Anda di halaman 1dari 3

Perawat Tertular Virus Ebola di Amerika Serikat

Oleh Eva Andriani Murtadlo, 1806139992, Keselamatan Pasien Kelas D,

Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2018

Perawat harus memperhatikan keselamatan pasien dan tentunya


keselamatan dirinya sendiri ketika melaksanakan praktik keperawatan. Oleh
karena itu, perawat dan seluruh tenaga kesehatan harus benar – benar memahami
dan mengimplementasikan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3).
Keselamatan pasien dan K3 sangat penting untuk diperhatikan ketika
melaksanakan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena tujuan dari
pelayanan keperawatan adalah keselamatan pasien itu sendiri. Namun,
keselamatan ketika bekerja pun sama sekali tidak boleh diabaikan.

Keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran, pencegahan dan


perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari proses
perawatan kesehatan (Vincent, 2008). Sedangkan K3 atau Keamanan, Kesehatan,
dan Keselamatan Kerja didefinisikan sebagai ilmu dan penerapannya secara teknis
dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan (Tarwaka,
2014). Secara filosofi K3 didefinisikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2002). Sedangkan, menurut
OHSAS 18001:2007, K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Kecelakaan kerja sangat besar peluang terjadinya apabila perawat atau


rumah sakit tidak menerapkan K3 dengan benar. Seperti yang terjadi pada 2
perawat asal Amerika Serikat pada tahun 2014 lalu. Hal ini bermula dari
kedatangan pria asal Liberia berinisial TD ke Amerika Serikat. Pria tersebut baru
diketahui terjangkit virus ebola setelah diperiksa di Texas Health Presbyterian
Hospital, tempat perawat NP dan AV bekerja. Dikarenakan TD adalah pasien
penyakit ebola pertama di rumah sakit tersebut, belum ada pelatihan dan
ketersediaan alat pelindung untuk menangani pasien dengan penyakit tersebut. NP
mengatakan bahwa satu- satunya pelatihan yang diberikan rumah sakit adalah satu
lembar print out dari internet mengenai cara penanganan ebola.

Dokter dan para perawat pun harus membuat sendiri hampir seluruh
keputusan dalam menangani pasien ebola tersebut. Np mengatakan bahwa para
tenaga kesehatan baru mendapatkan pakaian pelindung setelah memohon berhari
– hari. Karena kesiapan yang rendah tersebut, dua perawat tertular virus ebola dan
pasien TD meninggal dunia setelah melalui perawatan. Setelah menjalani
perawatan dan mendapatkan tranfusi darah dari pasien selamat ebola, dua perawat
tersebut dinyatakan sembuh.

Perawat NP mengajukan tuntutan kepada rumah sakit karena kegagalan


rumah sakit dalam menyediakan peralatan dan pelatihan untuk menangani Ebola.
NP menuntut ganti rugi untuk sakit fisik, penderitaan mental, biaya pengobatan,
dan hilangnya laba masa depan. Rumah sakit pun memberikan sejumlah uang
ganti rugi dan kasus ditarik dari pengadilan demi kepentingan bersama.

Berdasarkan kasus tersebut, rumah sakit telah lalai karena tidak


menyediakan pelatihan dan APD yang memadai. Hal ini tidak sesuai dengan PMK
no. 66 tahun 2006 pasal 19 mengenai kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana. Hal ini dikarenakan rumah sakit tidak memberikan pelatihan juga
APD yang layak kepada para dokter dan perawat, sehingga dokter dan perawat
tidak siap dalam menangani pasien dengan penyakit ebola tersebut.

Kasus seperti ini tentu saja tidak diharapkan oleh semua pihak. Penerapan
K3 sangat penting dilakukan baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh rumah
sakit. Hal ini bertujuan untuk mencegah berbagai macam resiko kecelakaan kerja
yang dapat terjadi di rumah sakit. Untuk itu, perawat, dokter, maupun rumah sakit
harus patuh dalam menerapkan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
dengan baik.
Daftar Pustaka

Krisanti, P., Lindawati, Tutiany. (2017). Manajemen Keselamatan


Pasien. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun


2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.. Penjelasan Ps. 19
ayat (1) dan (2).

Rosana, F. C. (2015). Tertular Ebola, Perawat Texas Diberi Plasma.


Retrived from: http://www.satuharapan.com/read-detail/read/tertular-ebola-
perawat-texas-diberi-plasma

Santoso, N. (2015). Suster yang Terinfeksi Ebola di AS Tuntut Rumah


Sakit. Retrived from: https://www.idntimes.com/news/world/novi/suster-yang-
terinfeksi-ebola-di-as-tuntut-rumah-sakit/full

Anda mungkin juga menyukai