Anda di halaman 1dari 12

Hal: 23-32 Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia

23
TERAPI RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN
NYERI SENDI PADA LANSIA

THERAPY RELAXATION YOUR MOBILE FINGER T TO DECREASE JOIN


PAIN IN ELDERLY

Desi Natalia Trijayanti Idris, Kili Astarani


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
Email: idrisdede@ymail.com

ABSTRAK

Semua sistem dalam tubuh lansia mengalami kemunduran, termasuk pada


sistem muskuloskeletal lansia sering mengalami nyeri sendi. Nyeri sendi adalah
suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna
kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Tujuan penelitian ini
menganalisis Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri. Desain
penelitian yang digunakan adalah Pra Experiment Design bentuk Pre-Post Test
Design. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang mengalami Nyeri Sendi
dengan jumlah sampel yaitu sebesar 45 responden, pengambilan data
menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data untuk pengukuran
nyeri sendia menggunakan Numerical Rating Scale. Analisis data penelitian ini
menggunakan uji statistik Paired T-tes. Ada perbedaan skala nyeri sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari dengan nilai = 0,000. Karena
hasil data adalah < α yang berarti Ha diterima (Terapi Relaksasi genggam jari
berpengaruh terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di RW 1 dan 2
Kelurahan Bangsal Kota Kediri), maka dapat diambil kesimpulan bahwa skala
nyeri pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan Terapi Relaksasi genggam jari mengalami perubahan
yang signifikan.

Kata Kunci: Nyeri Sendi, Lansia, Terapi Relaksasi Genggam jari

ABSTRACT

All systems in the body of the elderly suffered setbacks, including the
musculoskeletal system of the elderly often experience joint pain. Joint pain is an
inflammation of the joints characterized by joint swelling, redness, heat, pain and the
occurrence of movement disorders. The purpose of this study to analyze Effect of
Relaxation Techniques To Decrease Handheld Finger Joint Pain in the Elderly at RW 1
and 2 Village Ward Kediri. The study design used is Pre Experiment Design of Pre-Post
Test Design. The population is all the elderly who experience joint pain by the number of
samples in the amount of 45 respondents, data retrieval using random sampling
techniques. The collection of data for the measurement of pain sendia using Numerical
Rating Scale. This study data analysis using statistical test Paired t-tests. There are
differences in pain scale before and after finger handheld relaxation techniques with the
value ρ = 0.000. Because the results of the data is ρ <α which means Ha accepted
(Relaxation Therapy handheld finger affect the decline in Joint Pain in the Elderly at RW
1 and 2 Village ward of Kediri), it can be concluded that the pain scale in the Elderly at
RW 1 and 2 Village Ward Kediri city before and after treatment Relaxation Therapy
finger handheld undergone significant changes.
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232
24

Keywords: Joint Pain, Elderly, Handheld Relaxation Therapy finger

Pendahuluan biasanya adalah persendian pada jari-jari,


tulang punggung, sendi penahan berat
tubuh (lutut dan panggul). Berdasarkan
Proses menua (lansia) adalah hasil observasi pada saat dilakukan
proses alami yang disertai adanya Posyandu pada RW 1 dan 2 Kelurahan
penurunan kondisi fisik, psikologis Bangsal Kota Kediri, lansia banyak yang
maupun sosial yang saling berinteraksi mengeluh mengalami nyeri sendi. Saat
satu sama lain (Nugroho, 2008). Semua ditanya apakah pernah melakukan terapi
sistem dalam tubuh lansia mengalami untuk mengurangi nyeri sendi sebagaian
kemunduran, termasuk pada sistem memberikan jawaban sudah tetapi tidak
muskuloskeletal lansia sering mengalami dapat dilakukan dengan sendiri harus
nyeri sendi (Maryam, 2008). Nyeri sendi memerlukan bantuan orang lain.
adalah suatu peradangan sendi yang Nyeri bersifat subjektif, tidak ada
ditandai dengan pembengkakan sendi, dua individu yang mengalami nyeri yang
warna kemerahan, panas, nyeri dan sama dan tidak ada dua kejadian nyeri
terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan yang sama. Penyakit pada sendi yang
ini lansia sangat terganggu, apabila lebih sering menyebabkan gejala nyeri adalah
dari satu sendi yang terserang (Santoso, akibat degenerasi atau kerusakan pada
2009). permukaan sendi tulang yang banyak
Tahun 2000 jumlah lansia di ditemukan pada lanjut usia, terutama
Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% yang gemuk (Nugroho, 2008). Perubahan
dan pada tahun 2020 menjadi sebesar yang terjadi pada lansia menyebabkan
11,43% (Maryam, 2008). Kalau pada jaringan ikat sekitar sendi, ligament dan
tahun 1990 jumlahnya hanya sekitar 10 kartilago mengalami penurunan
juta maka pada tahun 2020 jumlah itu di elastisitas karena terjadi degenerasi, erosi
perkirakan akan meningkat menjadi dan kalsifikasi sehingga kehilangan
sekitar 29 juta, dengan peningkatan 5,5% fleksibilitasnya (Pudjiastuti, 2003). Bila
menjadi 11,5% dari total populasi pasien mengeluh nyeri maka hanya satu
penduduk Indonesia (Bustan, 2007). yang mereka inginkan yaitu mengurangi
Menurut Nugroho (2008) hampir 8% rasa nyeri. Hal itu wajar, karena nyeri
orang yang berusia 50 tahun keatas dapat menjadi pengalaman yang kurang
mempunyai keluhan pada sendinya, menyenangkan akibat pengelolaan nyeri
terutama linu, pegal dan kadang-kadang yang tidak adekuat (Zulaik, 2008).
terasa sangat nyeri. Bagian yang terkena
Salah satu tugas keperawatan
lansia dalam meningkatkan kualitas
hidup lansia adalah dengan mengatasi Metodologi Penelitian
gangguan kesehatan yang umum terjadi
pada lansia. Perawat berperan dalam
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan Berdasarkan tujuan penelitian,
pasien dan membantu serta menolong
maka desain penelitian yang
pasien dalam memenuhi kebutuhan
tersebut termasuk dalam manajemen
digunakan adalah Pra Experiment
nyeri (Lawrence, 2002). Manajemen Design bentuk Pre-Post Test Design.
nyeri mempunyai beberapa tindakan atau Populasi penelitian adalah Lansia
prosedur baik secara farmakologis dengan Nyeri Sendi yang ada di RW 1
maupun non farmakologis. Prosedur dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri.
secara farmakologis dilakukan dengan Dalam penelitian ini teknik sampling
pemberian analgesik, yaitu untuk yang digunakan adalah probability
mengurangi atau menghilangkan rasa sampling dengan jenis Random
nyeri (Prasetyo, 2010). Sedangkan secara Sampling dengan besar sampel 44
non farmakologis dapat dilakukan responden. Variabel dalam penelitian
dengan cara relaksasi, teknik pernapasan,
ini ada 2 yaitu idependen dan
pergerakan atau perubahan posisi,
massage, akupressur, terapi panas/dingin,
dependen. Variabel independennya
Hal: 23-32 adalah
Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap terapiNyeri
Penurunan relaksasi genggam
Sendi pada Lansia jari
dan variabel dependennya adalah
hypnobirthing, musik, dan TENS nyeri sendi lansia. Data dikumpulkan
(Transcutaneous Electrical Nerve dengan pengukuran nyeri sendi pada
Stimulation) (Yusrizal, 2012). Salah satu lansia dengan Numerical Rating
pengobatan non-farmakologis yang dapat
Scale, (NRS) dan menuliskan. Teknik
dilakukan adalah teknik relaksasi
genggam jari. Teknik mengenggam jari
Relaksasi Genggam Jari dilakukan
merupakan bagian dari teknik Jin Shin setiap hari (dalam 1 minggu) selama
Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur 30 menit setiap kali perlakukan.
Jepang. Bentuk seni yang menggunakan Kemudian di hari terakhir dilakukan
sentuhan sederhana tangan dan post test untuk mengetahui tingkat
pernafasan untuk menyeimbangkan nyeri sendi pada lansia dengan
energi didalam tubuh. Tangan (jari dan Numerical Rating Scale, (NRS). Data
telapak tangan) adalah alat bantuan yang telah disunting kemudian diolah
sederhana dan ampuh untuk untuk menguji hipotesis penelitian.
menyelaraskan dan membawa tubuh Uji statistik yang digunakan adalah
menjadi 2 seimbang. Setiap jari tangan
uji Paired T-test dengan software
berhubungan dengan sikap sehari-hari.
Ibu jari berhubungan dengan perasaan
komputer. Hasilnya akan
khawatir, jari telunjuk berhubungan dibandingkan antara sebelum dan
dengan ketakutan, jari tengah sesudah perlakuan untuk mengetahui
berhubungan dengan kemarahan, jari Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam
manis berhubungan dengan kesedihan, Jari terhadap Penurunan Nyeri Sendi
dan jari kelingking berhubungan dengan pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan
rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011). Bangsal Kota Kediri. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang yang telah diambil : H1 diterima (efektif) jika
dipaparkan tujuan penelitian ini tingkat signifikasi  ≤ 0,05 dan bila
Menganalisis Pengaruh Teknik Relaksasi angka kemaknaan (p) yang diperoleh
Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri
Sendi pada Lansia di RW 1 dan 2 p  0,05.
Kelurahan Bangsal Kota Kediri.
Hasil Penelitian

Tabel 1. Nyeri pada Lansia dengan Nyeri Sendi di RW 01 dan RW 2 Kelurahan


Bangsal Kota Kediri Sebelum Diberikan Terapi Relaksasi Genggam Jari
tanggal 6 April – 31 Mei 2016. (n=44)
Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Relaksasi Genggam Jari Frekuensi %
Skala 4 7 15,9
Skala 5 13 29,5
Skala 6 10 22,7
Skala 7 11 25
Skala 8 3 6,8
Total 44 100
Mean : 5,77 SD : 1,19 Min : 4 Max : 8
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232
26
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat diketahui bahwa Lansia dengan Nyeri
Sendi sebelum dilakukan terapi relaksasi genggam jari mengalami nyeri antara
skala nyeri 4 sampai dengan 8 dengan rerata nyeri pada skala 5,7

Tabel 2. Nyeri Pada Lansia dengan Nyeri Sendi di RW 01 dan RW 2 Kelurahan


Bangsal Kota Kediri Sesudah Diberikan Terapi Relaksasi Genggam Jari
tanggal 6 April – 31 Mei 2016. (n=44)
Skala Nyeri Sesudah Diberikan Terapi Relaksasi Genggam Jari Frekuensi %
Skala 1 1 2,3
Skala 2 9 20,5
Skala 3 14 31,8
Skala 4 11 25
Skala 5 6 13,6
Skala 6 3 6,8
Total 44 100
Mean : 3,48 SD : 1.22 Min : 1 Max : 6

Berdasarkan data pada tabel 2 penurunan nyeri antara skala nyeri 1


dapat diketahui bahwa Lansia dengan sampai dengan skala nyeri 6 dengan
Nyeri Sendi sesudah dilakukan terapi rerata nyeri pada skala 3,48.
relaksasi genggam jari mengalami

Tabel 3. Analisa Perubahan Skala Nyeri pada Lansia dengan Nyeri Sendi di RW
01 dan RW 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Relaksasi Genggam Jari tanggal 6 April – 31 Mei 2016.
(n=44)
Sebelum Sesudah
Kategori Skala Nyeri
Jumlah % Jumlah %
Skala 1 0 0 1 2,3
Skala 2 0 0 9 20,5
Skala 3 0 0 14 31,8
Skala 4 7 15,9 11 25
Skala 5 13 29,5 6 13,6
Skala 6 10 22,7 3 6,8
Skala 7 11 25 0 0
Skala 8 3 6,8 0 0
Total 44 100 20 100

Berdasarkan tabel 3 dari 44 dan RW 2 Kelurahan Bangsal Kota


responden dapat diketahui bahwa Kediri Sebelum dan Sesudah
analisis Perubahan Skala Nyeri pada Diberikan Terapi Relaksasi Genggam
Lansia dengan Nyeri Sendi di RW 01 Jari dengan rerata mean -2,3.

Tabel 4. Uji Normalitas Pengaruh Terapi Relaksasi genggam jari Penurunan


Nyeri Sendi pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota
Kediri.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SkalaNyeSb .195 44 .000 .908 44 .002
SkalaNyeSt .197 44 .000 .927 44 .008
a. Lilliefors Significance Correction
Hal: 23-32 Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia
27
Berdasarkan tabel 4 data menunjukkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
baik skala nyeri sebelum dan sesudah yaitu 0,002 dan 0,004 yang artinya data
tidak normal dan untuk uji statistik tidak menggunakan uji uji Paired T-test
melainkan menggunakan uji statistik wilcoxon.

Tabel 5. Uji Statistik dengan Menggunakan Software Komputer Berdasarkan uji


statistik wilcoxon Mengenai Pengaruh Terapi Relaksasi genggam jari
Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal
Kota Kediri.
Descriptive Statistics
Percentiles
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median) 75th
SkalaNyeSb 44 5.77 1.198 4 8 5.00 6.00 7.00
SkalaNyeSt 44 3.48 1.229 1 6 3.00 3.00 4.00

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
SkalaNyeSt - SkalaNyeSb Negative Ranks 39a 20.00 780.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 5c
Total 44
a. SkalaNyeSt < SkalaNyeSb
b. SkalaNyeSt > SkalaNyeSb
c. SkalaNyeSt = SkalaNyeSb
Test Statisticsb
SkalaNyeSt - SkalaNyeSb
Z -5.503a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
SkalaNyeSt - SkalaNyeSb Negative Ranks 39a 20.00 780.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 5c
Total 44
a. SkalaNyeSt < SkalaNyeSb
b. SkalaNyeSt > SkalaNyeSb
c. SkalaNyeSt = SkalaNyeSb
Test Statisticsb
SkalaNyeSt - SkalaNyeSb
Z -5.503a
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan Tabel 5.10 Hasil Pengaruh Terapi Relaksasi


uji statistik dengan menggunakan Uji genggam jari Penurunan Nyeri
statistic Wilcoxon dengan signifikansi Sendi pada Lansia
yang ditetapkan adalah α ≤ 0,05
Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia
di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Berdasarkan pengolahan hasil
Kota Kediri sebelum dan sesudah penelitian dengan menggunakan
diberikan perlakuan terapi relaksasi Descriptive Statistic Frequency
genggam jari didapatkan nilai = didapatkan skala nyeri pada Lansia
0,000. Karena hasil data adalah < α yang mengalami gangguan nyeri
yang berarti Ha diterima (Terapi sendi di RW 1 dan 2 Kelurahan
Relaksasi genggam jari berpengaruh Bangsal Kota Kediri sebelum
terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada diberikan perlakuan terapi relaksasi
Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan genggam jari dapat diketahui Lansia
Bangsal Kota Kediri), maka dapat yang mengalami gangguan nyeri
diambil kesimpulan bahwa skala sendi sebelum dilakukan terapi
nyeri pada Lansia di RW 1 dan 2 imajinasi terbimbing mengalami nyeri
Kelurahan Bangsal Kota Kediri antara skala nyeri 4 sampai dengan
sebelum dan sesudah diberikan skala nyeri 8 dengan rerata nyeri pada
perlakuan Terapi Relaksasi genggam skala 5,77, SD : 1,19, min : 4 dan
jari mengalami perubahan yang max : 8.
signifikan dengan rata-rata atau Nyeri sebagai sesuatu yang
penurunan skala nyeri yaitu -2,3. tidak menyenangkan, bersifat
subjektif dan berhubungan dengan
pancaindra, serta merupakan suatu
emosional yang dikaitkan dengan
kerusakan jaringan baik aktual
maupun potensial, atau digambarkan
sebagai suatu kerusakan atau cedera
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017
(Potter-Perry, 2010). Selain itu, Nyeri
28
didefinisikan sebagai suatu keadaan
Pembahasan
yang mempengaruhi seseorang dan
eksistensinya diketahui bila seseorang
pernah mengalaminya (Tamsuri,
2007). Menurut International muskuloskeletal. Fungsi kartilago
Association for Study of Pain (IASP), sendi mengalami penurunan
nyeri adalah pengalaman perasaan sehingga,kartilago akan menipis dan
emosional yang tidak menyenangkan mengakibatkan kekakuan sendi.
akibat terjadinya kerusakan aktual Kekakuan sendi apabila tidak segera
maupun potensial, atau ditangani maka dapat mengganggu
menggambarkan kondisi terjadinya mobilitas fisik pada lansia. Secara
kerusakan. Proses penuaan akan umum lansia sering kali mengalami
menyebabkan perubahan anatomis, nyeri pada persendian, ini di sebabkan
fisiologis dan biokimia pada tubuh, karena proses degeneratif dari sel-sel
sehingga akan mempengaruhi fungsi pada semua. Rasa nyeri yang sering
dan kemampuan tubuh secara lansia rasakan ini sangat mengganggu
keseluruhan (Depkes RI; 2004). aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri
Semua sistem dalam tubuh lansia yang sangat mengganggu seringkali
mengalami kemunduran, termasuk lansia mencari pengobatan sendiri.
pada sistem muskuloskeletal lansia Lansia di RW1 dan RW 2 sebagian
sering mengalami rematik, penyakit besar yang mengalami nyeri sendi
gout, nyeri sendi dan lumbago memiliki usia 65-74 tahun yaitu 31
(Maryam, 2008). Nyeri sendi adalah responden (70,4%) dan lebih dari
suatu peradangan sendi yang ditandai 50% Lansia dengan Nyeri Sendi di
dengan pembengkakan sendi, warna RW 01 dan RW 2 Kelurahan Bangsal
kemerahan, panas, nyeri dan Kota Kediri memiliki karakteristik
terjadinya gangguan gerak. Pada bedasarkan lama keluhan nyeri > 1 –
keadaan ini lansia sangat terganggu, 5 tahun yaitu sebanyak 22 responden
apabila lebih dari satu sendi yang (50%).
terserang (Santoso, 2009). Berdasarkan pengolahan hasil
Hasil penelitian menunjukkan penelitian dengan menggunakan
skala nyeri Lansia yang mengalami Descriptive Statistic Frequency
gangguan nyeri sendi di RW 1 dan 2 didapatkan skala nyeri pada Lansia
Kelurahan Bangsal Kota Kediri yang
sebelum diberikan perlakuan terapi Hal: 23-32 Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
relaksasi genggam jari dengan hasil
mengalami gangguan nyeri sendi di
skala nyeri sedang (skala 4 – 6)
RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota
sampai skala berat (skala 7 dan 8).
Kediri sebelum diberikan perlakuan
Faktanya ditemukan bahwa dapat
terapi relaksasi genggam jari dapat
diketahui Lansia yang mengalami
diketahui Lansia yang mengalami
gangguan nyeri sendi di RW 1 dan 2
gangguan nyeri sendi setelah
Kelurahan Bangsal Kota Kediri
dilakukan terapi imajinasi terbimbing
sebelum diberikan perlakuan terapi
selama 1 minggu (satu kali perlakuan
relaksasi genggam jari mengalami
dengan peneliti dan selanjutnya lansia
skala nyeri 4 sampai dengan skala
melakukan sendiri selama 1 minggu
nyeri 8 dengan rerata nyeri pada skala
dan dievaluasi hari terakhir)
5,7. Semakin bertambahnya usia pada
mengalami nyeri antara skala nyeri 1
seseorang maka, seseorang akan
sampai dengan skala nyeri 6 dengan
kehilangan massa tulang pada laki-
rerata nyeri pada skala 3,48 SD : 1,19,
laki sebesar 20-30% dan pada wanita
min : 1 dan max : 6.
sebesar 40-50%. Lansia cenderung
WHO menyatakan bahwa
mengalami penurunan pada fungsi
penduduk lansia di Indonesia tahun
2020 mendatang mencapai angka nyeri berkurang, memperbaiki
11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, disfungsi fisik, mengubah respon
yang menyebabkan Indonesia fisiologis serta mengurangi ketakutan
termasuk negara dengan jumlah yang berhubungan dengan
penduduk lanjut usia tertinggi setelah immobilitas terkait nyeri, seperti
RRC, India dan Amerika Serikat, pemberian terapi massase atau
dengan umur harapan hidup diatas 70 pijatan, akupunktur, akupressur
tahun (Nugroho, 2008). Berdasarkan (Potter dan Perry, 2010). Salah satu
data dari BPPS tahun 2009, dari pengobatan non-farmakologis yang
seluruh Provinsi di Indonesia, ada 10 dapat dilakukan adalah teknik
Provinsi yang penduduk lansianya relaksasi genggam jari. Teknik
sudah lebih dari 7% yaitu Yogjakarta, relaksasi genggam jari merupakancara
jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, yang mudah untuk mengelola emosi
Sulawesi Selatan. Bali merupakan dan mengembangkan kecerdasan
Provinsi dengan presentase lansia emosional. Di sepanjang jari-jari
tertinggi nomor 4 yaitu 11,02% tangan kita terdapat saluran atau
setelah Yogjakarta (14,04%), Jawa meridian energi yang terhubung
Tengah (11,16%) dan jawa Timur dengan berbagai organ dan emosi
(11,14%). Jumlah lansia di Bali laki- (Cane, 2013). Titik-titik refleksi pada
laki 164.900 jiwa dan perempuan tangan memberikan rangsangan
184.100 jiwa. Diperkirakan tahun secara refleks (spontan) pada saat
2021 jumlah lansia mencapai laki-laki genggaman. Rangsangan tersebut
181.100 jiwa dan perempuan akan mengalirkan semacam
mencapai 204.700 jiwa (BPS, 2009). gelombang kejut atau listrik menuju
Salah satu penyakit yang sering otak. Gelombang tersebut diterima
dikeluhkan lansia adalah penyakit otakdan diproses dengan cepat
sendi (52,3%) terutama peradangan diteruskan menuju saraf pada organ
sendi dan tulang. Nyeri pada tubuh yang mengalami gangguan,
persendian yang membuat penderita sehingga sumbatan di jalur energi
seringkali takut untuk bergerak menjadi lancer (Puhawang, 2011).
sehingga mengganggu aktivitas sehari Teknik relaksasi genggam jari
hari dan menurunkan produktivitas. membantu tubuh, pikiran dan jiwa
Penanganan nyeri sendi yang dapat untuk mencapai relaksasi (Cane,
dilakukan diantaranya dengan 2013). Dalam keadaan relaksasi
menggunakan terapi farmakologi dan secara alamiah akan memicu
terapi non farmakologi (Grainger dan pengeluaran hormon endorfin,
Cicutino, 2004). Intervensi non hormon ini merupakan analgesik
farmakologis mencakup perilaku alami dari tubuh sehingga nyeri akan
kognitif dan pendekatan secara fisik. berkurang (Aprianto, 2012).
Tujuan dari intervensi perilaku Hasil penelitian pada Lansia
kognitif adalah untuk mengubah yang mengalami gangguan nyeri
persepsi klien terhadap nyeri dan sendi di RW 1 dan 2 Kelurahan
untuk mengajari klien agar memiliki Bangsal Kota Kediri sesudah
rasa kontrol terhadap nyeri yang lebih diberikan perlakuan terapi relaksasi
baik seperti distraksi, relaksasi, terapi genggam jari dengan hasil skala nyeri
musik, biofeedback. Pendekatan ringan (skala 1– 3) sampai skala
secara fisik memiliki tujuan untuk sedang (skala 7 dan 8) didapatkan
memberikan penanganan nyeri agar bahwa pasien mengalami nyeri ringan
(skala 1- 3) sampai nyeri sedang diberikan teknik relaksasi genggam
(skala 4 dan 5) tetapi masih ada juga jari lebih dari 50% mengalami nyeri
yang setelah dilakukan terapi ringan 24 lansia. Ada perbedaan skala
relaksasi genggam jari memiliki skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan
nyeri berat yaitu skala teknik relaksasi genggam jari dengan
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017
nilai = 0,000. Karena hasil data
30
adalah < α yang berarti Ha diterima
berat (skala 3) yaitu 3 lansia (6,8%).
(Terapi Relaksasi genggam jari
Faktanya ditemukan bahwa dapat
berpengaruh terhadap Penurunan
diketahui nyeri Lansia yang
Nyeri Sendi pada Lansia di RW 1 dan
mengalami gangguan nyeri sendi di
2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri),
RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota
maka dapat diambil kesimpulan
Kediri sesudah diberikan perlakuan
bahwa skala nyeri pada Lansia di RW
terapi relaksasi genggam jari
1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota
mengalami skala nyeri 1 sampai
Kediri sebelum dan sesudah diberikan
dengan skala nyeri 6 dengan rerata
perlakuan Terapi Relaksasi genggam
nyeri pada skala 3,48. Peneliti
jari mengalami perubahan yang
melakukan intervensi selama 1
signifikan.
minggu (7 hari), yang pertama kali
Pengalaman nyeri merupakan
akan diajari oleh peneliti selanjutnya
suatu hal yang kompleks, mencakup
lansia melakukan sendiri teknik
aspek fisik, emosional, dan kognitif.
relaksaski genggam jari dan pada hari
Nyeri adalah suatu hal yang bersifat
ketujuh peneliti melakukan evaluasi.
subyektif dan personal. Stimulus
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terhadap timbulnya nyeri merupakan
sesuai dengan teori Yuliatun (2008)
sesuatu yang bersifat fisik dan / atau
yang menyatakan relaksasi dengan
mental yang terjadi secara alami
terapi relaksasi genggam jari dapat
(Potter, 2010) Persepsi nyeri atau
meningkatkan toleransi nyeri melalui
nociception (nosiseptik) merupakan
beberapa mekanisme antara lain
proses di mana stimulus nyeri
relaksasi ini dapat menurunkan nyeri,
disalurkan dari tempat terjadinya
menurunkan respons katekolamin,
stimulus menuju sistem saraf pusat
dan menurunkan tegangan otot. Hasil
(Yuliatun, 2008). Proses perjalanan
tersebut dibuktikan beberapa lansia
nyeri adalah sebagai berikut yang
dengan nyeri sendi setelah diberikan
pertama Contact with stimulus
terapi relaksasi genggam jari
(kontak dengan stimulus) dimana
mengatakan bahwa merasa lebih
stimulus yang dimaksud dapat berupa
nyaman, lebih tenang, dan nyeri
rasa tekan, rasa tusuk, rasa teriris,
dirasa berkurang. Hal tersebut tidak
kimia, atau luka bakar, kemudian
menutup kemungkinan nyeri
Reception (penerimaan rangsang)
berkurangpun tidak hanya
ujung saraf menerima stimulus,
dipengaruhi oleh nonfarmakologi atau
selanjutnya Transmission (transmisi)
intervensi yang diberikan tetapi juga
saraf menghantarkan sinyal nyeri
dapat dipengaruhi oleh obat analgesik
menuju susunan saraf pusat.
yang diminum oleh lansia.
Penghantaran informasi selalu
Hasil penelitian menunjukan
melibatkan beberapa neuron pada
bahwa sebelum diberikan teknik
susunan saraf pusat, dan Pain center
relaksasi genggam jari sebagian besar
receptio (Penerimaan rangsang nyeri
lansia mengalami nyeri sedang
pada susunan saraf pusat) pada proses
sebanyak 20 lansia dan sesudah
berikutnya, otak menerima informasi untuk mengurangi nyerinya dan
atau sinyal dan memerintahkan organ dukungan dari keluarga seperti
untuk bereaksi (Yuliatun, 2008). keluarga selalu menemani ketika
Nyeri merupakan kejadian pasien mengeluh nyeri dengan tidak
ketidaknyamanan yang dalam meninggalkan pasien diruangan
perkembangannya akan memengaruhi sendiri. Makna nyeri bagi beberapa
berbagai komponen dalam tubuh. individu dipersepsikan berbeda-beda,
Efek nyeri dapat berpengaruh jika individu memandang nyeri
terhadap fisik, perilaku, dan bukanlah suatu ancaman, maka
pengaruhnya pada aktivitas sehari – individu tersebut akan dapat
hari. (Andarmoyo, 2013). Dampak beradaptasi dengan baik. Pada
relaksasi dapat meningkatkan kelompok eksperimen sesudah
toleransi nyeri melalui beberapa diberikan teknik relaksasi genggam
mekanisme antara lain relaksasi dapat jari terjadi penurunan skala nyeri pada
menurunkan nyeri, menurunkan lansia dengan nyeri sendi karena
respons katekolamin, meningkatkan teknik relaksasi genggam jari
aliran darah ke uterus, dan menghasilkan relaksasi dan
menurunkan tegangan otot. Tindakan melancarkan sirkulasi.
mandiri perawat dalam penanganan
nyeri salah satunya dengan teknik
relaksasi. Relaksasi dapat Kesimpulan
meningkatkan toleransi nyeri melalui
beberapa mekanisme antara lain
relaksasi dapat menurunkan nyeri Terapi Relaksasi Genggam jari
(Yuliatun, 2008). berpengaruh terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia di RW 01 dan
Hal: 23-32 Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap
RW Penurunan
02 Nyeri Sendi pada Lansia
Kelurahan Bangsal
Kecamatan Pesantren Kota Kediri
Hasil penelitian menunjukkan
perubahan nyeri Lansia yang
mengalami gangguan nyeri sendi di
Saran
RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota
Kediri sebelum dan sesudah
dilakukan terapi relaksasi genggam
Saran bagi Lansia dengan Nyeri
jari faktanya ditemukan bahwa
Sendi dapat menggunakan relaksasi
diketahui dari 44 responden, 39
genggam jari sebagai pengobatan
responden mengalami penurunan
nonfarmakologis yang dapat
nyeri sendri setelah melakukan terapi
dilakukan setiap saat pada waktu
relaksasi genggam jari, dan hanya 5
lansia senggang atau mengalami
responden yang tidak mengalami
serangan nyeri sendi. Saran bagi
penurunan setelah melakukan terapi
Profesi Keperawatan Dapat dijadikan
relaksasi genggam jari. Pada hasil
sebagai rekomendasi dalam
penelitian yang dilakukan sebelum
pemberian intervensi pada asuhan
diberikan teknik relaksasi genggam
keperawatan dengan menggunakan
jari bahwa sebagian besar skala nyeri
relaksasi genggam jari pada lansia
responden mengalami nyeri sedang
dengan nyeri sendi untuk mengurangi
dimungkinkan karena banyak faktor
skala nyeri yang dirasakan oleh
seperti perhatian responden terhadap
lansia.
nyeridengan cara responden tidur
DepKes RI, (2004). Sistem Kesehatan
Nasional 2004. Jakarta
Daftar Pustaka
Grainger dan Cicutino. (2004).
Medical Managemen of
Andarmoyo, S. (2013). Persalinan Osteoarthritis of the Knee and
Tanpa Nyeri Berlebihan. Hip Joints (online),
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. http://repository.ums.ac.id,
diakses 21 januari 2016
Aprianto.(2012). Perbedaan Imajinasi
Terpimpin dengan Mend Hill, R. Y. (2011). Nursing from the
engarkan Musik Keroncong inside-out: Living and nursing
Terhadap Penurunan Nyeri pada from the highest point of your
Pasien Post Operasi Hernia di consciousness. London: Jones
RSUD Wilayah and Barlett Publishers.
KabupatenPekalongan.http://w
ww.eskripsi.stikesmuhpkj.ac.id/ Liana, E. (2008). Teknik Relaksasi:
eskripsi/index.php?p=fstream- Genggam Jari untuk
pdf&fid=228&bid=276 Diakses Keseimbangan Emosi.
10 Maret 2016 http://www.pembelajar.com/tek
nik relaksasi-genggam-jari
Asmadi. (2008). Teknik prosedural untuk keseimbangan emosi.
keperawatan: Konsep dan Diakses 11 Januari 2016
aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika. Maryam, R. Siti, dkk. (2008).
Mengenal Usia Lanjut dan
BPS (2009). Denpasar dalam Angka Perawatannya. Jakarta: Salemba
2008. Denpasar: Percetakan Medika.
Bali
Nugroho, W (2008). Keperawatan
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Gerontik& Geriatrik, Edisi-3.
ajar keperawatan medikal Jakarta: EGC
bedah, Edisi 8, Jakarta: EGC.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku
Bustan, M.N., (2007). Epidemiologi Ajar Fundamental Keperawatan
Penyakit Tidak Menular. : Konsep, Proses, dan Praktik.
Cetakan 2 Rineka Cipta. Jakarta Edisi 4. Alih Bahasa: Renata
Komalasari,dkk .Jakarta: EGC
Cane, PM. (2013). Hidup Sehat dan
Selaras: Penyembuhan Trauma. Potter, P.A, Perry, A.G. (2010). Buku
Alih Bahasa: Maria, S & Ajar Fundamental Keperawatan
Emmy, L.D. Yogyakarta: : Konsep, Proses, dan Praktik.
Capacitar International, INC. Edisi 3.. Alih Bahasa: Renata
Komalasari,dkk .Jakarta: EGC
Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi.
Jakarta: EGC. Prasetyo, SN. (2010). Konsep dan
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 Proses Keperawatan Nyeri.
32
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Yusrizal. (2012). Pengaruh Teknik
Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta. Relaksasi Nafas Dalam dan
EGC Masase Terhadap Penurunan
Rokim, (2009). Perubahan fisiologi Skala Nyeri pada Pasien Pasca
pada Lansia dengan nyeri sendi, Apendiktomi di Ruangan Bedah
http://digilib.unimus. ac. RSUD Dr. M. Zein Painan.
id/files/disk1/146/ jtptunimus- http://repository.unand.ac.id/17
gdl- diananggra-7263-3-babiip- 872/1/YUSRIZAL. pdf Diakses
t.pdf). Diakses pada 11 januari 11 Januari 2016
2016
Zulaik, Mustawan. (2008). Hubungan
Santoso, H. dan Ismail, A. (2009). Penggunaan Mekanisme
Memahami krisis lanjut usia. Koping Dengan Intensitas Nyeri
Jakarta: Gunung Mulia. Pada Pasien Post Operasi
Fraktur Femur di Unit
Santoso. (2009). Kesehatan dan Gizi. Orthopedi RSU Islam Kustati
Jakarta : Rineka Cipta Surakarta. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ilmu Kedokteran
Tamsuri, (2007). Konsep Dan Universitas Muhammadiyah
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: Surakarta
EGC

Yuliatun, L. (2008). Penangangan


Nyeri Persalinan Dengan
Metode Nonfarmakologi.
Malang: Bayumedia Publishing.

Anda mungkin juga menyukai