Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia.

Namun hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, namun

dapat memicu terjadinya penyakit lain dan memberikan gejala yang lebih lanjut

untuk organ tubuh seperti stroke pada otak, penyakit jantung koroner pada

pembuluh darah jantung dan otot jantung. (Murtiningsih, 2015).

Data menurut WHO tahun 2011, sekitar 1 milyar penduduk dunia

menderita hipertensi di mana dua pertiganya terdapat di negara-negara

berkembang. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran menurut

usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di Kalimantan Selatan pada

penduduk ≥ 18 tahun adalah 39,8%. (Murtiningsih, 2015).

Hipertensi yaitu suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah

meningkat dalam waktu yang lama di mana tekanan darah sistolik di atas 140

mmHg, dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg sebanyak dua kali atau tiga

kali pengukuran selama paling sedikit dua bulan. (Murtiningsih, 2015).

Faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah usia yang terus bertambah

juga akan mempengaruhi jumlah hipertensi secara epidemiologi, rata-rata

penderita hipertensi pada semua propinsi di Indonesia adalah 32,2%. Jumlah

penderita hipertensi ini diperkirakan di masa yang akan datang akan semakin

meningkatkan angka morbiditas akibat gangguan pada organ dan mortalitas,


2

sehingga perlu dilakukan penelitian lebih dalam pada populasi masyarakat atas

faktor resiko yang sudah ada dan salah satu yang cukup berpengaruh adalah kadar

trigliserida. (Suryana. , 2013)

Salah satu akibat hipertensi adalah penyebab penyakit lain seperti kelainan

pembuluh ginjal dan kelenjar tiroid. Faktor ini biasanya erat hubungannya dengan

gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Hipertensi juga terjadi karena

banyak mengkonsumsi makanan berlemak, garam-garaman dan penyedap rasa.

(Indriyani , 2009)

Hubungan trigliserida darah dan tekanan darah dijelaskan secara

mekanisme biologis. Trigliserida merupakan salah satu komponen penyusun

kolesterol VLDL, LDL dan HDL sehingga tingginya kadar ketiga komponen

tersebut di dalam darah kan menimbulkan peningkatan kadar trigliserida darah.

Peningkatan kadar trigliserida darah menyebabkan viskositas darah yang

berdampak pada gangguan aliran darah dalam pembuluh darah sehingga jantung

bekerja lebih keras dalam memompa darah yang efeknya akan terjadi peningkatan

tekanan darah. (Riyadina, 2017)

Trigliserida adalah salah satu jenis lipid yang terdapat di dalam dan

berbagai organ tubuh. Trigliserida merupakan substansi dari gliserol yang

mengikat gugus lemak. (Murtinigsih, 2015). Trigliserida merupakan fraksi lipid

dalam darah yang dibentuk di hati yang berasal dari makanan. Kelebihan kalori

akan disimpan menjadi trigliserida yang disimpan di bawah kulit sebagai

cadangan energi. (Dalimartha, 2008)


3

Tekanan darah yang tinggi pada waktu yang lama dapat memicu terjadinya

trigliserida. Tekanan darah yang tinggi yang terjadi pada tubuh akan membuat

jantung untuk bekerja lebih keras dan darah akan terjadi lebih cepat dan dapat

mengakibatkan saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah. Tekanan

darah yang kuat dapat merusak jaringan pada pembuluh darah sehingga lemak

lebih mudah menumpuk.(Saha et.al,2008)

Peningkatan kadar trigliserida mengindikasikan adanya faktor resiko

terkena arteriosklerosis, yang juga dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini dapat

menimbulkan stroke apabila pembuluh darah otak yang tersumbat (Corwin,2001).

Berdasarkan data tahun 2017 di Puskesmas Mandastana Kabupaten. Barito

Kuala menemukan fakta pasien menderita hipertensi sebanyak 1021 orang. Untuk

mengurangi resiko terkena stroke atau arteriosklerosis , maka pasien hipertensi

diperiksa darah terutama kadar trigliserida.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian di

Puskesmas Mandastana Kabupaten. Barito Kuala dengan Judul “Gambaran Kadar

Trigliserida Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Mandastana Bulan Maret -

April 2018”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kadar trigliserida pada pasien hipertensi di

Puskesmas Mandastana?

C. Batasan Masalah
4

Dari identifikasi masalah tersebut, peneliti akan membatasi penelitian

ini pada pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Mandastana pada bulan

Maret - April 2018.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar trigliserida pada penderita hipertensi di Puskesmas

Mandatana kabupaten.Batola.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar trigliserida pada pasien hipertensi.

b. Untuk mengetahui presentasi kadar trigliserida ˂ 150 mg/dl pada pasien

hipertensi.

c. Untuk mengetahui presentasi kadar trigliserida ˃ 150 mg/dl pada pasien

hipertensi.

E. Manfaat Penelitian Teoritis

1. Teoritis

a.Merupakan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

di perkuliahan.

b.Sebagai tambahan pustaka dalam proses belajar mengajar di bidang ilmu

kimia klinik.

2. Praktis

a.Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti.

b.Sebagai masukan kepada Puskesmas Mandastana perihal gambaran

trigliserida pada pasien hipertensi.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lipid

1. Definisi Lipid/Lemak

Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut

dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Lemak disebut juga lipid adalah

suatu zat yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama

untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh

diperoleh dari dua sumber yaitu makanan dan hasil produksi organ hati yang

bisa disimpan dan sel-sel lemak sebagai cadangan energi. (Madja, 2008)

2. Fungsi Lipid

Lipid berfungsi untuk cadangan energi, bantalan organ-organ tubuh

yang lain, memberikan fiksasi organ tubuh seperti biji mata dan ginjal,

isolasi sehingga panas dalam tubuh tidak akan keluar, mempertahankan

tubuh dari gangguan luar seperti pukulan atau bahan-bahan berbahaya

seperti zat kimia yang dapat merusak jaringan otot dan dapat membentuk

garis-garis dalam tubuh yang tidak baik. ( Sunarya, 2008)

3. Pembagian Lipid dalam Darah

a. Trigliserida

Trigliserida merupakan penyimpan lipid yang utama di dalam

jaringan adipase. Bentuk lipid ini akan terlepas setelah menjadi

hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif hormon menjadi asam lemak
6

bebas dan gliserol. Asam lemak akan terikat pada albumin serum dan

untuk pengangkut ke jaringan, tempat asam lemak tersebut dipakai

sebagai sumber bahan bakar yang penting. (Mayer, 2008)

b. Kolesterol

Yaitu komponen lipid yang terdapat pada pembuluh darah yang

mempunyai sifat tidak larut dan berbentuk lilin. (Murtiningsih, 2015)

c. Fosfolipid

Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus dalam jumlah

yang lebih sedikit, sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah

dapat ikut serta dalam metabolisme sel dan juga koagulasi darah. (

Wadi, 2011)

d. Asam Lemak

Lemak yang terdapat di dalam makanan terdiri dari beberapa

jenis lemak, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh cenderung meningkatkan kadar kolestrol dalam

trigliserida yang merupakan komponen lemak di dalam darah yang

berbahaya pada kesehatan. Menahan makanan yang mengandung lemak

jenuh adalah lemak hewan, lemak susu, keju, mentega, krim, santan dan

minyak kelapa. Lemak tidak jenuh terdiri dari lemak tidak jenuh

tunggal dan lemak tidak jenuh ganda yang dapat mengurangi kadar

trigliserida darah dan kolestrol. (Suryana , 2013)

B. Trigliserida

1. Pengertian Trigliserida
7

Trigliserida adalah suatu jenis lemak yang terdapat di dalam dan

berbagai organ di dalam tubuh, dari sudut kimia trigliserida merupakan

substansi dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak (Murtiningsih,

2015). Trigliserida merupakan fraksi lemak dalam darah yang dibentuk

di hati yang berasal dari makanan, kelebihan kalori akan disimpan

menjadi trigliserida yang disimpan di bawah kulit, cadangan sumber

energi. (Dalimartha S, 2008). Untuk melihat struktur trigliserida dapat

dilihat digambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Trigliserida

2. Sumber Trigliserida

Makanan yang memicu terjadinya trigliserida, lemak trans dan

lemak jenuh tinggi seperti keju, daging, jeroan, makanan tinggi

karbohidrat, minuman manis, santan dapat meningkatkan kadar

trigliserida dalam darah. (Ayu,2011)

3. Transport Trigliserida
8

Trigliserida dalam darah ditransportasikan melalui dua jalur

yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Pada jalur eksogen, trigliserida

dalam usus dikirim dalam chilomikron. Trigliserida dalam chilomikron

tadi akan mengalami penguraian lanjutan yang dilakukan oleh enzim

lipoprotein lipase sehingga akhirnya akan terbentuk asam lemak bebas

dan chilomikron. Asam lemak bebas yang dihasilkan akan bergerak

menembus jaringan otot dan jaringan di bawah kulit, kemudian akan

diubah menjadi trigliserida. Pada jalur endogen trigliserida

ditransportasikan dalam bentuk lipoprotein yang bernama Very Low

Density Lipo protein (VLDL), trigliserida di luar hati dan berada dalam

jaringan akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis

kemudian di metabolisme oleh hati menjadi kolesterol Low Density

Lipoprotein (LDL). (Graha, 2010)

4. Metabolisme Trigliserida

Sebagian besar sintesa trigliserida dalam hati tetapi ada juga

orang disintesa dalam jaringan adiposa, trigliserida yang ada dalam hati

kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adiposa, di mana

trigliserida juga disimpan sebagai energi. (Guyton, 2008).

Sintesis triasilgliserol berlasung didalam retikulum endoplasma

(RE ; endoplasmic reticulum (ER)). Di dalam hati dan jaringan adiposa,

asam lemak dalam sitosol menyusup kedalam membran retikulum

endoplasma. Asil – Co A sintesa yang terikat kuat pada membran

mengaktifasi dua asam lemak, dan asil – Co A transferase


9

mengesterifikasi asam lemak tersebut dengan gliserol 3- fosfat, untuk

membentuk asam fosfotidat. Asam fosfotidat fosfatase melepaskan

fosfat, dan di dalam membran, 1,2 – diasilgliserol diesterifikasi dengan

molekul asam lemak yang ketiga Dalam usus, sintesis gliserol juga

terjadi di dalam membran retikulum endoplasma, tetapi asam lemak

diesterifikasi dengan 2-monoasil gliserol ( Ku chol, 2002 ).

5. Pemeriksaan Kadar trigliserida

Sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk puasa semalam

selama 8-10 jam. Penetapan kadar trigliserida dilakukan secara

enzimetik. Trigliserida dihidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak

bebas oleh lipase, dengan metode GPO-PAP. Trigliserida juga

ditentukan dengan pengukuran secara langsung terhadap gliserolpada

suatu ekstrak fosfolipid dengan saponifikasi, gliserol bebas dioksidasi

dengan natrium etaperiodate menjadi formaldehyde.Selanjutnya

direaksikan dengan asam kromatopat dan membentuk warna yang dapat

diukur dengan photometer. Ketepatan dari metode ini kurang lebih 14

% (Spicher, 1994}.

Metode : GPO-PAP

Tes enzimatik kolorimetik untuk trigliserida dengan

Lipid Clearing faktor ( LCF)

Prinsip : Trigliserida diukur secarahidrolisa enzimatik dengan lipase.

Indikator quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksida,


10

4-aminoantipyrine dan 4-chlrophenol dibawah pengaruh

katalisa peroksida.

Reaksi : Trigliserida → gliserol + asam lemak

Gliserol + ATP > gliserol-3-pospat + ADP

Gliserol-3-phospat > dihidroksiaseton + H2O2

H2O2 + 4-aminoantipyrine > quinoneimine + HCL+

H2O2

Keterangan : GK = gliserol kinase

GPO= gliserol3—pospat oksidase

POD= peroksidase

(E. Spicher, 1994)

Nilai normal : < 150 mg/dl

6. Efek Hipertrigliseridemia

Jika kita mengkonsumsi lebih banyak kalori dari yang

dibutuhkan dengan makan yang berlebihan, maka dapat menyebabkan

trigliserida yang tinggi yang dikenal dengan istilah hipertrigliseridemia

(Corwin, 2001).

Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan ditandai dengan

peningkatan kadar trigliserida > 150 mg/dl ( Miller, 2009).

Penderita hipertrigliseridemia memiliki resiko lebih besar

terkena arterosklerosis. Trigliserida yang tinggi juga sering merupakan

tanda dari penyakit lain seperti hipertensi, pangkreatitis, hipotiroidisme,


11

penyakit hati, diabetes yang tidak terkontrol, penyakit ginjal (Corwin

2001).

C. HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan dalam darah yang terdapat di

dalam arteri yaitu tekanan sistolik yang mencapai angka 140 mmHg atau

lebih, dan tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. Tekanan yang

tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,

gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan pada ginjal. (Rentiwidya,

2015)

2. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh

kita. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan

mengukur tekanan darah secara teratur.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter mercury (mm Hg)

dan digambarkan sebagai dua angka tekanan sistolik terhadap tekanan

diastolik. Jika pengukuran tensi 120/80 mmHg, artinya sistolik 120 dan

diastolik adalah 80. Pengukuran didasarkan pada seberapa besar tekanan

dalam arteri yang menyebabkan kolom air raksa pada alat pengukur

tekanan darah.

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO, batasan-batasan nilai

sistolik dan diastolik sebagai berikut:

a. Normal: nilai sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg


12

b. Prahipertensi : nilai sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89

mmHg

c. Hipertensi : nilai sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg

d. Hipertensi stadium 1 : sistolik 141-159 mmHg dan diastolik 91-99

mmHg

e. Hipertensi stadium 2 ; sistolik 160-180 mmHg dan diastolik 100-110

mmHg (Indriyani ,2009).

3. Penyebab Hipertensi

Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum diketahui

lebih jelas. Dengan kata lain, hampir 90% penderita hipertensi tidak

diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, para ahli telah mengungkapkan

bahwa paling tidak ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena

hipertensi, yakni faktor yang tidak dapat dikontrol dan yang dapat dikontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan

Jika seseorangan mempunyai orang tua yang salah satu menderita

hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar untuk

terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal

(tidak menderita hipertensi). Namun demikian, bukan berarti

bahwa semua yang mempunyai keturunan hipertensi pasti akan

menderita hipertensi. Oleh karena itu, jika mempunyai keturunan

hipertensi sebaiknya periksakan tekanan darah secara teratur.

Dengan demikian, tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.


13

2) Jenis Kelamin

Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan

dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan kaum pria lebih

banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi

seperti stres, kelelahan, dan makan tidak terkontrol. Biasanya,

wanita akan mengalami peningkatan risiko terkena hipertensi

setelah masa menopause (sekitar 45 tahun).

3) Umur

Pada umumnya, hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun,

sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah masa

menopause).

b. Faktor yang dapat dikontrol

1) Kegemukan

Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko

terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan wanita langsing

pada usia yang sama. Selain itu, dikatakan bahwa lebih dari 50%

hipertensi, baik pada pria maupun wanita, berhubungan dengan

kegemukan.

2) Kurang Olah Raga

Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada umumnya

cenderung mengalami kegemukan. Telah di singgung di atas

bahwa kegemukan akan menaikkan tekanan darah. Efek positif

lain dari olahraga, selain dapat menurunkan berat badan, juga


14

dapat menghilangkan stress. Menurut para ahli, stres merupakan

salah satu faktor yang menunjang terjadinya hipertensi.

3) Merokok dan Konsumsi Alkohol

Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan

kesehatan. Selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam

pembuluh darah, nikotin juga dapat menyebabkan pengapuran

pada dinding pembuluh darah. Mengkonsumsi alkohol juga

membahayakan kesehatan karena dapat meningkatkan sintesis

katekholamin. Adanya katekholamin dalam jumlah besar akan

memicu kenaikan tekanan darah.

4) Konsumsi garam berlebih

Banyak orang mengatakan bahwa mereka tidak mengkonsumsi

garam, tetapi masih menderita hipertensi. Selama ini, banyak

orang mengartikan konsumsi garam adalah garam meja atau

garam yang sengaja ditambahkan dalam makanan saja. Pendapat

ini sebenarnya kurang tepat karena hampir semua makanan

mengandung garam, tetapi jumlahnya berbeda satu sama lain.

Diperkirakan ¼ sampai 1/3 dari garam yang kita makan terdapat

secara alamiah pada makanan itu sendiri. Ada sekitar 1/2nya

berasal dari tambahan garam [sodium] yang sengaja ditambahkan.

Misalnya, pada bahan makanan yang dikalengkan, roti, daging,

ikan yang diawetkan, dan sayur yang diasinkan (seperti acar

maupun asinan).
15

Kebiasaan makan yang tinggi protein dan lemak seperti yang

terjadi pada budaya makan ala barat dapat menimbulkan damfak negatif,

seperti kegemukan, hipertensi, dan hiperkolesterolemia. Pada penderita

hipertensi, hiperlipedemia merupakan faktor penyebab penyakit jantung

koroner .

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

a. Hipertensi esensial/primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya, dan ada kemungkinan karena faktor keturunan tau

genetik (90%).

b. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari

adanya penyakit lain. Faktor ini biasanya juga erat hubungannya

dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Penyebab

terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal, kelainan

hormonal, obat-obatan (pil KB), dan lain-lain ( Indriyani,2009 ).

4. Gejala Hipertensi

Gejala-gejalanya meliputi mimisan, pusing, mudah marah dan

telinga berdenging. Gejala lain dari terserangnya hipertensi yaitu mata

penglihatan kabur, hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada ginjal, otak,

mata dan jantung. Penderita hipertensi berat dapat meningkatkan penurunan

kesadaran bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. (Hardi Sunanto,

2009)

D. Landasan Teori
16

Kadar lemak dalam darah terutama trigliserida meningkat dalam waktu

yang lama akan menyebabkan penumpukan trigliserida dalam darah. Gangguan

kesehatan yang terjadi akibat trigliserida yang tinggi pada tubuh yaitu jenis

gangguan yang merupakan hasil dari gabungan penyakit komplikasi seperti

hipertensi, diabetes melitus, kegemukan dan jantung. Kadar trigliserida yang

tinggi bisa berakibat pada terjadinya pengerasan arteri. Dan arteri yang

mengeras sangat beresiko pada arterosklerosis yang mengakibatkan stroke atau

penyakit jantung. (Indriyani , 2009)


17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu

metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran kadar

trigliserida pada pasien hipertensi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah semua

pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Mandastana

pada bulan Maret, April 2018.

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian yang akan dilakukan ini

adalah adalah semua pasien hipertensi yang berobat pada bulan

Maret, April 2018 di puskesmas Mandastana dan pengambilan

sampel dengan tehnik total sampling.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Mandastana

Kabupaten Batola.

2. Waktu Penelitian
18

Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret , april

2018.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengambilan darah vena : Disposible syringe terumo 3 cc, kapas

alkohol, plester, torniquette, tabung penutup darah dan tutupnya.

2. Pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP : fotometer 5010, tabung

reaksi kecil, mikropipet 10 ul, yellow tip dan blue tip, rak tabung, kertas

tisu.

Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan trigliserida : reagen

trigliserida dan standart gliserida, merk Rajawali Nusindo.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan penelitian ini adalah tekanan

darah pasien hipertensi dan kadar trigliserida.

2. Definisi Operasional

a. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah

dipembuluh darah meningkat dalam waktu yang lama dimana

tekanan sistolik diatas 140 mmHg, dan tekanan diastoliknya

diatas 90 mmhg sebanyak dua kali atau tiga kali pengukuran

selama paling sedikit dua bulan.


19

b. Kadar trigliserida adalah nilai trigliserida yang terdapat dalam

darah setelah pengukuran serum dan dinyatakan dalam mg/dl.

F. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui:

1. Izin

Pembuatan ijin penelitian yang diperoleh dari pimpinan

puskesmas mandastana kabupaten Barito kuala.

2. Inform Consent

Permintaan persetujuan pada responden.

3. Kuesioner

Jawaban terhadap kuesioner dilakukan dengan cara wawancara.

4. Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi

Untuk melakukan pengukuran tekanan darah peneliti dibantu

oleh tenaga profesional, yakni perawat. Caranya adalah sebagai

berikut:

a) Pasien disuruh duduk atau berbaring.

b) Pasang manset sphygmomanometer pada lengan bagian atas

(posisi sphygmomanometer dengan lengan pasien sejajar)

lalu tempelkan stetoskop (bagian diafragma) pada arteri

brakealis.

c) pompa air raksa secara perlahan sampai ukuran tekanan darah

kira-kira 200 mmHg.


20

d) Lalu turunkan dengan cara mengepiskan manset perlahan,

kemudian dengarkan bunyi detak pertama (itulah nilai

sistolik) sampai detak terakhir (nilai diastolik).

5. Pengambilan Darah Vena

a) Pasien disiapkan dengan posisi yang nyaman.

b) Pasang torniquette pada lengan pasien.

c) Setelah vena didapat lalu disapu dengan kapas alkohol

(biarkan kering sebentar).

d) Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke

atas, bila jarum berhasil masuk vena akan terlihat darah

masuk dalam semprit.

e) Kemudian ambil darah 2 cc, lalu letakkan kapas alkohol pada

bekas tusukan dan jarum ditarik/dilepas.

f) Masukkan sampel darah ke dalam tabung reaksi, lalu diamkan

selama 15 menit.

g) Kemudian diputar dalam sentrifuge dengan kecepatan 3000

rpm selama 5 menit sehingga didapatkan serum yang

digunakan sebagai sampel penelitian.(Kemenkes,2016).

6. Pengukuran kadar trigliserida total (metode GPO-PAP, merk

Rajawali Nusindo)

a) Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 3.1 Prosedur Kerja Pemeriksaan Trigliserida


21

Blanko Standart Sampel


Sampel - - 10 ul
Standar - 10 ul -
Reagen 1000 ul 1000 ul 1000 ul

b) Dicampur dan didiamkan selama 10 menit pada suhu

ruangan atau 5 menit pada suhu 37oC.

c) Dibaca Absorben sampel dan standart terhadap blang

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dari penelitian ini akan diperoleh data mengenai:

a) Hasil wawancara tentang riwayat hipertensi pasien.

b) Presentasi jumlah pasien hipertensi yang kadar

trigliseridanya ˃ 150 mg/dl, yaitu:

% Pasien HT yang trigliseridanya > 150 mg/ml :

= ∑ Pasien HT yang trigliseridanya > 150 mg/ml x

100%

∑ Sampel pasien yang diperiksa

% Pasien HT yang trigliseridanya < 150 mg/ml :

= ∑ Pasien HT yang trigliseridanya < 150 mg/ml x 100

∑ Sampel pasien yang diperiksa

Hasil pengukuran darah pasien hipertensi.


22

2. Analisis Data

Pada penelitian yang dilakukan ini data yang diperoleh

merupakan data primer berupa kadar trigliserida pada pasien

hipertensi yang diperiksa darahnya dianalisa secara deskriptif

berupa frekuensi dan persentase, disajikan dalam bentuk tabel dan

diagram.

H. Jadwal Penelitian

Adapun karya tulis ilmiah ini sepenuhnya dilaksanakan

pada semester II (dua) pada tahun 2018 terdiri dari beberapa

tahapan yang tercantum dalam jadwal penelitian berikut :

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

2018
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Penyusunan Proposal X X
2 Konsultasi Proposal X X
3 Ujian Proposal X
4 Perbaikan Proposal X
5 Persiapan Penelitian X
6 Pelaksanaan Penelitian X X
Pengumpulan dan
7 Pengolahan Data X X
8 Penyusunan KTI X X X
9 Ujian Akhir Program X

Anda mungkin juga menyukai