Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil penelitian bertujuan mengetahui kualitas feldspar untuk dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan keramik halus sesuai Standar Nasional Indonesia

(SNI) pada daerah penelitian yang mana dilakukan secara bertahap, mulai dari

orientasi lapangan secara langsung hingga pengambilan sampel batuan. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh data-data primer melalui singkapan-singkapan

batuan dan selanjutnya dianalisa petrografi, XRD dan AAS.

Daerah penelitian yang memiliki luas 800 m2, dilakukan pengamatan sebanyak 12

pos pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan secara representatif pada

beberapa titik pos pengamatan pada daerah penelititan. Pemetaan geologi di

daerah penelitian dilakukan dengan mengamati singkapan batuan (outcrop) untuk

melihat sampel yang masih fresh dan melakukan pendeskripsian secara

megaskopis, melakukan pengamatan megaskopis ini dilakukan untuk melihat

adanya indikasi feldspar. Selain pengamatan megaskopis juga dilakukan

pengamatan bentang alam dan pengamatan sungai untuk mengetahui morfologi

daerah penelitian. Sampel yang telah diambil selanjutnya akan dilakukan analisa

laboratorium yaitu petrografi yang bertujuan untuk mengetahui jenis mineral di

batuan, XRD mengetahui mineral penciri di daerah penelitian dan AAS untuk

mengetahui persentasi senyawa kimia. Dari beberapa sampel batuan yang diambil

tidak semuanya dilakukan analisa. Sampel yang dianalisa dipilih mewakili dari

jenis litologi yang sama dan masih segar secara megaskopis. Untuk analisa

petrografi, XRD dan AAS dipilih sampel dari pos pengamatan 1, 5 dan 7. Tahapan

survey yang dilakukan untuk mengetahui anomali feldspar daerah penelitian,

BAB IV-1
sehingga akan didapatkan data primer berupa data kimia batuan dan sayatan

petrografi yang dijadikan sebagai data utama dalam penentuan kualiatas feldsfar

pada daerah penelitian.

4.1.1 Feldspar
Pengamatan batuan dilapangan atau pendeskripsian secara megaskopis di

beberapa singkapan daerah penelitian dapat dilihat adanya feldspar yang berwarna

putih kekuningan. Feldspar yang diamati merupakan kelompok dari plagioklas

feldspar. Keterbentukan feldspar pada daerah penelitian merupakan hasil erupsi

gunung api karena feldspar merupakan mineral hasil erupsian. Batuan daerah

penelitian sudah sangat kompleks, di indikasikan dengan adanya feldspar pada

batugamping yang tersingkap.

Foto 4.1 Singkapan feldspar

4.1.2 Analisa Mineralogi

Analisa mineralogi dilakukan dengan metode XRD, tujuan analisa XRD adalah

untuk mengetahui keberadaan mineral dan mineral penciri atau dominan. Yang

BAB IV-2
dilakukan pada uji disini merupakan sifat kimia dari batuan pos 1, 5 dan 7. Sifat

kimia yang ingin diketahui adalah kimia yang dominan hadir berdasarkan analisa

XRD. Hasil XRD tersebut selanjutnya dianalisa menggunakan software match.

Dari hasil analisa software tersebut, kita dapat mengetahui sifat kimia yang

dominan dari batuan yang diteliti.

Gambar 4.1 Hasil XRD pos 1

Pada gambar 4.1 memperlihatkan bahwasannya mineral feldspar pada pos 1

merupakan feldspar jenis albite dengan persentasi albite (Na AlSi3O8) sebesar

63,1 %. Mineral tersebut merupakan mineral yang dominan hadir pada

pengamatan pos 1.

BAB IV-3
Gambar 4.2 Hasil XRD pos 5

Pada gambar 4.2 memperlihatkan bahwasannya mineral feldspar pada pos 5

merupakan potassium feldspar masuk kedalam feldspar group bagian kalium

feldspar dan posisinya di Bowen series masuk kedalam ortoklas (KAlSi3O8)

dengan persentasinya sebesar 66,5 %. Golongan mineral tersebut merupakan yang

dominan hadir di pos 5.

Pada gambar 4.3 memperlihatkan bahwasannya mineral feldspar pada pos 9

merupakan feldspar jenis albite dengan persentasi albite (Na AlSi3O8) sebesar

66,2 %. Mineral tersebut merupakan mineral yang dominan hadir pada

pengamatan pos 9.

BAB IV-4
Gambar 4.3 Hasil XRD pos 9

4.1.3 Geokimia

Pengujian hasil analisa kimia dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan dan metode yang digunakan

adalah AAS, hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil uji test pos 1


No Parameter Hasil SNI no 1145-1948
1 Fe2O3 0,14% 0,5%
2 CaO 1,38% 0,5%
3 Kalium 0,14% K2+Na2O = 6,0- 15%
4 Na2O 0,02%

Tabel 4.1 merupakan hasil uji test pos 1 yang disebandingkan dengan SNI no

1145-1948 guna mengetahui kualitas feldspar daerah penelitian. Dari hasilnya

dapat dilihat bahwasannya Fe2O3 belum mencukupi SNI, CaO melebihi nilai SNI,

dan K2+Na2O daerah penelitian belum mencukupi SNI.

Tabel 4.2 Hasil uji test pos 5


No Parameter Hasil SNI no 1145-1948
1 Fe2O3 0,17% 0,5%
2 CaO 1,46% 0,5%
3 Kalium 0,14% K2+Na2O = 6,0- 15%
4 Na2O 0,03%

Tabel 4.2 merupakan hasil uji test pos 5 yang disebandingkan dengan SNI no

1145-1948 guna mengetahui kualitas feldspar daerah penelitian. Dari hasilnya

BAB IV-5
dapat dilihat bahwasannya Fe2O3 belum mencukupi SNI, CaO melebihi nilai SNI,

dan K2+Na2O daerah penelitian belum mencukupi SNI.

Tabel 4.3 Hasil uji test pos 9


No Parameter Hasil SNI no 1145-1948
1 Fe2O3 0,13% 0,5%
2 CaO 0,22% 0,5%
3 Kalium 0,50% K2+Na2O = 6,0- 15%
4 Na2O 0,03%

Tabel 4.3 merupakan hasil uji test pos 9 yang disebandingkan dengan SNI no

1145-1948 guna mengetahui kualitas feldspar daerah penelitian. Dari hasilnya

dapat dilihat bahwasannya Fe2O3 belum mencukupi SNI, CaO melebihi nilai SNI,

dan K2+Na2O daerah penelitian belum mencukupi SNI.

4.1.4 Petrografi

Petrografi dilakukan untuk mengetahui jenis mineral yang berada pada daerah

penelitian. Jenis jenis mineral yang dilihat akan menjadi dasar penamaan batuan

pada sayatan petrografi berdasarkan persentasi kehadirannya di sayatan.

BAB IV-6
Gambar 4.4 Sayatan petrografi pos 1

Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop mineral yang hadir pada

petrografi pos 1 adalah kuarsa, feldspar, piroksen dan mineral lempung. Ukuran

butirnya 0,25-0,7 mm, struktur masif, sortasi sedang dan kemas tertutup. Nama

batuan tersebut adalah batupasir (Pettijhon 1975).

Gambar 4.5 Sayatan petrografi pos 5

Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop mineral yang hadir pada

petrografi pos 5 adalah kuarsa, feldspar, piroksen dan mineral lempung. Ukuran

butirnya 0,25-0,7 mm, struktur masif, sortasi sedang dan kemas tertutup. Nama

batuan tersebut adalah batupasir (Pettijhon 1975).

BAB IV-7
Gambar 4.6 Sayatan petrografi pos 9

Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop mineral yang hadir pada

petrografi pos 9 adalah kuarsa, feldspar, piroksen dan mineral lempung. Ukuran

butirnya 0,25-1 mm, struktur masif, sortasi sedang dan kemas tertutup. Nama

batuan tersebut adalah batupasir (Pettijhon 1975).

4.2 Pembahasan

Pembahasan ini diperoleh dengan cara menganalisa/menginterpretasi data-data

pengamatan lapangan baik data primer, data sekunder yang mengacu dari berbagai

referensi. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas feldsfar pada

daerah penelitian, sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dibidang

industri.

4.2.1 Kualitas Feldspar


Kualitas feldspar daerah penelitian berdasarkan hasil analisa kimia

memperlihatkan bahwasannya feldspar daerah penelitian belum memenuhi

persyaratan SNI sebagai bahan baku pembuatan keramik halus. Seperti yang

terlihat pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 memperlihatkan bahwasannya kualitas feldspar

daerah penelitian kurang baik. Ini dikarenakan feldspar sudah mengalami proses

sedimentasi yang terlihat dari hasil analisa petrografi bahwasannya feldspar

berada pada batupasir. Bila dilihat secara teori feldspar merupakan mineral yang

berasal dari batuan beku. Feldspar daerah penelitian merupakan feldspar jenis

albite yang merujuk dari hasil XRD pada gambar 4.1, 4.2 dan 4.3.

BAB IV-8

Anda mungkin juga menyukai