Anda di halaman 1dari 3

PERHITUNGAN STRUKTUR

BANGUNAN RUMAH TINGGAL PERMANEN 2 LANTAI


( Analisa Struktur Portal Beton Bertulang )

Pendahuluan
Analisis struktur bangunan dilakukan dengan menggunakan computer berbasis elemen
hingga (finite element) dalam hal ini ETABS Non Linear versi 8.08 untuk berbagai kombinasi
pembebanan yang meliputi beban mati, beban hidup, dan beban gempa dengan pemodelan
struktur 3-D (space frame). Analisis terhadap beban gempa dilakukan dengan cara static,
dengan menggunakan Auto Lateral Quake pada program ETABS Non Linear versi 8.08 untuk
lokasi bangunan di Kabupaten Sikka, termasuk wilayah gempa 5 (wilayah dengan intensitas
gempa tertinggi kedua setelah wilayah 6). Demikian pula dengan distribusi pembebanan
pelat menggunakan fasilitas pelat langsung yang dimiliki ETABS Non Linear versi 8.08
Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-
strength) yang memiliki daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai Peraturan
Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung.

Peraturan dan Standar Perencanaan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983
2. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung, 1983
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, 1991 (SNI-T-15-1991-03)
4. SNI 03-1726-2002 tentang Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung

Bahan Struktur
1. Beton
Kuat tekan beton yang direncanakan, fc’ = 22,5 MPa
Modulus Elastis beton, Ec = 23500 MPa
Angka poison = 0,2

2. Baja tulangan
Untuk baja tulangan dengan Ø>12 mm digunakan baja tulangan ulir (deform) dengan
tegangan leleh, fy = 320 MPa
Untuk baja tulangan dengan Ø12 mm digunakan baja tulangan polos dengan tegangan
leleh, fy = 240 MPa
Untuk baja profil tegangan lelehnya, fy = 240 MPa
Tanah Dasar
Pada kedalaman 2,00 m dari muka tanah, Dengan Data Tahanan Konus = 100 kg/cm2
(Tanah Sedang)

Metode Analisis Struktur


1. Pemodelan Struktur 3-D (space frame)
2. Deformasi struktur kecil dan material isotropic, sehingga digunakan analisis linear
dengan metode matriks kekakuan langsung
3. Distribusi pembebanan pelat menggunakan fasilas yang dimiliki oleh ETABS Non Linear
versi 8.08
4. Analisis pembebanan gempa menggunakan analisis statis Auto Lateral Quake yang
dimiliki oleh ETABS Non Linear versi 8.08 dengan beban gempa wilayah 5 Tatacara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan SNI 03-1726-2002

Ketentuan Beban
a. Beban mati
Beban mati yang merupakan berat sendiri konstruksi menurut Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung 1983 adalah sebagai berikut :
Beton bertulang = 2400 kg/m3
Beton rabat = 2200 kg/m3
Dinding pasangan ½ bata = 250 kg/m2
Tegel = 24 kg/m2
Plafond termasuk rangka = 18 kg/m2
Pasir = 1800 kg/m3
Atap genteng termasuk usuk dam reng = 50 kg/m2
Kayu = 1000 kg/m3
Baja = 7850 kg/m3
b. Beban hidup
Beban hidup yang bekerja pada konstruksi adalah :
Pada lantai (Perpustakaan, arsip) = 400 kg/m2
Tangga dan bordes = 400 kg/m2
Gording/rangka kuda-kuda = 100 kg/m2
Leufel/konsol = 200 kg/m2

c. Beban gempa
 Masa struktur terdiri dari berat sendiri struktur dan beban hidup yang dikalikan
dengan factor reduksi 0,3
 Percepatan gempa diambil dari wilayah gempa 5 wilayah gempa Indonesia menurut
SNI 03-1726-2002
 Perhitungan pembebanan gempa menggunakan analisis statis Auto Lateral Quake
yang dimiliki oleh ETABS Non Linear versi 8.08 dengan bebam gempa wilayah
gempa 5 Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan SNI 03-1726-
2002, dengan diaprhagm sebagai pengaku maya dan titik tangkap resultante
gempa, sedangkan matrik kekakuan dirakit pada sumbu global struktur, dengan
mode shape 4.
d. Kombinasi pembebanan
Semua elemen struktur dirancang dengan memiliki kekuatan minimal sebesar kekuatan
yang dihitung berdasarkan kombinasi beban sebagai berikut :
 1,2 DL + 1,6 LL
 1,05 DL + 0,63 LL + 1,05 EX + 0.315 EY
 1,05 DL + 0,63 LL - 1,05 EX - 0.315 EY
 1,05 DL + 0,63 LL + 1,05 EX - 0.315 EY
 1,05 DL + 0,63 LL - 1,05 EX + 0.315 EY
 1,05 DL + 0,63 LL + 0,315 EX + 1,05 EY
 1,05 DL + 0,63 LL - 0,315 EX - 1,05 EY
 1,05 DL + 0,63 LL + 0,315 EX - 1,05 EY
 1,05 DL + 0,63 LL - 0,315 EX + 1,05 EY
 0,9 DL + 0,9 EX + 0,27 EY
 0,9 DL - 0,9 EX - 0,27 EY
 0,9 DL + 0,9 EX - 0,27 EY
 0,9 DL - 0,9 EX + 0,27 EY
 0,9 DL + 0,27 EX + 0,9 EY
 0,9 DL - 0,27 EX - 0,9 EY
 0,9 DL + 0,27 EX - 0,9 EY
 0,9 DL - 0,27 EX + 0,9 EY

Program Komputer
ETABS Non Linear versi 8.08 untuk analisis mekanisme struktur 3-D (space frame).

Anda mungkin juga menyukai