Anda di halaman 1dari 21

Ke Daftar Isi

PROS DI NG I PUSAT PEN<3ENlBA.NGAN


SEMINAR GEOLOGI NUKURBAHAN
DAN GALIAN ClAN GE<>L<::>G>t
SUMBEROAYA TAMBANG
JOIkc::w"tCl•.·22
NUKUR-BA.TAN
TAHUN ..2200~
s...pt~b4!lC" 0<>4

STUDI GEOLOGI REGIONAL DAN MINERALISASI URANIUM DI


PEGUNUNGAN SCHWANER KALIMANTAN BARAT DAN TENGAH

Soeprapto Tjokrokardono, Djoko Soetarno,


Sapardi MS., Lilik Subiantoro, dan Retno Witjahyati.
Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir-BATAN

ABSTRAK

STUDI GEOLOGI REGIONAL DAN MINERALISASI URANIUM 01 PEGUNUNGAN


SCHWANER KALIMANTAN BARAT-TENGAH. Indikasi mineralisasi uranium di Kalimantan
telah ditemukan pada batuan metamorfik dan granit di Peg. Schwaner, berupa anomali
radioaktivitas dan anomali geokimia uranium. Geologi regional Peg. Schwaner yang
merupakan watershed Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah terdiri dari batuan metamorfik
Pinoh yang diintrusi oleh batuan tonalit dan granit alkali. Kajian ini dimaksudkan untuk
mengetahui mekanisme kejadian mineralisasi uranium di Peg. Schwaner hubungannya
dengan tektonik regional, batuan induk mineralisasi yaitu batuan metamorfik Pinoh yang
berumur Permo Karbon dan batuan intrusi tonalit serta granit alkali yang berumur Kapur.
Batuan metamorfik tersebut adalah atap intrusi ("roof pendant") berukuran besar pada
batuan intrusif tonalit, berasal dari material sedimen dan volk?nik kaya uranium, berukuran
pelitik sampai pasir halus yang diendapkan pad a fasies neritik. Batuan kemudian mengalami
metamorfosa regional Abukuma tingkat rendah pada suhu 540° C dan tekanan 2000 bar.
Intrusi tonalit Sepauk terjadi pada Kapur Awal menerobos metamorfik yang pada beberapa
lokasi telah menghasilkan xenolit metamorf pad a tonalit sedang kedua batuan kemudian
diterobos oleh batuan granit alkali yang lebih dikenal sebagai granit Sukadana yang berumur
Kapur Akhir. Oi atas batuan metamorf dan batuan kristalin secara tidak selaras diendapkan
Formasi Kampari dan Formasi Tebidah yang termasuk dalam Grup Melawi yang berumur
Tersier. Mineralisasi uranium berbentuk urat-urat dengan ketebalan sentimetrik sampai
metrik, terkait dengan tektonik N 100°-110° E dan kelurusan N500 E. Uranium
diinterpretasikan berasal dari sedimen volkanik, dimobilisasikan oleh proses metamorfosa
regional tingkat rendah serta diperkaya oleh larutan hidrotermal kaya fluor dan boron yang
mengandung logam U, Th, Cu, Zn, Nb, Mn, dan W pada proses intrusi granit Sukadana.
Kata kunci : Geologi regional, mineralisasi uranium, pergunungan Schwaner.

ABSTRACT.

STUDY ON REGIONAL GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION OF


SCHWANER MOUNTAINS WEST AND CENTRAL KALIMANTAN. Uranium occurrences
indication in Kalimantan has been discovered at metamorphic and granitic rocks of
Schwaner Mountains as the radioactivity and geochemical anomalies. A regional geology of
Schwaner Mountains show a watershed of West and East Kalimantan consist of Pinoh
metamorphic rocks that was intruded by tonalitic and granitic batholite. The goal of this study
is to observe the mecanism of the uranium occurrences related to the regional tectonic,
metamorphic rocks, tonalite and granitic batholite. Permokarbonaferrous metamorphic rocks
as the big masses of roof pendant within tonalite mass. The metamorphic rocks originally
derived from sedimentary proccess that produce a high content of uranium as well as a fine
grained volcanic material. This uranium is deposited within neritic facies. Those sediments
have been metamorphosed by lowgrade Abukuma regional metamorphism at the condition

64 ISBN 979-8769-12-0
\.

PROSIDING SEMINAR GEOLOGI NUKLIR


PUSAT PENGoENlBANG>AN DAN GoA.LIAN
BAHAN SUMBERDAYA TAM
22 BANG
DAN Goe<>L<::X::>'
JClkc:w"tca. TAHUN
NUKUR-BATA'::I
Soo&opt' 200A!
b4!!M"" 20<>4
••.•....•....•

about 5400 C and 2000 bar. In early Cretaceous Tonalite of Sepauk intruded the rock and
both metamorphics and tonalites. Those rocks were intruded by Late Cretaceous alkaline
granite of Sukadana . Those crystalline rocks overlaid by an ur.conformity-related Kampari
and Tebidah Formations that including within Melawi Group of Tertiary age. Uranium
mineralization as the centimetric- metric veins related to tectonic N1000-1100 E and N500 E
lineaments. Uranium was interpreted as a volcanic sedimentary origin, then it remobilized by
lowgrade regional metamorphism process. This enuchment process was carried out by fluor,
boron and other metaliferous mineral within hydrothermal solutions of Sukadana Granite.
Key words: Regional geology, uranium mineralization, Schwener mountaint

PENDAHUlUAN

Makalah ini dimaksudkan sebagai Hiran di hulu S. Kahayan di Kalimantan


laporan dari Usulan Kegiatan Penunjang Tengah. Sedang batuan granit pembawa
Penelitian Bidang PGN- TPBGN, nomor uranium tersebar pad a daerah ujung barat
PGNTPBGN/K/01/2003 tahun 2003 yang Peg. Schwaner yaitu di Ketapang
berjudul "Geologi Regional dan Mineralisasi Kalimantan Barat.

Uranium di Pegunungan Schwaner Mineralisasi uranium ditemukan dalam

Kalimantan Barat dan Tengah". bentuk urat-urat sulfida di daerah Kalan,


Kegiatan eksplorasi geologi uranium oleh yang tahapan prospeksinya telah
SAT AN-CEA yang dimulai sejak tahun 1970 dikembangkan dengan metode pemboran
sampai dengan tahun 1977 di Kalimantan dan terowongan eksplorasi sehingga
telah berhasil menemukan endapan ditemukan cebakan uranium di bukit Eko

uranium pada batuan metamorf dan granit Remaja, sedang mineralisasi pad a batuan
di Pegunungan Schwanner, Kalimantan granit dan volkanik belum dikembangkan
Barat-Kalimantan Tengah[1]. Mineralisasi lebih lanjut.
uranium pada batuan metamorf kejadiannya Berbagai kajian geologi dan mineralisasi
banyak dipengaruhi oleh proses geologi uranium di Kalan dan sekitarnya baik kajian
yang terjadi, termasuk kondisi batuan umum maupun kajian tematik telah banyak
sedimen sebelum termetamorfosa , tektonik dilakukan oleh para pakar Batan maupun
regional/ lokal dan batuan granit yang oleh para pakar asing antara lain pakar dari
mengintrusinya. CEA Perancis (Dardel, Francis Lilie dkk.),
Batuan metamorf sebagai batuan induk IAEA (Khurshid Butt), BGR Jerman (Klaus
mineralisasi tersebar dari Nangataman Bush), PNC Jepang (Shuichiro Hirono).
sebelah tenggara Ibukota Pontianak Kajian ini dilakukan dalam rangka
Kalimantan Barat sampai dengan Tumbang memahami bagaimana proses-proses

. ISBN 979-8769-12-0 65
PROSt DI NG POSAT PENGENtBAN<3AN
SEMINAR BAHAN
GEOLOGI NUKLIR DAN G>At..IAN DAN GE<>L<::>=I
SUMBERDAYA TAMBANG
Jc:sI<<:X"t"CI. NUKUR-BATA~I
TAHUN 2004
"22 s.s.pt<EMT'"4lb~ 200<1\

geologi dan mineralisasi terjadi di daerah di sebelah selatan S. Melawi memanjang


Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah dari daerah NangaTayam, Nanga Taman
sehingga cebakan uranium dapat terbentuk. kearah timur sampai dengan daerah
Mengingat kajian geologi dan Tumbang Hiran (Hulu Kahayan), Kalimantan
mineralisasi uranium di Kalan, Kalimantan Tengah (Gambar 17.08-1). Pada batuan
Barat sudah cukup banyak dan rind, maka tersebut ditemukan batugamping
kajian kali ini dilakukan dengan cara mengandung fosil Fusulinidae yang
mengkaji dan mengevaluasi ulang konsep- menunjukkan umur Karbon Atas (Zeylmans
konsep geologi dan pembentukan van Emichoven 1939)[2]. Pada batuan
mineralisasi uranium di Kalan di kaitkan metamorf ini ditemukan sulfida sekunder
dengan kondisi geologi regionalnya, serta yaitu pirit, sedikit kalkopirit, bornit dan
kriteria geologi daerah berpotensi pirhotit[2].Mineral tersebut terdapat sebagai
mengandung mineralisasi uranium di sekitar butiran atau terkonsentrasi pada kekar,
Kalan, untuk pengembangan eksplorasi sesar serta bidang-bidang geser.
selanjutnya. Oi Kalimantan bagian barat laut,
batuan metamorf tersebut diintrusi oleh
GEOLOGI REGIONAL
granit biotit berumur Perm-Trias Atas (201-

Menurut Pieters, PE. dkk. tahun 1990, 320 jt tahun), sedang di Peg. Schwaner
batuan metamorf tersebut diintrusi oleh
1989[2,3]dan Williams dkk. tahun 1988[4]
tonalitlgranitoid berumur Kapur Atas yaitu
sejarah geologi Kalimantan dimulai dari
kegiatan magmatik kelompok tonalit
batuan metamorf dan granit terdaunkan
Sepauk, menghasilkan injeksi granitoid
yang merupakan konstituen Alas Kerak
bertipe monsogranit-granodiorit[1].
Benua. Batuan metamorf (PzM) tersebut
Hubungan monsogranit-granodiorit dan
sering disebut sebagai batuan Metamorf
Pinoh terdiri dari sedimen Paleozoik tonalit di lapangan adalah gradasional dan
menunjukkan adanya liniasi maupun foliasi
berfasies marin neritik sampai
lemah, sedangkan dibagian pinggirnya,
subkontinental, berbutir halus dari pasir
liniasi dan foliasi nampak lebih kuat
halus sampai lempung dengan interkalasi
terutama yang berasosiasi dengat migmatit
material volkanik yang telah mengalami
dan metamorfik derajat tinggi. Magma
proses metamorfisme regional pada
tekanan 2.000 bar dan suhu 5400 C[1]. tonalit Sepauk bersifat kalk-alkali dan
kejadiannya sebagai "igneous proces".
Penyebaran batuan metamorfik di daerah
Berdasarkan kenampakan tersebut diatas
Pegunungan Schwaner cukup luas, terletak

66 ISBN 979-8769-12-0
SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004
PROSIDING PUSA.T PENGE"""'BANGA.N BAHAN c:::3-At..tA
•...•DAN <3-E<:>L<:><3'
JOII<.CW"CI~ NUKUR-B.A..TANi
22 s..pte4"'T'1lb4!tC'" 20C)4

maka diinterpretasikan bahwa proses magma granitik-tonalitik di Busur Benua[2]


metamorfosa pada batuan metamorf Pinoh pada Kapur Awal.
terbentuk pada periode yang sama dengan Formasi Kampari yang terdiri dari
pembentukan tonalit yaitu Kapur Awal arenit kuarsa, arenit litos, dan konglomerat
dimana plutonik tonalit sebagai inti dari yang diendapkan pada Albien-Cenomanian
geantiklin Schwaner. Akhir, merupakan endapan Cekungan
Intrusi selanjutnya adalah intrusi granit Tanah Muka[2]. Formasi Tebidah yang
Sukadana (Ku 1)[2J yang terjadi pada Kapur merupakan subdivisi dari Grup Melawi
Akhir 91-80 juta tahun, yang terdiri dari terdiri dari batulumpur hijau dan merah,
granit monzonit, syenogranit, dan alkali sedikit batulanau dengan perselingan
granit dan intrusi batuan volkanik pada batupasir berlapis dan batulumpur dengan
Kapur akhir-Tersier Awal[4]. Batuan kristalin ketebalan sekitar 1000 meter yang
tersebut diatas secara tidak selaras ditutupi diendapkan pada Eosen Awal-Miosen Awal
oleh Sedimen Cekungan Busur Muka terdiri dalam lingkungan litoral, deltaik, dan
dari batulumpur, serpih, batulanau, dan lagonal, sedang Batupasir Sekayan
batupasir gampingan sedang Cekungan diendapkan selaras diatas Formasi Tebidah,
Turbidit, Alas Kerak Samudra, dan Sedimen terdiri dari batupasir krikilan kelabu
Penutup[2]terdiri dari serpentinit, gabro, dan kehijauan dan sisipan batulumpur dengan
peridotit, batusabak, serpih, batulanau, dan ketebalan sekitar 500 meter. Batupasir ini
batupasir litos, dan batusabak, serpih, filit, diendapkan pada Oligosen-Miosen dengan
batulanau malih dan batupasir malih lingkungan fluviatil. Hubungan stratigrafi
terbentuk bersamaan dengan kegiatan regional Kalimantan Barat dari berbagai
peneliti terlihat pada Gambar 17.08-2.

ISBN 979-8769-12-0 67
PROSIDING PUSATPENGE""BAN~
SEMINAR BAHAN
GEOLOGI NUKLIR DAN =A.t..IAN
SUMBEROAYADAN =E<>LC)G.fNUKUR-BATAN
TAMBANG
..Jorkc:w1C11. TAHUN
22 s.e.pt' .••...•...• 200~
b •••.. 20C)4

. f".n -. ------. ----~....:--_.-'~-------------


'-. "'. "

j. \~,;
" ..:1"._'
I :--.~ .•..
~~

KF.I Dl.\:O;G.\r; S.\TF-\:O-· Gr.OLOC.1 ',~


AI.-\.:-- ;'~fF.f';': B:8·11;:' - ~I,1S~;-~fIF1~~!\,;:''-':".~ . Cf.t:{J;X~:a.r-:f•••.
t.it\.f M~;iJ\
~~~;;:~~ 1.>Url;.. •• ~I\.;.r~~~J\,~dijlJo,.~ ·C;t;,;.f~~;~kN

'~?~~~~r:,::::-~~,~~;,;::~~~_,,~.<;~\l~! ''';'''''::::-!lnQpa:~.k.olll4.3a_ ... >-~. •• -.;~Twbokhl,s...(;;~o.lfl~~


-. _'":.;r"",,_k~4n;.I~
••~~ ••••..,

e"'- ~
"'"":.~;~,~~~l.t__"Iit ••••>i.!,u..d
I~':~l""""'''''''''' C.l ••••""'..:.:••~..-Ll~ ~.
-~:?!4;. ~:~~"1~~~::~::=~::;~~~::t,1 :.-;:;...n.c.::...7'_~ ••,.. ••il. __ i:o.r--_bt_ ••••• ;u-.-.r~

~::~~;;':::'::~~~:~;-;:~:I.~=:
" ,"': _,~
::-~. ~'&ioILt9: •.• ~~ ••. Jm.~ __ }.~--'.
~~~~ ••.••,~i'ut~k::'..u.
..•. ..~~,.~.::;;:~'~~::_~.!
~~j~:;~
," •. t-,:,l,l..t"t.uv....,..,r,.:_I ••.,='I"_'II~I~.f" .••hI-·~;·· h:1,~_&"I
~~t.,.~
t-;".r-,.d"
••...-..a::I~N~J.:-t'O.,~ k~ __
:-~_.. r_-....n7~~t- ;1Ii'~~ •..••.
.•.• ~'ilDo $~~~;l~vj~~~~
~~:~~~~SWL
1~·.·~;~~~;1~1~~_~~:::===~.!_
•."1~tklQ'ft ••.t.~~U~~~l:.t..£:~t:aJ
;r~!; ·~~.ndb.uu,
·~.~~~:l~.'t.~
•.Ut~,..dak
•••••••••
':-:.: _,..t--":-d:;~~"1
1or..,~1'111"-..:.'.""""
Ornl wUoi.)t&4.d.cr.!obl :. \.
~15·1~Ahd..'oiIL:f.••.•.•~nl t.r:•,U~""
• '":l~
~~t.~~~.L.:.
·CH:IN.;',NH!JS~1k MI}t.;A _
.,;.,~~..t1U.lo"'stliVl~-<:..UI:.k.i[
~~ ••fL~.t;~"!"I,,~.Iba"'~. ys1~~=-:~:~-ibf~i~,U\~
III ~~:~1:;~.~:,~;~~~~~;.e::~~
SJ,p'~~iJ.t.~
,,ri,,,-.~,,,,.;.oo.t..u.
· •....r...;;~U."4t.L:',··_- . "'"

tc~
"~~;,fi.
~.~Nkt·oVI.dm~~
•• iC.a:i1Cir
.•• Crd:..II ~~.!br~'c:-..
1_ ••••"''"t:!~

!!Jrl ~:.:..~~bv ••. ~ •.q..iII;.IO(.-.1Dr!..tm;.''fi~ •••..••


~
.. '~(Mnc. ~,."a".n1
~~'~=;~~~:;:-::'~.A.
t...~")....-.o •.• \ its-if"'b ••t.••.
,f!m ::;~.i:::;=::~-~~~-;,;:;;::;~:;;:
"'1;"'; ~t<o.:b,-*Iftpet
:.••.••.J.onu-J m..1
~'~:t:M. ,.~;c
i>.lAs crR."l: S,-\..--....f.JUERA l~\!'.tY.-i'I!o-fi;N ('f1'.;1i11~""
\.-:~~"*t-;
-":;'-.~l __
.. : .. :';. ' _:_'
•• ,,,•• " •.' •. ttolli.1....,.....~~t.:..bw ••.
.1Ift:I'f
..,. ~'f'C'I"D'1flU";;-!o""1..
r.-~..a)('i"-"wnr ~""f'"..I:",
•.••••\ .I-...t·t:...••
~ j •••~~ \D~m.c.tu~~n ••• -..1~~.DI' . ,'.'
'1_ '~~ .••.
·LwI•.••..••..•
~"~.,.,I;"·,;..L,~·-..a ••. -
rkln~""~~'~illL! ~~m_&I'1ap..u.,...~~t.-ltactb;~,...,. ',.
1Im:N
BMI ..u~vt-O.:.wm"-lk.iiol.boIR'.a.:uot.~-._~b.i~
..~ftt, .••kNr-rw;!t •• t.h~..-I.1~ Ccl~~dJ •.•.•; _ -. __ ~'~"".
-h"\TUt\~i<,ilJ~t;)'(i'\.C'1 i'LA 11)

=;~;:~~
--.iIh :tJII'II-J{ C._:111Wt:IIJ.-!l&O:l ndi..ian. ~•.•••1\ t •• .- ;~. ·'bo.J .•I'~to::qi~",g.". ••..•••••••.•••.w:~~~C
t".>J..~bu".! ••~~tA;L'"' ••••••••t~_~!w.:& "~'~';'1. .Ut.~t'MI'!iot.~",h:-.-!(,l:l.~k",~~.
\vrf>li~~ rl:c~
-=:0•• '.•.. ~>i:~,<h ...,L !i?- dol~:,;"'b. t~~1h. K\oa~n.'. ,_~t'?<lI. :M'.II~r~ ~",'I"'.:1',"",",'h.'
nt"bIrl.(~.•Mdcii'prir. f'~nJ r...U:US(i'-H rrrlt.fmi!·~,: _
Et:D.\r,'\::'; ~::R~ftJV~A~ k.~I_ •••.•
_oc--rri~t •.~..-. -""-;;'1.l1l&"'-I---";
t.nmJ'<Vt-...,... >.611. t~';'_t.:~r:~~~ 'tm'
.w.~u.n.--L.c.-.~~ .•..
ej. •••.(1c..~ia.u~~~~
_....,l._,..mr-P~tw.~.. r~..;.W.'1_ .. "
£;!'~-..c la.•.••
...n:a~opI'Itri4U.:
"''Of''- ••~I.If•. : L-..p.>-Ptni4lW' ~
•• Lla:;..n.p&."W~
~iE.~".r-~L~(orl":.~.!"u t.......-.-..ft"oei...~._.l.,.~_1_-.k. il~ "~.~f.r.."tO,'fnh,_ ••. f'<'ftJC~ L...:s:
~~~'''~ .-.:;.

(:dt--, •• t.:.Ei .",


~(;,;..; 'Uf\rlU";11:~n ••••..".\•••11., lu.Iw..., ••~~o.c&l]l t.",,-..i ""~''';
"'-'- ~.l.pub\""""'I(IW".l-..k~;)IIlI&Mt",~::oh.
.d-j('n'u~ :.n.C •••~ap.~1_· __ -"::n.....
ii:tfua,;na,;o _i..,..~~r· ..•.~ lw-b
~.ba.~"""r"~.lt;'(""IV\H~;J:",",~u..&icot. '>->"1:
~ \ao..hd...~ ••I~~t...~..,.J.nOCw.¥"',...bI~1
bNoi."~"·""'''_flU~d;w''''''·~1
'.~./ vr.;,;.6\"tr·.'-ii

"'I~. J>pi.I. '-~Il


~ ..
;.?.-,.... h ..:.•.•" •."*""'1:1 •••••bn.a.oq;ou. k~"""""
~r-r_ ['.••n'l:

Gambar 17.08-1. Peta Geologi daerah Kalimantan Barat, Tengah, dan Timur.
( dimodifikasi dari peta PE.Pieters dan S. Supriatna, 1990[2]

68 ISBN 979-8769-12-0
PROS DI NG I PUSAT PEN=e""'BANGAN
SEMINAR GEOLOGI BAHAN
NUKLIR DAN <3ALIAN DAN <3E<>L~
SUMBERDAYA TAMBANG
JClkcwtOl. NUKUR-BATA'::I
TAHUN 20<>4
22 S<&-ptEM""l""'1lb4M" 200.<1\

WfU.IAM 1187 PlETER & SANYOTO 1986


S<:••••• ..., Mount& ••••
~~"""ry
Boyan ••• uth I Wq.
"II1II LvboI<
Hor1h (Nanga Ta,.,.nl

Mlocen.

Oligocen. p+J
~
r ScN"':'No:G

EoC9n.

Paleoc.n.

Late Cretaceous

-,-
iI
"INS>WCW<
Early CreatJlceous
, I
+++
,Jur"s&lc ~"

Triassic

Permlln

Carbonlferoo.

Gambar: 17.08-2. Stratigrafi Regional Kalimantan dalam pandangan


Para Peneliti Geologi.

LITO LOG I batuan tonalit di Kalimantan, para pakar


geologi menerapkan konsep yang berbeda-
Pegunungan Schwaner adalah
beda, antara lain : konsep anateksi dan
punggungan pemisah Kalimantan Sarat dan
konsep intrusi. Konsep anateksi dianut oleh
Kalimantan Tengah yang membujur kearah
SATAN-CEA 1977[1], mereka
timur laut dari daerah Ketapang sampai
menginterpretasikan migmatit sebagai
daerah Tumbang Hiran. Daerah ini
indikasi adanya proses anateksi atau
merupakan daerah ditemukannya indikasi
"tonalitisasi" batuan metamorf
mineralisasi berupa anomali radioaktivitas
dan anomali kadar uranium dalam batuan Konsep anateksi
granit maupun batuan metamorf. Peg. CEA (Commissariat a I' Energie
Schwaner merupakan daerah sebaran Atomique) pada tahun sembilan belas tujuh
batuan metamorf yang diintrusi oleh tonalit puluhan mengembangkan konsep geologi
pada Kapur Awal dan kedua batuan yang kemudian diterapkan di daerah
tersebut diintrusi oleh Granit Sukadana yang prospeksi bersama SATAN-CEA di
bersifatalkalidan berumurKapur Atas. Pegunungan Schwaner. Dalam pandangan
Dalam rangka menjelaskan fenomena SATAN-CEA daerah Kalan dan sekitarnya
geologi yang berkaitan dengan keberadaan di Peg. Schwaner dibedakan menjadi

ISBN 979-8769-12-0 69
PROSIDING SEMINAR GEOLOGI NUKLIR
PUSAT PENGENIBANGAN DAN G>A1..IANDAN
BAHAN SUMBERDAYA TAMBANG
G>E<>L~
J<:II<c::r-tOl. TAHUN 20Ct4
NUKUR-BATA~I
22,s.....p.erY"IIbE!!4'" 20041

daerah Superior yaitu bagian atas dimana Tentang pembagian geologi dari permukaan
sekistositas berkembang intensif (daerah sampai bawah permukaan berdasarkan
EFKA dan sekitarnya), sedang bagian struktur. Bagian paling atas adalah struktur
bawahnya dimana struktur foliasi ditemukan atas atau superior, yaitu pada level diatas
disebut daerah intermediare (Rabau, muka (aut, struktur menengah atau
Jeronang dan sekitarnya), dan daerah lebih Intermedier pada kedalaman 0-5 km.
kebawah dimana dicirikan dengan sedangkan yang terbawah inferior pada
metamorfosa yang lebih tinggi yaitu kedalaman lebih dari 5 km.
munculnya lipatan-lipatan ptigmatik, foliasi,
dan migmatit disebut sebagai inferior Konsep intrusi
(daerah Jumbang Tanah Merah).
Pakar geologi lainnya : Pieter dan
Sebenarnya konsep ini sebagai modifikasi
Supriyatna (1990), Williams, P.R. (1988)
dari konsep Mattauer yang penerapannya
dan seorang pakar geologi IAEA
tidak sepenuhnya sesuai, karena kondisi
berkebangsaan Pakistan, Khurhid A Butt
geologi daerah Kalan lebih cocok masuk
(1984), serta masih banyak yang lain lagi,
sebagai daerah inferior (bagian bawah-
memandang secara berbeda yaitu bahwa
tengah di dalam konsep Mattauer) (Gambar
batuan tonalit Sepauk adalah batuan
17.08.-3)
plutonik intrusif berumur Kapur Bawah
Sehingga konsekuensinya batuan Metamorf
Pinoh merupakan "roof pendant"/atap intrusi
yang berukuran sangat besar. Konsep ini
lebih dikenal dengan konsep intrusi.
Dibanding dengan konsep anateksi,
konsep intrusi mempunyai kelebihan bila
diterapkan di Cekungan Kalan antara lain :
Tidak ditemukannya gejala zonasi tingkat
metamorfosa batuan (tingkat metamorfosa
rendah ke tingkat metamorfosa tinggi),
disamping itu fasies metamorfosa yang
~;,
dikenali adalah fasies sekis hijau yang tidak
Gambar : 17.08-3. Konsep Mattauer
mencirikan fasies metamorfosa regional
1973[5]
tingkat tinggi (umumnya dicirikan oleh fasies

70 ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG SEMINAR
~T GEOLOGI
PENGrE......,BAN~ NUKUR DAN <::;.At..,IAN
BAHAN SUMBERDAYA TAMBANG
DAN GoEC>L<::x:;.1
J<3'I<~<::I N TAHUN 2004
•.4UKUR-~TA'::I
•. 22 S<ep M"T"'IIb..,.....
200A!

amfibolit dan granulit). Batuan migmatit 1. Sekis serisit dan sekis mika biotit
yang ditemukan secara terbatas di sektor merupakan batuan bersistositas lemah,
Prembang, Kelawai dll. dianggap sebagai kadang-kadang mengandung andalusit
indikator anateksi, sedang mestinya dan staurolit. Serisit ditemukan sebagai
metamorfosa regional tingkat tinggi akan lapisan tipis terorientasi. Sedangkan
menghasilkansebaranmigmatitsecara luas. biotit dapat dibedakan menjadi 2
Oleh karena itu migmatit tersebut generasi yaitu biotit yang teralterasi
kemungkinan adalah hanya merupakan (pudar dan kloritisasi) dan biotit yang
percampuran batuan metamorf dan batuan tidak teralterasi.
beku yang sulit dipisahkan satu dengan 2. Kuarsit dan metasilt tersebar luas di
lainnya (deskriptif) tanpa dapat dikaitkan Laur Ella Illir dengan kandungan kuarsa
dengan proses anateksi. Penerapan konsep 60%, biotit 30 % dan sisanya andalusit.
anateksi mengakibatkan kontak batuan Secara fisik kuarsit terlihat seperti
metamorf fasies sekis hijau dengan batuan batuan tonalitik yang mengandung
tonalit sulit dijelaskan, oleh karena itu kordierit dan turmalin. Batuan tersebut
kontak kedua batuan terse but selalu diinjeksi oleh urat-urat kuarsa-feldspatik
sebagai kontak tektonik (sesar). dan granit dan pada beberapa tempat
Disamping itu ditemukannya beberapa ditemukan mineralisasi uranium yang
xenolith batuan metamorf pada tonalit di berasosiasi dengan sulfida.
Mentawa Seruyan telah ikut memperlemah 3. Batuan metapelit, metapelit tufaan dan
konsep anateksi dan memperkuat konsep meta argilit terdapat di daerah Kalan
intrusi. Konsep intrusi ini yang kemudian Terentang dengan tingkat metamorfisme
dipakai dan dikembangkan dalam laporan yang lebih rendah dibandingkan dengan
sintesis ini. batuan yang diuraikan terdahulu.
1. Batuan Metamorf Material volkanik tipe dasitik, riodasitik

Batuan metamorf di Peg. Schwaner dan andesitik sebagai komponen utama

disebut sebagai metamorf Pinoh yang metapelit dan kadang-kadang


memperlihatkan struktur fluidal. Batuan
tersebar dari daerah Nangataman di
Kalimantan Barat sampai di Tumbang Hiran meta argilit yang menutupi meta petit

Kalimantan Tengah. Batuan tersebut dapat mempunyai struktur masif dan kaya

dibedakan menjadi 3 grup yaitu terdiri dari : akan organik.


Berdasarkan kenampakan lapangan
posisi/d!stribusi singkapan, struktur serta

ISBN 979-8769-12-0 71
SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 2004
PROSIDING PUSAT PENG-eI\nBAN~ BP..HAN GrALtANJ~~~~~~~';'~~~~~

komposisi mineralnya, disimpulkan bahwa kompleks tonalit tersebut sebagai granit


batuan metamorf Pinoh ini merupakan Laur yang juga berumur Kapur Bawah.
bentuk "roof pendant" diatas massa batolit Batuan migmatit ditemukan di beberapa
granitoid berumur Kapur dari Schwaner tempat berupa batuan selang seling batuan
batolit yang terdiri dari tonalit Sepauk dan berwarna cerah ("leucosome"), gelap
granit Sukadana[2J,(Keyserdan Rustandi ("melanosome"), dan berwarna intermedier
1989)[4],sedang secara bersama batuan ("mesosome"), mengandung lapisan biotit
metamorf dan tonalit sebagai "roof pendant" "sinuous" dan "schileren" dan telah
dalam granit Sukadana yang berumur Kapur mengalami rekristalisasi seperti granitoid
Atas. dan berfoliasi. Batuan ini sulit untuk dikenali
Nilai radioaktivitas latar batuan metamorf lebih jauh karena kontaknya gradasional
metapelit tufaan sekitar 75-120 cis dengan dan/atau tektonik (sesar atau breksi), di
kadar uranium sekitar 0,5-1,5 ppm sedang beberapa tempat batuan ini dipotong oleh
pada sekis serisit sekitar 60-100 cis dengan urat kuarsa, aplit, granitoid cerah, dan
kadar uranium sekitar 0,3-1,1 ppm batuan gelap.

2. Tonalit Sepauk Radioaktivitas tonalit Sepauk secara umum


adalah rendah, namun CEA-BATAN
Batuan tonalit tersebar cukup luas di
Peg. Schwaner berupa kompleks tonalit didaerah Nanga Kepayang (S. Tonang )

yang terdiri dari granodiorit, tonalit, dan menemukan adanya anomali geokimia 4,4-
5,2 ppm U pada tonalit. Kemunculan
diorit mengintrusi batuan metamorf,
sehingga batuan metamorf seolah-olah anomali geokimia di batuan tonalit dapat

mengambang diatas kompleks tonalit. terjadi karena dibawah tonalit terdapat

Kompleks tonalit tersebut berbutir sedang intrusi granit Sukadana yang indikasinya

sampai kasar, tekstur homogen dan dengan ditemukan berupa gejala alterasi yang
cukup intesif pada batuan tonalit di Nanga
kadar kuarsa sekitar 15-30 % sedang
Kepayang.
feldspar sekitar 40-50 %. Biotit merupakan
mineral mafik yang umum ditemukan pada 3. Granit Sukadana
batuan yang kaya akan kuarsa, sedang Granit Sukadana adalah granit umur
amfibol lebih banyak ditemukan pada Kapur Atas ( Haile dkk 1977; Pieters PE dan
batuan yang miskin kuarsa yaitu diorit[1J. Sanyoto P 1989)[3]atau sekitar 91- 80 juta
Pieter, PE dkk tahun 1990[2]. tahun (Pieters PE. dan Supriatna 1990)[2;
menamakan granodiorit-monzonit dari berbentuk batolit, tersebar luas di daerah

72 ISBN 979-8769-12-0
PROS DI NG I SEMINAR GEOLOGI NUKLIR
PUSA.T PENG-E"""BA.NG-AN DAN GALtAN
BA.HAN SUMBERDAYA
~N TAMBANG TAHUN 2004
NUKUR-BA.TA.'::I
22 S4!!0pt~b4!!M'"
<:;;.E<:>L<:><::P'
J<:2kc;::w-toCi. 2004\

Ketapang dan sebagai intrusi-intrusi yang menginterpretasikan granitoid tersebut


lebih kecil di Nangataman, Nanga Pinoh sebagai granit an orogenik yang berkaitan
sampai Tumbang Manjul. Batolit granit dengan pengangkatan epirogenik.
Sukadana terdiri dari granit berwana coklat Soeprapto 1992[101 menyatakan bahwa
pucat sampai pink dan batuan berkomposisi granit Tukul (nama lain dari Granit
monzogranit, granodiorit, tonalit, dan diorit Sukadana) berfungsi sebagai pembawa dan
kuarsa. Komponen Granit Sukadana yang sumber uranium.
berkomposisi menengah (granodiorit, tonalit Mengingat batuan tonalit adalah
dan diorit kuarsa) sulit dibedakan dengan merupakan intrusi terhadap metamorfik dan
komponen kompleks tonalit yang selanjutnya keduanya diintrusi kembali oleh
berkomposisi lebih asam (granodiorit) di granit Sukadana, maka batuan tonalit dan
lapangan karena tidak ada perbedaan metamorf ditemukan sebagai "roof pendant"
signifikan kecuali umurnya. dari batholit granit Sukadana. Pada granit
Komposisi mineral terdiri dari dominan tidak ditemukan mineralisasi yang
kuarsa 10-30 % oligoklas-andesin 10-60 % signifikan. Namun kadar elemen Th, U, Zn,
dan K feldspar 20-80 %. Mineral mafik Cu, Nb, Mn, dan W pada konsentrat dulang
terdiri dari hornblende dan biotit. Mineral relatif tinggi, menunjukkan bahwa granit
ribekit ditemukan pada beberapa contoh Sukadana adalah sebagai granit pembawa
granit alkali yang mengandung elemen radioaktif atau sering disebut
albitloligoklas. Hornblende dan ribekit sebagai "hot granite,,(3).
umumnya teralterasi menjadi klorit, spene, Setelah intrusi granit Sukadana
opak dan epidot. Mineral penyertanya terdiri diendapkan batuan gunung api Kerabai
dari spene, opak, apatit, epidot, alanit, yang terdiri dari andesit, basalt, dan dasit,
zirkon dan turmalin. Komposisi kimia granit tufa, aglomerat dan beberapa lava. Batuan
adalah Si02 46,78 %-76,86 % dan Na20 ini diendapkan secara diskonformiti diatas
2,2%-3,2%. Kadar soda dalam batuan relatif granit Sukadana pada Kapur Akhir.
lebih tinggi daripada granit normal. Batuan Intrusi granit Sukadana pada lingkungan
granit umumnya termasuk jenis batuan metamorf ditemukan di daerah
"metalumenous". Menurut Keyser dan Kotabaru Hulu S. Pinoh, Bukit Monar Hulu
Rustandi 1989[9]granit Sukadana termasuk Sayan dan G. Ransa Tumbang Manjul,
granit tipe I yang berasal dari sumber Kalimantan Tengah.
magma dalam, sedang Maniar dan Piccoli
1989(3) berdasarkan indikasi yang ada,

ISBN 979-8769-12-0 73
TEKTONIK PEG. SCHWANER kekar yang kemudian terisi oleh larutan
kalsit dan gipsum dengan ketebalan
Bangunan struktur geologi daerah
sentimetrik-desimetrik yang membentuk
Kalan, di bagian utaranya dibatasi oleh
sistem sesar turun berarah N1000-1100E vein dan veinlet yang sering memotong vein
uranium tanpa menunjukkan pergeseran
dari depresi Melawi. Secara struktural
daerah Kalan dan Sekitarnya adalah daerah yang berarti.
Kelurusan tektonik Kalan atau sering
sinklin besar yang berarah sumbu sekitar
N500-700E. Pada sinklin besar tersebut disebut sebagai "Kalan Lineament" yaitu
adanya kelurusan N500E di sekitar Sungai
terdapat sinklin dan antiklin kecil
Kalan. Kelurusan tersebut pertama kali
(sinklinorium)[1].Karyono HS dan Ruhland M
ditemukan tahun 1977 dalam studi citra
1990[11]dalam studinya di Peg. Schwaner,
satelit ERTS yaitu dicirikan munculnya
khususnya daerah Kalan mencatat bahwa
fenomena morfosruktural di Kalan dan
gejala tektonik Kalan dicirikan oleh 2
deformasi yaitu deformasi plastis (lipatan) sekitarnya dan dipertegas oleh D. Sauter

dan deformasi tegas (frakturasi dan atau 1988[11]dalam pengamatan dengan sistem

sesar). filtrasi data radiometrik dari pita magnetik


Lansat dari "path row" 120-60 LS4. Sesar
Gejala lipatan berarah N700E dengan
dominan berarah E-W dan N1300 E dan
kemiringan 300NE telah menghasilkan
menunjukkan gerakan dextral sedang sesar
sekistositas sejajar dengan sumbu lipatan N
N155° E menunjukkan gerakan sinistral.
90°/50° N. Lipatan tersebut menunjukkan
Sesar medium dan minor berarah N200E,
sumbu N 700E dengan penunjaman 300NE
N400E dan N600E mempunyai gerakan
menghasilkan sekistositas dengan
sinistral. Fraktur dominan berarah N-S
kemiringan 70°-80° ke utara. Sebagian
miring 60OW; N1400E/300SW-600E/58°N;
besar lipatan berupa lipatan silindrik dan di
N105°E/18°SW sampai N68°E/44SE
beberapa daerah tertentu merupakan
lipatan konik·[11,12].
Deformasi tegas pertama Sebagian kekar tersebut menunjukkan
sumbu prismanya N96°E dan menunjam 27°
telah menyebabkan terjadinya bukaan pada
W, yang berartiterdapattegangan lokal E-V\f11].
fraktur maupun sekistositas dan dilanjutkan
Urat andesit dan basalt terbentuk
dengan pengendapan larutan kaya uranium
pada arah utama, N200E,-1200E,N700-800E
membentuk vein, veinlet, dan breksi sejajar
dan N400-600Eserta urat aplit dan pegmatit
dengan sekistositas, sedang deformasi
arah N1300-1400E. Gaya lipatan pada
tegas kedua telah menghasilkan sesar dan
batuan tonalit terekam dengan arah N1000-

74 ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG PUSA.T PENGoEPY'IBAN<:::;.AN
SEMINAR GEOLOGI NUKLIR BAHA.N
DAN GA..LLAN
SUMBERDAYADAN GEC>L.OGoI
TAM BANG
..JCllkClr'fCi.22 NUKLIR-BA-TAr;:1
TAHUN 2004
Se-pt<EH"'nb4ii!!'4'" 20041

1400Ediindikasikan ofeh penjajaran mineral cis SPP2NF, kecuali ada keterangan lain.
biotit, xenolith dan struktur schileren. Gambar 17.08.4/Lampiran 3 menunjukkan
Reorganisasi gaya lipatan menunjukkan hubungan antara mineralisasi uranium
arah N400-500Esebagai akibat adanya gaya dengan geologi Cekungan Kalan dari
sesar besar sinistral dan berulang berbagai peneliti terdahulu.
(teraktifkan)[1]
- Ind;kas; M;neralisas; pada Gran;t
Studi tektonik lokal daerah Kalan oleh
Karyono HS tahun 1988[9Jdan A. Sarwiyana Indikasi mineralisasi pada batuan
S. 1991[13] menghasilkan bukti bahwa granit berupa anomali radioaktivitas batuan
mineralisasi uranium terkait dengan arah dan kadar geokimia Lumpurt1J,ditemukan di
tektonik N 100°-110° E dan kelurusan
daerah Satang Kawah sebanyak 15 lokasi.
N500E.
Nilai latar radioaktivitas granit Sukadana

MINERALISASI URANIUM relatif tinggi, yaitu sekitar 90-450 cis


SPP2NF, sedang nilai latar geokimianya
1. Distribusi Mineralisasi Uranium adalah 3,5-8 ppmUI1],Pada beberapa lokasi
Indikasi mineralisasi uranium di Kalan anomali radioaktivitas batuan tidak diikuti
berupabatuan.
anomali
dan
radioaktivitas
uranium
contoh
kadar
dalam
Yang
lumpur
maupun dengan anomali geokimia kadar uranium
daerah anomali adalah lumpur, haf itu menunjukkan bahwa anomali
dimaksud berkaitan dengan unsur thorium.
Singkapan granit Sukadana di Kerabai,
daerah yang mempunyai nilai Serangga, Semelangaan, Seberuang, dan
radioaktivitas/kadar uranium tiga kali lebih Sukadana mengandung kuarsa asap yang
tinggi dari nilai latar. Nilai latar radioaktivitas mengindikasikan kandungan elemen
pada daerah termineralisasi tersebut relatif radioaktif relatif tinggi.
rendah, yaitu sekitar 40-160 cis SPP2NF, Proses pneumatolitik dan hidrotermal
kecuali pada batuan granit kaik- alkali/alkali tersebut mengikuti proses intrusi granit
(kaya potasium) atau riolit alkali yang Sukadana yang membawa larutan
mempunyai nilai radioaktivitas tinggi sekitar mineralisasi kaya fluor dan boron. Hutchison
120-500 cis. Radioaktivitas batuan 1983[14] menyatakan bahwa mineralisasi
umumnya dinyatakan dalam count per detik sulfida maupun turmalin dalam cebakan
(cis) diukur dengan alat Schintilometer hidrotermal mempunyai jangkauan sebaran
(SPP2NF) dan Geiger Counter (AVP). yang lebih luas daripada sebaran
Dalam tulisan ini cis yang dimaksud adalah bijih/logam terkait seperti hasil pengamatan

ISBN 979-8769-12-0 75
PROSI DI NG SEMINAR GEOLOGI NUKLIR
PUSA.T PEN~E"""BAN<3-AN DAN <3ALtAN
BA.HA.N SUMBERDAYA TAMBANG
DAN <3E<:>LC><:30.
JClkcw1'CJ~ TAHUN 2004\
NUKUR-B.A.TA"::I
22 S-eptec""nbE!!or2004

endapan tungsten di Cina. Atas dasar Sekitarnya, metode pendekatan yang paling
kenyataan tersebut, mineralisasi turmalin sesuai adalah studi tektonik mikro guna
dan sulfida pada suatu batuan dapat mendeteksi tipe dan kronologi pembentukan
digunakan sebagai indikator adanya proses porositas sekunder yang dapat terisi
mineralisasi logam yang belum tersingkap mineralisasi.
termasuk uranium didalamnya Kedapatan uranium dalam batuan metamorf
Secara umum dapat disimpulkan bahwa berdasarkan berbagai hal tersebut diatas
intrusi granit Sukadana memegang peran diyakini berkaitan dengan Granit Sukadana,
penting dalam proses pembentukan namun demikian kedapatan mineralisasi Au
mineralisasi uranium di Kalimantan primer, Sb, Cu, Pb, dan Hg pada batuan
khususnya pada batuan metamorf. Hal itu metamorf di bagian hulu S. Kahayan dan S.
didukung oleh fakta bahwa sebaran batuan Seruyan, mineralisasi Fe dan Zn di
metamorf yang tidak terintrusi granit Nangakelawai dan di Ella llir, dan unsur
Sukadana tidak mengandung mineralisasi logam dalam konsentrat dulang yang
uranium. tersebar luas di S. Mendawai dan S.
Khurshid A Butt 1984[8] secara khusus Senamang, S. Sekedas, Keriyau dan S.
menyatakan bahwa potensi kejadian Kerabai[15], belum dapat membuktikan
mineralisasi uranium yang berkaitan dengan keterkaitan tersebut.
batuan plutonik dipengaruhi oleh beberapa Nilai latar radioaktivitas dan kadar uranium
faktor antara lain: komposisi kimia baik pada batuan plutonik (tonalit, dan granit)
granit maupun batuan induk, kondisi fisik serta batuan volkanik di Peg. Schwaner
batuan induk (terutama porositas), dan tercantum pada Tabel1
tektonik setting. Tipe cebakan ekonomis
Indikasi mineralisasi pada batuan
yang mungkin terbentuk terkait dengan metamorf
batuan granit adalah vein hidrotermal, vein Lokasi anomali radioaktivitas dan atau
pegmatitik, kontak metasomatik, karbonatit, kadar uranium serta mineralisasi di daerah
dan metasomatik. Ditinjau dari segi sebaran batuan metamorf terdapat di
komposisi kimia dan sifat fisik batuan daerah Kalan dan sekitarnya dapat dilihat
metamorf, maka pembentukan cebakan tipe pada Tabel 2. Hubungan antara mineralisasi
pegmatitik, kontak metasomatik, ataupun U dengan kondisi geologi di Cekungan
karbonatit sangat kecil kemungkinannya. Kalan dari berbagai peneliti terlihat pada
Oleh karenanya, maka di dalam Gambar 17.08-5. Oi Kalan khususnya di
pengembangan prospek uranium Kalan dan Eko Remaja, mineralisasi terdapat pada

76 ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG SEMINAR
PEN<3e""",BA,NG-A.N
Pt..J:S.A.T
GEOLOGI
BAl-tAN oGAl..I.AN DAN
NUKLIR DAN SUMBERDAYA
JCllkc: TAMBANG
••...
tOl.
Ge<:>L<:><3t NUKUR-BA.TA.N
TAHUN 2004
22 S<E!Ppt~b4C!-f"" 200~

zone favorabel yang terdiri dari meta lanau, menyebabkan terbentuknya bukaan arah
metapelit sekisan dan metaampelit[1]. timur-barat. Uranium terbawa oleh larutan
Terdapat berbagai perbedaan pandangan hidrotermal kaya fluor dan boron masuk
tentang pembentukan batuan favorabel kedalam zona bukaan bersama logam
uranium antara BATAN-CEA 1977 dengan lainnya yaitu Th, Cu, Zn, Mo, Nb, Mn dan W
khurshid Butt 1984. BATAN-CEA berasal dari intrusi batuan granit
menyatakan bahwa favorabel adalah membentuk mineralisasi uranium.
lapisan batuan (konsep stratigrafis), sedang Kelebihan dari konsep tektonik dalam
Khurshid A Butt menyebutkan bahwa penerapannya di Kalan adalah dapat
favorabel adalah zone tektonik.(konsep menjelaskan tiadanya mineral andalusit
tektonik). dalam batuan favorabel dan keberadaan

Konsep Stratigrafis
sekisositas yang lebih intensif pada batuan
metapelit di dalam lapisan favorabel
Konsep ini menyatakan bahwa zona
dibandingkan metapelit di luar zona
favorabel uranium khususnya di Eko
favorabel. Oalam pandangan konsep
Remaja Kalan adalah lapisan batuan
tektonik ini mineral andalusit menghilang
metalanau-metapelit-metaampelit di dalam
karena telah terjadi proses "retrograde"
batuan metapelit berandalusit (tipe
dalam zona tektonik sehingga andalusit
Jeronang). Uranium dalam lapisan favorabel
terubah menjadi mineral epidot, mika serisit
terbawa sejak proses sedimentasi terdapat
dan feldspar.
di dalam material volkanik. Uranium
Indikasi mineralisasi ditemukan pada
termobilisasi oleh proses metamorfosa dan
zone favorabel yang mengalami alterasi
diendapkan pada zona bukaan dalam
hidrotermal. Yang dimaksud dengan alterasi
lapisan favorabel.
hidrotermal adalah perubahan sifat
Konsep Tektonik fisiklkimia dari mineral/batuan lama kedalam

Konsep tektonik merupakan konsep sifat fisiklkimia baru yang disebabkan oleh

dikenalkan oleh Khurshid Butt 1984[8], tekanan dan atau panas tanpa melalui fasa

menyatakan bahwa zona favorabel uranium cair. Gejala alterasi dimaksud antara lain:

di Kalan terbentuk karena proses gaya silisifikasi, kloritisasi, serisitisasi,

kopel tektonik. Oi Kalan gaya kopel berupa turmalinisasi, kaolinisasi, dan epidotisasi

gaya arah sinistral yang terjadi pada Yura yang dilapangan umumnya ditemukan di

dan berubah menjadi arah dekstral pada sekitar zona-zona tektonik[1]. Gejala

Yura Akhir9]. Gaya kopel arah dekstral turmalinisasi tersebar sangat luas, berbutir

ISBN 979-8769-12-0 77
SEMINAR GEOLOGI NUKUR DAN SUMBERDAYATAMBANG TAHUN 200~
PROSIDING P1....IS.A.T PENG;.e"""BAN<3A.N BAHAN GALtAN J<::Ikc::x-t-a
DAN GEC>Lc::><:3-' NUKUR-B.A..TANI
•..-22 S<&ptE'M'T"t.be-r 2004

halus sebagai mineral butiran proses metamorfose regional dengan


("disseminated") atau mineral turmalin tekanan 2000 bar dan suhu 540°C
dengan butiran lebih kasar sebagai urat-urat bersamaan dengan pembentukan intrusi
turmalin pada batuan metamorf. Gejala tonalit, kemudian diikuti dengan intrusi
turmalinisasi dan alterasi hidrotermal granit Sukadana dalam bentuk batolit dan
lainnya mengindikasikan terjadinya intrusi-intrusi kecil pada sesar dan kekar di
pengaruh intrusi granit yang menghasilkan lokasi yang jauh dari batuan induknya.
mineralisasi pada batuan metamorf. Intrusi granit Sukadana tersebut membawa
Pembahasan rinci geologi uranium larutan mineralisasi bersuhu 325-400°C
masing masing daerah mineralisasi akan yaitu kombinasi gas dan larutan hidrotermal
disajikan secara tersendiri dalam bentuk kaya fluor dan boron serta logam Th, U, Zn,
Sintesa Geologi Daerah yang bersangkutan. Cu, Nb, Mn dan W[3J. Larutan hidrotermal
Untuk alasan praktis Daerah mineralisasi tersebut kemudian memobilisasi uranium
uranium di daerah Kalan dan sekitarnya (uraninit) yang sudah ada dalam batuan
ditandai dengan penomoran 3 angka yaitu sedimen/metamorf yang lebih tua dan
daerah S. Kalan (17/08/01), S. mengendapkannya sebagai urat-urat
Tonang/Nanga Kepayang (17/08/02), S. Ella mineralisasi uranium dan sulfida.
Illir (17/08/03), Kelawai Betung (17/08/04), Mineral uranium terperangkap dalam
Sungai Sayan (17/07/01), S. Darab porositas sekunder batuan antara lain:
(18/04/01) dan Daerah sesar, kekar, dan atau bidang skistositas,
Seruyan/Mekar/Mentawa (18/04/02), sebagai urat-urat dengan ketebalan
sedang perbesaran (zoom) daerah menjadi bervariasi. Gejala ubahan yang terjadi
sektor ditandai dengan penomoran 4 angka dicirikan oleh perubahan feldspar dan biotit
seperti diuraikan dalam suplemen bab menjadi epidot, kaolin, klorit, muskovit,
berikutnya. turmalin dan silika. Ubahan ini umumnya
ditemukan berdekatan dengan zona
Sintesis Pembentukan Mineralisasi
mineralisasi dan greisen, sehingga
Uranium Kalimantan
Proses mineralisasi diawali dengan diinterpretasikan bahwa proses greisenisasi

proses sedimentasi hasil kegiatan volkanik ikut berpartisipasi dalam pembentukan


mineralisasi dan ubahan batuan.
Semitau pada Perm-Trias, berupa material
berukuran pelitik, siltik dan kuarsitik yang Daerah Prospek Mineralisasi Uranium
mengandung material karbon kaya uranium.
Selanjutnya batuan sedimen mengalami

78 ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG SEMINAR
Pt...JS.olllo..T GEOLOGI NUKUR
PEN-Ge"""BANGPAN DAN GoAl-tAN
BAHAN SUMBERDAVA
DAN TAMBANG
GE<:>LC>Gt
JC.k.c::.rtC3 NUKUR-~TA.'::I
TAHUN 2004
.. 22 s.e.-ptEM"'T'beor 2004\

Data sebaran mineralisasi di Kalan Peg. Schwaner berawal dari daerah


dan sekitarnya menunjukkan bahwa Nangataman di bagian barat dan berakhir di
uranium terbentuk dan ditemukan pada Hulu Kahayan di bagian timur. Di beberapa
batuan metalanau, kuarsit dan sekis yang lokasi nampak adanya intrusi granit alkali
teralterasi hidrotermal berupa silisifikasi, yang dikategorikan sebagai granit
turmalinisasi, epidotisasi. Batuan metamorf Sukadana yaitu : Hulu Pinoh (Kotabaru),
Pinoh adalah batuan tertua dan telah Hulu Sayan, Seruyan dan G. Ransa.
teralterasi hidrotermal dengan intensitas Berdasarkan konsep mineralisasi uranium
tinggi, maka batuan metamorf adalah pada batuan metamorf yang mengalami
merupakan batuan yang paling prospek alterasi hidrotermal maka potensi daerah
termineralisasi uranium. termineralisasi uranium adalah daerah
Gejala alterasi hidrotermal pada antara Kotabaru, Hulu Sayan, dan G.
batuan metamorf berkaitan dengan intrusi Ransa.
granit Sukadana yang membawa larutan Berdasarkan tesis bahwa mineralisasi
mineralisasi kaya fluor dan boron serta uranium terdapat pada batuan metamorf
logam U, Th, Cu, Zn, Nb, Mn dan W. Gejala yang mengalami alterasi hidrotermal, maka
alterasi hidrotermal akan lebih intensif pada daerah yang prospek mengandung
batuan yang berdekatan dengan tubuh mineralisasi uranium di Peg Schwaner
intrusi dibandingkan dengan batuan yang adalah daerah yang terdapat diantara
lebih jauh dan yang kondisi fisiknya Kotabaru Hulu Sayan Kalimantan Barat dan
mendukung antara lain :porositas tinggi dan Gunung Ransa, Kalimantan Tengah,
kimia material penyusun batuan tidak stabil terutama pada batuan metamorf yang
(mudah terubah). mengandung mineral turmalin dan sulfida
Pola sebaran batuan metamorf pada secara signifikan meskipun indikasi mineral
peta geologi Pieter dan Supriatna 1990 [2] di uranium dipermukaan tidak ada.

ISBN 979-8769-12-0 79
PROSI DI NG SEMINAR GEOLOGI NUKLIR
Pt..ISAT PEN<3-E"""BANGvA..N DAN (3.At..lA.N
BAHAN SUMBERDAYA TAMBANG
DAN G>£<>L~.
Jelkc::w'f·<::II. TAHUN 200"4
20041
NUKUR-BATAN!
22 Sept~b<e4""

Meta agifite from Bukit Biru


Volcanic unit of Amir Engkala type
-Volcanism, especially ignimbrite and cinerite
- Alternate metapelite and metasilt
- Fracture shistocity
Volcano Sedimentary unit of Upper Kalan type
-=-:__-_-•. - Metapelite intercalated of metasilt
~---
"::.c

- -.----.
i;~·=-=--.::-::.-::.
."'.
1:1- _
- Fracture schistocity
- Green Schist facies metamorphism (andalusite)
Quarzite of Rabau ± 800 m
Volcano Sedimentary of Lower seris type
- Alternate metapelite, metasilt, and rhyodacite
- Chrystallophyllitic schistocity
Amphibolite facies metamorphism
(cordierite and silimanite)
- Granitod injection along statification
Tonalitic intrusion with contact metamorphism

Gambar: 17.08-4 Penampang Stratigrafi Kalan yang menunjukkan tonalit sebagai


intrusi pada batuan volcano sedimen seri bawah[6]

A. SARWiYANA DJOIIO SOETARHO


1991 19n

~ur Xth ..~~ .. r


u 10"
•••
O!

..••••- i(tt'I~;r;~10"'O[-·
.• ""~: I

11
Jura

Triu

Perm

3SC

Gambar: 17.08-5. Hubungan Mineralisasi Uranium dengan Geologi Cekungan


Kalan dari berbagai peneliti terdahulu.

80 ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG PUSA.T PENGrE""BAN<30AN
SEMINAR GEOLOGI BAHAN
NUKLIR DAN G-ALtAN DAN G-E<:>L<:><:7f
SUMBERDAYA TAMBANG
JClkcw"fCl. NUKLJR-BA.TA.~I
TAHUN 200'4
22 Se>pt4!M"T'be1'" 20041

Tabel1. Nilai Latar Radioaktivitas dan Kadar Uranium dalam batuan


lutonik dan volkanik di Pea. Schwaner, Kalimantan Barat (1)
Nilai Nilai kadar
No Tipe Batuan Nama Formasi
radioaktivitas uranium latar
1 Granit Sukadana 200-500 cis 1,5-5,5 m
2 Sepauk 90-160 cIs 0,6-1,0 m
3 Granit Sukadana 150-250 cis 1,9-3,0 p m
4 Sepauk 40-60 cis 0,8-2,4 m
5 Sepauk 35-60 cis 0,4-1,7 m
6 Kerabai 10-230 cis tidak ada data
7 Kerabai 50-100 cis tidak ada data

Tabel 2. Lokasi Anomali Radiometri dan Geokimia serta Mineralisasi


,a.. S.
22
26
23
13-+
sekis
Ano
geok
Bukit
-+ mika-++
metalanau
kuarsit
+
+ Seruyan
metalanau
Ano
Anomali
12
Nama
No Darab*
Batuan
S.lban
24
granitoid
15
20 Mekar
Ella
induk
Kalan**
Monar
Ano lokasi
Sangau
Tonang Daerah
Illir Min.
EllaPinoh
N. Uranium
di Kalan dan Sekita •.nu •••(1)
lilirHulu
Kelawai
U
Seruyan
Geografis
Nanga
Sayan rad.
Hulu
Pinoh
Kepayang
'"

Catatan : Rad. = anomali radioaktivitas


= tidak ada anomali/ mineralisasi
geok . = anomali geokimia kadar U.
+ = ditemukan anomali /mineralisasi
* = sudah ditindak lanjuti dengan pemboran eksplorasi
** = sudah ditindak lanjuti dengan pemboran evaluasi dan
pembuatan terowongan eksplorasi
banyak ditemukan didalamnya. Batuan
KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut termetamorfosa dan terintrusi

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan oleh Tonalit Sepauk pada Kapur Awal..
Batuan tonalit dan metamorf secara
sebagai berikut :
1. Batuan metamorfik Pinoh adalah batuan bersama-sama sebagai "roof pendant"
pada massa batolit granitoid Sukadana.
volkano sedimenter yang mengandung
uranium pada material organik yang

ISBN 979-8769-12-0 81
PROSIDING SEMINAR GEOLOGI NUKLIR
Pt....J;S..A,.TPEN<3e,.....,BAN<3-A.N B~N DAN GoALtAN
SUMBERDAYA TAMBANG NUKLIR-B.4..TAN!
DAN GEC>Lc:>Gol
JClkcw"fc.. 22
TAHUN 20041
~ptEM""l'""1lbEM'" 20<34'

2. Mekanisme pembentukan mineralisasi 6. Untuk pengembangan eksplorasi


uranium dimulai dari mobilisasi uranium uranium Kalan, disarankan untuk
dari dalam batuan volkanik oleh proses dilakukan studi geologi dan mineralisasi
metamorfosa regional tingkat rendah di daerah yang diidentifikasi sebagai
dan kemudian oleh larutan hidrotermal daerah pospek seperti tersebut pada
kaya fluor dan boron dari granit butir 4 diatas yang menunjukkan gejala
Sukadana yang dan akhirnya alterasi hidrotermal dan mengandung
diendapkan pada zona tektonik yang mineral turmalin dan sulfida secara
membentuk zona favorabel pada batuan signifikan. Disamping itu perlu kajian
metamorfik Pinoh. yang lebih mendalam tentang hubungan
3. Granit Sukadana berperan sangat besar dispersif antara mineral turmalin dan
dalam pembentukan mineralisasi sulfida dengan uranium.
uranium pada batuan metamorf yaitu
sebagai mobilisator dan sekaligus juga UCAPAN TERIMA KASIH

berfungsi sebagai pembawa serta


Ucapan terima kasih kami sampaikan
sumber uranium bagi cebakan uranium
kepada Bp. Dr. Ir. A. Sarwiyana Kepala
di Pegunungan Schwaner, Kalimantan
Pusat P2BGGN yang telah memberikan
Barat.
dorongan dalam pembuatan sintesis ini.
4. Di daerah Peg. Schwaner terdapat
Ucapan yang sama juga kami sampaikan
paling tidak 7 (tujuh) zona mineralisasi
kepada semua rekan yang tidak dapat
uranium di dalam batuan metamorfik
disebutkan satu per satu di Bidang
Pinoh dan sekitar 15 lokasi di granit.
Eksplorasi dan Geologi, Bidang PGN dan
Daerah prospek untuk mineralisasi
TPBGN daan Bidang K&L yang telah
uranium adalah daerah sebelah timur
membantu pembuatan sintesis ini.
Kotabaru Hulu Sayan, Kalimantan
sampai daerah G. Ransa di Tumbang
DAFTAR PUSTAKA
Manjul, Kalimantan Tengah yang
mengandung mineral turmalin dan 1. BATAN-CEA, Prospect to Develop
sulfida secara signifikan . Uranium Deposits in Kalimantan Volume
5. Mineralisasi uranium di daerah Kalan dan II, Introduction General
dan sekitarnya adalah tipe urat Reconnaissance, September (1977),
hidrotermal dan berasosiasi dengan (Laporan kerjasama).
granit.

82 ISBN 979-8769-12-0
PROSIDING P~T PENG-EfV'IBANG-AN
SEMINAR GEOLOGI
BAHAN GoALlAN DAN <:;E<:>L<::><3'
NUK1..IR DAN SUMBERDAYA TAMBANG
J<::ik<:::lll'""'tCi.
NUKL'R-BATAN
TAHUN 2004
22 .s..ep1'e-rnbe-r 200~

2. PIETER PE. and SUPRIATNA S, Peta Tahapan Prospeksi Detail. Laporan


Geologi Daerah Kalimantan Barat, Penelitian P2BGN-BATAN 1988/1989
Tengah, dan Timur, Pusat Penelitian 8. KHURSHID ALAM BUTT. Mineralogy
dan Pengembangan Geologi and Petrography of Uranium
Deptamben bekerjasama dengan BMR Mineralization in Kalan Basin, West
Australia, (1990). Kalimantan, Indonesia. Internal report
3. PIETER PE. and SANYOTO.P, December 11, 1983 to Avril 8,1984.
Geological Data Record Nangataman 9. KARYONO HS, Typology des structures
and Pontianak 1: 250.000 Quadrangles, mineralisees du Bassin de la Kalan,
West Kalimantan. Geological Research Kalimantan de la Quest, Indonesia,
and Development Centre, Indonesia in Aspect Tectonique et controle structural
Cooperation with The Bureau of Mineral des mineralisations d' uranium. These
Resources, Australia. (1989). doc. Univ. Luis Pasteur de Strasbourg,
4. WILLIAMS PR., JOHNSTON CR., France (1988).
ALMOND RA and SIMAMORA WH., 10. SOEPRAPTO T., Prospect on the
Late Cretaceous to Early Tertiary Potential of Tukul Granite Ketapang,
structural elements of West Kalimantan, Kalimantan as a Uranium Source Rocks,
Tectonophysics, 148. p.279-297, (1988). Proceed. of the Indonesian Association
5. A.F. FOUCAULT AND J.F. RAOULT, of Geologist XXI Annual Scientific
Dictionaire de Geologie Masson , Paris Meeting, Yogyakarta, (1992)
1984. 11. KARYONO HS, AND MICHEL
6. SOEPRAPTO T, A. SARWIYANA, S RUHLAND, Use of Multiscalar
Rich Mineralized Boulders of the Rirang Processing of Remotely Sensed Data in
River, West Kalimantan.. Proced in Kalan Fracturation Networks West
Technical Committee Meeting on Kalimantan, Indonesie for Future
Uranium Deposits in Asia And The Mineralization Research, ISPRS Jurnal
Pacific : Geology and Exploration. Held of Photogrametry and Remote Sensing ,
In Jakarta 16-19 Dec. 1985 IAEA 45:428-441 Elsevier Sciences
(1988). Publishers(1990).
7. NOVAN NIKIJULUW, PASTI 12. SOEPRAPTO,T. TAMPUBOLON
SINULINGGA, SETYO DARMONO, RETNO WITJAHYATI, WIDIYANTA ,
AGUS SUTRIYONO, Inventarisasi R.T. TAMBUNAN, Penentuan
ISumberdaya U daerah Seruyan,

ISBN 979-8769-12-0 83
PROSIDING SEMINAR
PUSAT PEN<3e""BANGA.N
GEC>LOGI NUKLIR
BAHAN
DAN <3AU.AN
SUMBERDAYA
DAN <3e<>L<>=<
TAMBANG NUKUR-BATAN!
TAHUN 2004
J-akex-"fCII •. 22 S'9'pt~b~ 20<>41

Bidang Mineralisasi 179 level 460 16. Macmillan Press Ltd. London and
Terowongan Remaja Kalan. Basingtoke (1983).
13. Laporan HasH Penelitian 1995/1996. 17. ANONIM, Peta Sebaran Mineral Logam
PPBGN-BATAN (1997). Indonesia, dikompilasi oleh Direktorat
14. SARWIYANA A.S, De Formation et Sumberdaya Mineral (1990).
Mobilite Duu Megaprisme Tectonique de 18. DJOKO SUTARNO, ZAINUDDIN
Pinoh- Sayan Kalimantan Indonesie, HAMID, MUDJO SUMEDI, MANTO
These presente a Docteur de WI DODO DAN SUBAGYO ES.,
L'Universite Louis Pasteur de Karakter Kimia dan Geokronologi
Strasbourg Mention: Geologie (1991). Mineralisasi Uranium di Terowongan
15. CHARLES S. HUTCHISON, Economic Eko-Remaja dan Tanah Merah
Deposit and Their Tectonic Setting, The Kalimantan PPBGN (1992).

84 ISBN 979-8769-12-0
Ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai