BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Per Kelurahan Di Wilayah UPT Puskesmas Marina
Permai tahun 2018
No Nama Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Langkai & Panarung (sebagian) 18.062 jiwa
2 Tanjung Pinang 5.025 jiwa
Jumlah 23.087 jiwa
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah penduduk paling
banyak berada di Kelurahan Langkai dikarenakan wilayah ini
merupakan pusat kota dan pusat pembelanjaan sehingga mobilisasi
penduduknya sangat tinggi. Menurut undang-undang No.5 tahun 1960,
tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori yaitu:
1 Langkai & 18.062 Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
panarung
(sebagian)
Sumber dana pengadaan obat berasal dari APBD Kota yang berasal dari
dinas kesehatan, dan jika obat yang diadakan tidak tersedia oleh dinas
kesehatan kota maka akan digunakan DAK (dana anggaran khusus)
puskesmas.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan /Pengelola
Sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan pada tahun 2018 di
wilayah Puskesmas Marina Permai, antara lain :
1 Posyandu Bayi/Balita 10
2 Posyandu Lansia 4
3 Posbindu 1
9
Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Profesi dan Status Kepegawaian
Di UPT Puskesmas Marina Permai Tahun 2018
Status Kepegawaian
No Jenis Ketenagaan Jumlah PNS PTT Kontrak TKS
Daerah
1 Dokter Umum 3 2 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 Perawat 21 19 2
4 Bidan 3 3
5 Kesehatan Masyarakat 1 1
6 Perawat Gigi 1 1
7 Gizi 2 2
8 Analis Kesehatan 1 1
9 Sanitarian 1 1
10 Fungsional Umum 1 1
11 Apoteker 1 1
12 Asisten Apoteker 2 2
13 Administrasi 1 1
14 Cleaning Service 1 1
JUMLAH 42 35 2 4 1
7. Dana Puskesmas
sebagian besar perolehan anggarannya berasal dari dana JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), Operasional
Kesehatan dari pemerintah daerah, dan retribusi masyarakat dengan
menyediakan pelayanan rawat jalan.
a. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
UPT Puskesmas Marina Permai memperoleh dana JKN pada tahun
2018 memperoleh dana sebesar Rp. 18.333.000,- dengan pemanfaatannya
untuk belanja peralatan, bahan/material, perbekalan kesehatan, jasa
pelayanan medis.
12
No PENYAKIT JUMLAH
1 Infeksi akut lain pada saluran 3.773
nafas bagian atas (J06)
2 Hipertensi (I10) 2.301
3 Pharingitis Acut (J02) 1.927
4 Gastritis (K25) 1.001
5 Otot Rangka (M.06.9) 633
6 Febris (R50) 506
7 Myalgia (M.79) 403
8 Anemia/kekurangan zat besi 397
(D50)
9 Dermatitis Kontak Alergi (L23) 387
10 Diabetes Melitus tidak 366
tergantung insulin (E11)
Tabel 1.10 Hasil kegiatan dan indikator Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) dan Keluarga Berencana (KB) Puskesmas Marina Permai tahun
2018
berkualitas.1
Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana
nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas
penduduk. Salah satu kunci dalam rencana strategi nasional Indonesia 2010
adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut keluarga berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama. Untuk mengoptimalkan keluarga berencana bagi kesehatan,
pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi
BAB II
PERMASALAHAN
Man Money
Kurangnya inovasi
metode penyuluhan
Terbatasnya biaya dan optimalisasi
operasional untuk penyuluhan tentang
Jumlah petugas yang pengadaan fasilitas KB di wilayah
kurang dan memiliki penunjang kegiatan Puskesmas Marina Permai
tugas rangkap
Media penyuluhan
Terbatasnya fasilitas
tentang KB masih
untuk menunjang
kurang beragam
kegiatan penyuluhan
KB
Machine Material
M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari 1%
atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta
kepentingan instansi terkait.
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu. Importancy terdiri
dari:
- Severity (S): berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah
kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi)
- Rate of increase (RI): berat ringannya hambatan jika masalah tersebut
tidak ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin tinggi)
- Public concern (Pco): banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi
perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin
tinggi)
- Political climate (PC): banyak sedikitnya perhatian politik terhadap
masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin
tinggi)
- Social benefit (SB): banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan
manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak memberi manfaat
sosial, nilai semakin tinggi)
V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari
perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan
(input) yang dipergunakan.
C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan
pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu:
P = M.I.V.C
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu
parameter ke parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter.
20
2 Money: 2 3 1 2 12 5
Terbatasnya biaya operasional untuk pengadaan
fasilitas penunjang kegiatan.
3. Method: 4 4 2 3 96 2
4. Machine: 3 3 1 2 18 4
Terbatasnya fasilitas untuk menunjang kegiatan
penyuluhan KB
5 Material: 3 3 2 3 54 3
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ketentuan umum:
a. Puskesmas yang menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas
yang letaknya strategis terhadap Puskesmas non rawat inap dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama disekitarnya, yang dapat
dikembangkan menjadi pusat rujukan antara atau pusat rujukan.
b. Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasuskasus yang
lama rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan
lebih dari 5 (lima) hari harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
c. Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat
inap, sesuai dengan ketentuan.
d. Puskesmas di kawasan perkotaan dapat menyelenggarakan pelayanan
rawat inap dengan jumlah tempat tidur paling banyak 5 (lima) tempat
tidur.
e. Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil, dan sangat terpencil dapat
menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur
paling banyak 10 (sepuluh) tempat tidur. Dalam kondisi tertentu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksesibilitas, jumlah tempat tidur di Puskesmas di kawasan perdesaan,
terpencil dan sangat terpencil dapat ditambah, dengan tetap
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada.
2. Fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat rujukan dan rujukan antara dari
Puskesmas non rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya yang ada di sekitarnya, sebelum dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan.
3. Kegiatan:
a. Merawat penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas sesuai
standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
b. Merawat penderita gawat darurat secara tuntas ataupun merawat sementara
dalam rangka menstabilkan kondisi sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan, sesuai standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
c. Observasi penderita dalam rangka diagnostik.
26
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
S W
O 1. Peran SDM (perawat) dapat 1. Pembentukan DERMAS
membantu pembuatan DERMAS dengan anggowa penduduk usia
dengan anggota penduduk usia produktif
produktif
T 1. Banyaknya SDM perawat dapat 1. Melakukan penyuluhan
membantu penyuluhan untuk mengenai pentingnya KB untuk
meningkatkan pengetahuan mencegah terjadinya dampak
masyarakat tantang KB negative kepada masyarakat,
agar meningkatkan target
capaian mengenai akseptor KB
aktif
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Target pencapaian Akseptor KB aktif di Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas Marina Permai masih rendah. Melalui metode PAHO-CENDES
didapatkan beberapa prioritas masalah yang menyebabkan angka akseptor
KB wilayah kerja Puskesmas Marina Permai masih rendah. Maka
disusunlah pembahasan dan analisis dari masalah prioritas maupun masalah-
masalah lainya dalam makalah ini. Berdasarkan analisis prioritas pemecahan
masalah menggunakan etode PAHO-CENDES, maka solusi yang paling
utama untuk dilakukan yaitu diadakannya pembentukan Kader Masyarakat
sebagai kader yang akan membantu puskesmas untuk melakukan
penyuluhan KB di wilayah kerja Puskesmas Marina Permai.
5.2 Saran
Pembentukan DERMAS merupakan evaluasi berkala dari puskesmas
dan sektor lainnya (kelurahan), sehingga efektivitas program ini dapat
terjamin. Selain itu, sebaiknya terdapat DERMAS di setiap kelurahan di
wilayah kerja puskesmas Marina Permai yang di pantau dan dikoordinir
oleh pihak pemegang program puskesmas Marina Permai serta kelurahan
setempat.
34
DAFTAR PUSTAKA