains
mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah
serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah
sebagai suatu keseluruhan.
3. John Macmurray
John Macmurray mengatakan bahwa filsafat sains bersangkutan
dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan umum,
prasangka- prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-
asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu yang mendasari banyak bidang, khusunya
dalam bidang sains atau ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu yang
sangat luas sehingga tidak memiliki definisi yang pasti. Para ahli banyak
yang mendefinisikan filsafat menurut pandangan masing-masing. Dalam
bidang sains, para ahli pun banyak yang mendefinisikan filsafat sains
menurut pandangan masing-masing. Meskipun begitu, berdasarkan
pengertian-pengertian tentang filsafat sains yang diberikan oleh para ahli,
dapat disimpulkan bahwa filsafat sains merupakan sebuah penilaian
terhadap segala pandangan yang berdasarkan pada proses pemikiran
ilmiah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12