Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DATA UMUM


1.1.1 Keadaan Geografis

UPT Puskesmas Marina Permai merupakan salah satu dari 10


Puskesmas yang ada di kota Palangka Raya yang terletak di sebelah utara
kota Palangka raya yang berjarak 5 kilometer dari Bundaran Besar , dengan
waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Dengan Wilayah kerja 3 Kelurahan yaitu
a. Sebagian Kelurahan Langkai
b. Sebagian Kelurahan Panarung
c. Kelurahan Tanjung Pinang
Secara administrasi UPT Puskesmas Marina Permai berbatasan dengan :
a. Sebelah utara :berbatasan dengan wilayah RSUD Kota Palangka
Raya.
b. Sebelah Selatan :berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas
Menteng
c. Sebelah Timur :berbatasan dengan wilayah UPT Kereng Bengkirai
d. Sebelah Barat :berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas
Panarung.

Gambar 1.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Marina Permai


2

Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari


geografis wilayah, dimana secara geografis dapat digambarkan jarak dan
waktu tempuh ke fasilitas kesehatan. Daerah – daerah yang ada di wilayah
kerja UPT Puskesmas Marina Permai pada dasarnya dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 2 atau 4, hanya saja ada beberapa wilayah di desa
Talio dan Tanjung Pinang Seberang masih menggunakan akses jalan
melewati alur sungai.
1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim
Keadaan geografis dataran rendah dengan suhu maksimum 32
derajat celsius, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember. Rata-
rata curah hujan di kota Palangkaraya dan sekitarnya tercatat 282,4 mm
dengan jumlah terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada
bulan Desember. Tekanan udara rata-rata adalah 1012,0 (milibar).
Persentase kelembaban udara adalah 88,0 (%). Besarnya suhu atau
temperature udara rata-rata adalah 26,5 (0C). Besarnya kecepatan angin
rata-rata 2,9 (knots) dan persentase lamanya penyinaran matahari rata-rata
45,0 (%).
1.1.3 Jangkauan Transportasi
UPT Puskesmas Marina Permai merupakan salah satu dari 10
Puskesmas yang ada di kota Palangka Raya yang terletak di sebelah utara
kota Palangka raya yang berjarak 5 kilometer dari Bundaran Besar ,
dengan waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan roda 4. secara
geografis dapat digambarkan jarak dan waktu tempuh ke fasilitas
kesehatan. Daerah – daerah yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Marina Permai pada dasarnya dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2
atau 4, hanya saja ada beberapa wilayah di desa Talio dan Tanjung Pinang
Seberang masih menggunakan akses jalan melewati alur sungai.
1.1.4 Distribusi Penduduk
UPT Puskesmas Marina Permai pada tahun 2018 mempunyai
jumlah penduduk sebanyak 23.087 jiwa terdiri dari laki-laki 11.827 jiwa
perempuan sebanyak 11.260 jiwa
3

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Per Kelurahan Di Wilayah UPT Puskesmas Marina
Permai tahun 2018
No Nama Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Langkai & Panarung (sebagian) 18.062 jiwa
2 Tanjung Pinang 5.025 jiwa
Jumlah 23.087 jiwa
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah penduduk paling
banyak berada di Kelurahan Langkai dikarenakan wilayah ini
merupakan pusat kota dan pusat pembelanjaan sehingga mobilisasi
penduduknya sangat tinggi. Menurut undang-undang No.5 tahun 1960,
tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori yaitu:

Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 jiwa / km2


Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 – 250 jiwa / km2
Padat : kepadatan penduduk mencapai 251 – 400 jiwa / km2
Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 400 jiwa / km2
t Table 1.2 Kepadatan Penduduk

No Kelurahan Jumlah Luas wilayah Kepadatan kategori


penduduk (km2) (jiwa/km2)

1 Langkai & 18.062 Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
panarung
(sebagian)

2 Tanjung pinang 5.025 44,00 114 Kurang padat

Berdasarkan table diatas Dari data tersebut dapat disimpulkan


bahwa kelurahan langkai dan panarung termasuk dlam kategori sangat
padat, dan kelurahan Tanjung pinamg termasuk dalam kategori kurang
padat. Hal ini sangat berdampak kepada tingkat sanitasi, tingkat
kesehatan dan penyebaran penyakit di wilayah Puskesmas Panarung.
4

1.1.5 Lingkungan Perumahan


Lingkungan perumahan pada wilayah kerja Puskesmas Marina
Permai terdiri dari perumahan permanen berbahan semen dan sebagian
rumah panggung berbahan kayu. Masyarakat banyak menggunakan
jamban jenis leher angsa, yaitu merupakan jamban yang dianjurkan dalam
kesehatan lingkungan. Dapat disimpukan masyarakat memiliki akses
sarana sanitasi yang layak.
1.1.6 Air Bersih
Air bersih mudah didapatkan yang berasal dari air tanah dengan
menggunkan alat pompa air otomatis. Sebagian daerah juga
memanfaatkan airsungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Untuk air
minum kebanyakan warga menggunakan air tanah yang direbus sampai
mendidih.
1.1.7 Pembuangan Limbah
Limbah terbanyak di wilayah Puskesmas Marina Permai adalah
limbah rumah tangga berupa sampah. Masyarakat membuang sampah di
sekitar halaman rumah yang dikumpulkan kemudian dimusnahkan
dengan cara dibakar.
1.1.8 Sarana dan Prasarana
Sarana Pendidikan yang berada pada wilayah kerja UPT
Puskesmas Marina Permai terdapat Taman Kanak – kanak, SD/MI,
SMP/MTS dan SMA/MA.
Tabel 1.3 Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Puskesmas Marina
Permai
Jumlah Sarana Pendidikan Di Wilayah UPT Puskesmas Marina Permai
tahun 2018
NO Strata Pendidikan Sekolah Murid Guru
1 TK/RA 6 470 86
2 SD/MI 7 850 115
3 SMP/MTs 3 520 92
4 SMA/MAN 1 165 70
jumlah 17 2.005 363
5

Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa dalam wilayah


kerja UPT Puskesmas Marina Permai terdapat Taman kanak – kanak
terdapat 6 sekolah dan SD/MI terdapat 7 sekolah, SMP/MTS terdapat 3
sekolah dan SMA/MA terdapat 1 sekolah. Sarana pendidikan tersebut
tersebar di 3 kelurahan yang berada dalam wilayah kerja UPT Puskesmas
Marina Permai.
Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Marina Permai
Sarana Kesehatan yang ada dalam wilayah kerja UPT Puskesmas
Marina Permai berupa 1 (satu) Puskesmas, 1 (satu) Puskesmas Pembantu
dan 1 (satu) Poskesdes. Untuk Puskesmas sarana kesehatan kondisi
bangunannya bagus, karena baru dibangun dan masih dalam kondisi
perawatan. Sedangkan untuk Pustu dan poskesdes dalam keadaan rusak
ringan. Pada masing – masing sarana kesehatan tersedia tenaga kesehatan,
pada pustu terdapat 2 orang bidan dan 1 Orang Perawat pada poskesdes
terdapat 1 orang bidan.
1.2 Gambaran Puskesmas Marina Permai
1.2.1 Visi,Misi, dan Motto Puskesma Marina Permai
VISI :Mewujudkan puskesmas yang memberikan pelayanan dengan
profesional kepada masyarakat di wilayah kerja UPT puskesmas
Marina Permai
MISI :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang adil dan
bermutu
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya
pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor
MOTTO : “Kami PEDULI terhadap kesehatan masyarakat”
6

1. Struktur Organisasi Puskesmas

Gambar 2.1 struktur organisasi puskesmas

2. Denah puskesmas Marina Permai

Gambar 3.1 Denah Puskesmas Marina Permai


7

3. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat


Ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar tahun 2018 relatif cukup
baik dalam hal jenis maupun jumlahnya.
Tabel 1.4 daftar 10 obat tersering digunakan puskesmas marina permai
No NAMA OBAT JUMLAH
1 Paracetamol 57.822
2 Captopril 25 mg tab 53.439
3 Dexamethasone 45.705
4 Vitamin C tab 44.667
5 Vitamin B Coplex tab 31.902
6 Sianokobalamin (Vit. B12) tab 30.227
7 Amoxicilin tab 27.127
8 Antasida tab 23.557
9 Ibufrofen tab 13.176
10 Ambroxol tab 11.217

Sumber dana pengadaan obat berasal dari APBD Kota yang berasal dari
dinas kesehatan, dan jika obat yang diadakan tidak tersedia oleh dinas
kesehatan kota maka akan digunakan DAK (dana anggaran khusus)
puskesmas.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan /Pengelola
Sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan pada tahun 2018 di
wilayah Puskesmas Marina Permai, antara lain :

a. Milik pemerintah kota Palangka Raya, yaitu 1 buah Puskesmas Marina


permai
c. Milik pemerintah kota Palangka Raya, yaitu 1 buah puskesmas
pembantu bukit pinang, 1 buah poskesdes Tanjung pinang.
5. Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium
Kesehatan
Sarana Pelayanan kesehatan dengan kemampuan laboratorium
kesehatan dasar antara lain :
a. Puskesmas Marina Permai memiliki laboratorium kesehatan dasar
8

6. Posyandu Menurut Strata


Table 1.4 posyandu menurut strata
No. Wilayah Keterangan
1 Kelurahan Langkai Posyandu Bayi/Balita Ananda
Posyandu Bayi/Balita Marina
Posyandu Bayi/Balita Borneo Sejahtera
Posyandu Lansia Borneo Barigas
2 Kelurahan Panarung Posyandu Bayi/Balita Harapan Bunda
3 Kelurahan Tanjung Posyandu Bayi/Balita Bunga Bakung
Pinang
Posyandu Bayi/Balita Permata Bunda
Posyandu Bayi/Balita Bengaris
Posyandu Bayi/Balita Mahabbah
Posyandu Bayi/Balita Pusun Pinang
Posyandu Lansia Cinta Kasih
Posyandu Lansia Pelita Hati
Pos Puskesmas Keliling Bakung Merang
Pos Puskesmas Keliling Pelabuhan Bukit Pinang
Pos Puskesmas Keliling Tanjung Pinang
Seberang
Pos Puskesmas Keliling Talio

7. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


Table 1.5 Jumlah Jenis UKBM di wilayah kerja UPT Puskesmas Marina
Permai

NO JENIS UKBM JUMLAH

1 Posyandu Bayi/Balita 10

2 Posyandu Lansia 4

3 Posbindu 1
9

Milik pemerintah kota Palangka Raya, yaitu 2 buah puskesmas pembantu


bukit pinang, 1 buah poskesdes Tanjung pinang. Dengan jumlah Posyandu
sebanyak 12 buah terdiri dari Posyandu Balita 10 buah dan Posyandu Lansia 4
buah dan posbindu 1 buah.

6. Data Dasar Puskesmas


Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna
bila kebutuhan sumber daya kesehatan terpenuhi, gambaran mengenai situasi
sumber daya kesehatan di UPT Puskesmas Marina Permai dapat terlihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1.6. Fasilitas Gedung Kesehatan UPT Puskesmas Marina permai
No. Fasilitas Jumlah Kondisi
1 Ruang Tunggu 1 Baik
2 Loket pendaftaran 1 Baik
3 Ruang rawat inap - -
4 Ruang IGD 1 Baik
5 Ruang poli umum 1 Baik
6 Ruang poli anak - -
7 Ruang poli gigi 1 Baik
8 Ruang poli imunisasi 1 Baik
9 Ruang laboratorium 1 Baik
10 Ruang KIA 1 Baik
11 Ruang apotek 1 Baik
10

Tabel 1.7. Ketersediaan 18 Program Pokok Puskesmas


Tidak
No. Program Puskesmas Ada
ada
1 Upaya kesehatan ibu dan anak 
2 Upaya keluarga berencana 
3 Upaya peningkatan gizi 
4 Upaya kesehatan lingkungan 
5 Upaya pencegahan dan pemberantasan 
penyakit menular
6 Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat 
karena kecelakaan
7 Upaya penyuluhan kesehatan 
8 Upaya kesehatan sekolah 
9 Upaya kesehatan olahraga 
10 Upaya perawatan kesehatan masyarakat 
11 Upaya kesehatan kerja 
12 Upaya kesehatan gigi dan mulut 
13 Upaya kesehatan jiwa 
14 Upaya kesehatan mata 
15 Upaya laboratorium sederhana 
16 Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka 
sistem informasi kesehatan
17 Upaya kesehatan lanjut usia 
18 Upaya pembinaan pengobatan tradisional 
11

Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Profesi dan Status Kepegawaian
Di UPT Puskesmas Marina Permai Tahun 2018
Status Kepegawaian
No Jenis Ketenagaan Jumlah PNS PTT Kontrak TKS
Daerah
1 Dokter Umum 3 2 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 Perawat 21 19 2
4 Bidan 3 3
5 Kesehatan Masyarakat 1 1
6 Perawat Gigi 1 1
7 Gizi 2 2
8 Analis Kesehatan 1 1
9 Sanitarian 1 1
10 Fungsional Umum 1 1
11 Apoteker 1 1
12 Asisten Apoteker 2 2
13 Administrasi 1 1
14 Cleaning Service 1 1
JUMLAH 42 35 2 4 1

7. Dana Puskesmas
sebagian besar perolehan anggarannya berasal dari dana JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), Operasional
Kesehatan dari pemerintah daerah, dan retribusi masyarakat dengan
menyediakan pelayanan rawat jalan.
a. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
UPT Puskesmas Marina Permai memperoleh dana JKN pada tahun
2018 memperoleh dana sebesar Rp. 18.333.000,- dengan pemanfaatannya
untuk belanja peralatan, bahan/material, perbekalan kesehatan, jasa
pelayanan medis.
12

b. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)


Anggaran dana BOK UPT Puskesmas Marina Permai yang diperoleh
tahun 2018 sejumlah Rp. 494.000.000,- lebih meningkat dari tahun 2017
yang diperoleh sebesar Rp. 302.000.000,-. Persentase dalam peningkatan ini
terjadi 63,58% di tahun 2018. Peningkatan ini mendorong seluruh staf UPT
Puskesmas Marina Permai untuk meningkatkan kinerjanya di program
kesehatan masing-masing dengan bertujuan untuk kepentingan kesehatan
masyarakat.
c. Operasional Kesehatan
Tahun 2018 UPT Puskesmas Marina Permai memperoleh dana
sebesar Rp. 72.500.000,-. Realisasi dana operasional UPT Puskesmas
Marina Permai sejumlah Rp 72.500.000,- dengan presentase 100%. Adanya
realisasi 100% ini berdampak pada perolehan dana operasional puskesmas
di waktu yang akan datang, sehingga kebutuhan puskesmas dalam
menjalankan fungsinya tercukupi.
d. Retribusi Daerah (masyarakat)
Di tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya, di tahun 2017
perolehan retibusi daerah berjumlah Rp. 33.596.500,- dengan meningkat
33,56% dari perolehan dana retirbusi daerah sebelumnya. Peningkatan
retibusi ini membuat seluruh petugas kesehatan di wilayah UPT Puskesmas
Marina Permai lebih meningkatkan kinerjanya lagi sesuai tupoksi dari
profesi masing-masing.
13

1.2.2 Data Khusus


Table 1.9 Sepuluh penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Panarung
tahun 2018
Daftar Kunjungan Terbanyak Kerja UPT Puskesmas Marina Permai Tahun 2018

No PENYAKIT JUMLAH
1 Infeksi akut lain pada saluran 3.773
nafas bagian atas (J06)
2 Hipertensi (I10) 2.301
3 Pharingitis Acut (J02) 1.927
4 Gastritis (K25) 1.001
5 Otot Rangka (M.06.9) 633
6 Febris (R50) 506
7 Myalgia (M.79) 403
8 Anemia/kekurangan zat besi 397
(D50)
9 Dermatitis Kontak Alergi (L23) 387
10 Diabetes Melitus tidak 366
tergantung insulin (E11)

Daftar 10 kunjungan terbanyak di Poli Umum UPT Puskesmas Marina


Permai pada tahun 2018 adalah ISPA, Hipertensi, Faringitis Akut, Gastritis, Otot
rangka, Febris, Myalgia, Anemia, Dermatitis Kontak Alergi, Diabetes
Mielitus,bulan Januari -Agustus tahun 2018 di Poli Umum UPT Marina Permai.
14

Tabel 1.10 Hasil kegiatan dan indikator Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) dan Keluarga Berencana (KB) Puskesmas Marina Permai tahun
2018

Target Target Presentase


No Variabel Capaian Kinerja
Satuan Sasaran Cakupan
A. KESEHATAN IBU

Ibu 95% 51,8%


1 Cakupan ibu hamil (k4) hamil 54,52 -
Ibu
% 45,48
hamil %
2 Cakupan komplikasi kebidanan Ibu hamil 80% 43,2% 54% - 46%
yang ditangani
Cakupan pertolongan
48,8%
3 persalinan oleh tenaga Ibu
80% Ibu -
kesehatan yang berkompetensi hamil 61%
bersalin 48,9%
kebidanan
4 Cakupan pelayanan ibu nifas Ibu nifas 97% 53,1% 84,74 -
% 48,9%

5 Cakupan neonatus dengan Neonates 40% 5% 12,5 +87,5%


komplikasi yang ditangani %
6 Cakupan pelayanan kesehatan Bayi 90% 53,1% 59% -41%
bayi
Ana
7 Cakupan universal child k 85% 368,9% 81,05 -18,95%
immunization (UCI) %
desa/kelurahan
Cakupan peserta kb aktif
8 100% 35% -65%
ibu 35%
Angka kematian ibu (AKI)
ibu
9 (per 100.000 KH) 15% 0% 100% +

Angka kematian bayi (AKB) Bayi


10 (per 1000 kh) 7% 1% 14,28 +85,72%
%
Balita
11 Angka kematian balita 6% 0% 100% +
(AKBA) (per 1000 KH)

*Sumber: Evaluasi Kinerja UPT Puskesmas Marina Permai Tahun 2018


15

1.3 Latar Belakang

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan


suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah
diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan
Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi,
sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Karena
keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan
kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang

berkualitas.1
Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana
nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas
penduduk. Salah satu kunci dalam rencana strategi nasional Indonesia 2010
adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut keluarga berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama. Untuk mengoptimalkan keluarga berencana bagi kesehatan,
pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi

yang telah tersedia.2


Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
16

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.3


Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga
yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri

kehamilan dengan aborsi.1

Berdasarkan data dari Puskesmas Marina Permai, ditemukan


masalah berupa adanya capaian dalam KIA/KB yang berupa Akseptor KB
aktif di Puskesmas dengan capaian 35%, (-) 65,%. Banyaknya pasangan
subur yang melakukan pemasangan KB di praktik mandiri Bidan membuat
angka akseptor KB di Puskesmas menjadi menurun. Hal tersebut menjadi
salah satu masalah yang memerlukan alternatif pemecahan masalah untuk
mendapatkan solusi yang baik agar angka capaian akseptor KB aktif di
wilayah kerja Puskesmas Marina Permai juga dapat meningkat.

1.5 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan alternative pemecaha
masalah agar angka Akseptor KB aktif di Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas Marina Permai meningkat.
17

BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Identifikasi Masalah


Mengapa angka capaian Akseptor KB aktif di Puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas Marina Permai rendah ?

2.2 Identifikasi Penyebab Masalah


Permasalahan diambil berdasarkan 5M yaitu Man, Money, Method,
Market dan Material.
Method

Man Money
Kurangnya inovasi
metode penyuluhan
Terbatasnya biaya dan optimalisasi
operasional untuk penyuluhan tentang
Jumlah petugas yang pengadaan fasilitas KB di wilayah
kurang dan memiliki penunjang kegiatan Puskesmas Marina Permai
tugas rangkap

Media penyuluhan
Terbatasnya fasilitas
tentang KB masih
untuk menunjang
kurang beragam
kegiatan penyuluhan
KB
Machine Material

Gambar 2.1 Kerangka Fishbone

2.3 Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting,
setelah masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Daiam hal ini maka cara
penentuan prioritas masalah yang dipilih adalah Metode PAHO-CENDES
(Pan American Health Organization-Center for Development Studies).
Cara ini digunakan di Amerika Latin. Kriteria yang dipakai adalah:
18
19

M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari 1%
atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta
kepentingan instansi terkait.
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu. Importancy terdiri
dari:
- Severity (S): berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah
kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi)
- Rate of increase (RI): berat ringannya hambatan jika masalah tersebut
tidak ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin tinggi)
- Public concern (Pco): banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi
perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin
tinggi)
- Political climate (PC): banyak sedikitnya perhatian politik terhadap
masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin
tinggi)
- Social benefit (SB): banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan
manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak memberi manfaat
sosial, nilai semakin tinggi)
V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari
perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan
(input) yang dipergunakan.
C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan
pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu:
P = M.I.V.C
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu
parameter ke parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter.
20

Interpretasi angka hasil penilaian adalah sebagai berikut:


a. Besarnya masalah (Magnitude), diberi skor 1-5 yaitu:
1. Hanya sebagian kecil masyarakat
2. Sebagian kecil masyarakat
3. Hanya sebagian besar masyarakat
4. Sebagian besar masyarakat
5. Hampir seluruh masyarakat
b. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy), diberi skor 1 - 5
yaitu:
1. Tidak ada kepentingan
2. Kepentingannya sangat rendan
3. Kepentingannya cukup rendah
4. Kepentingannya cukup tinggi
5. Kepentingannya sangat tinggi
c. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability), diberi skor 1-2
yaitu:
1. Tidak ada cara yang efektif
2. Ada cara yang efektif
d. Biaya (Cost), diberi skor 1 - 5 yaitu :
1. Sangat tidak murali
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
Sesuai cara skoring di atas maka prioritas masalah dapat dijabarkan sebagai
berikut:
21

Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah dengan Metode PAHO-CENDES

NO Permasalahan M I V C Nilai Prior


1 Man: 4 5 2 3 120 1
Jumlah petugas yang kurang dan memiliki tugas
rangkap.

2 Money: 2 3 1 2 12 5
Terbatasnya biaya operasional untuk pengadaan
fasilitas penunjang kegiatan.

3. Method: 4 4 2 3 96 2

Kurangnya inovasi metode penyuluhan dan


optimalisasi penyuluhan tentang KB di wilayah
Puskesmas Marina Permai.

4. Machine: 3 3 1 2 18 4
Terbatasnya fasilitas untuk menunjang kegiatan
penyuluhan KB

5 Material: 3 3 2 3 54 3

Media penyuluhan tentang KB masih kurang


Beragam
22

BAB III
PEMBAHASAN

Pelayanan keluarga berencana juga ditujukan untuk mendukung


pencapaian target Millenium Development Goal (MDG’s) terutama point 5b
mengenai Angka Kematian Ibu (AKI) melalui peningkatan kualitas dan cakupan
sasaran pelayanan keluarga.Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Salah satu
upaya untuk menangani jumlah penduduk adalah melalui kontrol terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi laju utama penduduk. Salah satu cara yang ditempuh
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan melakukan Program
Keluarga Berencana untuk mengendalikan fertilitas. Terjadinya kenaikan Total
Fertility Rate (TFR) disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masih banyak
Pasangan Usia Subur yang tidak ber KB, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
dan tingginya unmet need.
Angka cakupan peserta KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Marina
Permai yaitu dengan target 100% dan capaian 35% (-65%). Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya angka capaian peserta Kb aktif yang
berada di wilayah kerja puskesmas Marina permai dimana hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya SDM yang berkompetensi di bidangnya untuk
melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan angka capaian, selain itu juga
dapat disebabkan oleh terbatasnya biaya oprasional untuk mengadakan fasilitas
penunjang kegiatan, kurangnya inovasi metode penyuluhan dan optimalisasi
penyuluhan tentang KB, terbatasnya fasilitas untuk menunjang kegiatan
penyuluhan, dan media penyuluhan yang masih kurang beragam sehingga
menyebabkan kurangnya minat dari warga untuk datang.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
23

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan


masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan daerah
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota. Upaya Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan
Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dirinya dalam bekerja.
Puskesmas kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf a pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang
memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan
sebagai berikut:
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
24

d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan


sebagaimana dimaksud pada huruf b

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan


perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. memprioritaskan pelayanan UKM;
b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;
d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
Dari data tersebut didapatkan bahwa puskesas Marina Permai termasuk
dalam puskesmas wilayah perkotaan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas
meliputi aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa, memiliki fasilitas perkotaan
antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius
kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel, lebih dari 90% (sembilan puluh persen)
rumah tangga memiliki listrik; dan terdapat akses jalan raya dan transportasi
menuju fasilitas perkotaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, serta
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan
memiliki karakteristik yang memenuhi syarat sebagai berikut: memprioritaskan
pelayanan UKM, pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat, pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat, optimalisasi
dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan dan pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.
ketentuan puskesmas rawat inap menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 yaitu:
25

1. Ketentuan umum:
a. Puskesmas yang menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas
yang letaknya strategis terhadap Puskesmas non rawat inap dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama disekitarnya, yang dapat
dikembangkan menjadi pusat rujukan antara atau pusat rujukan.
b. Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasuskasus yang
lama rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan
lebih dari 5 (lima) hari harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
c. Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat
inap, sesuai dengan ketentuan.
d. Puskesmas di kawasan perkotaan dapat menyelenggarakan pelayanan
rawat inap dengan jumlah tempat tidur paling banyak 5 (lima) tempat
tidur.
e. Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil, dan sangat terpencil dapat
menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur
paling banyak 10 (sepuluh) tempat tidur. Dalam kondisi tertentu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksesibilitas, jumlah tempat tidur di Puskesmas di kawasan perdesaan,
terpencil dan sangat terpencil dapat ditambah, dengan tetap
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada.
2. Fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat rujukan dan rujukan antara dari
Puskesmas non rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya yang ada di sekitarnya, sebelum dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan.
3. Kegiatan:
a. Merawat penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas sesuai
standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
b. Merawat penderita gawat darurat secara tuntas ataupun merawat sementara
dalam rangka menstabilkan kondisi sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan, sesuai standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
c. Observasi penderita dalam rangka diagnostik.
26

d. Pertolongan persalinan normal dan atau persalinan dengan penyulit, sesuai


dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
e. Puskesmas kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil yang jauh
dari rujukan, dapat diberi kewenangan tambahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dari data tersebut maka didapatkan puskesmas Marina Permai belum
termasuk dalam kategori puskesmas rawat inap karena belum memenuhi
syarat yaitu; dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan
rawat inap, sesuai dengan ketentuan dan Puskesmas di kawasan perkotaan
dapat menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur
paling banyak 5 (lima) tempat tidur dimana pada puskesmas Marina Permai
belum terdapat syarat-syarat tersebut.
Pada puskesmas di wilayah perkotaan yang bersifat non rawat inap
seharusnya memiliki bidan sejumlah 4 orang belum termasuk tenaga di
Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa namun pada Puskesmas Marina permai
didapatkan bahwa jumlah bidan hanya terdapat 3 orang dimana hal tersebut
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 belum memenuhi standar kritetia.
27

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah


Dalam upaya meningkatkan angka capaian akseptor KB aktif di
Puskesmas pada wilayah kerja puskesmas diperlukan pemecahan masalah
yang dapat dianalisis dengan metode SWOT.
Tabel 13. Hasil Analisis Berdasarkan Data Demografi dan temuan di
Lapangan Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


1. Terdepat kelebihan 1. Ketidak sesuaian jumlah tenaga
SDM dengan profesi kesehatan (bidan) dengan luas
perawat wilayah
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Banyaknya penduduk 1. Kurangnya pengetahuan dan
usia produktif kesadaran masyarakat tentang
penggunaan KB

Tabel 1.4. Alternatif Pemecahan Masalah

S W
O 1. Peran SDM (perawat) dapat 1. Pembentukan DERMAS
membantu pembuatan DERMAS dengan anggowa penduduk usia
dengan anggota penduduk usia produktif
produktif
T 1. Banyaknya SDM perawat dapat 1. Melakukan penyuluhan
membantu penyuluhan untuk mengenai pentingnya KB untuk
meningkatkan pengetahuan mencegah terjadinya dampak
masyarakat tantang KB negative kepada masyarakat,
agar meningkatkan target
capaian mengenai akseptor KB
aktif
28

Solusi Untuk Permasalahan Yang Ada


Dalam upaya meningkatkan angka capaian penyuluhan Akseptor
KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Marina Permai diperlukan
pemecahan masalah yang melibatkan petugas kesehatan dan
masyarakat. Alternatif pemecahan rnasalah yang dapat dilakukan
diantaranya sebagai berikut:

4.2 Prioritas Pemecahan Masalah


Alternatif masalah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Alternatif Pemecahan masalah
NO Permasalahan Altermatif
1 Jumlah petugas 1. SDM puskesmas (perawat) membantu
puskesmas yang masih dalam pembentukan DERMAS
kurang 2. SDM puskesmas (perawat) membantu
penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tantang KB
3. Pembentukan DERMAS dengan anggowa
penduduk usia produktif
4. Melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya KB, agar meningkatkan target
capaian mengenai akseptor KB aktif

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas maka prioritas


pemecahan masalah tentang kurangnnya angka capaian Penyuluhan KB
adalah Membentuk DERMAS (Kader Masyarakat) sebagai kader untuk
membantu tenaga kesehatan dalam melakukan kegiatan Penyuluhan KB.
29

Tabel 4.5 Prioritas Pemecahan masalah

NO Permasalahan M I V C Nilai Prioritas


1 Membentuk DERMAS (Kader Masyarakat) 4 5 2 3 120 1
sebagai kader untuk membantu tenaga
Kesehatandalammelakukankegiatan
Penyuluhan KB

2 Menjalin kerjasama lintas program internal2 4 2 5 80 3


kesehatan puskesmas

3. Menjalin kerjasama lintas sector 3 4 2 4 96 2

Menggunakan media online sebagai salah


4. satu inovasi dari Penyuluhan KB 2 4 2 4 64 4

4 3. Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah


1. Planning (perencanaan)
Pada puskesmas Marina Permai telah dilakukan perencanaan yang
di buat oleh mahasiswa Kedokteran beserta pemegang program KIA
KB di puskesmas untuk meningkatkan angka capaian akseptor KB aktif
serta pembentukan DERMAS. Perencanaan kegiatan dilakukan untuk
kegiatan program KIA KB pada tahun berikutnya.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pada puskesmas Marina Permai , setiap program KIA KB
merupakan tanggung jawab dari bidan yang dalam pelaksanaannya
dibantu oleh SDM di puskesmas. Terdapat pengorganisasian khusus
seperti dipilih beberapa orang untukk memegang kegiatan K4. Untuk
kegiatan meningkatkan angka capaian akseptor KB aktif serta
pembentukan DERMAS ditetapkan di wilayah kerja Puskesmas marina
permai
3. Actuating (Penggerakan)
Dalam melaksanakan program kegiatan KIA KB, bidan pelaksana
pada puskesmas Marina Permai mempunyai buku kegiatan yang
30

dilakukan untuk mencatat setiap kegiatan yang telah dikerjakan setiap


harinya. Pada catatan kegiatan tersebut, ditandatangani pula oleh pihak
yang terlibat dalam kegiatan program KIA KB, sehingga pelaksanaan
program dapat dipertanggungjawakan.
4. Controlling (pengawasan)
Pada tahap ini, untuk dapat mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan, bidan di puskesmas Marina Permai melakukan pengecekan
apakah terjadi peningkatan angka capaian akseptor KB aktif dan
pembentukan DERMAS.
Kemudian dilakukan pelaporan rutin setiap 1 bulan (sebanyak 5
laporan) dan setiap 3 bulan sekali (sebanyak 20 laporan) kepada DKK.
Apabila terdapat program yang belum dapat tercapai dalam
pelaksanaannya , maka program tersebut akan diulangi dan
dilaksanaknan kembali sampai dapat tercapai sesuai target.

Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan


sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
a. Tujuan: Tujuan umum dari kegiatan ini adalah meningkatkan
angka capaian akseptor KB aktif di Puskesmas Marina Permai.
b. Pembentukan panitia pelaksana pembentukan DERMAS yang
terdiri dari tenaga kerja Puskesmas.
c. Menentukan sasaran kegiatan: masyarakat usia produktif di
wilayah kerja Puskesmas Marina Permai
d. Menyusun kegiatan pembentukan, pelatihan dan pendampingan
pada DERMAS sebagai kader untuk melakukan Penyuluhan
KBl.
e. Menyusun jadwal pembentukan DERMAS
f. Menentukan pemberi materi pelatihan: Dokter umum dan
pemegang program Penyuluhan KB di wilayah Puskesmas
Marina Permai
31

g. Menentukan perangkat yang diperlukan: modul, perangkat


presentasi berupa laptop dan proyektor, alat peraga dan alat tulis.
h. Menentukan tempat pelaksanaan kegiatan
i. Menentukan sumber pendanaan : dana operasional tahunan
puskesmas
2. Panitia (comitee)
Terdiri dari panitia pelaksana (organizing comitee) dan
panitia pengawas (steering commitee). OC bertugas
mempersiapkan teknis pelaksanaan seperti susunan acara, anggaran
dana, waktu-tempat kegiatan, dan peralatan. SC bertugas menyusun
materi dan melatih pemberi materi.
3. Pengoraginasian
Melakukan pembentukan panitia pelaksana untuk kegiatan
yang telah direncanakan yaitu sebagai beriku
Penasihat : kepala puskesmas
Ketua :coordinator program penyuluhan akseptor KB
Wkil ketua : Koordinator kesling
Sekretaris : 1 orang bidan
Bendahara : bendahara puskesmas
Pemateri : dokter umum dan coordinator program penyuluhan
KB Pelaksanaan Kegiatan
A. Pembentukan, pelatihan, dan penyuluhan dalam upaya promosi
kesehatan pada DERMAS mengenai Penyuluhan KB di
wilayah kerja Puskesmas Marina Permai :
Penyelenggara : unit promosi kesehatan
Pelaksana : panitia kegiatan
Sasaran : masyarakat usia produktif di wilayah
marina permai
Materi : keluarga berencana
Waktu kegiatan : 28 September 2019
Tempat : puskesmas marina permai
32

Dana : dana oprasional puskesmas


Kegiatan : pembentukan, pelatihan, dan pembekalan
terhadap kader masyarakat dalam upaya
melakukanpromosi kesehatan yaitu
penyuluhan KB
B. Penyuluhan KB
Pendampingan dan penyuluhan DERMAS melakukan
Penyuluhan KB di wilayah kerja Puskesmas Marina Permai :
Penyelenggara : DERMAS Puskesmas Marina Permai
Pelaksana : DERMAS Puskesmas Marina Permai
Sasaran : masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Marina Permai
Materi : KB
Waktu kegiatan : sesuai program perencanaan promkes
Tempat : rumah masyarakat
Dana : dana oprasional tahunan puskesmas
Kegiatan : pembagian leaflet da penyuluhan
C. Evaluasi
a) Jangka Fendek
Terbentuknya DERMAS (Kader Masyarakat) dalam upaya
meningkatkan angka capaian Penyuluhan KB
b) Jangka Menengah
Penyuluhan Akseptor KB yang terjadwal secara berkala sebagai
upaya optimalisasi dari pembentukan DERMAS
c) Jangka Panjang
Meningkatnya angka capaian akseptor KB aktif di Puskesmas
Marina Permai pada wilayah kerja Puskesmas Marina Permai.
33

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Target pencapaian Akseptor KB aktif di Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas Marina Permai masih rendah. Melalui metode PAHO-CENDES
didapatkan beberapa prioritas masalah yang menyebabkan angka akseptor
KB wilayah kerja Puskesmas Marina Permai masih rendah. Maka
disusunlah pembahasan dan analisis dari masalah prioritas maupun masalah-
masalah lainya dalam makalah ini. Berdasarkan analisis prioritas pemecahan
masalah menggunakan etode PAHO-CENDES, maka solusi yang paling
utama untuk dilakukan yaitu diadakannya pembentukan Kader Masyarakat
sebagai kader yang akan membantu puskesmas untuk melakukan
penyuluhan KB di wilayah kerja Puskesmas Marina Permai.
5.2 Saran
Pembentukan DERMAS merupakan evaluasi berkala dari puskesmas
dan sektor lainnya (kelurahan), sehingga efektivitas program ini dapat
terjamin. Selain itu, sebaiknya terdapat DERMAS di setiap kelurahan di
wilayah kerja puskesmas Marina Permai yang di pantau dan dikoordinir
oleh pihak pemegang program puskesmas Marina Permai serta kelurahan
setempat.
34

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua.


Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2.
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
pertama.cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2001
5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina
Pustaka sarwono; 2002.
6. Lesnewski R, Prine L Initiating Hormonal Contraception accessed from
www.aafp.org/afp
7. Postpartum Contraception accessed from
http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introducti
on
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai