Anda di halaman 1dari 10

JVCE 2 (1) (2017)

Journal of Vocational and Career Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce

Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor Study Berbasis


Keunggulan Lokal pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Bejo Sulasih 1), Rodia Syamwil 2), Saratri Wilonoyudho 2)

1)
SMK Negeri 1 Warungasem, Batang, Indonesia
2)
Prodi Pendidikan Kejuruan, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pelaksanaan pembelajaran yang selama ini hanya sering dilaksanakan didalam kelas dengan sistem
Diterima Oktober 2016 pembelajaran teacher centered dengan berbagai macam kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa tanpa
melihat perkembangan dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Maka diperlukan
Disetujui April 2017
pembelajaran yang menarik berpusat pada siswa atau student centered sehingga siswa tidak merasa bosan
Dipublikasikan Juli dan jenuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran dalam upaya
2017 peningkatan kreativitas siswa. Metode yang digunakan dalan penelitian ini adalah research and development
(R&D). Subyek uji coba dengan skala terbatas pada 1 kelompok pembelajaran OSBKL. Instrumen
________________ pengumpulan data berupa angket pada guru dan siswa, lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar
Keywords: observasi sikap, lembar soal kognitif, lembar ketrampilan siswa. Teknik analisis data digunakan pada
Media Informasi; validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, Bahan ajar), dan model pembelajaran. Hasil penelitian
Pravokasional; web; menunjukkan keterlaksanaan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
penelitian diperoleh bahwa hasil pre test sebelum diberikan model dengan rata-rata 2,73 dengan ktriteria
Program Studi SMK
cukup. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model terjadi peningkatan yang signifikan dimana
____________________ rata-rata kelas menjadi 3,57 dengan tingkat ketuntasan klasikal dengan kriteria baik. Pengenalan
lingkungan sekolah dengan melihat keunggulan lokal yang ada untuk dijadikan sumber belajar yang
nyata kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat melestarikan keunggulan lokal daerahnya. Model
pembelajaran OSBKL juga dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat kejenuhan
dalam pembelajaran terutama pembelajaran praktik di sekolah menengah kejuruan.

Abstract
___________________________________________________________________
Nowadays learning implementation tends to be conducted insidethe class through teacher centered learning activities
with a wide range of competencies that must be mastered by the students without seeing the students’ development and
learning ability during the learning process Therefore, it is necessary to construct the lessons to be more interactive that
implement student-centered activities so that students will not feel bored. The objectives of this study are to analizy
effectiveness of outdoor study learning model implementation. This research implemented Research and Development
(R&D). The try out was conducted in a limited scale of subjects on one learning group. The instrumentsto collect
thedata were conducted in the forms of questionnaire for teachers and students, learning device validation sheets,
observation sheets of students’ attitudes, cognitive tests, and students’ skills worksheet. Data analysis techniques were
used in the validation of the learning device OSBKL (syllabus, lesson plans, teaching materials), and OSBKL learning
model. The results showed that the implementation of learning model could improve the students’ achievement. The
results of pre-test before implementing learning model showed the average of 2.73 with enough criteria level. After
OSBKL learning model implementation, there was a significant increase in which the average grade reached 3.57 with
classical completeness level of good criteria. The introduction of the school environment can be conducted byobserving
the local excellence as the learning source so that students can preserve their local advantages. OSBKL learning model
can also be used as an alternative to reduce the level of students’ saturation during the learning process, especially for
learning practice in secondary vocational schools.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2339-0344
E-mail: bejosulasih@gmail.com
e-ISSN 2503-2305
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

PENDAHULUAN sesuatu yang baru dan merupakan hasil


kombinasi beberapa data atau informasi yang
Menghadapi MEA peluang untuk masuk diperoleh sebelumnya kemudian terwujud
dunia kerja semakin kompetitif. Kebutuhan dalam gagasan atau kerja nyata (Amabile et al,
dunia kerja abad 21 diperlukan sumber daya 2005).
manusia yang kreatif untuk memenangkan Model pembelajaran yang disusun belum
persaingan. Menurut Munandar (2009) diarahkan berdasarkan pembelajaran tertentu
menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan akan yang disesuaikan dengan karakteristik materi
kreativitas sangat terasa untuk menghadapi ajar dan karakteristik peserta didik, sehingga
macam-macam tantangan baik dalam bidang belum mampu mengembangkan kompetensi
ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam sikap, kreativitas dan pengetahuan tentang
bidang budaya dan sosial. Hal ini juga didukung keunggulan lokal yang bisa dijadikan sumber ide
oleh pendapat Ismail (2006) menjelaskan bahwa serta sumber belajar. Penelitian ini merupakan
kreativitas dapat menjadi kekuatan yang salah satu upaya yang dilakukan untuk
menggerakkan manusia dari yang tidak tahu meningkatkan kreativitas agar proses
menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, bodoh pembelajaran menyentuh seluruh ranah kognitif,
menjadi cerdas, pasif menjadi aktif, dan psikomotor dan afektif pada pembelajaran
sebagainya. Orang-orang yang kreatif mampu desain busana dengan memanfaatkan
memecahkan masalah dan mampu membuat keunggulan lokal daerah berupa batik sebagai
sesuatu yang fungsional bagi kehidupan serta sumber ide dalam menciptakan suatu
memberikan kontribusi besar terhadap rancangan. Sehingga akan mendorong semangat
perkembangan peradaban. bekerja sama, disiplin, rasa ingin tahu, jujur,
Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh komunikatif, dan tanggung jawab dalam
berbagai pihak khususnya di dunia pendidikan menyelesaikan tugas desain busana.
yang bertanggungjawab untuk menciptakan Penelitian model pembelajaran yang
manusia kreatif dan meningkatkan kualitas berpengaruh terhadap hasil belajar,
sumber daya manusia. Salah satu upaya menunjukkan adanya kemampuan siswa yang
peningkatan kreativitas pada siswa SMK cukup signifikan bagi yang menggunakan suatu
program keahlian tata busana ada pada pemodelan dan yang tidak. Sebagaimana
pelajaran desain busana. Desain busana penelitian tentang penggunaan model
merupakan standar kompetensi yang pembelajaran take and give, ternyata dapat
membutuhkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami
mengaplikasikannya dalam sebuah gambar materi ajar secara cepat dan akurat (Nina Riani
dengan sumber ide yang jelas (Ernawati, 2008). & Eko Supraptono, 2016)
Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem Strategi pembelajaran Outdoor Study yang
Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 yang berbasis keunggulan lokal menjadi alternatif
intinya adalah melalui pendidikan diharapkan dalam pembelajaran desain busana. Belajar
dapat mengembangkan potensi peserta didik diluar kelas (Outdoor Study) berperan sebagai
agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak tempat siswa mengekspresikan keinginannya.
mulia, cakap, kreatif, juga mandiri. Komarudin Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat
(2011) mengatakan bahwa “kreativitas biasanya menarik dimana siswa dapat berkembang. Hal
diartikan sebagai kemampuan untuk ini sependapat oleh Tali Tal (2012) The term free
menciptakan suatu produk baru. Ciptaan itu choice is an insufficient substitute as not all out-of
tidak perlu seluruh produknya harus baru, school learning experiences provide choice for the
mungkin saja gabungannya atau kombinasinya, participants. Pembelajaran diluar kelas sebagai
sedangkan unsur-unsurnya sudah ada salah satu upaya terciptanya pembelajaran yang
sebelumnya”. Kreativitas intinya merupakan menarik serta menjadi alternatif pilihan unuk
kemapuan seseorang untuk mencipatakan menghindari kejenuhan dan kebosanan pada

80
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

peserta didik. Hal ini disebabkan berbagai dengan sistem blok yang diaksanakan dari pagi
fenomena nyata yang tidak terdapat di dalam sampai sore sehingga membuat siswa merasa
buku dapat diamati secara langsung sehingga jenuh dan bosan. Tahap study literatur
memunculkan rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin dilakukan dengan mengumpulkan jurnal-jurnal
tahu akan mendorong siswa untuk mencari ilmiah dan buku yang terkait dengan
jawaban/ belajar lebih keras (Mariyana, 2010). pembelajaran OSBKL yang tepat untuk siswa
Berdasarkan latar belakang diatas dapat tata busana. Pengumpulan informasi data
disimpulkan bahwa diperlukannya sebuah empirik melalui studi lapangan dilakukan
model pembelajaran yang dapat dengan wawancara dan observasi pada sekolah,
mengembangkan kreativitas peserta didik pada silabus, rencana pembelajaran modul siswa dan
proses pembelajaran desain busana dengan pengamatan siswa di kelas.
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber Pengembangan model pembelajaran
belajar dengan menerapkan model pembelajaran OSBKL ini mengacu pada proses pembelajaran
OSBKL. Tujuan penelitian untuk yang dilakukan di luar kelas dengan
mengembangan model pembelajaran outdoor memanfaatkan industri kreatif batik sebagai
study berbasis keunggulan lokal dalam upaya keunggulan lokal daerah sebagai sumber belajar
meningkatkan kreativitas siswa SMK program siswa diantaranya pengrajin batik, industri batik,
keahlian Tata Busana. museum batik, pasar batik Setono yang berada
di wilayah Kabupaten Batang dan Pekalongan.
METODE Validasi mencakup langkah menguji hasil
pengembangan dan menvalidasi produk, dan
Metode dalam penelitian ini melakukan perbaikan dalam rangka finalisasi
menggunakan metode R&D yang akan produk akhir. Tujuan yang akan diungkap
dikembangkan dengan prosedur dan tahapan adalah menyimpulkan apakah model yang
yang telah ditentukan disesuaikan dengan waktu dikembangkan efektif dan efisien
yang tersedia, kemampuan yang dimiliki, dan Uji coba dilakukan dalam satu kelas
kebutuhan penelitian menggunakan langkah- dengan jumlah siswa 34 peserta didik. Uji coba
langkah yang diadaptasi. Penelitian ini yang dilakukan dengan menggunakan one group
dilakukan di SMK Negeri 1 warungasem pre test-post test. Desain ini membandingkan hasil
Kabupaten Batang Program Keahlian Tata uji antara nilai sebelum dan sesudah
Busana. Waktu pelaksanaan pada semester 1 implementasi model pada kelompok sasaran.
tahun pelajaran 2016/2017. Revisi dilakukan untuk memperbaiki model
Prosedur penelitian pengembangan sebelum model akhir digunakan. Secara lengkap
mengadopsi langkah-langkah Sugiyono (2013) prosedur pengembangan model pembelajaran
antara lain: (1) potensi dan masalah; (2) outdoor study berbasis keunggulan lokal diuji
pengumpulan data; (3) desain model coba menggunakan kuasi eksperimen sehingga
pembelajaran; (4) validasi model pembelajaran; menghasilkan model akhir.
(5) revisi model pembelajaran; (6) uji coba
terbatas; dan (7) model akhir. Berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
langkah-langkah penelitian dan pengembangan
tersebut, kemudian didapatkan suatu model Pembelajaran yang ada selama ini masih
hipotetik. dibatasi oleh ruang dan waktu, proses
Penelitian dan pengembangan dimulai pembelajaran di sekolah masih banyak
dari adanya potensi dan masalah yang ada saat menggunakan metode teacher centered atau
proses pembelajaran berlangsung di SMK pemberian tugas-tugas yang harus diselesaikan
program keahlian tata busana dalam membuat sehingga siswa mengalami kejenuhan dan rasa
desain busana. Pelajaran produktif yang sering bosan jika sistem pembelajaran di blok dari pagi
dilakukan dengan penerapan pembelajaran sampai pulang sekolah hanya berada di dalam

81
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

ruang kelas atau ruang praktik. Pembelajaran di untuk terus menjaga kelestarian budaya dan
luar kelas akan membantu siswa untuk melatih potensi daerah terutama untuk peserta didik
kemampuan dalam berkomunikasi dan yang nantinya akan menjadi generasi penerus
memecahkan masalah yang harus diselesaikan untuk keunggulan lokal yang ada, sehingga
baik secara individu maupun kelompok. Hasil diperlukan pengenalan lebih awal pada peserta
studi literatur yang diperoleh dari penelitian didik.
sebelumnya yang relevan terkait dengan model Hasil studi pendahuluan pada siswa
pembelajaran outdoor study sebagai bahan menunjukkan bahwa secara umum siswa dapat
pengembangan model pembelajaran diantaranya dilihat dalam gambar 2.
penelitian yang dilakukan oleh Kathlen Burries
Series1; Series1;
(2011) yang berjudul Outdoor Play and Learning: Baik; Kurang
Policy and Practice dalam International Journal of 50,00% Baik;
41,18%
Education Policy and Leadership, dalam rangka
Series1;
memperluas pemahaman siswa mengenai Sangat Series1;
kualitas belajar di luar ruangan untuk Baik; Tidak
11,76%
mengetahui konsep-konsep nyata yang ada di baik;
lingkungan masyarakat. 0,00%
Hasil pengamatan dan observasi yang
dilakukan dengan memberikan angket kepada Gambar 2. Hasil studi pendahuluan pada siswa
guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana
Hasil dari studi pendahuluan siswa
guru dan siswa mengenal pembelajaran yang
menunjukkan secara umum siswa belum
terkait dengan model pembelajaran outdoor study
mengenal keunggulan lokal daerah, pernyataan
atau pembelajaran diluar kelas. Berdasarkan
tersebut terdapat pada pernyataan pertama
hasil studi lapangan terkait pendapat guru
bahwa siswa yang kurang baik mengenal
tentang proses pembelajaran dan konsep
keunggulan lokal 41.18% sedangkan siswa yang
pengembangan model pembelajaran OSBKL di
sudah baik mengenal keunggulan lokal baru
SMK N 1 Warungasem dapat dilihat pada
50,00%. Hasil ini menunjukkan bahwa
gambar 1.
pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal
80 daerah yaitu tentang batik masih rendah. Tetapi
ada harapan untuk meningkatkan pemahaman
60 sangat setuju siswa tentang keunggulan lokal tersebut dengan
40 setuju pengembangan model pembelajaran.
kurang setuju Informasi dari dunia industri yang
20
tidak setuju diambil sebagai responden yaitu dengan
0 menggunakan wawancara tentang pentingnya
1 2 3 4 5 6
pengenalan batik sebagai keunggulan lokal
Gambar 1. hasil studi lapangan model kepada siswa dalam proses pembelajaran,
pembelajaran OSBKL di SMK N 1 dengan pimpinan CV. Tobal Batik Pekalongan
Warungasem ibu Hj. Fatciyah A Kadir dan pengrajin batang
dari Batik Rifaiyah yang menyatakan bahwa
Kesimpulan pernyataan kedua dan untuk meningkatkan ketrampilan siswa yang
keempat responden menyatakan sangat setuju berbasis potensi lokal, siswa perlu dilatih secara
75% dan setuju 25%. Artinya sebagian besar terus menerus, kompetensi utama yang
responden menyatakan setuju pada pernyataan diajarkan tidak hanya skill nya saja tapi yang
didalam angket bahwa pengenalan keunggulan lebih utama adalah softskill peserta didik untuk
lokal kepada peserta didik dalam pembelajaran mengembangkan kreativitasnya.
sebagai salah satu cara untuk mengembangkan Pengembangan model dengan membuat
potensi daerah. Regenerasi sangat diperlukan model konseptual, model faktual selanjutnya

82
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

model hipotetik serta pembuatan perangkat maka menghasilkan model valid yang
pembelajaran berupa silabus, rencana selanjutnya digunakan uji coba terbatas. Model
pembelajaran dan bahan ajar yang ditelah OSBKL dalam meningkatkan kreativitas siswa
divalidasi oleh tim validator. Setelah tervalidasi merancang busana seperti gambar 3.

Model Pembelajaran OSBKL


Pembelajaran
diluar kelas
Pembelajaran saintific
Pemanfaatan
lingkungan Pembelajaran berbasis
nfa keunggulan lokal
ata
Materi Batik n
sebagai sumber Pembelajaran
lin
belajar menghasilkan produk
gk
un
ga
n Produk desain
motif batik

Hasil rancangan
Desain Busana

Pengetahuan Sikap (afektif) Keterampilan Kreativitas


(kognitif) (psikomotor)

Gambar 3. Model Akhir Pembelajaran OSBKL

Hasil analisis deskriptif menunjukkan test dan hasil post test harga Fhitung = 1.273
bahwa pembelajaran OSBKL antara sebelum dengan tingkat signifikansi sebesar 0.156..
dan sesudah pembelajaran mengalami Karena nilai sig 0.156 > 0.05 disimpulkan
peningkatan, nilai rerata pretest berada dalam kedua data mempunyai varians yang sama atau
kriteria cukup (2,79), sementara hasil rerata datanya homogen, hasil data penilaian
postest berada dalam kriteria baik (3,57). Hal ini ketrampilan peserta didik antara hasil pre test
menunjukkan bahwa keterlaksanaan model dan hasil post test harga Fhitung = 0.904 dengan
pembelajaran OSBKL memberikan semangat tingkat signifikansi sebesar 0.492.. Karena nilai
untuk lebih meningkatkan kreativitas siswa. sig 0.492 > 0.05 disimpulkan kedua data
Dengan melihat peningkatan tersebut dapat mempunyai varians yang sama atau datanya
dilihat bagaimana tingkat keefektifan sebuah homogen, untuk hasil data penilaian kreativitas
model baru tersebut dalam meningkatkan hasil peserta didik antara hasil pre test dan hasil post
belajar siswa. test harga Fhitung = 2.326 dengan tingkat
Berdasarkan hasil dari analisis uji signifikansi sebesar 0.069.. Karena nilai sig
homogenitas data hasil pengetahuan peserta 0.069 > 0.05 disimpulkan kedua data
didik antara hasil pre test dan hasil post test mempunyai varians yang sama atau datanya
harga Fhitung = 0.827 dengan tingkat signifikansi homogen. Kesimpulan semua hasil data
sebesar 0.588.. Karena nilai sig 0.588 > 0.05 homogen sehingga untuk proses penelitian
disimpulkan kedua data mempunyai varians selanjutnya uji t test yang digunakan adalah t-
yang sama atau datanya homogen, hasil data test yang homogen. Hasil rata-rata data dari
penilaian sikap peserta didik antara hasil pre hasil belajar (pre test) dan rata-rata hasil belajar

83
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

(post test) menggunakan perhitungan dengan uji sendiri, peserta didik telah mampu beraktivitas
t diperoleh t hitung = 11.63 dengan signifikan baik di dalam pembelajaran. Hal ini sependapat
0.000, karena tingkat sig 0.00 < 0,05 maka oleh Bamberger and Tal (2008) mengatakan
dapat diperoleh suatu kesimpulan penggunaan bahwa pembelajaran di luar kelas sebagai salah
model pembelajaran OSBKL efektif untuk satu upaya terciptanya pembelajaran yang
meningkatkan kreativitas siswa merancang menarik serta menjadi alternatif pilihan unuk
busana. menghindari kejenuhan dan kebosanan pada
Pendekatan model ini didasarkan pada peserta didik.
prinsip bahwa belajar terbaik bagi siswa adalah Penelitian dan pengembangan ini perlu
dengan menggunakan semua inderanya, dan dilakukan untuk mengatasi permasalahan
mengeksplorasi lingkungannya, seperti manusia, pembelajaran praktek merancang busana
kejadian secara langsung dan konkrit. Menurut dimana beberapa penyebab gagalnya peserta
Suyadi (dalam Husamah, 2013) pembelajaran didik tidak dapat tuntas secara langsung adalah :
diluar kelas memiliki kekuatan antara lain : 1) (1) Kegiatan pembelajaran yang selama ini
Dengan pembelajaran yang variatif siswa akan banyak dilaksanakan oleh guru di sekolah
segar berpikir karena suasana yang berganti; 2) cenderung mengutamakan konsep secara
inkuiri lebih berproduksi; 3) kemampuan teoritis. Pembelajaran desain busana masih
eksplorasi lebih runtut; 4) akselerasi lebih berpusat pada guru didalam kelas dan kurang
terpadu dan spontan; 5) menumbuhkan melatih siswa dalam mengembangkan
penguatan konsep. kreativitas dengan melihat potensi lingkungann
Dari data observasi yang dilakukan oleh sebagai sumber ide; (2) Lingkungan merupakan
peneliti terhadap guru, siswa dan industri sumber belajar yang kaya, tetapi belum banyak
sebagai mitra menunjukkan memang guru memanfaatkan lingkungan untuk
diperlukannya pembelajaran secara langsung memperluas wawasan dan pengetahuan siswa.
untuk mengenalkan potensi yang ada didaerah. Untuk menghasilkan produk yang diharapkan
Data observasi siswa menunjukkan sudah tersebut dilakukan beberapa revisi dari hasil
hampir 50% lebih siswa mengenal keunggulan validasi dan uji coba produk.
lokal daerah, hal ini bisa dijadikan sumber ide Hasil validitas dan revisi perangkat
untuk mereka lebih mendalami keunggulan pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
lokal daerah yaitu batik untuk dikembangkan. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar
Meningkatkan ketrampilan siswa yang berbasis memperoleh rata-rata baik. Dengan demikian
potensi lokal, siswa perlu dilatih secara terus keseluruhan perangkat pembelajaran yang telah
menerus, kompetensi utama yang diajarkan disusun layak untuk digunakan dalam
tidak hanya skill nya saja tapi yang lebih utama pembelajaran. Walaupun pada saat penyusunan
adalah softskill peserta didik untuk perangkat pembelajaran masih harus dilakukan
mengembangkan kreativitasnya. Sesuai dengan revisi, namun dengan revisi tersebut akan
pendapat Victorino (2004), ciri umum dari diperoleh perangkat pembelajaran yang baik dan
potensi lokal adalah: (1) ada pada lingkungan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
suatu masyarakat; (2) masyarakat merasa Hasil revisi ahli isi/materi memvalidasi produk
memiliki; (3) bersatu dengan alam; (4) memiliki berupa bahan ajar yang sesuai dengan standar
sifat universal; (5) bersifat praktis; (6) mudah kompetensi merancang busana dengan
dipahami menggunakan common sense; (7) kreativitas siswa serta memiliki kearifan lokal.
merupakan warisan turun menurun. Ahli memvalidasi tentang produk berupa bahan
Dari awal guru masuk kelas, mengulang ajar modul yang sesuai dengan standar
materi pembelajaran, memberikan apersepsi kompetensi yang ada. Dari ahli menyarankan
berupa pemberian motivasi kepada peserta untuk merevisi modul tersebut untuk ditambah
didik terlihat tenang dan memperhatikan dengan gambar busana bertema batik yang bisa menarik
seksama. Tidak ada peserta didik yang sibuk peserta didik.

81
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

Hasil revisi dari validasi silabus dari untuk mengenalkan batik pada siswa diantara
dosen ahli memberikan saran untuk menata museum batik di Pekalongan, dunia industri yng
ulang desain busana yang bermotif batik lokal. berkecimpung pada batik dan pengrajin batik
Dimana dalam revisi yang dilakukan oleh guru daerah.
mitra memberikan saran dalam hal pencapaian Akar filosofi pendidikan Outdoor dimulai
indikator kompetensi agar dapat tercantum pada abad ke-16 ketika teolog Ceko dan John
dalam kolom silabus yang disusun. Amos meyakinkan adanya kekuatan yang luar
Hasil validiasi ahli tentang rencana biasa dari metode ini untuk mencari dan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memberikan mengembangkan prinsip-prinsip mengajar
masukan-masukan yang berhubungan dengan (Elizabeth and Donald. R Hammerman, 2013).
pembuatan soal atau penilaian serta pemberian Proses pembelajaran OSBKL ini berupa
kunci jawaban pada aspek pengetahuan dan Sikap, pengetahuan, keterampilan dan
penilaian pada aspek psikomotorik. Hasil kreativitas produk desain busana. Hasil uji coba
validitas ahli tentang bahan ajar hanya model menunjukkan pada aspek pengetahuan
memberikan masukan tentang pentingnya daftar sebelum pembelajaran memperoleh nilai rata-
pustaka pada penyusunan bahan ajar, karena rata 2,96 dengan kriteria cukup baik, sesudah
dalam penyusunan bahan ajar memerlukan pelaksanaan model mengalami kenaikan dengan
materi-materi yang bersumber pada buku-buku rerata 4,04 dengan kriteria baik. Pada aspek
pendukung. Untuk itu perlu daftar pustaka dari sikap siswa sebelum pembelajaran dengan rerata
buku-buku yang digunakan untuk mendukung 3,11 termasuk pada kriteria cukup baik, setelah
penyusunan bahan ajar. Setelah dilakukan pembelaaran OSBKL naik menjadi 3,45 dengan
revisi, maka hasil validitas kelayakan bahan ajar kriteria baik. Pembelajaran disekolah juga
yang disusun memperoleh hasil baik atau bahan menerapkan peningkatan pada sikap siswa
ajar yang disusun layak untuk digunakan untuk terutama dalam menanamkan pendidikan
pembelajaran. Dengan tersusunnya perangkat karakter peserta didik. Penyebab masih
pembelajaran model OSBKL ini diharapkan rendahnya sikap pada aspek tanggung jawab
kreativitas siswa dalam membuat desain busana adalah masih banyak siswa yang
dengan memanfaatakan potensi lokal tercapai mengumpulkan tugas tidak sesuai dengan waktu
dengan baik. yang sudah ditentukan sehingga diperlukannya
Model pembelajaran OSBKL yang akan target waktu dan pemantauan secara bertahap
di terapkan merupakan model pembelajaran pada saat proses pelaksanaan sehingga siswa
scientific yang mengandung unsur discovery dapat menyelesaikan dan mengumpulkan tugas
learning yang dimunculkan saat siswa sesuai waktunya. Menurut Mason (dalam
melakukan observasi di lingkungan untuk lebih Timpe,1992) menyatakan bahwa orang-orang
mengenal tentang keunggulan lokal yaitu batik, kreatif yang memiliki kepekaan terhadap
unsur problem based learning yang dimunculkan masalah, penuh dengan gagasan yang orisinil
saat siswa mengidentifikasi berbagai macam serta memiliki fleksibilitas dalam memecahkan
batik khas daerah mulai dari mengenal masalah.
motifnya, alat dan bahan pembuatannya sampai Hasil keterampilan siswa sebelum
jenis jenis batik yang ada, unsur yang ketiga pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 2,70
yaitu project base learning yang dimunculkan pada dengan kriteria cukup terampil. Nilai terendah
saat siswa membuat sebuah produk berupa pada persiapan kerja dengan nilai rata-rata 2,49
desain busana dengan sumber ide batik daerah. dengan kriteria kurang terampil hal ini
Pengembangan model pembelajaran yang disebabkan karena persiapan yang kurang saat
diarahkan untuk menambah wawasan dan anak mulai membuat sebuah rancangan. Setelah
pengetahuan tentang keunggulan daerah yang proses pembelajaran OSBKL terjadi
ada dilingkungan sekolah. Proses pembelajaran peningkatan dengan rerata 3,41 pada kriteria
dilakukan diluar sekolah yang menjadi reverensi terampil. Hal ini memberikan gambaran bahwa

82
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

kemampuan siswa sudah mulai meningkat, kreativitas sangat berhubungan, sekolah dapat
namun masih perlu ditingkatkan lagi sehingga mengembangkan pengetahuan dan model-model
siswa akan benar-benar memiliki kemampuan pembelajaran untuk melatih siswa berpikir
membuat gambar yang sesuai dengan garis, kreatif, munculnya kreativitas dipengaruhi oleh
bentuk, bidang, tekstur dan warna gelap faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
maupun terang semakin baik. intrinsik merupakan faktor yang berasal dari
Hasil deskripsi siswa pada aspek dalam seseorang itu sendiri misalnya bakat dan
kreativitas sebagian besar siswa sebelum minat siswa sedangkan faktor ekstrinsik yaitu
pembelajaran mendapat nilai rerata 2,41 dengan faktor yang berasal dari luar misalnya
kriteria kurang kreatif, setelah pembelajaran lingkungan yang bisa membuat siswa
menjadi meningkat dengan rerata 3,40 yang meningkatkan kreativitasnya.
termmasuk pada kriteria kreatif. Rasa ingin tahu Model pembelajaran OSBKL
siswa untuk menjajaki bidang-bidang baru menerapkan metode pembelajaran yang
misalnya tentang motif batik khas daerah menyenangkan karena dilakukan diluar kelas
sebagai sumber belajar yang tadinya termasuk sehingga mengurangi kejenuhan siswa yang
kriteria kurang kreatif dengan rata-rata nilai biasa dialami saat belajar di dalam kelas. Hal ini
2,48 meningkat menjadi kreatif dengan rata-rata susai dengan pernyataan Kathlen (2011)
nilai 3,42, hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran outdoor study merupakan
mengajak siswa secara langsung melihat sumber pembelajaran yang bebas memanfaatkan
belajar maka rasa ingin tahu siswa menjadi perkembangan anak dengan menggunakan
meningkat untuk tahu lebih banyak tentang lingkungan sebagai potensi sumber belajar
keunggulan lokal tersebut. Orisinal desain yang dengan memaksimalkan sarana prasarana dan
dibuat siswa sebelumnya masuk dalam kriteria sumber daya yang ada di lingkungan agar
kurang dengan nilai rata-rata 2,29 meningkat peserta didik menikmati kesempatan untuk
sedikit menjadi kriteria cukup kreatif dengan belajar di luar ruangan.
rata-rata nilai 3,38, hal ini disebabkan siswa Melihat banyaknya keuntungan yang
masih banyak melihat contoh gambar-gambar diperoleh dari pembelajaran lingkungan luar
yang ada baik di internet, majalah, atau modul, kelas dari pendapat di atas dapat disimpulkan
sehingga siswa belum bisa membuat karya bahwa sudah seharusnya pemanfaatan
dengan idenya sendiri. Masih kurangnya lingkungan luar kelas lebih dioptimalkan sebagai
pengalaman siswa dalam melihat dan mengenal media dalam pengajaran dan dijadikan sumber
dunia luar termasuk lingkungannnya untuk belajar para siswa. Dalam melakukan kegiatan
dijadikan sumber belajar. John Baer (2011) mengajar di luar kelas guru sebaiknya
menyatakan bahwa dengan kreativitas dapat menggunakan petunjuk kegiatan sebagai alat
melatih siswa untuk bisa menyelesaikan bantu kegiatan belajar (Barlia, 2006).
masalah secara mandiri. Orang yang Hasil penelitian ini sejalan dengan
mempunyai kreativitas yang tinggi selalu ingin pendapat Horng (2005) mengemukakan strategi
membuat sesuatu yang berbeda dan baru. pengajaran kemampuan kreativitas yang terbukti
Model pembelajaran OSBKL secara tidak berhasil meningkatkan kreativitas peserta didik
langsung melatih siswa untuk mempunyai sikap antara lain: (1) pembelajaran yang berpusat pada
berani dalam menghadapi dunia baru, melatih siswa, (2) penggunaan berbagai alat bantu dalam
berkomunikasi dengan orang lain dengan baik, pembelajaran, (3) manajemen kelas yang baik,
mengembangkan bakat-bakat yang ada dalam (4) menghubungkan isi pengajaran dengan
diri siswa, serta memunculkan ide-ide baru yang konteks kehidupan nyata, (5) menggunakan
kreatif. pertanyaan terbuka dan mendorong para peserta
Pendapat Fasco D. Jr. (2001) dalam didik untuk meningkatkan kreativitasnya.
penelitiannya yang berjudul Education and Kreativitas merupakan sebuah kebiasaan dari
Creativity menyatakan bahwa pendidikan dan pikiran yang dilatih dengan memperhatiakan

83
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

intuisi, menghidupkan imajinasi, pembelajaran model OBSKL ini peserta didik


mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan bisa secara langsung melihat obyek dari ide
baru, membuka sudut pandang menakjubkan, tersebut.
dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Amabile, T.M S.G. Barsade, J.S. Muellar & B.M.
Berdasarkan hasil penelitian dan Staw. (2005). Affect and Creativity at Work:
pengembangan model yang telah dilakukan, dari Administrative Science Quartely. 50: 367 –
403.
hasil analisis dan pembahasan pada bab
Bamberger, Y., & Tal, T. (2008). Multiple outcomes of
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
class visits to natural history museums: the students’
sebagai berikut: model pembelajaran OSBKL view. Journal of Science Education and
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil Technology, 17(3), 274-284.
kreativitas siswa merancang busana ini yang Barlia, L. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Alam
didukung keunggulan lokal daerah khususnya Sekitar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Batang dan Pekalongan berupa batik Nasional.
mempunyai unsur pembelajaran saintific yaitu Elizabeth. L & Donald. R Hammerman. (2013).
pembelajaran yang berorientasi pada peserta Extending Teachers Work to Outdoor Learning
Environments: In Search of a Better Way for
didik yang menyenangkan dan tidak
School and Their Communities. Sense
membosankan, hasil validasi perangkat
Publisher, 35-53
pembelajaran model OSBKL yang dilakukan Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta:
oleh validator yaitu dosen ahli dan teman sebaya DitPSMK Dinas Penididikan Nasional
tentang Silabus, Rencana Pelaksanaan Fasco, D. Jr. (2001). Education and Creativity.
Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar layak Creativity Research Journal , Bowling Green
digunakan. Dengan tersusunnya perangkat State University, Vol. 13, Nos. 3 & 4, 317 -
pembelajaran model OSBKL ini diharapkan 327.
kreatifitas siswa dalam membuat kreasi busana Horng, J.S., Hong, J.C., ChanLin, L.J., Chang, S.H.,
and Chu, H.C. (2005). “Creative Theachers and
dengan memanfaatakan potensi lokal yang
Creative Theaching Strategies”. International
tercapai dengan baik, hasil kepraktisan model
Journal of Consumer Studies, Vol 29 No.4,
pembelajaran OSBKL yang bertujuan untuk July 2005, 352 - 358.
meningkatkan kreativitas siswa merancang Husamah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas Outdoor
busana mampu meningkatkan kreatifitas siswa. Learning. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Model pembelajaran OSBKL yang bertujuan Ismail, Andang. (2006). Educations Games; Menjadi
untuk meningkatkan hasil kreativitas siswa Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif.
merancang busana ini yang didukung Yogyakarta: Pilar Media-Anggota IKPJ.
keunggulan lokal daerah khususnya Batang dan John, Baer. (2011). Why Grand Theories of Creativity
Distort, Distract and Disappoint. The
Pekalongan berupa batik mempunyai unsur
International Journal of Creativity and
pembelajaran saintific yaitu pembelajaran yang
Problem Solving, Rider University USA, 21
berorientasi pada peserta didik yang (1), 73 - 100.
menyenangkan dan tidak membosankan. Kathlen, Burries. (2011). Outdoor Play and Learning:
Dengan model pembelajaran OSBKL ini peserta Policy and Practice. International Journal of
didik bebas mengekspresikan ide-ide yang Education Policy and Leadership, November
dimiliki untuk membuat desain busana dengan 4, Volume 6: 8.
memanfaatkan lingkungan yang ada di luar Komarudin, D. (2011). Hubungan antara kreativitas
sekolah. Peserta didik yang selama ini belajar dengan prestasi belajar siswa. Psympathic Jurnal
Ilmiah Psikologi, 4 (1): 278 - 287.
didalam kelas pada saat membuat desain
Mariyana, Rita. (2010). Pengelolaan Lingkungan
buasana dengan melihat gambar mungkin lewat
Belajar. Jakarta: Kencana.
internet atau modul saja tetapi dengan

84
Bejo Sulasih dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (79-85)

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreatifitas International Handbook of Science


Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Education pp 1109-1122. Part of the Springer
Nina Riani & Eko Supraptono (2016). Penerapan International Handbooks of Education book
Model Pembelajaran Take and Give dalam series. (SIHE, volume 24).
Materi Ajar Media Komunikasi Data jaringan, Timpe,A.D. (Ed). (1992). Kreativitas. Seri manajemen
Jurnal Pendidikan Tindakan Kelas,Vol 6, No 2, sumber daya manusia. Terjemahan oleh Sofyan
tahun 2016 Cikmat. Jakarta: Elex Media Komputindo..
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Victorino, Datu. (2004). Global Responsibility and Local
Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfhabeta. Knowledge Sistem. A Millenium Ecosystem
Tali, Tal. (2012). Out-of-School: Learning Experiences, Assesment Paper in The Mellenium Ecosystem
Teaching and Students’ Learning. Second Assesment Conference.Egypt, 17 - 20 Maret.

85

Anda mungkin juga menyukai